Rahasia besar dibalik persaingan dua kedai yang bertolak belakang dalam segala hal.
Saat yang nampak tidak seperti yang sesungguhnya, saat itu pula keteguhan dan ketangguhan diuji.
Akankah persaingan itu hanya sebatas bisnis usaha, atau malah berujung pada konflik yang melibatkan dua sindikat besar kelas dunia?
Bagi yang suka genre action, kriminal, mafia, dengan sentuhan drama, romansa dan komedi ringan, yuk.. langsung di klik tombol "mulai baca"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Indah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAGIAN 23
Akita berdiri dengan malas, matanya mengarah ke tangga menuju lantai atas, tempat terakhir kali ia melihat pujaan hatinya. Dia membayangkan Sofia kembali muncul di tangga itu, menghampirinya dan mengatakan kalau ia ingin bersama Akita apapun yang terjadi. Dan Akita dengan suka cita akan menyambutnya dan membuang semua yang terjadi sebelumnya, karena ia pun ingin bersama Sofia, selamanya.
Tapi sampai Akita tiba di ambang pintu, bayangan Sofia tak juga muncul. Akhirnya ia hanya bisa menangis dalam hati. Virus cinta nyatanya memang berbahaya, bisa menyebabkan halusinasi bagi penderitanya.
Ryuu menatap Akita saat mereka menyeberang jalan untuk kembali ke kedai mereka.
"Apa kau baik-baik saja?", tanyanya.
"Menurutmu?", Akita malah kembali bertanya.
Ryuu menghela nafas.
"Hei, Akita. Wanita bukan hanya dia. Lagipula bisa-bisanya kau jatuh cinta padahal tak pernah sekalipun melihat wajahnya. Bagaimana kalau ternyata dia jelek?" Ryuu mencoba memprovokasi.
"Aku tak peduli!", sahut Akita.
Akita masuk lebih dulu ke dalam kedai.
"Ck, sepertinya kau memang sudah terkena sindrom Stockholm", tuduh Ryuu yang sudah teramat kesal pada Akita.
"Itu untuk kasus penculikan Ryuu. Jangan asal bicara"
"Apa bedanya? Penculikan atau pembunuhan, penderitanya sama-sama menyukai orang yang telah berbuat jahat pada mereka kan?", Ryuu tak menyerah.
"Hah.. aku sudah paham kalau kau memang terkadang aneh. Tapi aku tak menyangka kalau kau juga bodoh" Akita memilih menjauh dari Ryuu dan mengambil air minum.
"Apa kau bilang? Aku bodoh?! Hah! Tentu saja, dan kau sangat pintar karena sudah hampir mati gara-gara wanita itu. Sekarang aku jadi berharap kalau Nona Genovese benar-benar meracunimu sampai mati!", Ryuu tak tahan lagi dan berlalu menuju tangga lantai atas. Tentu saja ia tak serius dengan ucapannya.
"Hei, jaga mulutmu! Apa kau bermaksud menantangku hah?!"
Tapi Ryuu tak memperdulikan ucapan Akita dan terus melangkah sampai ke lantai dua.
*******
"Alex, apa tidak ada jalan lain?", Sofia meringis mendengar rencana baru Alex.
"Sayangnya tidak ada. Kau harus melakukan itu, atau pilihan lainnya adalah meneruskan misimu meracuni Nakamura. Tapi kali ini kau harus menggunakan racun yang sebenarnya karena aku sendiri yang akan mengawasimu", ancam Alex.
Air mata Sofia mulai jatuh, ia berharap Alex bisa menemukan jalan keluar yang lebih baik. Tapi dia juga sadar, tidak ada peluang keluar dari semua jeratan ini selain mengikuti cara Alex.
"Dengar Sofia, aku sudah bernegosiasi dengan papa. Dia sudah setuju dan kau akan bebas setelah menjalankan misi itu. Dan Nakamura, Papa tidak akan mengganggunya lagi"
"Bagaimana dengan Luca?" Sofia masih merasa tak tenang dengan itu.
"Kau tenang saja, semuanya sudah kami sepakati. Kalau kau berhasil, papa takkan memaksamu untuk menikah dengannya. Bahkan kami sudah menandatangani surat perjanjian", sahut Alex, seolah selembar kertas itu bisa menghalangi Gregorio Genovese untuk berbuat sesuka hatinya.
Sofia terdiam sebentar.
"Baiklah, aku.. aku setuju", ucapnya.
Alex tersenyum puas, juga Valentina yang akhirnya memang mengakui kalau rencana Alex jauh lebih bagus walaupun resikonya juga lebih besar.
"Baiklah, kau siapkan saja keperluanmu. Aku akan mengurus hal lainnya", Luca kemudian meninggalkan kedai Sofia.
"Halo, papa. Dia sudah setuju, dan papa harus memegang janji papa",
Setelah mendapat jawaban yang ia inginkan, Alex menuju ke kedai seberang. Suasana di situ mulai terlihat ramai. Para koki dan pekerja lainnya sudah disibukkan dengan aktivitas masing-masing meskipun waktu buka masih beberapa jam lagi.
Saat melihat Alex memasuki kedai, Abe meringis. Kemarin Gambino, dan sekarang Genovese? Ada urusan apa sebenarnya para kriminal itu ke kedai mereka?
"Nakamura?", tanya Alex pada salah seorang pelayan.
Pelayan itu sontak menatap panik pada Abe, seolah meminta pertolongan untuk menanggapi pertanyaan itu.
"Dia, ada di lantai dua. Sebentar lagi turun", sahut Abe, tak ingin berbasa-basi.
"Aku akan menyusulnya", tanpa persetujuan siapapun, Alex langsung menuju ke lantai dua.
Abe menggeleng-gelengkan kepala. Kedua orang itu, Gambino dan Genovese sama saja. Tak ada tata krama bertamu ke tempat orang lain. Menganggap tempat ini seperti rumahnya sendiri padahal sang pemilik belum mempersilahkan.
"Nakamura, aku perlu bicara denganmu sebentar"
Akita kaget dengan kedatangan Alex. Dan Ryuu, tentu saja ia kembali mengambil katananya. Hanya saja kali ini tak ada pengikut yang harus ia waspadai.
"Kau mau bicara apa?", Akita tak kalah waspada. Baginya Luca Gambino atau Alessandro Genovese sama saja.
"Tentang pernikahanmu dengan adikku", sahutnya santai.
Apa?!
*******
"Jangan Akita, itu terlalu berbahaya. Kita tidak bisa menjamin kalau Genovese tak berniat jahat padamu. Bagaimana kalau ia hanya ingin memanfaatkanmu?", Ryuu menatap Akita sambil meringis.
"Dia memang ingin memanfaatkanku demi keselamatan Sofia, dan aku sama sekali tidak keberatan", Akita malah menyahut santai. Janji Alex tentang pernikahan antara dirinya dan Sofia sepertinya kembali mengaburkan kewaspadaannya. Ryuu membenci itu.
"Apa kau sebegitu cintanya.. ah bukan! Apa kau sebegitu bodohnya sampai-sampai mau saja di manfaatkan oleh mereka? Resikonya terlalu besar Akita, nyawamu!", Ryuu masih gencar meyakinkan bahaya yang mungkin akan dihadapi Akita. Tapi sekali lagi, Akita tak peduli.
"Aku rela mati demi melindunginya. Dan aku akan mengambil resiko itu asalkan aku bisa bersamanya", Akita tersenyum kemudian berdiri dan menuju ke lantai satu.
Dia sudah siap bekerja dengan hati bahagia meski tahu nyawanya akan terancam. Astaga..
Akita duh nasibmu terancam
Akita malah bersyukur ada goncangan di pesawat, dapat pelukan tangan...
😘😘😘
👍👍👍
😄😄😄
😅😅😅
Ryuu sudah sangat bosan dengan genre romansa, saatnya genre HOROR & Baku Hantam ...!!!
Setiap muslim adalah saudara bagi muslim lainnya...
Jadi kena juga !!!!