"Langsung saja karena aku tak punya banyak waktu dan kita tidak perlu berkenalan. Oke, buat aku hamil dan ini uang untukmu!." Sombongnya menyodorkan sejumlah uang yang cukup banyak.
"Kau membeliku?."
"Samuel Dirgawijaya, kau datang ku pastikan kau menerima tawaran ini." Ucap Naura membalas tatapan mata biru Sam.
Harap bijak memilih bacaan!
Dilarang nge-hate karena ini hanya cerita fiksi ya.. Untuk segala kekurangan dalam penulisan harap dimaklumi karena author masih pemula dan masih dalam tahap proses pembelajaran.
Simak kisah selengkapnya.>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 33
Melihat mobil tuannya tiba bodyguard langsung membukakan gerbang mempersilahkan Sam masuk, setibanya di halaman Sam turun membawa Naura masuk ke dalam mansion.
Pintu kamar terbuka Sam langsung meletakkan Naura di atas kasur miliknya, cukup membuat tubuh Sam bercucuran keringat karena menggendong Naura dari halaman mansion megah itu menuju kamarnya di lantai dua.
Dengan penuh perhatian Sam melepas high heels dan jas kantor yang dikenakan Naura. "Ck! bibirmu sampai tercium alkohol begini."
Handphone Naura berdering untuk ke sekian kalinya, Sam langsung menerima panggilan.
"Hallo nyonya dimana sekarang!??." Tanya Nesy kedengarannya tampak begitu panik.
"Ini aku Sam."
"Ha? tuan Sam!?."
"Nesy dengarkan aku, jika om Arga dan tante Merry menanyakan keberadaan Naura buat saja alasan yang tepat. Dia kini di rumahku dengan keadaan setengah sadar, Naura sendiri yang tidak mau pulang. Apa kau mengerti??." Timpal Sam.
"Oh oke-oke, maaf aku telat mencari keberadaannya karena ada insiden di perusahaan tuan."
"Hmm." Balas singkat Sam.
Panggilan pun berakhir.
Sam meletakkan handphone ia beralih menatap Naura yang dimana penampilan wanita itu tak seperti biasanya, bahkan dari tadi pagi panggilan telepon dari Sam tak di angkat juga.
Merasa diperhatikan Naura yang masih memiliki kesadaran sebiji jagung membuka mata, ia menatap lekat Sam yang juga menatapnya. "Aku ingin bersenang-senang kenapa kau malah membawaku pulang? padahal ini belum terlalu malam."
"Tidak." Bantah Sam membaringkan tubuh Naura kembali yang bangun ingin pergi.
Mata keduanya saling tatap, Sam sadar jika mata Naura tampak sembab layaknya habis menangis. "Bukan mabuk solusinya jika ada masalah, bagaimana jika pihak keluarga tahu."
Naura menyunggingkan senyum saat Sam menatap kesal juga panik ke arahnya, jari lentik Naura melepas satu persatu kancing kemeja Sam. "Aku ingin bersenang-senang Sam, bisakah kau memuaskanku agar bisa melupakan semuanya?."
Sam mencengkram tangan Naura. "Berhenti! jangan memulai atau aku tak bisa menahan diriku sendiri."
"Bantu lepaskan bajuku ini gerah sekali." Tak peduli Naura, yang setengah sadar sambil menggeliatkan tubuh.
Sam memijit keningnya ini mungkin ujian dari Tuhan.
Karena Sam tidak mau membantu melepas baju Naura, Naura tanpa pikir panjang langsung membuka dengan sendirinya membiarkan tubuh indah itu hanya menyisakan dalaman atas dan bawah.
"Ck!." Sam menatap gusar Naura yang kembali berbaring di atas kasur.
Untuk menghilangkan pikiran kotornya Sam memilih masuk kamar mandi untuk membasuh muka, setelah dirasa tenang ia keluar tak peduli selanjutnya yang terjadi apa namun ia akan berusaha untuk tak tergoda dengan kekasihnya yang sedang mabuk itu.
Tampak Naura masih berbaring namun ia juga tidak sepenuhnya tidur, tatapan Naura tertuju pada Sam yang berjalan ke arahnya.
"Istirahatlah di sini aku akan tidur di kamar lain." Ujar Sam. "Jika ada apa-apa hubungi saja diriku atau tekan tombol darurat di samping ranjang."
Tidak ada jawaban dari Naura, saat Sam hendak pergi tangan kekar Sam Naura raih membawanya ke atas kasur dengan posisi intim menindih tubuh Naura.
"Naura..." Lirih Sam saat mata keduanya saling tatap.
"Bagaimana kamu akan pergi sedangkan aku di sini sendirian?."
Nafas Sam memburu saat Naura dengan manjanya merayu ingin ditemani.
Naura mengelus wajah tampan yang berada di atasnya itu, mengelus bibir sexy Sam lalu menciumnya dengan rakus.
Mata Sam terbelalak namun tak lama ia memejamkan mata membalas ciuman Naura penuh agresif, me*umatnya atas dan bawah bergantian. Lidah keduanya bertemu saling menyesap satu sama lain, entah detak jantung siapa keduanya sama-sama mendengarkan debaran itu.
"S-Sammmhh..."
.
.
buah jatuh sepohon pohonnya
/Tongue//Tongue//Tongue/
tinggal papa Wiguna yang bum tau
bar-bar akan keinginannya
gue yakin kalian jodoh
jadi semulus apapun karirmu jangan lupa keharmonisan kelurgamu.