milchtee99_ dlbtstae99_
Chandra Maverley adalah CEO tampan dan kaya raya, banyak kaum hawa yang ingin bersanding dengan dengannya. suatu malam, Chandra dijebak oleh seseorang dan berakhir melakukan hubungan terlarang dengan Audrey gadis cantik yang bekerja part time ditempat Chandra bertemu kliennya.
Lima tahun kemudian, Chandra datang ke Desa Simphony. Kedatangannya hanya untuk melihat perkembangan pembangunan hotel yang baru mulai di bangun. Tanpa sengaja bertemu dengan dua anak kembar yang sedang berjualan es lilin tak jauh dari tempat lokasi pembangunan.
“Om mau beli es lilinnya Ana, nda ? Masih segel nih, nda meleleh kok es-nya cuma bisa cail ja ! “
“Dua lebu satu, beli lima gelatis mommy Lea ! " sambung Azalea penuh semangat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dlbtstae_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemarahan Chandra (2)
Chandra, Papi Cakro, dan Asisten Rafael tiba di kediaman keluarga Robert dengan aura penuh kemarahan. Wajah Chandra tampak tegang, sorot matanya penuh kebencian. Mereka tak peduli dengan arsitektur mewah rumah itu tujuan mereka hanya satu meminta pertanggungjawaban atas perbuatan Aruna terhadap Alana.
Seorang pelayan menyambut mereka dengan canggung, mengantar mereka ke ruang tamu yang luas dan elegan. Ayah Robert dan Bunda Ara sudah menunggu beberapa menit yang lalu setelah tiba dari rumah sakit jiwa, kini mereka duduk dengan ekspresi yang sulit dibaca, seakan sudah menduga kedatangan Chandra dan rombongannya setelah apa yang terjadi di kediaman Maverley.
Chandra berjalan cepat menghampiri mereka. Nafasnya memburu, amarah yang menumpuk sejak insiden itu tak bisa lagi ia tahan. “Apa kalian tahu apa yang telah putri kalian lakukan?!” suara Chandra menggelegar, memecah keheningan ruangan itu.
Ayah Robert tampak tenang, meski wajahnya menyiratkan rasa bersalah. Sementara Bunda Ara hanya menunduk, menghindari tatapan Chandra yang membara. “Kami sudah melihat apa yang terjadi,” jawab Ayah Robert, suaranya terdengar lemah, “dan kami sangat menyesal.”
“Menyesal?” Chandra tertawa sinis, matanya memerah. “Apa permintaan maaf bisa mengembalikan keceriaan putriku saat dia sadar nanti ? Apa bisa menghapus trauma yang dialami putriku karena perbuatan putrimu?!”
Bunda Ara menggigit bibirnya, tak sanggup mengangkat wajahnya. Baginya, mendengar kemarahan Chandra adalah hukuman yang pantas. “Kami tidak pernah ingin ini terjadi, Chandra. Aruna… dia tidak dalam kondisi yang baik,” kata Bunda Ara lirih, suaranya bergetar.
“Kondisi yang baik?” Chandra menghempaskan tubuhnya ke sofa dengan keras, membuat suasana semakin mencekam.
“Kalian selalu menyalahkan kondisinya! Seolah itu pembenaran untuk semua yang dia lakukan. Dia hampir membunuh putriku, apa kalian sadar itu?”
Papi Cakro menepuk pundak Chandra, berusaha menenangkan putranya. Namun, kemarahan Chandra sudah tak terbendung. Matanya beralih tajam ke arah Ayah Robert.
“Tuan Robert, saya menghormati anda sebagai rekan bisnis, tapi saya tidak akan tinggal diam saat putriku jadi korban kegilaan putrimu. Kalian harus bertanggung jawab!”
Ayah Robert menghela nafas panjang. Ia tahu, tak ada kata-kata yang bisa meredam amarah Chandra saat ini. “Kami sudah memasukan Aruna kembali ke rumah sakit jiwa. Kami berharap dia mendapatkan perawatan yang lebih intensif…”
Chandra menepuk meja di depannya dengan keras, membuat cangkir-cangkir porselen bergetar. “Itu tidak cukup!” teriaknya, emosinya memuncak. “Saya ingin dia dihukum. Ini bukan pertama kalinya Aruna membuat masalah, tapi ini yang terburuk. Putriku bisa m4ti, Tuan Robert!”
Bunda Ara, yang sejak tadi berusaha menahan air mata, akhirnya pecah dalam tangis. “Maafkan kami, Chandra,” ucapnya dengan suara tertahan. “Sebagai ibu, aku juga merasakan sakitmu. Aku sangat menyesal.”
Namun, permintaan maaf Bunda Ara justru semakin menyulut amarah Chandra. Ia berdiri, menunjuk ke arah mereka dengan jari yang gemetar. “Maaf tidak akan menyembuhkan luka putriku! Maaf tidak akan membuat Alana kembali ceria seperti dulu!”
Chandra melangkah maju, semakin mendekati Ayah Robert. “Saya ingin keluarga kalian bertanggung jawab, Tuan Robert. Kalian harus mengganti semua kerugian, bukan hanya dengan uang, tapi dengan memastikan Aruna tidak pernah mengganggu keluargaku lagi!”
Ayah Robert berdiri, menatap Chandra dengan mata yang berusaha tegar meski hatinya rapuh. “Kami akan melakukan apa saja, Chandra. Kami akan membayar semua biaya pengobatan Alana, kami akan memastikan Aruna tidak akan mendekati kalian lagi. Aku akan lakukan apa pun yang kau minta.”
‘Demi menjaga ketenangan putriku, dari seseorang yang d3nd4m pada kami di masa lalu, ‘
Chandra mendekatkan wajahnya ke Ayah Robert, napasnya terengah-engah, penuh amarah dan kekecewaan. “Tuan pikir ini soal uang? Ini soal nyawa putriku yang hampir hilang, Tuan Robert! Ini soal kalian yang membiarkan Aruna bebas tanpa pengawasan ketat!”
‘Nyawa putriku juga terancam. Tapi aku akan menjaganya sebisaku, ‘ucapnya dalam hati.
Papi Cakro akhirnya menarik Chandra ke belakang, mencoba mengendalikan situasi yang hampir di luar kendali. “Chandra, sudah cukup. Kita di sini untuk menyelesaikan masalah, bukan membuatnya semakin buruk.”
Tapi Chandra tak bisa berhenti. Ia menatap Ayah Robert dengan pandangan penuh dendam. “Saya akan bawa ini ke pengadilan kalau perlu. Saya akan buat seluruh dunia tahu apa yang dilakukan Aruna. Jangan pikir karena kita rekan bisnis, saya akan tinggal diam!”
Bunda Ara menangis semakin keras, tak mampu lagi berkata apa-apa. Ia merasa hancur, tak hanya karena kesalahan Aruna, tapi juga karena ia tahu luka ini tak akan mudah sembuh. “Chandra, tolong… kami akan lakukan apa saja. Hanya… tolong jangan buat ini semakin sulit.”
Chandra memandang Bunda Ara dengan pandangan penuh kebencian. “Kalian sudah membuat semuanya sulit sejak Aruna ada. Apa kalian pikir bisa memperbaiki semuanya dengan satu kata maaf ? Saya tidak akan pernah lupa apa yang sudah terjadi.”
Ayah Robert menarik nafas dalam, menahan emosi yang hampir meledak. “Kami akan bertanggung jawab, Chandra. Kamu pegang kata-kataku. Aruna tidak akan pernah keluar dari rumah sakit jiwa itu sampai dia benar-benar sembuh. Dan kami akan pastikan dia tidak menyentuh keluargamu lagi.”
Chandra berdiri diam sejenak, matanya masih berkilat marah. Namun, kata-kata Ayah Robert sedikit meredakan kemarahannya, meski luka di hatinya belum bisa hilang. “ Saya akan pegang janji anda, Tuan Robert. Tapi ingat, ini bukan soal pengobatan atau perawatan. Ini soal bagaimana kalian menjaga putrimu agar tidak menghancurkan hidup orang lain.”
Papi Cakro menyentuh bahu Chandra, menuntunnya pergi. “Kita sudah cukup di sini, Chandra. Biarkan mereka menyelesaikan bagian mereka.”
Dengan satu tatapan terakhir penuh kemarahan, Chandra berbalik dan keluar dari ruangan itu. Di dalam hatinya, ia berjanji bahwa ia tidak akan membiarkan putrinya terluka lagi. Apa pun yang terjadi, ia akan melindungi keluarganya dari ancaman Aruna.
Ayah Robert dan Bunda Ara hanya bisa menunduk dalam penyesalan mendalam. Mereka tahu, perbaikan tidak akan mudah. Satu hal yang pasti, mereka harus berusaha lebih keras untuk memastikan Aruna tidak lagi menjadi ancaman bagi siapa pun, terutama bagi keluarga Chandra.
Ketika Chandra meninggalkan rumah itu, ia tahu bahwa ini belum berakhir. Amarahnya masih membara, dan ia akan memastikan Aruna menerima akibat dari apa yang telah dia lakukan, seberapa pun beratnya. Ini bukan hanya tentang balas dendam; ini tentang keadilan bagi Alana, putrinya yang tidak bersalah.
“Sekarang kita kembali ke rumah, Rafa ! “
“Mau ngapain lagi, Chandra ? Kita kan mau kembali ke rumah sakit dan Rafael harus mengantar Tika kembali ke Desa Symphony ! “ ujar Papi Cakro bingung dengan sikap putranya.
Chandra menatap tajam sang papi, “ tentu saja memberi pelajaran untuk bodyguard-bodyguard yang tidak bisa melumpuhkan Aruna di saat kita belum sampai ke rumah ! “
“Gara-gara ketidakbecusan menjaga putriku, sekarang salah satu putri kembarku harus masuk ke rumah sakit ! “
Mendengar perkataan Chandra, Papi Cakro dan Asisten Rafael terdiam. Mereka merasa ada yang aneh dengan bodyguard di kediaman Maverley.
‘Bukannya bodyguard ada untuk melindungi majikannya kenapa Aruna bisa lolos dari penjagaan ? Bener-bener ada yang nggak beres, ‘pikir Asisten Rafael.