Yoooooo.... my Family, welcome back to my story. Sesuai permintaan, aku lanjut nulis Zandra. Dan ini adalah Zandra season 6, semoga kalian suka yaaa.❤️❤️❤️
Kembalinya penerus Zandra, yang mana semua anggota keluarganya harus berpencar. Setelah kematian sang legendaris Yumi, dan alasan lain harus memimpin perusahaan di setiap kota dan negara.
Keturunan Zandra, yang memilih untuk tetap tinggal di rumah utama. Ternyata mendapatkan petualangan misteri, dan tentunya berhubungan dengan MEREKA (si makhluk halus)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari Damar
"Herman?" ke empat saudara itu saling tatap
'Apa mungkin?' Ali
'Tapi yang namanya Herman kan banyak' tepis Ghava
'Rasanya sangat kebetulan sekali, bukankah dosen itu juga ijin tidak masuk besok dan tadi terlihat terburu-buru saat pulang dari kampus.' jawab Luna
'Firasat ku mengatakan, bila mereka adalah orang yang sama' ucap Cia, ia memang tidak kenal dengan dosen bernama Herman.
Karena hanya dia yang kuliah dengan jurusan yang berbeda, namun ia tau siapa dosen tersebut.
"B*ngsat" ucap Gio, dengan mengepalkan kedua tangannya. Ghava dan yang lainnya serempak menoleh, menatap Gio yang terlihat sangat marah.
"GIO" tegur pak Tio
"Ini sudah tidak bisa di biarkan pak de, bajingan itu pasti pergi ke rumah sundal itu. Bahkan dia tidak datang, saat pemakaman bude Mia. Dia memilih pergi ke rumah selingkuhannya, aku rasa pantas kalo aku panggil dia bangsat atau bajingan." ucap Gio marah
"Dan.. pasangan itu... mereka yang...." ucapan Gio terhenti, ia kembali mengingat kejadian beberapa jam sebelum Mia meninggal.
"Apa yang tidak kami ketahui Gio? Apa yang kamu sembunyikan dari kami?" tanya pak Sugeng
"Sebaiknya kita segera ke makam arwah itu" ucap Ghava
Bukan ia tak ingin mendengar kebenaran, namun saat ini Damar lebih utama. Firasatnya tidak baik saat ini, entah kenapa pria yang katanya bapak kandung Damar memiliki niat lain. Semua orang berbalik, hendak ke makam Mia.
"Tunggu... dimana rumah selingkuhan itu?" tanya Ghava menghentikan langkah semua orang
"Maksudmu si sundal?" tanya salah satu ibu-ibu, Ghava hanya mengangguk
"Sebenarnya banyak sekali pertanyaan, yang ingin saya tanyakan pada kalian semua. Salah satunya, kenapa kalian diam saja mengenai masalah perselingkuhan itu?" tanya Cia kesal, bukankah bila di desa
Bila ada kejadian seperti ini, atau dengan istilah kumpul kebo. Warga akan mendatangi dan mengarak pelaku, tapi kenapa ini...
"Kami tentu saja tidak diam saja, karena kedua orang itu sudah pernah kami datangi. Bahkan kami arak keliling kampung, dengan keadaan tak memakai baju. Saat itu kandungan Mia baru 5 bulan, Mia bahkan meminta kami menikahkan pasangan bejat itu." jawab pak Kades
"HAH?" Cia dan Luna terkejut
"Meski asa yang aneh dengan kondisi Herman, saat itu." ucap warga lainnya
"Apa?" tanya Cia
"Ceritanya nanti saja, sebaiknya sekarang kita segera ke rumah yang aku tanyakan tadi. Damar tidak baik-baik saja saat ini." ucap Ghava
"Ikut aku" ucap Gio, ia berjalan lebih dulu. Semua orang melangkahkan kaki mereka, ke rumah yang di maksud. Nur diminta menunggu di rumah, di temani oleh bu Sukma dan putrinya.
Sekelebat bayangan putih, kembali terlihat oleh Cia.
"Sepertinya dia juga hendak ke rumah itu, kita harus segera sampai di sana. Sebelum arwah Mia, melakukan hal yang tidak pernah kita bayangkan.." ucap Cia
"Gio, bayangkan rumah yang akan kita datangi" ucap Ali
"Hah? Apa mak..."
"Jangan banyak tanya, ini genting" potong Ghava, Gio mengangguk
Ali dan Ghava memegang tangan kanan dan kiri Gio, sedangkan Luna dan Cia memegang tangan Ali dan Ghava
PLOP
"Astaghfirullah" ucap semua orang yang melihat kelima orang itu, menghilang di depan mata mereka.
"Siapa sebenarnya ke empat pemuda itu?" tanya salah satu warga
"Yang pasti, mereka adalah orang-orang yang akan menolong arwah Mia dan menghentikan teror nya. Jangan berburuk sangka, sebaiknya kita segera menyusul mereka." jawab pak Kades, semua orang setuju dan melanjutkan langkah mereka.
.
.
PLOP
Baru saja mereka tiba, mereka di hadapkan dengan arwah Mia yang terlihat tengah mengamuk di depan sebuah rumah. Bahkan mereka juga mendengar suara tangisan, dalam rumah tersebut.
"Damar" ucap Gio, ia bergegas mendekati rumah tersebut. Pintunya tak bisa di buka...
"Terkun..."
BRAAAKKK
Gio terkejut, ia menelan salivanya dengan susah payah. Gio membalikan tubuhnya, untuk melihat siapa yang melakukan hal tersebut. Bukan ke empat saudara itu, namun... MIA.
"Bude..." gumam Gio pelan, ia membulatkan kedua bola matanya.
Gio melihat Mia, sedang melayang dengan wajah yang sangat mengerikan. Tak ada wajah Mia yang lembut dan ramah, seperti saat ia masih hidup dulu. Bahkan matanya tak ada tatapan teduh, yang biasa Gio lihat. Yang ada, hanya tatapan marah penuh angkara murka.
Kembali terdengar jerit tangis Damar, menyadarkan Gio. Ghava dan yang lainnya segera berlari masuk, Gio yang sudah sadar pun ikut menyusul mereka.
Mereka kembali di kejutkan, dengan apa yang mereka lihat saat ini. Gio mengepalkan kedua tangannya, dadanya terlihat naik turun. Saat ini kondisi Damar tidak dalam keadaan baik-baik saja, bahkan tubuhnya terlihat banyak luka sayatan.
"BANGSAT" teriak Gio, ia berlari dan menerjang Herman. Dengan membabi buta, Gio menyerang pria itu, namun pria itu hanya diam seperti patung. Tak ada perlawanan, meski ia di pukuli sedemikian rupa oleh Gio. Bahkan tatapannya terlihat kosong, seolah tak ada cahaya kehidupan sama sekali. Cia dan Luna segera mendorong wanita, yang mereka tebak adalah selingkuhan Herman.
Cia segera menggendong Damar, tubuhnya di penuhi banyak darah. Wanita itu tak terima, ia bangun dan hendak menyerang Luna dan Cia. Dengan sekali gerakan, Luna membuat wanita itu terpental dan menabrak dinding di belakangnya.
"AARGGGGHHTT" teriak wanita itu, mulutnya mengeluarkan darah. Nampaknya benturan itu memang sangat keras, sehingga membuat wanita itu mengeluarkan darah cukup banyak.
Kenapa Luna setega itu? Bahkan matanya terlihat sangat dingin dan juga tajam
Ghava dan Ali segera menarik Gio, Gio berteriak tak terima. Ia merasa belum puas, menghajar pria itu.
"LEPAS... BAJINGAN INI HARUS MATI, DIA DAN WANITA ITU YANG MENYEBABKAN BUDE MENINGGALKAN KAMI. DIA HARUS MENERIMA BALASANNYA, AKU TIDAK BISA MEMBIARKANNYA HIDUP" teriak Gio
"DIAM" teriak Ali, karena sejak tadi ia sudah berbicara pelan. Tetapi Gio tidak mengindahkannya, sehingga membuat Ali ikut terbawa emosi dan itu berhasil.
"Apa kamu tidak lihat, bagaimana kondisi dia?" tanya Ali
"Aku tak peduli, seharusnya ia juga mati." jawab Gio mengalihkan tatapannya
Karena pria dan wanita itu, bude yang selalu memperlakukan baik dirinya tiada.
Karena pria dan wanita itu, kakek Raka pun harus ikut berpulang menyusul Mia. Gio yang sebatang kara, tak memiliki keluarga. Kini harus kembali sendiri, padahal ia sudah bahagia selama ini. Meski tanpa kedua orang tuanya, yang sudah meninggal dunia. Sejak usianya baru menginjak 2 tahun, sampai dirinya berusia 10 tahun. Keluarga Raka datang, ia sejak dulu hidup dari uluran tangan tetangga. Akhirnya bisa merasakan kasih sayang tulus, dari Raka dan Mia.
Ghava dan Ali menghembuskan nafasnya pelan, ia paham perasaan Gio.
"Aku paham dengan apa yang kau rasakan, kamu kehilangan kembali orang yang kamu sayangi. Tapi Gio, lihatlah mata pria itu. Tatapannya terlihat kosong, bahkan ia tak membalas pukulan darimu. Itu berarti dia berada dalam pengaruh ilmu hitam, sepertinya ada yang tidak kalian ketahui dibalik kematian arwah itu dan juga, mengenai pria itu" ucap Ghava menjelaskan
Gio terdiam, ia pun menoleh pada Ghava dan Ali.
DUAGH
...****************...
Jangan lupa jadiin Favorit dan tinggalkan jejak, like, komen, vote dan gift 🥰🥰🥰
...Happy Reading All...
semngatt kak lanjut lagiiii💐