Seorang wanita tengah di landa kenikmatan di atas ranjang, ia menikmati setiap sentuhan suaminya.
Tapi lagi dan lagi, suaminya kembali meninggalkan nya di saat mereka tengah beradu di atas ranjang.
Semua hal itu membuat Rosa kesal dan marah, ia tidak menyangka jika suaminya akan tega melakukan hal itu.
Lalu apa yang akan terjadi pada Rosa? Apa alasan Alan selalu pergi meninggalkan nya di saat mereka tengah beradu di atas ranjang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JSAM : Bab 26
Rosa berada di ruangan miliknya, hari ini tidak terlalu banyak pasien yang ingin di periksa. Membuat Rosa sedikit bisa lebih bersantai, ia melihat layar ponselnya terus berdering. Matanya menyipit saat melihat Alan terus menelpon dan mengirimkan pesan.
"Nanti malam ada pesta kantor, ku harap kau bisa datang bersama ku. Ku mohon..."
Rosa terdiam, ia sama sekali tidak tertarik dengan hal itu. Jika Alan ingin pergi, kenapa tidak bersama dengan Intan saja.
Perlahan pintu ruangan Rosa terbuka, Rosa melihat sosok Intan berdiri di depan pintu dengan tangan yang menggendong anaknya.
Wanita itu terdengar lembut padanya, tapi ada tatapan mengejek yang terlihat jelas dari mata Intan.
"Wah.. Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Rosa dengan senyuman manis, ia ingin sekali memaki wanita di depannya.
Intan dengan tatapan lembut namun sombong langsung duduk di depan Rosa, ia memangku dan mencium lembut anaknya dan juga Alan.
"Lihatlah, berapa lucunya anak ku dan Mas Alan." Ucap Intan dengan senyuman di wajahnya, ia seakan tengah pamer jika dirinya bisa memiliki anak bersama dengan Alan. Dan berbeda dengan Rosa, yang bahkan tidak bisa memiliki anak bersama dengan Alan.
Rosa terdiam sesaat, ia lalu tersenyum. "Iya, lucu. Jadi ada keperluan apa kau datang ke sini? Jika kau tidak ingin berobat sebaiknya kau pergi, karena ini adalah rumah sakit." Jelas Rosa dengan tegas, ia tidak ingin pekerjaan nya di ganggu oleh wanita seperti Intan.
"Jauhi Mas Alan." Ucap Intan dengan tegas, ia tidak menyembunyikan lagi wajah ketidaksukaan nya pad Rosa.
Rosa memiringkan kepalanya heran, "Jauhi dia? Why?"
"Aku dan Mas Alan sudah menikah, dan kami sudah memiliki anak. Apa Mbak Rosa tidak kasihan dengan nasib ku dan anak ku, jangan jadi penghalang antara kami berdua." Jelas Intan dengan mata yang berkaca-kaca.
"Silahkan, jika kau inginkan pria itu. Ambil saja, lagi pula aku tidak membutuhkan pria tidak berguna seperti itu. Lagi pula dia yang tidak ingin lepas dari ku." Jelas Rosa dengan senyuman mengejek.
Mendengar hal itu Intan malah tertawa, "Apa Mbak Rosa kira aku bodoh?! Mbak Rosa yang terus ingin bersama dengan Mas Alan. Mbak, Mbak itu sudah punya semuanya. Jadi lepaskan Mas Alan, biarkan Mas Alan bersama ku. Aku sudah memberikan Mas Alan seorang putra, sementara Mbak? Mbak bahkan tidak mampu memberikan Mas Alan seorang putra." Jelas Intan dengan tatapan kesal.
Mendengar hal itu Rosa sangat kesal dan marah, "Kenapa kau sangat sombong? Bagi ku, kau tidak lebih dijadikan hewan ternak oleh Alan. Yang hanya melahirkan seorang anak, apa kau pikir dengan melahirkan seorang anak untuk pria itu, kau di anggap istimewa?" Tanya Rosa dengan tatapan tajam.
"Mbak, setidaknya aku mampu menjadi istri yang sempurna. Dan jelas, aku sangat istimewa." Jelas Intan.
"Baiklah kita lihat sekarang, siapa yang paling istimewa. Aku istri nya yang sah atau kau istri nya yang hanya sebatas hewan ternak." Ucap Rosa.
Rosa mengambil handphone miliknya, ia menelpon Alan dan sengaja membesarkan volume handphone nya.
"Sayang, akhirnya kau menelpon. Jadi malam ini kau ikut bersama ku ke pesta kantor."
Rosa tersenyum dan melihat ke arah Intan.
"Kenapa harus aku? Bukankah kau memiliki wanita kesayangan mu itu, bukankah kau menyayangi nya. Jadi ajak saja dia."
"Tidak, aku tidak menyayangi nya. Lagi pula kau istri sah ku, aku mana mungkin membawa Intan ke acara kantor. Jadi ku mohon, kau ikut. Oke sayang."
"Bagaimana jika aku tidak mau?"
Rosa melirik ke arah Intan yang sudah menahan amarahnya.
"Sayang, ku mohon. Aku berjanji akan mengabulkan semua permintaan mu, asal kau ikut bersama ku."
"Entahlah, kau ajak saja istri kedua mu yang polos itu."
"Rosa, jangan bercanda. Aku tidak mungkin membawa Intan. Dia hanya istri sirih, jadi kau harus ikut sayang. Aku mencintaimu.."
Rosa lalu mematikan panggilan dari Alan, kini ia menatap Intan dengan tatapan mengejek.
"Jadi siapa yang paling istimewa?" Tanya Rosa dengan senyuman manis di wajahnya.
Intan terdiam dengan wajah yang memerah padam, ia nampak sangat jelas tengah menahan amarah yang luar biasa.
"Kau tidak akan pernah jadi yang istimewa ataupun yang di perioritas kan, jika kedudukan mu hanya istri siri." Jelas Rosa dengan senyuman di wajahnya.
Intan yang marah langsung bangkit dari tempat duduknya, ia langsung bergegas pergi meninggalkan Rosa sendirian.