Ayyara Queenby Anderson 22 Tahun, Dia gadis yang ceria dan sedikit bar bar. Ayyara baru menyelesaikan kuliahnya dan lansung di terimah kerja jadi sekertaris di sebuah perusahan besar yang ada di kotanya.
David Wilson Alexander 28 Tahun, Dia seorang Ceo diperusahaan tempat Ayyara bekerja.
Ayyara gadis yang cerewet dan bar bar dipertemukan dengan David yang dingin tak tersentuh oleh wanita.
Yuk! Kita intip kisah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ScorpioGirls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ratu Di Antara Beribu Bintang
"Woowww! Saya tidak jadi menyesal ikut Bos kesini." seru Ayyara bergegas turun dari mobil, bahkan mobil belum berhenti dengan sempurna.
Ayyara berlari menuju tepi pantai yang ada di depan Villa milik David. Mereka saat ini, baru tiba di Villa setelah langit udah mulai gelap. Dan mereka akan menginap beberapa hari disini.
Ayyara sudah tidak sabaran ingin menikmati indahnya suasana di pinggir pantai. Meskipun malam hari, tapi karna bulan purnama yang menyinari, membuat suasana jadi lebih indah.
"Dasar gadis aneh!" gumam David.
"Biasa, dia masih labil" sahut Jack.
Ayyara merentangkan kedua tangan nya di tepi pantai dan memejamkan matanya, dia menghirup udara dalam-dalam dan menghembuskan secara perlahan. Rambut hitam yang panjang sedikit bergelombang, berterbangan di tiup angin sepo -sepoi.
Jack memasukan barang barang mereka dan di bantu oleh penjaga Villa. Sedangkan David berdiri tidak jauh dari Ayyara berada, dia memperhatikan Ayyara yang lagi menikmati angin malam di pinggir pantai.
David terpaku melihat kecantikan Ayyara, yang bertambah ketika dilihat dari sinar tamaran sang bulan purnama, rambutnya yang berantakan karna ulah angin, tapi malah menambah kesan lebih cantik di mata David. Dia perlahan ikut tersenyum ketika melihat Ayyara tersenyum cerah sambil bersenandung riang.
David perlahan melangkah ke arah Ayyara, dan berdiri di sampingnya.
"Kamu suka disini?" tanya David, pandangannya lurus ke depan, ke arah pantai.
"Iya!" ucap Ayyara menoleh, dia mengangguk antusias dan tersenyum manis.
David menoleh padanya, pandangan mereka bertemu.
Deg
David terpaku melihat senyum Ayyara yang sangat manis, di tambah lesung pipi kecil di kedua ujung bibirnya. David segera memandang lurus ke depan kembali untuk menetralkan detak jantungnya.
Mereka sama-sama terdiam, sibuk dengan pemikiran masing masing. Ayyara tiba tiba merasa canggung berdiri berdampingan dengan David di tempat yang sunyi.
Jack yang ingin menyusul mereka, menghentikan langkah kakinya sejenak. Dia meraih ponselnya dan memotret Ayyara dan David dari belakang.
"Dasar pasangan aneh!" ucap Jack tersenyum jail, melihat hasil jepretannya.
Jack memasukan kembali ponselnya di dalam saku celananya dan melanjutkan langkah nya.
"Hmm!" deheman Jack, ketika sudah berada di samping Ayyara.
"Kak Jack, kesini juga?" tanya Ayyara
"Apa kalian merasa terganggu?" tanya Jack balik.
"Bukan begitu maksudku. Kak Jack ini memang paling sensi, kayak cewek yang lagi PMS aja." ucap Ayyara memeluk lengannya sendiri karna merasa dingin.
"Kita masuk!" sahut David. Menarik lengan Ayyara untuk ikut serta dengannya. Ayyara pun menurut tanpa protes. Sedangkan Jack mengekor di belakang mereka berdua.
"Woww! Auto betah disini!" seru Ayyara terkagum-kagum dengan bagian dalam villa David yang begitu mewah di tambah pemandangan yang memanjakan mata. Dimana villanya yang berada di kaki gunung, lokasinya yang luas, lengkap dengan kolam renang yang berada di belakang villa. Yang berbatasan lansung dengan gunung. Dibagian depan kita di sambut dengan pemandangan indah air pantai. Di tambah suasana yang sejuk.
"Kita akan tinggal disini selama tiga hari ke depan." jelas Jack.
"Beneran?" tanya Ayyara antusias, menoleh kearah Jack.
"Iya!" ucap Jack.
"Tuan!" ucap penjaga villa yang datang menghampiri.
"Ada apa?" tanya David.
"Mohon maaf Tuan, chef yang biasa memasak disini tidak sempat datang malam ini, karna dia lagi sakit!" lapornya.
"Tidak masalah pak!" sebelum David berbicara, Ayyara lebih dulu berbicara. Membuat David menoleh padanya.
"Biar Saya yang masak, Asalkan Bos dan Kak Jack mau memakannya." ucapnya sambil nyengir.
"Yang penting bisa di makan." sahut Jack dan David hanya mengangguk mengiyakan.
"Kamu boleh pergi" ucap Jack pada penjaga villa.
"Baik, Tuan!" ucapnya berbalik badan dan meninggalkan mereka bertiga.
Ayyara berjalan menuju dapur diantar oleh David dan Jack. Tibanya di dapur Ayyara membuka blasernya dan menyisahkan tanktopnya saja, rambutnya dia ikat asal asalan. Sedangkan David dan Jack sudah meninggalkan dapur. Mereka ke kamar masing masing untuk membersihkan diri.
Ayyara mulai menyiapkan bahan-bahan makanan yang ingin dia masak. Ayyara berkutak di dapur dengan cukup lincah, karna memang dia hobi memasak. Tidak butuh waktu lama dia sudah menyelesaikan beberapa menu untuk makan malam mereka.
Ayyara menyuruh maid yang ada di sana untuk menyajikan makanannya di atas mejaa makan, dia ingin mandi terlebih dahulu dan berganti pakaian.
David dan Jack sudah duduk di kursi meja makan, tinggal menunggu Ayyara untuk makan.
Tap-tap-tap.
Suara langkah kaki Ayyara menuruni anak tangga, membuat David dan Jack meoleh padanya. Lagi-lagi David terpaku melihat penampilan Ayyara yang masih seperti anak remaja SMA.
Ayyara saat ini mengenakan atasan kaos oversize putih dengan bawahan celana hot pants hitam, leher jenjangnya terpampang nyata karna rambutnya dia ikat asal-asalan.
Ayyara melangkah menuju meja makan dan bergabung dengan David dan Jack.
"Gimana?" tanya Ayyara ketika David dan Jack mulai mengunyah makanannya.
"Lumayan!" ucap David dan Jack bersamaan.
"Hanya lumayan? Bilang enak kek, mantap, atau apa gitu." celoteh Ayyara. "Tidak bisa banget si membuat hati chef dadakan ini jadi senang" gerutu Ayyara mulai memasukan makanan ke dalam mulutnya dengan sedikit kasar.
"Kan memang rasanya lumayan!" ucap Jack, Ayyara hanya memanyungkan bibirnya karna kesal. David tersenyum tipis melihat tingkahnya.
"Lumayan enak maksudnya" sahut David kemudian.
"Na gitu, meskipun hanya lumayan, setidaknya ada kata enaknya yang mampu membuat hatiku berbunga" ucap Ayyara dengan tersenyum cerah. Moodnya cepat sekali berubah.
"Apalagi kalau kata cinta, mampu membuat dirimu melayang." ucap Jack tersenyum mengejek.
"Mana aku tahu, Aku kan tidak pernah merasakan apa yang namanya cinta, selain cinta kedua orang tua!" ucap Ayyara dengan mulut penuh makanan.
"Jadi dia belum pernah pacaran" guman David.
"Kamu udah merasakannya, tapi belum menyadarinya." sahut Jack, dia melirik David sekilas yang lagi makan dengan tenang.
"Kak Jack, sok tau!" ucap Ayyara, menodongkan garpunya ke arah Jack.
"Beneran lho!" ucap Jack terkekeh. Ayyara hanya mencebikkan bibirnya.
...****************...
"Bagaimana?" tanya David pada Jack. Saat ini mereka sedang berada di ruang kerja David.
"Dia sudah di amankan anak buah kita dan dia mengaku karna tidak terimah kekalahan tender, dia melakukan semuanya." ucap Jack. Orang yang mereka maksud adalah Dimas anak dari gunadarma.
"Dia menjemput kematian nya sendiri." ucap David dengan tatapan mata elangnya.
"Siksa secara perlahan." titah David.
"Baik Bos!" ucap Jack.
Jack meninggalkan David di ruang kerja, dia ingin menghubungi anak buahnya.
David membolak balikan berkas yang ada di hadapan nya, tapi pikirannya tertuju pada Ayyara.
"Kemana gadis aneh itu!" ucapnya.
"Akkhhhttt!" dia mengusap rambutnya ke belakang.
"Kenapa jadi kepikiran sama dia? Apa benar aku suka sama dia?" ucapnya lagi kedua tangan nya bertumpu di pinggir meja.
"Dasar Rubah kecil nakal!" ucapnya lalu tersenyum, mengingat Ayyara turun dari mobil dengan tergesa m-gesa. Hanya karna melihat pantai.
David memilih keluar dari ruang kerjanya, dia ingin kerja tapi kepalanya di hantui dengan bayangan Ayyara.
David berjalan menuju dapur, dia membuka kulkas dan mengambil satu botol air mineral. Dia meminumnya hingga setengah.
David meninggalkan dapur, dia berjalan menuju pintu belakang villa. David berhenti di ambang pintu ketika melihat Ayyara yang sedang berbaring di kursi panjang pinggir kolam renang, dia sedang menatap langit yang bertabur bintang. Di samping Ayyara ada segelas coklat panas dan cemilan diatas meja kecil.
"Bintang! Hidup mu pasti bahagia, karna kamu memiliki banyak teman." rancu Ayyara menatap bintang di langit.
"Bulan seorang diri, tapi pasti tidak kesepian karna di kelilingi beribu bintang, dia bagaikan ratu di kelilingi beribu pengawa." ucapnya terkekeh
"Wahai matahari, meskipun kamu berjuang seorang diri di siang hari. Tapi tenanglah, Kamu akan menjadi satu satunya penerang jiwaku, kwkwkwkkw." tambahnya lagi, lalu terkekeh.
"Dasar Gadis aneh!" ucap David, yang sudah duduk di kursi disamping Ayyara dan David sudah mendengarkan semua ocehannya yang asal-asalan.
"Ehh Bos!" kaget Ayyara bergegas bangun.
"Kamu ini gila atau sinting?" tanya David, pandangan nya lurus ke depan.
Ayyara memutar bola matanya lalu berkata "Aku sehatlah!"
David menoleh ke arah Ayyara, dia tersenyum melihat Ayyara yang lagi kesal.
"Orang cantik seperti aku ini. Bos bilang gila?" tuturnya. "Bos benar-benar perlu di belikan kacamata kuda yang besar, Aku rasa mata Bos udah mulai rabun jarak jauh, dekat, sedang, kanan, kiri. Pokoknya perlu di periksa di dokter ahli dalam. " gerutu Ayyara.
David geleng-geleng kepala mendengar ocehan Ayyara panjang lebar. Apa tadi dia bilang mau membelikan kacamata kuda, benar-benar ni Ayyara membuat kesabaran David terkikis habis, yang memang hanya setipis tissu.
"Mana ada orang sehat, bicara sendiri." ucap David.
Ayyara meneguk coklatnya terlebih dahulu sebelum menanggapi perkataan David.
"Ada, ini orangnya, Ayyara Queenby! Orang paling cantik seantero jagad raya. Lagian ya, Aku hanya berbicara pada mereka yang ada di atas sana." ucapnya mendongak menatap langit.
"Lihatlah bulan itu, dia bagaikan ratu di antara beribu bintang. Dia di kelilingi oleh bintang-bintang itu" ucapnya menunjuk bulan dan bintang bergantian. David bukanya ikut memandang bulan dan bintangnya, dia hanya menatap Ayyara dengan intens, dia terjatuh kesekian kalinya ke dalam pesona Ayyara.
'Seperti kamu, menjadi ratu di hatiku! Entah perasaan apa yang ku miliki saat ini, tapi kamu mampu mengobrak-abrik pikiran dan perasaan ku!' batin David.
"Mereka memang tidak dapat berbicara, tapi aku senang bisa berbicara pada mereka. Lucu aja gitu!" ucap Ayyara lagi yang masih setia menatap ke atas.
'Iya! Kamu memang lucu, kamu seperti bulan yang berbeda sendiri di antara bintang-bintang, kamu berbeda dari beribu wanita di luaran sana' batin David.
'Meskipun kamu konyol dan bar bar!' batin David lagi di barengi dengan senyuman tipis.
"Masuk!" titah David. "Disini dingin" ucap David mengelus rambut Ayyara.
Membuat Ayyara menoleh padanya, pandangan mata mereka bertemu. David tersenyum manis ke arahnya.
Deg
Ayyara terpaku melihat senyuman David, membuatnya tambah ganteng di mata Ayyara, dan dia ikut tersenyum setelah sadar dari lamunannya lalu mengangguk. Mereka berjalan beriringan menuju Villa.
Saat mereka masuk ke dalam Villa, Mereka melihat Jack yang sedang duduk sendiri di ruang keluarga sambil bermain ponsel.
David dan Ayyara melangkahkan kaki nya menuju Jack berada. Ayyara saat ini masih menenteng gelasnya yang berisi setengah coklat panas,yang sudah tidak panas lagi.
Mereka ikut bergabung dengan Jack yang sedang duduk bersantai di ruang keluarga. Ayyara meraih remote kontrol televisi yang ada di atas meja di depan sofa. Dia menyalakan Tvnya dan menyetel channel favoritnya, yaitu drakor.
David dan Jack mengobrol seputaran pekerjaan mereka, Ayyara asyik nonton sendiri.
Ayyara berdiri dari duduknya, dia meninggalkan ruang keluarga, membuat dua laki laki tampan yang ada disana bertanya tanya 'mau kemana dia' pikir mereka. Perasaan tadi nonton dengan enteng, eeehh sekarang pergi tanpa pamit.
Ayyara kembali dengan nampang di tangannya, ternyata dia membuatkan minum buat David dan Jack. Dia meletakkan gelas nya di atas meja dan kembali masuk ke dalam. Dia kembali dengan membawa berbagai cemilan di tangan nya. Membuat Jack dan David heran. 'Kapan dia membelinya' pikir mereka.
"Kalian pasti mau bilang, 'ambil dimana?Dapat dari mana?'" ucap Ayyara ketika melihat David dan Jack menatapnya dengan penuh tanya. Jack mengangguk mengiyakan dan David hanya menatapnya tatapan datar seperti biasa.
"Aku tadi menyuruh salah satu pengawalmu! Mereka ternyata menurut, meskipun aku bukan bosnya. Hati hati lho, bisa jadi mereka menurut sama orang yang ingin berbuat jahat padamu atau bahkan kita semua." ucapnya dengan mode serius, mata bulatnya berkedip kedip, mulut tipisnya monyong-monyong saat bicara. Tapi nampak lucu di mata Jack dan David. Ayyara saat ini menata cemilan nya di atas meja.
'Hehehhehe' Jack terkekeh melihat Ayyara.
"Mereka kan bisa membedakan, yang mana orang jahat dan yang mana orang stres." ucap Jack terbahak-bahak, pecah sudah tawanya.
"Kak Jack, bilangin aku stres? tadi aku di katain gila. Kalian ini, memang benar benar tidak bisa membedakan orang cantik dengan orang stres, memang perlu di belikan kacamata kuda." gerutu Ayyara sambil membuka snacknya dan memakan nya.
"Iya kamu memang cantik, tapi sayang, stres!" ucap Jack tertawa terbahak-bahak; Sedangkan David hanya tersenyum.
"Kak Jack!" Teriak Ayyara dengan muka cemberutnya, matanya melotot menatap Jack.
"Iya de, Kamu yang paling cantik dan manis, yang mampu membuat Bos kita tersenyum!" ucap Jack melirik David yang sedang tersenyum. Ayyara ikut menoleh ke arah David.
David yang dilirik otomatis berhenti tersenyum dan kembali ke mode datarnya.
"Bos! Tambah ganteng lho, kalau lagi tersenyum." ucapnya tersenyum manis, membuat David ikut tersenyum tipis.
"Hmm!" deheman Jack. Membuat Ayyara kembali memperhatikan Televisinya.
"Kalian minum gi, Nanti dingin! Tidak enak lho kalau lagi kedinginan, apalagi kalau tidak ada yang hangatin." ucap Ayyara, matanya tetap fokus menatap layar televisi.
"Kan ada selimut!" sahut Jack
"Iya, untung ada selimut yang menemanimu di malam hari." sahut Ayyara.
Jack tidak menyahut lagi, karna dia mulai meminumnya. Begitupun dengan David.
gemessss....knp d luar ga d cek???
pst bktinya lbh bnyak kl yg onoh kthuan jg....