“Memangnya aku sudah gak laku?, aku bahkan belum pernah mencoba mendekati seorang gadis.” Gerutu Kevin. -Kevin Alexander Geraldy-
Beberapa hari setelah ia tiba di jakarta usai menyelesaikan pendidikan dokternya, ia mendapatkan kejutan dari papi dan mommy nya, bahwa papi Alexander menginginkan Kevin menikahi seorang gadis, dan yang paling membuat Kevin begitu emosi adalah, pernikahan ini adalah buntut dari sebuah surat wasiat yang di terima Alexander 15 tahun yang lalu.
“Aku juga tidak ingin menikah denganmu, aku menikah dengan mu karena aku tak ingin image baik yang sudah menempel padaku rusak begitu saja,” balas Gadisya dengan emosi yang tak kalah dahsyat nya. “Aku hanya yatim piatu yang kebetulan beruntung bisa mewujudkan impianku menjadi dokter, aku tak memiliki apa apa, bahkan silsilah keluarga yang bisa ku banggakan, jadi setidaknya aku harus mempertahankan nama baikku, karena itu adalah harga diriku, dan aku bangga. -Gadisya Kinanti-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Seharusnya Menjadi Berita Bahagia.
Keesokan harinya.
Mentari bersinar cerah, menghangatkan semangat setiap insan, para warga mulai beraktivitas menyambut datangnya hari baru.
Begitu pun sang pasangan pengantin baru, yang masih terus diam tanpa kata walau sejak semalam mereka tinggal di bawah atap yang sama, kevin tengah bersiap seorang diri, dia tak mengatakan apa apa pada Gadisya, hanya tatapan dingin yang ia berikan pada istrinya, Kevin berencana, akan merahasiakan berita pernikahannya, karena menurut nya pernikahan ini adalah aib yang harus ia tutup rapat rapat.
Tanpa perlu Kevin berkata kata, Gadisya seakan sudah faham, bahwa ia akan tetap tinggal di desa Sekar Kencana, sementara Kevin akan kembali ke Jakarta seorang diri.
Kevin menggendong ransel besar yang ia bawa ketika datang ke desa Sekar Kencana, tentu saja Gadisya ikut mengantar nya ke mobil, agar warga desa tidak curiga, namun Kevin tetap membisu, walau Gadisya tengah menemaninya demi menutupi rasa curiga para warga desa.
Bahkan Gadisya pura pura melambaikan tangannya, walau wajahnya tertekuk malas.
Setelah Kevin berlalu dengan mobilnya, salah seorang warga menghampiri Gadisya.
"Lho, bu dokter, itu pak dokter nya mau kemana?"
"Kok pak dokternya pergi sendirian dok?"
Tanya beberapa warga yang kebetulan melihat kepergian Kevin.
Gadisya tersenyum ramah, "iya, pak dokter nya harus kembali bekerja di jakarta." Jawab Gadisya lembut.
"Kan harusnya bu dokter ikut juga, suami istri mana boleh berjauhan."
Lagi lagi gadisya tersenyum lembut, 'itu berlaku untuk suami istri normal bu, lha pernikahan ku kan gak normal' jawab Gadisya dalam hati.
"Ya … terpaksa seperti ini, karena di rumah sakit kencana juga kan tidak ada yang menggantikan saya,"
Para warga mengangguk paham dan terlihat tak lagi ingin mengajukan pertanyaan.
Akhirnya gadisya pun pamit, karena dia harus segera bersiap kembali ke dunia nyata, setelah kemarin disuguhi mimpi pernikahan yang entah seperti apa kelanjutannya.
Gadisya menarik nafas perlahan, kemudian ia mulai membereskan bantal dan selimut yang semalam digunakan Kevin, ia tak ingin lagi memikirkan tentang pernikahan nya, 'lebih baik aku segera melupakannya' gumam nya pelan.
Setelah selesai membersihkan rumah, gadisya pun mengganti baju rumahannya dengan baju kerja yang sering ia kenakan ketika bertugas di rumah sakit.
15 menit waktu yang ia perlukan untuk bersiap, bukan penampilan mewah yang ia tampilkan, karena sejatinya Gadisya seseorang yang sederhana, sadar bahwa semua yang dimilikinya adalah titipan Tuhan, walau memang kenyataannya gajinya tak cukup untuknya bermewah mewah, tapi dahulu ketika ia masih di sokong donatur misterius, ia memiliki uang saku berlebih, tapi tak lantas membuatnya tinggi hati, sisa uang saku tersebut ia gunakan untuk membeli segala kebutuhan yang di perlukan panti asuhan, bahkan tak jarang uang saku yang seharusnya ia gunakan untuk jajan, ia berikan pada adik adik pantinya yang masih kecil.
Gadisya meninggalkan rumahnya ketika waktu menunjukkan pukul 8 pagi.
Sepanjang jalan, ia menyapa para warga dan kadang menanyakan kondisi kesehatan mereka.
Bagi para warga, Gadisya seperti ibu peri yang mengobati mereka ketika mereka sedang sakit, karena tak perlu biaya mahal, bahkan jika mereka tak memiliki biaya, gadisya pun tak memintanya.
(Hehehe menantu idaman papi Alex banget)
...🌻🌻🌻...
Dua hari kemudian, William Medical Center Jakarta.
"Masuk," ucap Richard ketika terdengar pintu ruangannya di ketuk.
Pak willy manager rumah sakit, datang menghadap.
"Ada apa pak Willy?" Tanya Richard.
Pak Willy nampak kebingungan hendak ketika memulai pembicaraan. "Sebelum nya saya minta maaf dok." Pak Willy mulai buka suara.
"Ada apa pak?" Richard makin penasaran, karena bawahannya tersebut tak biasanya gugup jika sedang melaporkan sesuatu.
"Apa dokter sudah tahu berita yang beberapa hari ini heboh diantara para karyawan dan petugas medis rumah sakit kita?"
Richard menaikkan salah satu alisnya, dia baru kembali dari Singapura setelah semalam, dan hari ini sudah di kejutkan dengan laporan tentang gosip di rumah sakit.
Richard meletakkan pena yang ada ditangannya, kini ia fokus pada pak Willy.
"Katakan, ada apa? Jangan bertele tele." Richard mulai tak sabar.
"Berita ini bersumber dari beberapa orang yang ikut bakti sosial minggu lalu." Pak Willy mendekat, dan kini ia duduk di seberang Richard. "Mereka bilang, mereka menjadi saksi pernikahan dokter Kevin dan dokter Gadisya di desa Sekar kencana."
Richard terhenyak sesaat, pernikahan?? Ada apa sebenarnya, setahu Richard acara di desa sekar kencana minggu lalu, memang ide Alex untuk mengenalkan Kevin pada salah satu dokter di rumah sakit Kencana, kenapa sekarang justru beredar berita seperti ini?.
"Apa kamu yakin, tentang berita ini?"
"Yakin sekali dok, kalau dokter mau, saya akan panggilkan suster Wulan kepala perawat, yang juga menjadi salah satu saksi." Pak Willy menawarkan.
"Yah, panggil suster Wulan kemari, aku ingin dengar kebenarannya, bukan hanya gosip semata."
Pak Willy pun segera menghubungi suster Wulan, dan 10 menit kemudian suster Wulan sudah berada diantara mereka.
"Itu benar sekali dok, saya juga hadir di acara tersebut, dokter Kevin memang menikah dengan dokter Gadisya." Jelas suster Wulan, yang kemudian dia menceritakan secara gamblang penyebab utama terjadinya pernikahan tersebut.
Richard mengatur nafasnya perlahan, sebelum kemudian menghubungi Alex untuk menanyakan keadaan Kevin.
"Iya kak?" Jawab Alex, daru ujung sana. "Katanya kakak sedang di singapura?".
"Yah, aku baru kembali semalam, apa Kevin menceritakan sesuatu padamu?" Tanya Richard langsung pada pokok permasalahan.
"Tidak ada kak, ia bahkan hanya menghabiskan waktu di kamar padahal biasanya dia akan menempeli Stella kemana pun." Alex menjelaskan.
"Apa kamu tahu, ada berita yang harus segera kamu konfirmasi kan pada Kevin."
"Berita apa kak?"
"Berita pernikahan Kevin."
Alex yang terkejut langsung berdiri dari kursi kebesarannya. "Kakak jangan bercanda, ini gak lucu."
"Mana pernah aku bercanda? Coba katakan, kapan terakhir kali kamu melihatku bercanda?" Tantang Richard.
Alex, memasukkan jemarinya ke sela sela rambut, terus terang ia juga sibuk, bahkan Emira protes karena sekarang ia jarang terlihat ada di rumah.
"Baiklah kak, terima kasih sudah memberiku informasi, aku akan pulang sekarang, dan bertanya langsung pada Kevin." Jawab Alex pelan.
Alex kembali berdiri dari kursi kebesarannya, belum satu jam ia sampai di tempat tersebut, sekarang ia harus kembali pulang dan menanyakan kebenaran berita pernikahan Kevin.
Alex menuju pintu keluar, sesampainya di depan meja sekertaris, Andre datang menghampirinya bersama setumpukan berkas berkas yang akan ia serahkan pada sekertaris Alex.
"Mau ke mana dad? Bukannya daddy baru saja tiba?"
"Daddy ada urusan mendadak, hari ini datanglah ke pertemuan asosiasi hotel dan resort di Diamond Hotel milik Tuan Harun Sebastian, jangan Khawatir karena Fero juga Hadir di sana." Pesan Alex pada Andre.
"Baiklah dad, tapi apa yang menyebabkan daddy pulang cepat?"
Alex berjalan menuju Lift. "Nanti daddy ceritakan."
Alex begitu geram pada Kevin, bisa bisa nya Kevin menyembunyikan sebuah pernikahan, padahal sebuah pernikahan seharusnya menjadi berita membahagiakan, bukan nya berita yang harus di sembunyikan.
🤭🤭