Pencarian nya untuk mendapatkan wanita idaman yang bisa menerima diri dan anak-anak nya, melalui proses panjang. Tidak heran hambatan dan ujian harus ia hadapi. Termasuk persaingan diantara wanita-wanita yang mengejar dirinya karena dia termasuk pria yang mapan, tampan dan punya banyak aset yang berharga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naim Nurbanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Saat pagi hari setelah suaminya berangkat bekerja dan anak-anak nya kembali beraktivitas seperti biasa yaitu bersekolah dan berkuliah, Sabrina diam-diam mencari tahu keberadaan Erlina. Sebagai sahabat lama Erlina, Sabrina tidak ingin sahabat nya dalam kesusahan. Sabrina mencoba menghubungi mertuanya yang berada di kampung Medan. Dari ibu mertuanya tersebut, siapa tahu mengetahui kabar Erlina, mengingat mamak Erlina juga masih tinggal di kampung Medan.
"Ada apa,nak Sabrina? Kalian sehat semuanya kan? Fauzan tidak nakal dengan kamu kan?" oceh mamak Sarina ketika Sabrina menelpon mamak mertuanya. Sabrina tersenyum ceria setelah menghubungi mamak Sarina.
"Sehat, Mak! Mamak sendiri, sehat kan?" sahut Sabrina.
"Sehat dong! Kamu sudah hamil belum, Na? Mamak yakin kalau anak ku, Fauzan tidak bakalan membiarkan kamu tidur dengan nyenyak setiap malam, hehehe," Mamak Sarina memang sangat tahu jelas tipe Fauzan, putranya. Sabrina terkekeh saja mendengar ucapan mamak mertuanya yang selalu benar.
"Belum, mak!" sahut Sabrina akhirnya.
"Oh walah, kamu harus banyak-banyak makan kecambah yah Rin. Jangan makan nanas dulu, yah," Banyak sekali nasihat dari mamak Sarina kalau sudah membahas urusan kesuburan.
"Mak, boleh tidak aku tanya sesuatu?" akhirnya Sabrina menggiring mamak Sarina ke pembahasan lain. Mamak Sarina di seberang sana tentu saja mengerut keningnya. Mamak satu ini pasti sudah berpikir yang tidak-tidak.
"Ada apa ini? Apakah Fauzan sudah jarang pulang ke rumah? Apakah ada wanita lain lagi yang gangguin putra ku yang ganteng sendiri itu? Aduh, Sabrina, kamu jangan mudah cemburu yah. Pokoknya kalian harus rukun terus. Pengantin baru tidak boleh ngambekan," oceh mamak Sarina panjang lebar.
"Mamak, tidak seperti itu Mak. Aku mau tanyak soal Erlina. Apakah mamak ketemu Erlina di kampung? Apakah sekarang Erlina tinggal dengan Mak Ruminah?" Sabrina sudah tidak sabaran. Wanita yang baru saja dinikahi oleh Fauzan itu memberondong banyak pertanyaan. Di seberang sana mamak Sarina sebentar diam membisu. Mungkin saja dia enggan untuk menyampaikan perihal Erlina.
"Mak, mamak masih di sana? Kenapa mamak diam saja? Mak, aku ingin tahu kabar Erlina. Apakah dia baik-baik saja, Mak?" Sabrina kembali memberondong pertanyaan.
"Sabrina, untuk apa menanyakan kabar Erlina lagi? Dia bukan istri dan ibu yang baik untuk Fauzan dan anak-anak nya. Tidak usah pedulikan dia lagi," Sepertinya mamak Sarina masih kecewa dengan Erlina dengan kejadian saat itu. Di mana Erlina di dapati telah berselingkuh dan bermain gila dengan pria asing.
Sabrina masih mencoba mendesak mamak mertuanya dengan kabar Erlina. Tapi wanita setengah baya itu masih belum mau bercerita tentang Erlina.
"Mak, aku mohon. Jawab pertanyaan aku dong Mak. Bagaimana pun Erlina adalah sahabat ku. Aku hanya ingin tahu kabar dia saja, Mak. Kasihan juga dengan Zulaikha. Bagiamana pun Zulaikha pasti kangen banget dengan ibu kandungnya," Sabrina kembali mendesak mamak mertuanya.
"Sebenarnya mamak malas membahas tentang Erlina. Tapi kamu janji yah, jangan sampai suami kamu tahu soal ini. Aku tidak ingin kalau Fauzan ingin kembali lagi dengan Erlina. Cukup kamu saja wanita satu-satunya yang menjadi istri dan anak-anak nya Fauzan," Mamak Sarina berkata dengan serius. Ternyata pikiran mamak Sarina hanya khawatir soal itu. Dia tidak ingin putranya berpoligami. Walaupun Fauzan banyak duitnya, namun mengurus banyak istri itu bikin rumit masalah nya
"Iya Mak! Aku janji, mas Fauzan tidak tahu menahu soal Erlina. Ini inisiatif ku saja untuk mencari tahu Erlina saja, Mak," Sabrina menegaskan.
Cukup lama mamak Sarina diam membisu di seberang sana. Dia seperti nya sedang berpikir hendak menyampaikan informasi tentang Erlina dari mana.
"Tapi Zulaikha sehat kan?" Lagi-lagi mamak Sarina khawatir.
"Sehat, Mak! Anak-anak semuanya sehat walafiat," jawab Sabrina.
"Alhamdulillah kalau begitu," sahut mamak Sarina.
Sabrina benar-benar sudah tidak sabaran menunggu cerita dari mamak mertuanya tentang Erlina.
"Sebenarnya mamak tidak ingin menyampaikan informasi ini kepada mu. Tapi kamu ternyata masih peduli dengan Erlina," ucap mamak Sarina.
"Iya, Mak! Dia sahabat ku Mak," ucap Sabrina.
"Yang mamak dengar dari mamak Ruminah, kalau Erlina sekarang telah menjadi wanita penghibur," cerita mamak Sarina. Sabrina yang mendengar cerita mamak mertuanya menjadi terkejut.
"Astaghfirullah, tapi kenapa Mak?" sahut Sabrina dengan terkejut.
"Entahlah, Sabrina. Menurut cerita dari Mak Ruminah, Erlina jarang pulang ke rumah. Mungkin satu bulan sekali Erlina baru singgah ke rumah mamaknya itu. Pakaian Erlina pun sudah buka-bukaan seperti kurang bahan. Suka pulang diantar pria-pria tua yang berbeda. Tapi memang gaya nya sudah selangit sih," jelas mamak Sarina yang membuat Sabrina merinding mendengar cerita dari mamak Mertuanya.
"Mak, semoga saja cerita yang didengar oleh mamak hanya berita bohong saja yah, Mak," sahut Sabrina yang tidak ingin sahabat nya terjerumus ke dunia hitam.
"Ya ya, semoga saja apa yang mamak dengar semua nya berita bohong saja. Tapi yang penting sekarang kamu dan Fauzan hidup rukun saja yah, nak. Jangan mikirin yang tidak-tidak. Fauzan memang laki-laki yang ganteng ditambah lagi banyak duitnya. Banyak wanita-wanita sekarang suka mengincar suami orang yang terlihat mapan dan kaya raya. Kamu harus bisa menjaga Fauzan," oceh mamak Sarina panjang lebar.
"Iya Mak! Insyaallah Mak. Doakan kami selalu rukun dan baik-baik saja yah Mak," Sabrina tiba-tiba menjadi khawatir jika suatu saat ada wanita lain yang mencoba menggoda suaminya.
Percakapan mereka cukup panjang. Mertua dan menantu itu lalu membahas tentang masakan yang disukai oleh Fauzan. Sabrina mulai mencatat resep masakan yang akan dia masak. Sabrina ingin membuat masakan yang disukai oleh suaminya.
"Erlina, semoga berita yang disampaikan oleh mamak mertuanya semuanya tidak benar. Semoga kehidupan mu bahagia dan sejahtera bersama laki-laki pilihan hidupmu," gumam Sabrina setelah dia selesai menelpon mamak mertuanya.
"Masih banyak waktu, aku ingin berbelanja ke pasar induk saja. Aku akan mencari bahan-bahan untuk membuat masakan kesukaan mas Fauzan," Sabrina bermonolog sendiri. Dia sudah mencatat bahan yang hendak dia beli.
"Rendang daging dan gulai nangka. Hem, membayangkan saja sudah ngiler," gumam Sabrina yang segera berganti pakaian yang lebih rapi dan tertutup. Sejak tadi dia masih mengenakan dasternya setelah siap mandi.
"Tapi aku ingin ceker. Ceker di sambel mercon. Gak papa, aku akan beli ceker juga dua kilo. Siapa tahu, bibi juga mau makan ceker mercon buaya ku," Sabrina mencatatnya lagi bahan-bahan yang hendak dia beli. Setelah nya dia menyambar tas kecilnya. Wanita itu beranjak turun dari lantai atas menuju lantai dasar. Sabrina mencari bibi dan mengajaknya ke pasar induk. Sabrina sudah bisa nyetir mobil sendiri. Dia akan pergi bersama salah satu pembantu nya pergi ke pasar induk.