“Memangnya aku sudah gak laku?, aku bahkan belum pernah mencoba mendekati seorang gadis.” Gerutu Kevin. -Kevin Alexander Geraldy-
Beberapa hari setelah ia tiba di jakarta usai menyelesaikan pendidikan dokternya, ia mendapatkan kejutan dari papi dan mommy nya, bahwa papi Alexander menginginkan Kevin menikahi seorang gadis, dan yang paling membuat Kevin begitu emosi adalah, pernikahan ini adalah buntut dari sebuah surat wasiat yang di terima Alexander 15 tahun yang lalu.
“Aku juga tidak ingin menikah denganmu, aku menikah dengan mu karena aku tak ingin image baik yang sudah menempel padaku rusak begitu saja,” balas Gadisya dengan emosi yang tak kalah dahsyat nya. “Aku hanya yatim piatu yang kebetulan beruntung bisa mewujudkan impianku menjadi dokter, aku tak memiliki apa apa, bahkan silsilah keluarga yang bisa ku banggakan, jadi setidaknya aku harus mempertahankan nama baikku, karena itu adalah harga diriku, dan aku bangga. -Gadisya Kinanti-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4. Terpaksa Menikah
Wajah Kevin nampak masih kemerahan, penampilannya sungguh kacau, pagi tadi ia bangun dalam keadaan tak biasa, bahkan kemeja yang ia kenakan di hari sebelumnya sudah terlepas, sebagian tubuh dan wajahnya memerah dan tenggorokannya terasa tak nyaman, tidak salah lagi pasti coklat penyebabnya, untung saja ia tak sesak nafas semalam, karena sebelum pingsan Kevin sempat mengeluarkan sebagian coklat yang masih tertinggal di rongga mulutnya.
Masih terbayang dengan jelas bagaimana Amarah para warga desa, yang memergokinya sedang berada di rumah Gadisya, apalagi mereka melihatnya tertidur tanpa memakai baju, Kevin tak habis pikir, apa yang dilakukan Gadisya hingga gadis itu nekat membuka kemeja nya.
Akhirnya Kevin pun hanya mencoba berbesar hati, mendengarkan dengan seksama ketika gadisya mencoba menjelaskan alasan kenapa ia harus melepas kemejanya, mau bagaimana lagi, sejak bayi tubuhnya tak bisa berkompromi dengan coklat, jika ia tak sengaja memakan coklat, reaksinya akan seperti ini, ruam kemerahan, sesak nafas, kemudian pingsan.
"Maaf … tapi malam kemarin aku panik, tidak ada persediaan obat anti alergi, jadi aku hanya membalurkan virgin coconut oil sebagai anti inflamasi untuk kulit ruam." Ucap Gadisya lirih, ketika mereka dalam perjalanan menuju kantor catatan sipil untuk melangsungkan pernikahan.
Para warga nampak bisa bernafas lega usai menyaksikan sendiri pernikahan ke dua dokter muda tersebut.
"Dokter Kevin, tolong maafkan sikap kami," ucap pak Udin sang kepala desa.
'Yaelaaahh telat banget minta maafnya pak, dari tadi kemana aja, aku udah jelasin berputar putar, kalian masih juga diam di tempat, ya percuma kalau omongan kita gak nyambung.' Kevin memaki dalam hati, bagaimanapun ia masih muda, ingin memaki kok ya salah, ia hanya ngeri membayangkan kemarahan mommy, jika tahu putra kesayangannya memaki orang tua.
Jadi Kevin hanya bisa tersenyum canggung.
Lalu pak udin melanjutkan kalimatnya, "Tapi kami tak ingin memberi contoh yang buruk untuk generasi berikutnya, sekarang ini pergaulan bebas sudah menjadi hal yang lumrah di kalangan anak muda, itulah alasan hukum ini tetap kami berlakukan walau jaman terus berganti," pak Udin menjeda kalimatnya, "atau anda berdua memang ditakdirkan berjodoh,"
'What??? jodoh??? Pekik Kevin dalam hati, tuhan salah alamat kali, bagaimana mungkin tuhan menjodohkan dirinya dengan putri dari seseorang yang sangat ia benci, dan tragisnya kini jadi ibu mertua nya sendiri'. Kevin kembali memaki dalam hati.
'Jika di sinetron TV ikan terbang kemungkinan judulnya seperti ini, Ternyata jodohku adalah putri dari orang yang aku benci.'
(Othor says : kev lu baru pulang dari london, dari mana lu tau kalo di TV ikan terbang, punya banyak koleksi judul sinetron lebay 🤣)
Atau ini karma karena, karena kemarin ia sempat emosi pada mom dan papi nya, bahkan sebelum keberangkatannya ke desa Sekar Kencana, ia menghindar bertemu mom Stella dan papi Alex.
Kevin menggaruk kepalanya yang tak gatal, lalu nanti setelah di Jakarta, mau di kemanakan wajahnya, padahal seminggu lalu ia marah karena akan dijodohkan dengan Gadisya, dan kini ia malah pulang dengan status suami Gadisya, bisa habis ia ditertawakan saudara kembarnya.
Iring Iringan Mobil yang membawa rombongan William Medical Center nampak bersiap kembali ke Jakarta, sementara Sepasang Suami Istri yang terpaksa menikah itu nampak masih saling diam.
"Dokter Kevin, kami minta maaf terpaksa meninggalkan anda, tapi kami harus kembali lebih dahulu, karena besok harus mulai bekerja." Ujar Bu wulan, sang kepala perawat.
"Tidak apa bu Wulan, lagi pula saya masih ada sisa waktu libur beberapa hari kedepan."
Wanita baya itu menatap Gadisya dengan pandangan berbeda, Dahulu ia dan Anindita adalah sahabat selama bekerja di William Medical Center, dan ia pun mengenal Gadisya dengan sangat baik.
Bu Wulan menghampiri Gadisya, kemudian memeluk nya tanpa kata, ia hanya berbisik, menyampaikan rasa bahagia nya, "Selamat untuk pernikahan kalian yah, Ibumu pasti bisa beristirahat dengan tenang sekarang, karena kamu sudah menemukan pria yang akan bertanggung jawab padamu seumur hidupmu."
Gadisya hanya mengangguk, dan mencoba membalas pelukan bu Wulan dengan senyuman, "Yah seumur hidup, hahahaha seumur hidup," Gadisya berbicara dalam hati.
Bu Wulan mengurai pelukannya, sesudahnya ia pun masuk ke mobil yang akan membawanya kembali ke Jakarta bersama para rombongan.
Gadisya mend esahkan nafasnya perlahan, ia meringis membayangkan apa yang akan terjadi pada hidupnya beberapa bulan kedepan.
Kevin duduk di kursi kemudi, sementara para warga sudah kembali terlebih dahulu, sementara Gadisya kebingungan haruskah ia ikut masuk kedalam mobil suaminya? Bagaimana jika pria itu marah? Tapi jika tidak bersama Kevin, harus pulang dengan apa dirinya?. Gadisya bermonolog dalam hati.
"Hei … berapa lama lagi kamu melamun disana? Apa kamu begitu menyukai tempat ini? Jika tak ingin pulang, katakan, jangan membuatku menunggu, dasar menyebalkan," bentak Kevin.
Gadisya terdiam, ia tak membalas perkataan Kevin, energinya sudah cukup terkuras karena sejak pagi menghadapi para warga yang tengah tersulut emosi, dan kini ia masih harus menghadapi Kevin yang emosinya juga naik turun, menjengkelkan sekali berhadapan dengan nya.
Gadisya tidak menyangka, broken home yang dialami Kevin semasa kecil, membuatnya jadi seperti ini. Gadisya adalah salah satu saksi hidup kejadian hari itu.
Suatu siang, sepulang sekolah, Gadisya menjumpai Ibu nya di rumah sakit, karena ia ada janji dengan dokter gigi, begitupun Kevin, yang hari itu juga ke rumah sakit bersama papi Alex, bermaksud menjumpai mommy Stella.
Mereka berencana makan diluar, karena hari itu adalah hari ulang tahun Kevin dan Andre, siapa sangka tiga orang yang pernah terlibat cinta segitiga di masa lalu, bertemu dalam suasana tak terduga.
Hari itu, tanpa sengaja Kevin mencuri dengar pembicaraan Anindita dan Alex, maka terungkaplah misteri yang selama ini ingin Kevin ketahui, misteri menyakitkan yang membuatnya melewatkan masa kecilnya tanpa belaian seorang ibu.
Makan bersama yang seharusnya menjadi acara bahagia mereka, justru menjadi petaka, karena hari itu juga Kevin tiba tiba menghilang.
Sesudah itu, Gadisya tak lagi mengetahui penyebab menghilangnya Kevin, karena ia mulai sibuk merawat sang ibu yang kondisi asmanya memburuk, mau bagaimana lagi, mereka sebatang kara, tak ada sanak saudara, jika bukan Gadisya, siapa lagi yang mau merawat ibu nya.
Tapi takdir tuhan tak tak bisa ditolak oleh Gadisya, karena setelah 2 minggu berjuang melawan penyakit asma kronis yang ia derita, Anindita pun menghembuskan nafas terakhirnya, meninggalkan sebuah surat wasiat yang kini menjadi momok menakutkan bagi Kevin.
.
.
.
.
.
.
.
Yang masih setia baca 'Sepasang Mantan'. othor kasih bonus sedikit spoiler mereka di masa depan.
.
.
.
.
Terima kasih yang sudah berkenan memberi like komen dan vote nya ... 🤓🤓🤓📝📝📝🔥🔥🔥
🤭🤭