Sebuah cerita horor yang mengikuti petualangan tiga orang sahabat sejati Maxim, Alexa Dan Leo yang tinggal diDESA BATU CHADAS yang terletak diHOLLAND TENGAH. Pada malam Halloween tiba mereka memutuskan untuk menyelidiki sebuah Rumah Tua yang terkenal angker dan dihuni oleh penyihir yang bernama Hiltja.
Ketiga nya terdorong rasa ingin tahu untuk menemukan bukti yang katanya dirumah tua itu terdapat sebuah kutukan yang berhubungan dengan dunia kegelapan.
Setelah mereka berhasil mengungkapkan misteri rumah tua itu. Mereka menyadari bahwa rumah tua bukan hanya berhantu saja.
Melainkan bisa menghubungkan dunia lain, yaitu dunia manusia dan roh. yang memprediksi tentang kebangkitan roh roh jahat yang bisa membuat manusia diambang kehancuran antara hidup dan mati.
Bagaimana kah kelanjutan kisah ini. Mampukah mereka melindungi manusia dari kehancuran???
Yukk kita baca sama sama dijamin seru...
Pesan moral yang bisa ambil. Dengan ketulusan dalam persahabatan bisa mengalahkan semuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wida_Ast Jcy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23. MENCARI KEKUATAN SEJATI
Tapi kali ini jumlah mahkluk itu begitu banyak tidak hanya belasan mungkin puluhan, bahkan ratusan yang melompat dari ranting pokok satu ke ranting pokok yang lain. Seperti membentuk rombongan srigala.
“Ini jebakan!” seru Maxim. Tanpa pikir panjang, dia melancarkan serangan. Cahaya yang memancar dari pukulannya menghancurkan beberapa bayangan, tapi sisanya terus menyerang tanpa henti.
“Jangan boros energi, Maxim!” seru Pak Adward. “Mereka hanya pengalih perhatian kalian!”
Alexa mengangkat tangannya dan menggambarkan simbol dengan perlahan, dia angkat lengannya ke udara. Dan dengan seketika memantulkan kan cahaya yang membuat makhluk makhluk kecil itu menghilang.
“Kita harus segera pergi!” ucap Lexa tegas.
Leo menciptakan hembusan angin kuat untuk menahan serangan makhluk-makhluk itu. “Cepatlah! Aku bisa menahan mereka sebentar!” ucap Leo.
Namun, Pak Adward menggeleng. “Tinggalkan mereka, Leo! Kita tidak bisa berhenti. Bayangan-bayangan itu akan terus datang.” jangan buang buang waktu dan energy mu. Percuma. "ucap Pak Adward.
Leo pun mundur dan mengikuti perkataan Pak Adward. Mereka semua cepat cepat berlari melewati hutan. Tetapi bayangan kecil itu tetap mengejar mereka seperti sekelompok srigala. Ketika mereka sampai dipuncak bukit. Sesuatu tak terduga terjadi.
Langit dengan tiba-tiba berubah gelap. Padahal tadi matahari tampak panas dan cerah. Angin disitu bertiup kencang dan membawa bisikan bisikan ghoib.
Di tengah hutan, mereka menemukan kuil tua. Kuil itu hampir terkubur oleh tanaman merambat, tetapi simbol-simbol di dindingnya masih terlihat jelas. Alexa mengenali beberapa simbol itu sebagai bagian dari kekuatannya
Di depan mereka, pintu masuk Kuil Astralis berdiri megah. Aura yang memancar dari kuil terasa berat dan menekan.
“Kalian harus masuk,” kata Pak Adward dengan suara nya yang tegas.
“Di dalam, kalian akan menghadapi ujian terakhir sebelum menerima kekuatan sejati kalian.”katanya lagi.
Maxim memandang pintu besar itu dengan penuh curiga. “Ujian terakhir? Apa maksudnya?” tanya Maxim cemas.
Pak Adward hanya menatap mereka dengan ekspresi serius. “Ini bukan sekadar ujian. Kalian akan menghadapi ketakutan terdalam kalian. Hanya dengan mengalahkan itu, kalian bisa membuka potensi sejati kalian.”
Alexa melangkah maju walaupun ada keraguan dihati nya. Tapi ini satu satu nya cara. Jadi apa pun resiko nya harus melakukannya juga. "Bisiknya.
Maxim Dan Leo saling mengangguk. Mereka bersama sama mendekati pintu kuil itu. Tapi ketika mau menyentuh pintu kuil itu suara yang sama seperti malam sebelumnya terdengar bergema.
“Kalian tidak akan pernah siap untuk menghadapi kegelapan sejati. Cahaya kalian terlalu rapuh, dan aku akan memastikan itu padam.”(suara misterius).
Bayangan besar muncul dari udara, jauh lebih menakutkan daripada yang pernah mereka hadapi sebelumnya. Pak Adward berdiri diam di belakang mereka. Untuk pertama kalinya, wajahnya menunjukkan ketakutan.
“Jangan berhenti!” teriak Pak Adward. “Masuk ke dalam kuil! Cepat!”
Namun, bayangan itu tidak memberi mereka waktu. Ia menyerang dengan kekuatan yang mengguncang tanah, memaksa Alexa, Maxim, dan Leo untuk bertarung terlebih dahulu sebelum melangkah lebih jauh.
Di dalam kuil, mereka menemukan sebuah prasasti kuno. Alexa membacanya dengan suara pelan.
Gerbang Kegelapan hanya dapat dibuka oleh tiga kunci yang tersembunyi didunia.
Maxim menghela napas. "Jadi kita tidak hanya harus menemukan gerbangnya, tapi juga tiga kunci itu?" tanya nya ingin tahu
"Betul," jawab Alexa, matanya serius. " Itu berarti kita masih ada kesempatan untuk mencegah gerbang nya terbuka.
Leo menyentuh prasasti itu, tiba-tiba Leo dapat melihat sesuatu. Dalam penglihatan itu, Leo melihat tiga tempat yang dikelilingi oleh kegelapan pekat.
Gunung berapi yang masih aktif. Sebuah kota yang ditinggalkan, dan Sebuah pulau di tengah laut. Saat ia menyelesaikan penglihatan, Leo hampir gemetar,
“Aku tahu di mana kuncinya.” ucap nya.
Dengan petunjuk dan tujuan yang lebih baik, Alexa, Maxim, Leo semua mengumpulkan diri untuk perjalanan berikutnya.
Kehadiran yang datang bukanlah ujian, tetapi mereka harus tetap berpetualang. Kegelapan yang semakin dekat, dan mereka adalah harapan Desa Batu Chadas dan mungkin harapan dunia. .
Pak Adward memberi mereka sebuah pesan terakhir sebelum mereka berangkat. "Kalian adalah tiga penjaga yang dipilih oleh takdir.
Kalian tidak hanya melindungi gerbang, tetapi juga keseimbangan dunia ini. Percayalah pada kekuatan kalian dan satu sama lain. Kalian harus bersama sama dengan begitu mereka tidak bisa mengalahkan kalian.
Dengan semangat dan tekad, mereka meninggalkan desa mereka dan berpulang pada perburuan penuh misteri dan bahaya yang baru. Sekarang, tugas mereka adalah menemukan tiga kunci sebelum kegelapan menguaskan dunia lagi.
PERJALANAN KE KUNCI PERTAMA
Setelah pergi dari kuil, Alexa, Maxim, dan Leo mulai menuju tujuan pertama, gunung berapi aktif yang diberitahu sebagai Gunung Ignis.
Gunung itu tercantum di peta kuno yang ditemukan di kuil bersamaan dengan simbol api mereka yakin di area ini kunci yang mereka cari tertanam. Mereka bergerak cepat, efek pertempuran pertama buruk bagi para pemain dan masih membayanginya dalam pikiran.
“Kalian yakin tentang ini?” tanya Maxim, memecah keheningan. “Aku tahu ini penting, tapi kita nyaris tidak tahu apa yang akan kita hadapi.”
“Kita tidak punya pilihan, Maxim,” jawab Alexa tegas. “Kegelapan itu semakin kuat. Jika kita menunggu terlalu lama, semuanya akan terlambat.” ucap Lexa.
Leo mengangguk, wajahnya menunjukkan tekad yang tak tergoyahkan.
“Aku melihatnya dalam penglihatan. Jika kita tidak bergerak sekarang, gerbang itu akan terbuka. Dunia akan hancur.” ucapnya.
Pak Adward, yang tetap bersama mereka untuk memberi bimbingan, memperingatkan,
“Hati-hati di Gunung Ignis. Gunung itu bukan hanya tempat fisik, tapi juga ujian mental. Jika kalian tidak siap, kalian bisa terjebak selamanya.”
Saat malam tiba, mereka memutuskan untuk mendirikan kemah di tepi hutan sebelum mendaki gunung. Angin dingin berhembus, membawa bisikan yang membuat mereka sulit tidur.
Namun, Alexa memanfaatkan waktu itu untuk mempelajari lebih dalam simbol-simbol dari kuil, berharap menemukan petunjuk lain.
“Simbol ini…” gumamnya pelan. “Sepertinya menggambarkan elemen. Api, angin, air, dan tanah. Tapi ada simbol tambahan cahaya dan kegelapan. Apa mungkin ini kunci untuk melawan bayangan itu?”
Maxim, yang duduk di dekat api unggun, bertanya, “Bagaimana kalau kegelapan itu terlalu kuat? Bagaimana kita tahu kita bisa menang?”
Alexa tersenyum kecil. “Kita tidak tahu. Tapi jika kita menyerah sebelum mencoba, kita sudah kalah.”
Pagi berikutnya, mereka mulai mendaki Gunung Ignis.
Udara semakin berhembus di sekitar mereka yang semakin hangat dan tercium bau aroma belerang.
Lava yang mengalir perlahan di sisi gunung itu membuat ancaman yang nyata. Namun tidak sekuat ancaman energi gelap yang membuat mereka merasai semakin mendekati puncak.
Di tengah jalan dan mereka ditahan oleh beberapa makhluk api berbentuk manusia. Mata merah menyala dan tubuh nya terbentuk dari magma cair.
“Persiapkan diri!” teriak Leo. Dia menciptakan pusaran angin untuk menahan serangan makhluk itu.
Maxim melompat maju, mengayunkan pukulannya yang dipenuhi cahaya. Serangan itu menghancurkan satu makhluk, tetapi dua lainnya segera menyerang balik, membuatnya terpojok.
(Apakah mereka mampu mengalahkan mahkluk makhluk itu? Nantikan pertarungan pertarungan mereka selanjutnya nya)
BERSAMBUNG...