Content Warning ⚠️
Selain focus ke revenge arc/plot balas dendam, ada focus ke perkembangan karakter FL yaa. Enjoy the story 🌻
Kayla meninggal karena ditabrak oleh mobil. Sebelum meninggal dia sempat melihat pelaku yang menabrak dirinya. Terkejut, ternyata mereka adalah adik tiri dan teman baik Kayla. Persis sebelum menjelang ajalnya, Kayla memohon kepada Tuhan berharap bisa dihidupkan kembali untuk membalaskan dendamnya kepada mereka yang membuat Kayla hidup sengsara. Terutama adik tirinya.
Lalu, keajaiban datang. Kayla hidup kembali, terbangun di usianya sebelum ulangtahun ke-17 tahun. Kayla memanfaatkan kehidupan keduanya ini untuk merencanakan pembalasan dendam.
Masalahnya, selama hidup Kayla dikenal sebagai antagonis yang mejahati adik tirinya, Amarilys.
Bagaimana cara Kayla membalaskan dendamnya? Ikuti dan bantu Kayla balas dendam yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 🌻Shin Himawari 🌻, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 - Niat Jahat Amarylis
Ibu Ratih Hamil.
Usia kandungannya sudah 7 minggu atau 2 bulanan.
Meskipun ada kekhawatiran karena usia ibu sudah menyentuh 37 tahun, tapi berita baik ini dirayakan dengan suka cita. Ayah sempat menyampaikan harapannya agar ibu tidak perlu kerja lagi, total istirahat dirumah.
Tentu ibu menolak ide itu.
Baginya di kehamilan kedua ini, ibu tidak mengalami masalah yang berarti yang mengharuskannya bedrest. Lagipula pekerjaannya sebagai kurator gallery seni tidak menyita banyak energi. Jadi ayah mengalah membiarkan ibu tetap bekerja.
Amarilys sendiri sepertinya masih terguncang. Dia tidak banyak berkomentar. Hanya mengucapkan selamat, yang Kayla tahu tidak tulus.
Memiliki Kayla sebagai saudara tiri saja, Amarilys sudah benci apalagi punya saudara lagi dari ibu tirinya. Amarilys sangat tidak suka perhatiannya terbagi. Dia ingin selalu menjadi pusat dunia.
Sehingga Kayla menaruh kecurigaan adanya hubungan antara Amarilys dengan tragedi buruk yang dialami ibunya di kehidupan lalu. Ibu Ratih mengalami keguguran saat itu.
Meski Kayla juga belum dapat membuktikan bahwa Amarilys adalah otak dari tragedi buruk itu, tapi tidak ada salahnya kan waspada sejak awal.
Akhir akhir ini Kayla sibuk mengawasi Amarilys dan lebih protektif ke ibunya.
Ibu Ratih sampai heran. Karena Kayla tidak pernah secerewet dan seprotectif sekarang.
"Kay. Ini sudah waktunya kamu berangkat sekolah." Ibu Ratih mengingatkan.
"Tidak. Sebelum aku memastikan ibu minum vitamin dan susu ibu." kata Kayla.
"Astaga. Kamu jadi lebih bawel dari ayah sekarang." Ibu Ratih benar benar tidak mengerti perubahan Kayla. Mau tidak mau ibu minum susu hamil yang tidak disukainya itu untuk menuruti permintaan anaknya.
"Vitaminnya nanti 30 menit setelah minum ya Kay. Okay? Sekarang sana berangkat."
Ayah Arya yang sedari tadi ikut memperhatikan jadi ikut tertawa. Lalu dia pun ikut berkomentar.
"Good Kay. Kalau ayah yang bicara ibu pasti masih bisa beralasan. Kayla pasti senang akan ada teman baru di rumah ya?" Ayah Arya senang karena melihat inisiatif dan perhatian putri sulungnya. Lalu dia melihat ke putrinya Amarilys juga.
"Amarilys juga senang kan nak?"
Ayah bertanya meskipun dia sendiri tidak yakin. Amarilys menjadi sedikit lebih pendiam sejak pengumuman berita baik itu. Jadi Ayah hanya ingin memastikan saja berharap Amarilys ikut bahagia seperti dirinya dan Kayla.
"Tentu ayah. Saking senangnya, aku juga jadi ingin mulai besok aku yang menyiapkan susu dan vitamin ibu ya." jawab Amarilys.
Tidak. Dia pasti merencanakan sesuatu. Lihat saja senyum tanpa ketulusan itu.
"Tidak perlu. Itu tugasku." sanggah Kayla cepat.
Sedangkan Ayah hanya tertawa, dia sangat senang kedua putrinya memberikan perhatian yang baik kepada calon adiknya.
Hari hari berlalu. Tingkah Kayla dan Amarilys semakin tidak biasa.
Amarilys sering memberikan ibu makanan dan minuman secara tiba tiba. Khususnya ketika ayah sedang tidak ada di rumah. Sedangkan Kayla sibuk memperhatikan semua asupan makanan dan minuman yang diberikan ke ibunya. Baik dari Amarilys maupun pelayan lain.
Sehingga mereka berdua lebih sering berdebat. Ibu sampai pusing melihat tingkah aneh kedua anak gadis itu.
Karena lelah melihat itu semua, akhirnya ibu bicara dengan Kayla. Saat posisinya hanya ada Ibu dan Kayla di kamar ibunya. Kayla mengantarkan makan malam sendiri ke ibunya. Karena tahu ibunya melewatkan makan malam karena sedikit mual.
"Kamu kenapa sih Kay?"
Kayla meletakan makanan di nakas samping kasur, lalu menghampiri ibunya yang sedang istirahat.
"Ibu tetap harus makan dan minum vitamin. Tapi hanya makanan dan minuman dari aku atau ayah saja. Kalau Amarilys memberikan sesuatu ibu jangan makan. Langsung buang."
Ibu mengerutkan keningnya tidak mengerti.
"Kenapa kamu berkata seperti itu tentang Amarilys Kay? Kamu biasanya tidak begini. Apa kamu tidak suka Amarilys?"
Kami berdua saling tidak menyukai bu! Tapi aku begini untuk ibu dan calon adik.
Di kehidupan sebelumnya ibu keguguran karena diberikan obat penggugur dalam makanan. Aku tidak mau terjadi hal itu lagi.
Sayangnya Kayla tidak bisa mengatakan itu terang terangan. Bingung juga jika harus menjelaskan dari awal bagaimana bisa Kayla tahu atau bagaimana cara Kayla kembali ke kehidupan keduanya.
"Bukan begitu. Tapi aku harap ibu lebih hati hati. Pokoknya hanya boleh percaya padaku dan ayah. Janji ya bu?" Kayla penuh harap.
Ibu Ratih tersenyum. Ibu menganggap anaknya ini mungkin cemburu kalau Amarilys juga ikut perhatian kepadanya.
"Dasar anak aneh. Iya Ibu janji." jawab ibu tersenyum.
...🌻🌻🌻...
Di Gallery swasta. Monalisa Gallery.
Ibu sedang bekerja di mejanya. Sedang mengkurasi beberapa lukisan yang akan melakukan pameran di gallery ini.
Karena tenggat waktu sudah hampir dekat, dia sedang dalam mode tidak bisa diganggu. Sampai akhirnya asisten ibu masuk memberi tahu bahwa ada kiriman makanan untuknya.
Ibu melihat ke jam dinding di ruangannya.
Astaga. Sudah jam makan siang. Aku harus makan sebelum dua orang bawel menelepon untuk ceramah.
Dua orang yang di maksud adalah ayah Arya dan Kayla.
Pas sekali ada kiriman makanan. Kira kira apa ya makanannya?
"Makanan dari siapa Del?" tanya ibu.
"Tadi kurir tidak bilang pengirimnya. Tapi sepertinya ada catatan di dalam makanan ini. Mungkin Bu Ratih bisa check juga isi catatan itu." kata Adel menyerahkan bungkusan makanan yang masih tersegel baik.
"Okay. Thank you ya Adel. Kamu juga istirahat makan saja." jawab Ibu Ratih.
"Sama sama Bu. Saya ijin istirahat kalau begitu Bu." yang dibalas anggukan kepala oleh ibu Ratih.
Wah. Ini sih makanan kesukaanku. Papperlunch.
Ibu Ratih juga mengecek isi catatan lalu tersenyum saat membacanya.
'Jangan lupa makan siang istriku, love Arya.'
Tidak perlu waktu lama makanan itu langsung habis di makan ibu Ratih.
Ibu Ratih tidak menyangka ini akan menjadi terakhir kalinya dirinya makanan favorit itu.
Karena selang beberapa jam setelah makan siang, dia kesakitan lalu pingsan di ruang kerjanya.
Ibu pendarahan hebat.
Bersambung
🌻: happy reading ya minna san