NovelToon NovelToon
THE TREE OF KALPATARU (Mrityu Dhumenavrtah)

THE TREE OF KALPATARU (Mrityu Dhumenavrtah)

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kelahiran kembali menjadi kuat / Perperangan / Ilmu Kanuragan / Penyelamat
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Feburizu

Sebuah ramalan kuno mengguncang keseimbangan antara para Akasha dan para Moksa, mereka tinggal di pusat alam semesta bernama Samavetham. Ramalan itu meramalkan kelahiran seorang Akasha terkuat di sebuah planet kecil, yang akan membawa perubahan besar bagi semua makhluk hidup. Ketika para Moksa berusaha menggunakan pohon Kalpataru untuk mencapai ramalan tersebut, para Akasha berupaya mencegah kehancuran yang akan dibawanya.

Di Bumi, Maya Aksarawati, seorang gadis yatim piatu, terbangun dengan ingatan akan mimpi yang mencekam. Tanpa dia sadari, mimpinya mengisyaratkan takdirnya sebagai salah satu dari 12 Mishmar, penjaga dunia yang terpilih.

Ketika ancaman dari organisasi misterius semakin dekat, Maya harus berhadapan dengan kekuatan baru yang bangkit di dalam dirinya. Dibantu oleh reinkarnasi Mishmar yang lain, Maya harus menemukan keberanian untuk melawan atau menghadapi konsekuensi yang dapat mengubah nasib seluruh alam semesta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Feburizu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

NIYATI VIDHAN

Kembali ke taman belakang panti asuhan Dharma di kota Kalynda, suster Evlin mendekat ke arah Maya, Rendi, dan Yuanyun yang berada di dekat bangku taman, senyumannya yang khas menghiasi wajahnya.

"Tuan Yuanyun, Suster Kepala menunggu Anda di kantor. Ini tentang donasi yang akan Anda berikan," ucapnya dengan nada lembut.

Yuanyun berdiri, mengangguk lalu berjalan ke arah suster Evlin. "Baik, Suster. Saya akan segera ke sana," jawabnya, lalu melangkah pergi, meninggalkan Maya dan Rendi yang masih terbenam dalam pikirannya masing-masing, merasakan sedikit keheningan setelah kepergian Yuanyun.

Suster Evlin kemudian beralih kepada mereka berdua. "Kalian berdua, ayo makan dulu! Kalian pasti lapar," ajaknya dengan lembut, suara lembutnya membuat suasana terasa lebih hangat.

Maya dan Rendi mengikuti Suster Evlin menuju ruang makan yang besar. Begitu mereka masuk, suasana ramai langsung menyambut. Suara anak-anak lain tertawa dan bercanda memenuhi ruangan. Aroma masakan yang menggugah selera, seperti nasi goreng dan sayur lodeh, membuat perut mereka keroncongan, dan senyum tidak bisa ditahan saat melihat hidangan yang disajikan.

Setelah menikmati makanan, mereka melihat anak-anak lain berlarian, saling mengejar sambil tertawa. Maya dan Rendi tersenyum melihat kebahagiaan itu, merasakan kehangatan persahabatan yang mengelilingi mereka. "Bantu bersih-bersih yuk!," kata Maya, matanya berbinar.

Rendi mengangguk. "oke," ujarnya, merasakan kedamaian yang menyelimuti ruang makan.

Ketika suasana mulai sepi dan hanya tersisa beberapa anak, mereka tetap berada di ruang makan itu sambil membantu membersihkannya. Mereka saling bercanda tentang makanan yang baru saja mereka nikmati, tertawa saat mengenang betapa banyaknya nasi yang mereka ambil, dan bagaimana mereka tidak bisa berhenti makan, sampai tanpa sadar tempat itu menjadi sepi sepenuhnya.

Dari lorong menuju ruang kepala panti Yuanyun muncul dengan ekspresi lebih tenang. "Maaf, aku jadi agak lama disana," katanya sambil tersenyum. "Suster Kepala menginginkan beberapa rincian tambahan tentang donasi."

Maya menatap Yuanyun sambil memegang kain lap di tangannya. "Oh, pas banget Kami baru saja selesai makan dan sedang membantu membereskan ruang makan ini," ujarnya.

"Waah! Kalian memang anak yang rajin ya, padahal sudah tidak ada orang tapi kalian masih bersih-bersih," tukas Yuanyun, menunjukkan rasa kagum pada mereka, yang membuat Maya dan Rendi merasa dihargai. Momen itu membuat mereka semakin dekat.

Yuanyun lalu berjalan ke arah bangku makan yang ada di pojokan ruangan, menunggu Maya dan Rendi menyelesaikan kegiatan mereka.

Setelah selesai Maya dan Rendi menghampiri Yuanyun dan duduk di depannya melanjutkan obrolan mereka di taman yang sebelumnya terhenti karena kedatangan suster Evlin.

Maya kemudian bertanya dengan nada polosnya lagi, "Apakah orang tuamu tahu kalau kamu seorang Mishmar?" Ia penasaran tentang kehidupan Yuanyun.

Yuanyun menggelengkan kepala. "Tentu saja tidak. Rahasia ini harus dijaga agar mereka tetap aman," jawabnya dengan nada bijak, dan sedikit kesedihan terlihat di matanya.

Rendi, yang masih penasaran tentang obrolan sebelumnya, mengalihkan topik. "Sebelumnya, kamu bilang Maya belum pasti seorang Mishmar-kan?, lalu bagaimana cara mengetahuinya?"

Yuanyun sedikit bersender ke tembok lalu menatap Maya dengan penuh perhatian. "Ada satu cara, yaitu menemukan Niyati Vidhan."

"Apa itu?" tanya Maya, matanya bersinar penuh rasa ingin tahu.

"Niyati Vidhan adalah wahyu atau berkah tentang ingatan masa lalu," jelas Yuanyun. "Aku menemukannya di kuil di desaku."

Mereka semua terdiam sejenak, meresapi penjelasan Yuanyun. Rendi kemudian bertanya lagi, "Lalu bagaimana Maya bisa mendapatkannya?"

Maya menambahkan dengan semangat, "Iya, dan apakah aku juga akan mendapatkan tombak seperti milikmu?"

Yuanyun tertawa kecil. "Setiap Mishmar memiliki senjata atau benda yang unik dan berbeda-beda yang dinamakan Signature. Milikku adalah Yajiaoqiang, tombak yang bisa berkomunikasi denganku lewat telepati."

Maya mencondongkan tubuh, wajahnya mengisaratkan penuh rasa ingin tahu. "Wah, begitu ya? Kamu bisa berbicara dengan tombakmu?"

Belum sempat Yuanyun menjawab, Rendi, yang masih terfokus tentang Niyati Vidhan, bertanya lagi, "Jadi, apakah ada petunjuk bagaimana Maya bisa menemukan Niyati Vidhan-nya?"

Yuanyun berpikir sejenak lalu bertanya pada Maya. "Pernahkah kamu merasakan sesuatu yang membuatmu ingin mendekati sebuah tempat atau benda?"

Maya terdiam sejenak, berusaha mengingat sesuatu. "Hmmm... sepertinya pernah. Saat study tour ke candi waktu itu, aku tiba-tiba ingin pergi ke pusat Candi Minak Jinggo, disana aku merasakan sesuatu yang tak asing dan tanpa sadar aku mencoba memegang relic yang ada di dalam stupa kecil."

Rendi mengangguk, mengenang kejadian itu. "Benar juga, kamu tiba-tiba berjalan ke arah pusat candi tapi sayangnya aku menghentikan tanganmu saat ingin menyentuhnya seandainya waktu itu aku..."

Yuanyun mengangkat alisnya, memandang Maya dan memotong perkataan Rendi. "Mungkin disanalah Niyati Vidhanmu berada. Itu juga berarti semakin besar kemungkinan kalau kamu adalah Mishmar."

Keheningan sesaat menyelimuti mereka sebelum Rendi mengutarakan kekhawatirannya. "Kalau begitu, apa Maya harus kembali ke sana? Aku yakin para suster tidak akan mengizinkannya, apalagi setelah kejadian sebelumnya."

Lalu Yuanyun berdiri, menunjukkan keyakinan. "Baiklah kalau begitu, serahkan itu padaku! Aku yang akan mengurusnya. Kalian bersiaplah besok, aku akan jemput kalian besok pagi."

Rendi terkejut dengan rencana dadakan Yuanyun. "Tunggu sebentar, kau bilang besok? Apa harus secepat itu?"

"Bukankah lebih cepat lebih baik? Apa kau lupa apa yang pernah terjadi pada kalian? Jika Maya mendapatkan Niyati Vidhan-nya, dia akan tahu tentang siapa dirinya, dan innérzjä-nya juga pasti akan semakin kuat. Dengan begitu Maya akan lebih siap jika terjadi sesuatu," balas Yuanyun meyakinkan Rendi.

"Kalian? Apakah Rendi juga ikut?" Dengan polosnya lagi Maya menyela.

Mendengar itu Yuanyun tersenyum iseng mencoba menjaihili kepolosan Maya lagi. "Tentu saja, pacarmu juga harus ikut!" Dia tertawa, dan suasana menjadi lebih ceria.

Wajah Maya seketika memerah, bahkan di bawah cahaya remang ruang makan, rona merah di pipinya terlihat jelas. "Bukan pacar!!!" serunya, berusaha menyembunyikan rasa malu.

1
Lily
nice
Didinekadewiastutik
lestari mukanya kek kenal /Chuckle/
Feburizu: /Doge/
total 1 replies
Lily
/Scare/
Lily
yuanyun anak orang kaya ya?
Lily
emma matre sih /Facepalm/
AdiRuz3
😯
AdiRuz3
/Beer/
Didinekadewiastutik
ilustrasinya bener2 👍
Didinekadewiastutik
kukira villain si emma
Didinekadewiastutik
oknum/Grin/
Samsul Ono
jgn segan mengidentifikasi daerah? sekitaran. Mojopahit ( Mojokerto ), misal Pasuruan, alas pertapaan Indrokilo-Arjuno, Gunung Welirang, Cangar, Gresik, Tuban, Jombang, Malang, Bondowoso, Alas Purwo, Banyuwangi dll yg dlm sejarah kerap jadi ajang pertempuran prajurit Mjphit
Lily
apa ini Maya versi bule? /Facepalm/
Lily
weh ganti POV lagi
Lily
Rendi protektif bgt /Proud/
Lily
akhirnya balik ke maya/Whimper/
Lily
kerem yuanyun/Smile/
Didinekadewiastutik
/Blackmoon/
Didinekadewiastutik
nila kek seneng bet/Joyful/
Didinekadewiastutik
anak sekecil itu berkelahi dengan...
Lily
sadis bet sadis maya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!