Seorang wanita tengah di landa kenikmatan di atas ranjang, ia menikmati setiap sentuhan suaminya.
Tapi lagi dan lagi, suaminya kembali meninggalkan nya di saat mereka tengah beradu di atas ranjang.
Semua hal itu membuat Rosa kesal dan marah, ia tidak menyangka jika suaminya akan tega melakukan hal itu.
Lalu apa yang akan terjadi pada Rosa? Apa alasan Alan selalu pergi meninggalkan nya di saat mereka tengah beradu di atas ranjang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JSAM : Bab 33
Intan duduk di atas ranjang yang sangat empuk, ia tersenyum puas melihat kamar apartemennya yang sangat mewah dengan dekorasi yang cantik.
Lalu ia bangkit dan melihat keluar jendela, senyumannya kembali terlihat jelas. Kini ia bisa merasakan bagaimana tinggi di tempat seperti ini, dulu ia sama sekali tidak pernah berpikir untuk bisa tinggal di apartemen mewah. Tapi kini semua itu terwujud.
"Sayang." Terdengar panggilan Alan dengan nada lembut, pria itu langsung memeluk Intan dari belakang dan mencium leher istri keduanya.
"Mas, hari ini kau kau pergi jalan-jalan. Bosen di rumah terus.." Rengek Intan dengan senyuman dan tangan yang bergelayut manja pada Alan.
Alan tersenyum dan menyetujui permintaan Intan, Halim yang merupakan nama putra Intan dan Alan. Di titipkan pada pengasuh, Intan tidak mau membawa Halim pergi karena ia takut anak-anaknya kenapa-kenapa.
Kini Alan berada di sebuah restoran dengan nuansa modern, Intan menikmati setiap hidangan yang ia pesan.
Berbeda dengan Intan, Alan nampak memperhatikan handphone nya. Ia mengerutkan keningnya saat mengetahui jika Rani tiba-tiba menelpon nya.
"Alan, dimana kamu?"
Alan merasa aneh dengan nada bicara Rani yang cukup keras.
"Aku di restoran Melati, ada apa Bibi?"
"Berikan alamat nya, aku akan datang ke sana sekarang! Ada hal yang ingin ku tanyakan dan bicarakan kepada mu."
Alan langsung mematikan panggilan dari Rani, ia lalu memberikan alamatnya saat ini. Intan penasaran dengan siapa suaminya menelpon.
"Tadi siapa, sayang?" Tanya Intan heran.
"Bibi ku, katanya ia ingin datang ke sini." Jawab Alan.
Mendengar hal itu Intan merasa senang, ini adalah kesempatan nya untuk memperkenalkan diri pada keluarga Alan.
"Apa Bibi mu orang yang baik?" Tanya Intan.
Alam tersenyum senang, ia merasa bahagia karena Intan sangat antusias saat akan bertemu dengan Bibinya. Berbeda dengan Rosa, yang selalu mengeluh jika Rani datang ke rumah.
"Bibi ku sangat baik, ku harap kau memperlakukan bibi dengan baik." Ucap Alan dengan senyuman.
"Tentu Mas, aku pasti akan memperlakukan keluarga mu dengan sangat baik." Ucap Intan dengan senyuman di wajahnya.
Tak beberapa lama orang yang di tunggu-tunggu pun akhirnya datang, Rani datang dengan tampilan menor dan heboh. Ia juga menjadi perhatian orang-orang yang ada di restoran, karena tampilannya yang terlalu heboh.
Intan terdiam sejenak saat melihat Rani, ia sedikit ragu melihat tampang wanita itu. Alan tersenyum senang dan langsung menyambut kedatangan Rani.
"Bibi lama tidak berjumpa." Ucap Alan dengan senyuman senang.
Rani memeluk keponakan dengan lembut, lalu tatapan matanya langsung tertuju pada Intan yang berdiri dan tersenyum ke arahnya.
"Siapa ini, Alan?" Tanya Rani penasaran.
"Bibi, saya Intan. Istri Mas Alan." Ucap Intan seraya mencium tangan Rani dengan lembut.
Melihat sikap lembut Intan, membuat Rani tersenyum puas. Ia merasa senang dengan sikap Intan yang berbeda jauh dari sikap Rosa.
"Jadi kau sudah menikah lagi?" Tanya Rani yang langsung duduk di salah satu kursi kosong.
"Iya Bibi, maaf aku tidak memberitahukan hal ini kepada mu." Jelas Alan dengan senyuman di wajahnya, ia juga meminta Rani untuk memesan makanan.
Intan tersenyum lembut, ia berusaha untuk memberikan citra yang baik di depan Rani. Agar Rani lebih menyukainya daripada Rosa.
"Tapi Bibi setuju kamu menikah dengan Intan, dia wanita yang sangat lembut. Berbeda dengan Rosa dan ibunya." Ucap Rani di iringi nada ketidaksukaan.
"Bibi bertemu dengan Mama?" Tanya Alan, karena ia tahu jika Rani belum mengetahui sosok Amanda yang sangat bawel dan cerewet.
"Iya, siapa namanya itu Amanda! Wanita tua yang so modis itu, memaki ku habis-habisan. Mereka itu seperti orang-orang yang tidak berpendidikan," ucap Rani kesal.
Makanan yang Rani pesan akhirnya datang, wanita itu langsung makan dengan lahap seperti orang yang kelaparan.
Intan sedih terkejut dengan etika makan Rani yang seperti itu, tapi Intan tetap tersenyum dan memperlihatkan citra baiknya sebagai istri Alan.
"Aku dan Intan sudah memiliki anak." Ucap Alan.
Perkataan Alan membuat Rani terdiam, ia nampak senang saat mendengar hal itu.
"Sungguh? Aku turut bahagia, baguslah jika kau telah memiliki anak. Berbeda dengan Rosa, bahkan setelah menikah bertahun-tahun dengan mu, dia belum memiliki anak. Aku yakin, Rosa itu pasti mandul!" Ucap Rani dengan tatapan kesal dan marah, ia masih tidak terima dengan apa yang dilakukan Rosa dan Amanda kepadanya.
"Sudahlah Bibi, jangan bahas mereka lagi." Jawab Alan dengan nada malas.
"Kau benar, membahas dua orang tidak berpendidikan itu membuat ku kehilangan selera makan." Jawab Rani.
Kini ketiga orang itu mulai berbincang-bincang, dan Intan menjadi sorotan di setiap pembicaraan. Ia merasa senang karena selalu di puji oleh Rani, bahkan Intan jauh lebih baik daripada Rosa.