10 tahun sudah berlalu, kini tiga bocah kembar yang dulu selalu tampil menggemaskan, sekarang sudah tumbuh menjadi pria tampan dan gadis yang cantik.
Semenjak 10 tahun itu banyak hal yang sudah terjadi, Zio, Zayn dan Zea mengalami keterpurukan yang mendalam karena terbunuh atau meninggal nya dua orang terkasih nya, yang disebabkan oleh orang terdekat nya.
Namun sayangnya, semenjak hari kejadian itu, orang yang telah mencelakai keluarga mereka menghilang bak ditelan bumi. Dan semenjak hari itu tiga anak kembar itu berjanji akan mencari dan menemukan pembunuh itu dan akan membalas dendam atas kematian dua orang yang mereka sayangi.
Yuk ikuti kisah nya. selamat membaca🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ausilir Rahmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14
Kembali ke mansion Dirgantara.
Claudia, Elis, Dona dan Eyang Sandra masih duduk diam di ruang tamu, mereka semua terdiam, larut dalam fikiran masing-masing, hingga dering di ponsel Claudia mengejutkan mereka semua.
Claudia menatap layar ponsel nya, dan sebuah no tak terdaftar yg menelpon. Semua orang yg ada disana juga ikut menatap layar ponsel Claudia.
"Angkat lah Claudia." Eyang Sandra meminta Claudia untuk menjawab telpon tersebut. Claudia mulai menjawab panggilan tersebut.
"Ha, halo." Ucap Claudia, dengan nada yg sedikit terbata.
"Claudia, aku membawa ketiga anak mu bermain, maaf ya karna aku mengajak nya tanpa izin mu, kalau kamu ingin menjemput mereka datanglah ke alamat yyy." Ucap seorang di sebrang sana yg tak lain dari Darren.
"Darren, kamu tidak apa-apain anak-anak kan, tolong jangan sakiti mereka Darren." Ucap Claudia, semua orang disana mendengar percakapan antara Darren dan Claudia tersebut.
"Cla kamu bicara apa, mereka sudah seperti anak-anak ku sendiri, mana mungkin aku menyakiti mereka, saat ini saja mereka sedang istirahat dan tertidur." Jawab Darren dengan enteng nya.
"Baik aku akan segera kesana, apa yg kamu inginkan, uang atau jabatan, atau apa?." Claudia langsung berkata tegas.
"Aku hanya ingin kamu datang menjemput mereka saja kok." Sahut Darren.
"Jadi datanglah ke alamat yg ku sebutkan tadi ya." Tambah Darren lagi, setelah itu lelaki tersebut langsung memutus panggilan.
"Sebaiknya kamu tidak perlu datang Cla, biar Mama dan Dona saja yg datang ke alamat dan menjemput anak-anak." Elis berkata pada Claudia.
"Tapi Ma, Darren ingin aku sendiri yg menjemput anak-anak." Bantah Claudia.
"Elis benar Claudia, kamu tidak perlu ikut, Eyang yakin ada sesuatu yg telah di rencanakan lelaki itu, jangan sampai kamu dalam bahaya." Eyang Sandra setuju dengan pendapat Elis.
"Tapi Eyang, Aku tidak akan bisa tenang menunggu terus seperti ini, sementara anak-anak ku di luaran sana tak tahu bagaimana keadaan nya." ucap Claudia yang mulai menangis.
Elis dan Eyang Sandra saling bertukar pandang, mereka tak tahu harus bagaimana.
"Aku tahu kalian khawatir padaku dan bayi ini, tapi aku janji akan baik-baik saja, dan menjaga bayi ini." Claudia faham ke khawatiran Mama nya dan sang Eyang.
"Baiklah, hubungi Alea." Elis akhirnya tak punya pilihan, kalau kemauan Claudia tak di turuti yg ada wanita itu akan merasa stress sendirian, dan itu juga tidak akan bagus untuk kesehatan Claudia dan bayinya.
"Untuk apa Ma?." Claudia bertanya tak faham.
"Biar dia bisa menjaga mu, kalau ada sesuatu yg di rencanakan oleh Darren nanti." Jelas Elis.
Claudia mengangguk, kemudian menghubungi Alea untuk meminta bantuan. Alea tentu saja dengan senang hati akan membantu, Alea mengerahkan semua anggota genk nya untuk ikut ke alamat yg di katakan Claudia.
Di tempat yang berbeda pula, Elang berserta rombongan telah tiba di alamat web sesuai kata Darren, tetapi tidak ada tanda-tanda keberadaan Darren disana.
Alamat yg di kirimkan Darren, adalah alamat sebuah gedung kosong dan terbengkalai, yg berada di pinggiran kota, tepat nya di sebuah perkampungan kumuh, yg di sekitar nya banyak tumpukan sampah.
"Jonathan ini benar alamatnya kan?." Elang bertanya pada Jonathan.
"Berdasarkan isi chat nya benar Bos, coba saja kita masuk ke gedung tersebut." Saran Jonathan.
"Hubungi Darren dulu." Titah Elang, lelaki tersebut langsung menghubungi no yg tadi Darren pakai menelpon nya, namun sayang sekali saat di hubungi no tersebut sudah tak aktif lagi.
"Sial seperti nya kita di tipu." Kesal Elang, sambil menendang kerikil, melampiaskan kekesalan nya.
Disaat yg bersamaan datang segerombolan preman dan langsung menyerang Elang serta Jonathan, dan juga Alexander, untunglah bodyguard mereka selalu siap siaga, hingga terjadilah pertarungan disana.
Polisi yg menyaksikan semua itu dari kejauhan mulai turun tangan saat Elang dan Jonathan serta para bodyguard nya bertarung.
****
Kembali ke rumah besar Dirgantara, Alea beserta rombongan telah datang, saat ini mereka sedang bersiap untuk datang ke alamat sesuai kata Darren.
Claudia, Elis, Alea, eyang Sandra, Dona, dan juga beberapa orang anggota genk Alea mulai bertolak menuju alamat yg di kirim kan Darren.
"Kirim chat ke Elang, agar dia datang ke alamat yg sama, sepertinya Darren sengaja memasang jebakan untuk Elang dan yg lain nya." Elis berkata pada Claudia.
Claudia mengangguk dan langsung mengirim sebuah pesan suara pada Elang.
Beberapa jam berlalu, tibalah mereka semua di sebuah rumah sederhana yg ada di perkampungan yg masih sangat asri.
"Apa benar Darren memang berada disini?." Elis melontarkan tanya.
"Benar, ini adalah rumah kedua orang tua ku dulu." Sahut Dona.Mereka semua mulai keluar dari mobil, dan mulai memasuki rumah tersebut.
"Darren." Teriak Dona, saat mereka telah memasuki rumah.
"Ada apa Ma." Sahut Darren dengan santai nya, lelaki itu duduk manis di ruang tamu, bersama ketiga bocah kembar, yg hanya diam saja.
"Mommy, Oma, eyang, Mama Lea." Sorak ketiga bocah itu.
Ketiga bocah itu bangkit dari duduk nya, dan berlarian untuk menghampiri semua orang yg datang kesana.
Zio dan Zayn telah sampai pada Claudia dan semua orang, namun tidak dengan Zea.
Darren sengaja menahan Zea, dan menggendong bocah perempuan satu itu.
"Uncle Zea mau ke tempat Mommy." Zea mulai memberontak.
"Darren lepaskan Zea." Bentak Elis.
"Tante Elis, aku pasti akan mengembalikan Zea, tapi dengan catatan, Claudia harus menikah dengan ku." Ucap Darren tanpa beban, yang membuat semua orang langsung membelalakkan mata mereka.
"Jangan gila Darren, Claudia telah menikah." Sentak Dona.
"Kalau begitu, Zea yg akan ku nikahi." Darren kembali berkata. Hingga sebuah tendangan melayang tepat di wajah nya, siapa lagi pelaku nya kalau bukan Alea. Alea yg telah memukul terlebih dahulu, menjadi naik pitam, lelaki itu menatap Alea nyalang. Alea juga menatap dingin Darren.
"Lepaskan Zea, kalau kau masih ingin selamat." Ancam Alea tak main-main, wanita itu mengeluarkan sebilah pisau dari balik baju nya.
Kemudian Alea langsung menodongkan nya tepat di wajah Darren.
"Lepaskan Zea kataku." Ucap Alea dengan semakin mendekatkan pisau tersebut.
Darren tersenyum misterius, lelaki itu juga mengeluarkan pisau dari saku celana nya, dan langsung mendekatkan pisau tersebut ke leher Zea.
"Lepaskan pisau mu, atau Zea tidak akan selamat." Ancam Darren.
Beberapa anggota genk Alea yg juga telah ikut masuk, langsung mengambil ancang-ancang untuk menyerang Darren.
"Jangan ada yg maju, atau nyawa bocah itu melayang di tangan ku." Ancam Darren.
Zea hanya terdiam, sedikit pun bocah itu tidak menangis, meskipun dia sangat takut, akan tetapi kata-kata Mark selalu terngiang di telinga nya, agar jangan pernah takut.
"Mundur." Titah Alea, sehingga genk nya hanya bisa menurut.
"Lalu apa yg kau mau?." Alea mencoba bernegosiasi.
"Cla..." Belum sempat Darren melanjutkan ucapannya, sebikah pisau menancap di lengannya, dan membuat pisau yg semula di pegang Darren terlepas.
Siapa lagi pelaku nya kalau bukan Alea, wanita itu sengaja mengalihkan perhatian Darren barusan dan membuat Darren sedikit lengah.
Disaat itulah Zea langsung menggigit bahu Darren, dan merosot turun dari gendongan lelaki tersebut. Elis langsung menggendong cucu perempuan nya itu, sambil memeriksa tubuh Zea apakah ada yg terluka.
Dari ambang pintu terdengar derap langkah, ternyata Elang beserta rombongan telah datang, dan langsung menghajar Darren habis-habisan.
Fathur juga telah ada disana setelah menemukan para bodyguard yg ternyata di bawa ke sebuah tepi hutan yg berada di pingiran kota. Saat Darren hampir kehilangan nyawa nya, Dona malah memohon dan berlutut agar Darren tidak di bunuh.
Darren juga ikut meminta maaf dan berjanji tidak akan mengusik Claudia dan Zea lagi. Darren mengakui bahwa dirinya menyesal dan khilaf.
Claudia meminta Elang untuk memaafkan, dan mereka semua berdamai, sebagai hukuman nya Darren tidak akan bekerja di perusahaan milik Claudia lagi, dan tidak mengusik mereka lagi.Mau tak mau Darren menerima konsekuensinya, bersama dona sang Mama.
Setelah Darren meminta Maaf, akhirnya mereka semua pulang, dengan perasaan yg lega, karna Darren telah bertobat, itulah fikir mereka. Claudia, Elang, Eyang Sandra berada dalam satu mobil yg sama.
Sedangkan ketiga kembar berada dalam mobil Alea bersama Jonathan, di belakang mereka para bodyguard dan anggota genk Alea mengiringi.
Namun siapa sangka, saat mereka dalam perjalanan pulang, rem mobil yg di tumpangi Elang dan Claudia ternyata blong, dan dari depan mereka sebuah mobil truk melaju kencang, dan tabrakan tak bisa terelakan.
Braakkkk, brukkk.
"Elangggg." Teriak Jonathan yg kebetulan mobil mereka berada di mobil belakang Elang.
"Mommy, Daddy, Eyang." Ketiga bocah kembar itu juga berteriak saat melihat mobil yg di tumpangi kedua orang tua mereka dan sang Eyang terbalik dan terpental.
Dan peristiwa kecelakaan itulah menewaskan Eyang Sandra serta bayi yg ada dalam kandungan Claudia. Usut punya usut ternyata Darren memang telah merusak rem mobil Elang, sopir truk tersebut juga orang suruhan Darren.
Namun saat orang-orang Elang ingin menangkap Darren, lelaki itu telah kabur entah kemana, keberadaan nya tak bisa di lacak, lantaran Dona pasti membantunya.Orang-orang suruhan Darren telah di penjara semua, hanya tersisa Darren dan Dona.
Tidak ada data keberangkatan mereka keluar negeri akan tetapi di seluruh penjuru Indonesia Elang dan orang-orang nya juga tak menemukan keberadaan Darren.
* Flashback Off. *
\*
Bersambung.................
Zio❤️ Arania(Ara)
Zayn ❤️Senna( Nana)
Asya ❤️Arumi(Arum)
Kevin selalu dikejar Juliet si gadis yang make up nya over tapi tak tahu kalau sebenarnya Juliet tu cantik orangnya jika bermake up tipis dan natural tak terlalu over make up nya
jika Juliet baik orangnya adakah Zea,Ara,dan Arumi ubah penampilan Juliet yang over make up nya tu
Juliet mesti cantik tapi kenyataan Juliet tak pandai make up wajahnya sendiri sebab tu make up nya over.
jika Juliet bermake up tipis adakah Kevin akan tertarik dengan penampilan baru Juliet sebab disini Juliet terkejar-kejar Kevin kerana dia suka Kevin tapi dia bukan teman vina CS sebab Juliet ada bela- belain temannya Zea masa pertandingan basket tempoh hari.
Tom & Jerry sekarang Asya& Arumi
Arumi seperti Jeniffer orangnya bar bar tapi lebih bar bar si Arumi dibandingkan Jeniffer dulu
Asya & Arumi pengganti Jonathan &Jeniffer masa zaman sebelum jadi suami isteri.
Elang umurnya 42 tahun mungkin Jonathan fathur dan Darren juga 42 tahun
Claudia umurnya 40 tahun
Erick dan Arnold tak tahu umur berapa tahun sama ada sebaya Elang atau lebih tua sikit umurnya dari elang
Alexander tidak tahu umur berapa tahun 60 tahun lebih ke atau 70 tahun lebih begitu juga umur Elis A.k.A Alista.
macam contohnya kamu mengecam aku di media sosial (medsos) sampai aku dipulaukan ( dipinggirkan) orang lain dan contoh satu lagi kamu mengancam aku untuk sebarkan aib aku.