seorang wanita tangguh, yang dikenal sebagai "Quenn," pemimpin sebuah organisasi mafia besar. Setelah kehilangan orang yang sangat ia cintai akibat pengkhianatan dalam kelompoknya, Quenn bersumpah untuk membalas dendam. Dia meluncurkan serangan tanpa ampun terhadap mereka yang bertanggung jawab, berhadapan dengan dunia kejahatan yang penuh dengan pengkhianatan, konflik antar-geng, dan pertempuran sengit.
Dengan kecerdikan, kekuatan, dan keterampilan tempur yang tak tertandingi, Quenn berusaha menggulingkan musuh-musuhnya satu per satu, sambil mempertanyakan batasan moral dan loyalitas dalam hidupnya. Setiap langkahnya dipenuhi dengan intrik dan ketegangan, tetapi ia bertekad untuk membawa kehormatan dan keadilan bagi orang yang telah ia hilangkan. Namun, dalam perjalanan tersebut, Quenn harus berhadapan dengan kenyataan bahwa dunia yang ia kenal bisa berubah, dan balas dendam terkadang memiliki harga yang lebih mahal dari yang ia bayangkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doni arda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6: Labirin Kegelapan
Malam semakin pekat, dan Quenn merasa bayangan yang menyelimuti mereka semakin tebal. Setelah meninggalkan markas Marco yang hancur, mereka menuju ke lokasi yang tertulis dalam peta. Setiap langkah terasa semakin berat, seolah mereka berjalan menuju jalan tanpa kembali. Quenn tahu bahwa ini bukan sekadar tempat biasa. Ini adalah pusat dari segala rahasia yang tersembunyi, sebuah tempat yang bisa mengungkapkan kebenaran yang tak pernah ia duga sebelumnya.
Mereka tiba di sebuah daerah yang terpencil, jauh dari keramaian kota. Di sini, hanya ada hutan gelap dan tanah yang tidak terjamah. Gedung-gedung tinggi yang biasa ada di pusat kota digantikan oleh tebing-tebing batu yang menjulang. Tempat ini terasa seperti dunia lain, sepi, sunyi, dan menakutkan.
“Ini tempat yang ditandai di peta,” ujar Erik, yang tampak waspada, memandang ke arah gedung besar yang tampak seperti bunker tersembunyi di balik pepohonan.
Quenn mengangguk, matanya tetap tajam. “Kita harus hati-hati. Ini bukan tempat yang ingin diketahui banyak orang. Kita mungkin bukan satu-satunya yang tahu soal ini.”
Ketika mereka mendekat, Quenn merasakan ketegangan yang meningkat di udara. Suasana semakin gelap, hanya diterangi oleh cahaya rembulan yang samar. Bangunan di depan mereka tampak seperti sebuah markas bawah tanah, dengan pintu besar yang terkunci rapat. Ini adalah tempat yang dikelilingi oleh misteri, dan meskipun Quenn telah melewati banyak bahaya, dia tahu bahwa apa yang ada di dalam sana akan menguji kekuatan dan ketahanannya.
Rina, yang memegang perangkat komunikasi, berbisik, “Aku tidak bisa mendeteksi sinyal di sini. Sepertinya tempat ini dilindungi oleh sistem yang sangat canggih. Kita tidak bisa menghubungi siapa pun.”
Quenn menatap pintu besi itu, lalu mengarahkan pandangannya ke atas, memeriksa sekeliling. “Kalau kita tidak bisa mengandalkan komunikasi, kita harus mengandalkan insting dan keterampilan kita sendiri.”
Dengan cepat, Quenn memimpin jalan, menghampiri pintu besar yang tertutup rapat. Di sekelilingnya, udara terasa berat. Bau logam dan tanah yang lembab menyelubungi mereka. Tidak ada suara selain derap langkah kaki mereka. Quenn tahu bahwa tidak ada waktu untuk ragu.
Erik bergerak maju, menggunakan alat pemotong untuk membuka kunci pintu besar itu. Beberapa detik kemudian, pintu berhasil dibuka dengan suara berderak keras. Quenn melangkah pertama kali masuk, diikuti oleh pasukannya.
Begitu mereka memasuki gedung, suasana berubah drastis. Ruangan itu gelap, tetapi ada beberapa lampu merah yang menyala redup, menambah kesan suram dan mencekam. Di sekeliling mereka, ada tumpukan perangkat canggih dan layar monitor yang memantau berbagai hal. Quenn bisa melihat data yang berjalan cepat di layar, namun ia tidak sempat memeriksa lebih jauh. Instingnya berkata bahwa mereka berada di dalam sarang musuh, dan semakin lama mereka berada di sana, semakin besar kemungkinan mereka terjebak.
“Ini tidak mungkin hanya markas biasa,” kata Rina dengan suara berbisik, matanya melihat ke sekeliling. “Ini lebih seperti pusat pengendalian. Semua ini… terkoneksi dengan banyak tempat.”
"Jangan buang waktu, kita harus mencari Marco," jawab Quenn, berusaha tetap tenang meski hati terasa dipenuhi kecemasan. "Jika kita tidak menemukan dia di sini, kita akan tahu siapa yang benar-benar mengendalikan semuanya."
Mereka melanjutkan pencarian mereka di dalam gedung yang gelap dan berliku. Setiap ruangan yang mereka masuki terasa lebih gelap dan lebih besar, seperti mereka sedang berjalan di dalam labirin tanpa ujung. Quenn merasakan rasa tak nyaman yang semakin mendalam. Tidak hanya karena suasana tempat ini yang suram, tetapi juga karena ada sesuatu yang tidak beres. Setiap langkah membawa mereka lebih dalam ke dalam jantung sistem yang mengancam keselamatan mereka.
Akhirnya, mereka sampai di sebuah ruangan besar, yang tampaknya merupakan pusat pengendalian. Layar-layar besar mengelilingi mereka, menampilkan berbagai data yang tidak familiar. Namun, Quenn merasa ada sesuatu yang ganjil. Di tengah ruangan, ada satu layar besar yang tidak seperti yang lain. Layar ini menunjukkan peta kota, namun dengan beberapa titik yang berkedip merah terang—lokasi-lokasi yang sangat terjaga.
“Ini tidak bisa jadi kebetulan,” ujar Erik, menunjuk layar yang menunjukkan koordinat-koordinat tersebut. “Semua tempat ini… terhubung dengan organisasi yang sangat besar.”
Quenn mengangguk, pikirannya mulai membentuk gambaran yang lebih jelas. “Ini bukan hanya tentang geng atau mafia. Ini adalah jaringan yang jauh lebih besar. Mereka mengendalikan lebih banyak hal daripada yang kita bayangkan.”
Rina yang sedang memeriksa beberapa perangkat lain, tiba-tiba berkata, “Quenn, aku menemukan sesuatu. Ini… ini adalah daftar nama-nama yang terlibat dalam proyek ini. Ada nama-nama yang sangat besar di sini.”
Quenn mendekat dan melihat layar yang ditunjukkan oleh Rina. Daftar nama itu membuat jantungnya berhenti berdetak sejenak. Nama-nama yang tertera di sana bukanlah orang-orang sembarangan. Mereka adalah tokoh-tokoh penting dalam dunia bisnis, pemerintahan, dan kekuasaan yang memiliki pengaruh luas. Seseorang yang jauh lebih besar dari Marco, lebih berbahaya, dan lebih cerdik.
“Ternyata mereka ada di belakang semuanya,” kata Quenn dengan nada berat. "Selama ini kita hanya berhadapan dengan para pion, sementara para pemain utama bersembunyi di balik layar. Ini bukan lagi perang antar geng. Ini tentang kekuasaan global."
Namun, baru saja Quenn menyelesaikan kalimatnya, suara langkah kaki terdengar. Dari sudut gelap ruangan, Marco muncul—tak seorang diri, tetapi bersama beberapa orang yang mengenakan jas hitam dan masker. Wajahnya terlihatan lebih marah daripada sebelumnya.
“Selamat datang di markas kami, Quenn,” ujar Marco dengan senyum yang tidak terlihat tulus. "Kau akhirnya sampai di tempat yang seharusnya kau hindari."
Quenn menarik napas dalam-dalam, matanya tajam menatap Marco dan para pengawal yang mengelilinginya. “Kau tahu, Marco, aku tidak akan pernah mundur. Sekarang, beritahu aku siapa yang benar-benar ada di balik semua ini