Dibesarkan dalam sebuah organisasi rahasia, membuat dua orang gadis dan dua orang pemuda tumbuh menjadi pembunuh berdarah dingin, masing-masing memiliki kemampuan yang berbeda.
Chu Haitang adalah seorang dokter ajaib, dia menguasai berbagai macam pengobatan modern maupun tradisional.
Bao Yunceng adalah seorang ahli penempaan senjata, dia sangat lihai dalam membuat berbagai macam benda yang mematikan.
Liu Jinhong adalah seorang ahli strategi sekaligus ahli pedang, jurus-jurusnya terlihat sangat lembut, namun mematikan.
Rong Siyue adalah seorang ahli menundukkan binatang, dia sangat pandai dalam mata-mata dan menyusup.
Keempat orang tersebut dipertemukan pada saat berusia 5 tahun, mereka hidup sebagai saudara dan saling melindungi satu sama lain. Bekerja di bawah naungan seorang tuan yang misterius sekaligus kejam, membuat mental dan pemikirannya berbeda.
Bagaimana jika keempat orang tersebut mengalami perpindahan waktu? Masih bisakah mereka menjadi saudara yang rukun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BANTUAN DARI DEWA TUA
Akhirnya keluarga itu sampai di depan goa, mereka bergegas masuk untuk membersihkannya. Chu Haitang duduk, dia mulai bisa menstabilkan tubuhnya, sehingga tidak terlalu lemah seperti tadi.
Dahi Chu Rong mengernyit, saat ini keluarga mereka tidak memiliki sedikitpun makanan, sepertinya dia harus segera mengajak anak sulungnya untuk mencari sayuran liar.
Chu Haitang menyadari pikiran sang ayah, dia mengajak seluruh anggota keluarganya untuk duduk. Gadis kecil itu segera mencari cara, untuk membuat anggota keluarganya nyaman.
"Ayah, ibu, nenek, sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan dengan kalian." ucap Chu Haitang, dia terlihat sedikit ragu-ragu.
"Ada apa Haitang? Cepat bicara! Apa kau merasa tidak nyaman di satu bagian? Ayahmu akan segera pergi berburu dan menangkap beberapa ekor kelinci, kemudian menjualnya ke kota agar bisa menebus obat," Chu Rong berkata dengan cepat.
Chu Haitang menggelengkan kepalanya, "Tidak ayah, aku baik-baik saja. Sebenarnya keluarga kita saat ini tidak kekurangan apa pun."
Dia berani berbicara seperti itu, setelah mengetahui bahwa liontin giok miliknya mengikuti dia hingga ke kehidupan yang baru, sehingga seluruh makanan dan juga harta yang dikumpulkannya ikut terseret ke tempat ini. Dia tidak perlu lagi khawatir akan kelaparan, keluarga mereka akan cukup makan selama 7 turunan.
Semua orang menatap wajah gadis itu, mereka berpikir bahwa Chu Haitang mengatakannya karena emosi, lagi pula keluarga mereka saat ini tidak memiliki makanan sedikitpun.
"Kau tidak perlu khawatir adik, kakak laki-lakimu akan segera pergi untuk mencari makanan," ucap Chu Wentian sambil berdiri, dia berniat untuk meninggalkan goa.
Chu Haitang segera menjawab, "Kakak, kau tidak perlu pergi, aku memiliki segalanya untuk keluarga kita."
Semua orang terdiam, bahkan Lao Shi yang biasanya cerewet juga tidak mengeluarkan sepatah kata pun, dia menatap wajah pucat Chu Haitang dengan kebingungan.
"Ayah, ibu, nenek, sebenarnya saat saya tidak sadarkan diri, saya di bawa menuju suatu tempat oleh dewa tua. Dia mengajarkan saya berbagai macam keahlian, bahkan memberikan banyak sekali makanan, perhiasan dan juga kain." ucap Chu Haitang, wajahnya terlihat sangat serius, dia berbohong tanpa mengedipkan matanya.
Semua orang tertegun, benarkah Chu Haitang bisa bertemu dengan dewa tua? Jika seperti itu, bukankah kehidupan keluarga mereka akan makmur di masa depan?
Lao Shi menatap gadis itu, dia melembutkan suaranya. "Lalu dimana mereka? Seberapa banyak harta yang diberikan padamu?"
Chu Haitang segera menjawab, "Nenek, mari kita panggil dewa tua, bukankah anda memiliki dupa? Berikan 3 kepada saya,"
Lao Shi mengangguk, dia mengeluarkan 3 dupa dan langsung di serahkan pada Chu Haitang. Gadis itu segera mengajak seluruh anggota keluarganya untuk keluar dari goa, sementara dia menggunakan kesadarannya untuk memindahkan beberapa macam makanan, alat memasak, kasur lantai dan selimut dari dalam ruang penyimpanannya.
Setelah selesai, gadis itu segera menyusul anggota keluarganya keluar dari goa. Dia menyalakan api kemudian membakar dupa, Chu Haitang bersujud 3x kali ke arah matahari, kemudian segera berbicara. "Guru tua, muridmu datang untuk meminta makanan, alat memasak, kasur dan selimut. Kau harus cepat, keluarga kami sudah sangat kelaparan."
Awalnya seluruh anggota keluarga Chu mengikuti tindakan yang dilakukan oleh gadis itu dengan sangat khidmat, namun pada akhirnya mereka terdiam. Tidakkah Chu Haitang takut bahwa Dewa tua akan marah padanya? Gadis kecil itu benar-benar tidak bisa di andalkan! Tapi mereka juga terlalu bodoh, karena mempercayainya.
Chu Haitang segera bangkit, dia mengajak seluruh keluarganya untuk kembali ke goa. Saat mencapai dalam, mata mereka langsung terbelalak, nampaknya dewa tua itu sangat menghargai Chu Haitang, dia benar-benar mengirimkan semua yang di minta olehnya.
Ada 2 karung beras, 1 karung tepung, 2 kati minyak, 50 butir telur, 1 kati gula, 1 kati garam, 5 kati daging dan 10 ikat sayuran segar. Bahkan ada banyak sekali barang-barang yang tidak mereka ketahui kegunaannya.
Chu Haitang melirik ke arah kakak laki-lakinya, kemudian segera berbicara, "Kakak, sepertinya keluarga kami membutuhkan kayu bakar dan juga jerami. Bisakah anda mengambilkannya?"
Chu Wentian segera menganggukkan kepala, dia bergegas pergi diikuti oleh Chu Rong. Kedua orang pria berbeda usia itu bergerak dengan sangat cepat, mereka menebang pepohonan, kemudian mengumpulkan jerami untuk tempat tidur mereka malam ini.
Chu Wentian kembali ke dalam goa dengan membawa 3 ikat kayu bakar, sementara Chu Rong membawa 3 ikat jerami kering di punggungnya. Lao Shi dan Pei Yuwen memasak dengan gembira, keduanya sudah lama sekali tidak memakan mie dan daging, kali ini keluarga mereka bisa menikmati hidangan lezat, semua itu adalah berkat yang dibawa oleh Chu Haitang dari dewa tua.
Setelah makanan disajikan di mangkuk, seluruh anggota keluarga makan dengan sangat lahap. Chu Haitang bahkan menambah porsinya sampai puas. Hari ini semua anggota keluarga makan dengan sangat kenyang, mereka tidak perlu lagi tidur sambil menahan lapar.
Chu Haitang segera mengajarkan seluruh anggota keluarganya untuk menyiapkan tempat tidur, pertama-tama mereka harus menyebarkan jerami di atas tanah. Jerami sengaja ditumpuk sedikit lebih tinggi, kemudian ditutup menggunakan kasur lantai. Semua orang juga mendapatkan selimut baru, sangat lembut dan juga hangat saat dipakai.
Kepuasan terlihat di wajah semua orang, hanya Chu Yunling yang terlihat kurang bersemangat. Akhir-akhir ini tubuhnya sangat lemah, sehingga dia tidak bisa membantu keluarganya bekerja.
Chu Haitang yang menyadari hal itu segera bicara, "Kakak perempuan, apa kau baik-baik saja?"
Chu Yunling melirik kemudian melengkungkan senyuman tipis, "Kau tidak perlu khawatir adik, kakakmu baik-baik saja."
Mendengar jawaban itu, Chu Haitang mengangguk, dia segera meminta ayahnya untuk membuat api di depan goa, agar tidak ada binatang buas yang masuk ke tempat itu, sementara mereka sedang beristirahat.
Chu Rong segera bersiap, dia menumpuk kayu bakar kemudian segera menyalakan api, udara di gunung terasa sangat dingin, sehingga semua anggota keluarga tidur dengan nyenyak malam ini, apalagi masing-masing memiliki selimut tebal yang sangat hangat.
Chu Haitang diam-diam menuangkan energi spiritualnya ke mulut goa, sehingga tempat itu tidak mungkin di temukan oleh siapa pun. Dia harus menjaga anggota keluarganya dengan sangat baik, tidak hanya dari binatang buas, namun juga dari warga desa.
Suasana seketika menjadi sepi, seluruh anggota keluarga sangat kelelahan, mereka tidur dengan cepat. Chu Haitang duduk di atas tempat tidurnya, dia berusaha untuk memulihkan tubuhnya dengan cepat.
Ada banyak sekali obat-obatan di ruang penyimpanan, dia mengambil 1 butir pil berwarna merah untuk penambah darah dan 1 butir pil berwarna hitam untuk meningkatkan energi spiritualnya.