Rachel seorang mualaf mantan kupu-kupu malam dan dinikahi oleh seorang anak ustad, berharap pernikahannya akan membawanya ke surga yang indah.
Namun, ternyata semua tidak seindah yang dia bayangkan. Farhan menikahi Rachel hanyalah untuk menolongnya keluar dari dunia hitam.
Mampukah Rachel bertahan dalam rumah tangga yang tanpa cinta?
Jangan lupa subcribe sebelum melanjutkan membaca.
info tentang novel mama bisa di dapat di
ig reni_nofita79
fb reni nofita
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15. Aku Sadar Diri
Membunuh wanita itu sangatlah mudah Tuan, cukup kau katakan jika kau mencintai wanita lain, maka runtuhlah dunianya. Tak perlu raga yang kau sakiti, karena wanita tidak selemah itu, cukup kau lukai dengan ucapanmu, maka kau akan lihat dia menangis pilu.
Farhan masih saja terus menatap istrinya itu dengan tatapan mematikan. Sejak dia mengenal pria itu, tidak pernah Rachel melihat suaminya marah seperti saat ini. Apakah wanita itu sangat berarti baginya? Tanya Rachel dalam hati.
"Jangan pernah kau sebut namanya dengan mulut kotormu itu!" ucap Farhan.
Jelas saja ucapan Farhan sangat menusuk hingga ke ulu hatinya. Rasanya jika dia ditampar dan dipukul mungkin tidak sesakit yang dia rasakan saat ini.
"Mas apa salahku? Kenapa kamu marah? Aku hanya bertanya siapa Andin?" tanya Rachel.
"Sudah aku katakan, jangan pernah kau sebut namanya. Kau tidak pantas!" ucap Farhan dengan sedikit teriakan.
"Jika kau ingin tahu juga siapa Andin, dengarkan baik-baik! Aku sengaja menyembunyikan semua ini agar kau tidak terluka. Namun, sepertinya kau ingin tahunjuga. Andin adalah wanita yang aku cintai dulu, saat ini dan mungkin selamanya. Dia jauh berbeda darimu. Dia wanita baik-baik!" ucap Farhan dengan tegas.
Rachel menarik napas panjang, menahan sesak di dada yang kini dirasakan. Dia tidak mau terlihat rapuh di depan suaminya.
"Jika kau bandingkan aku dengan wanita lain, dari sisi manapun aku tetap saja akan kalah. Aku sadar Mas, aku hanyalah wanita kotor yang telah kau angkat derajatnya," ucap Rachel.
Farhan mengusap wajahnya kasar. Sepertinya dia baru menyadari ucapannya. Pria itu lalu berdiri dan berjalan menuju kamar mandi. Setelah Farhan menghilang, akhirnya tangis Rachel pecah.
Rachel memukul dadanya yang terasa sesak. Wanita mana yang tidak akan sakit hati saat mendengar suami mengaku mencintai wanita lain. Dan membandingkan dengan dirinya.
"Jika kamu memang tidak mencintaiku, kenapa dulu kau menikahiku, Mas. Ya Tuhan ... cobaan apa lagi ini. Baru saja aku merasakan kebahagiaan karena hidup dengan orang yang aku cintai, aku tertampar dengan kenyataan jika pria itu tidak pernah mencintai aku. Kenapa kamu menikahi aku? Kamu yang telah memberikan aku kebahagiaan tapi kamu juga yang menorehkan luka itu kembali," gumam Rachel dengan dirinya sendiri.
Setengah jam kemudian, tampak Farhan keluar dari kamar mandi. Pria itu telah memakai piyama kembali. Dia naik ke ranjang.
Saat tangan Farhan ingin meraih tangannya, Rachel menepisnya. Wanita itu berjalan pelan masuk ke kamar mandi. Farhan melihat kepergian istrinya tanpa kedip.
"Maafkan aku, Rachel. Untuk saat ini, aku masih belum bisa mencintai wanita lain," ucapnya lirih.
Rachel menghidupkan shower di kamar mandi dan membiarkan air itu membasahi seluruh tubuhnya. Dia terduduk di lantai kamar mandi yang dingin.
"Mas, kenapa kamu menikahi aku. Saat hari itu, aku merasa menjadi wanita yang paling beruntung di dunia ini. Aku yang wanita penghibur dinikahi oleh seorang pria baik-baik. Dan kebahagiaan bertambah ketika aku merasakan semua perhatian darimu. Apakah aku yang terlalu tinggi berharap? Sehingga saat aku mendapatkan kenyataan tak seindah yang aku bayangkan, hati ini terasa perih. Kenapa kau mengambil aku dari kubangan lumpur jika kamu juga melempar aku kedalam jurang yang terdalam. Sakitnya tidak dapat aku katakan, Mas. Sakit seperti hatiku ditusuk belati ...."
Air mata Rachel tumpah membasahi pipi. Dia mengabaikan tubuhnya yang kedinginan. Hatinya terasa pedih, seperti ditusuk sembilu.
"Sakit memang sakit rasanya, kecewa memang kecewa yang kudapatkan, tetapi akulah yang memilih untuk mencintaimu. Tuhan, jika harus aku bersabar dan bertahan, apakah akan ada akhir yang indah untukku dan dia? Aku mungkin masih bisa menunggu kehadiran cintamu, tapi jika aku telah lelah, mungkin itu saatnya aku akan mencoba melepaskan sekaligus melupakanmu untuk selamanya," gumam Rachel dalam hatinya.
...****************...