Kirana seorang gadis yang tertukar saat bayi di sebuah Rumah sakit. Dia berakhir di panti asuhan yang akhirnya di temukan keluarganya dan di bawa kembali ke Rumah keluarga kandungan nya. namun Karena keluarga lebih mencintai gadis yang palsu, akhirnya dia tak di anggap . usaha dia untuk mendapat cinta dari keluarga ternyata Sia- sia. dan akhirnya diapun mati menggantikan sang Kakak yang hampir terbakar di dalam mobil . Namun ternyata semua pengorbanan nya sia- sia belaka . saat dia mendengar sang Kakak tertua berkata.
"Kau tidak apa- apa Leo..."
"Tidak kak...tapi Kirana ada di dalam mobil..." jawab kakak kedua.
"Tidak masalah , lebih baik dia mati dari pada jadi beban kita...asalkan bukan Jeni yang di sana..." ucap sang Kakak tertu. mendengar ucapan tadi. hati Kirana bagai di tikam belati.
"Begitu hinakah hidupku Tuhan... andai kau beri aku kesempatan untuk hidup lagi. tak akan kusia- siakan hidupku untuk mendapatkan kasih sayang mereka. Dan Tuhan maha adil. dia di lahirkan kembal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Respati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KELUARGA SANG.
Ke esokan harinya Kirana bangun pagi seperti biasanya. melakukan olahraga seperti biasa keliling taman kota. lalu bersiap untuk berangkat ke Rumah sakit. Hari ini Kirana masih sempat membuat sarapan untuk dirinya sendiri. Juga membersihkan Apartemen nya . Setelah membersihkan diri dan memakai Pakaian yang pantas untuk melakukan Operasi, Kirana segera berjalan keruang makan untuk sarapan. Setelah membersihkan meja makan , Kirana segera berangkat ke Rumah sakit. untung saja masuk sekolah masih satu hari lagi. kalau tidak bagaimana dia beralasan tidak masuk sekolah. Dengan mengendarai mobil Sport pemberian Jordan, Kirana pergi menjemput sang Guru. Ternyata sang guru sudah menunggu dia di lobby. hingga saat kirana Datang terlihat prof Hanson telah berjalan keluar dari dalam hotel menuju parkiran mobil. melihat sang guru datang , Kirana tersenyum.
"Pagi guru...tumben guru sudah siap.." goda Kirana.
"Aku cemas kau masih marah Ka... " ucap sang guru sambil masuk kedalam mobil.
"Apakah aku gadis pendendam dan pembohong guru.." ucap Kirana dengan wajah cemberut .
"Maaf ..karena aku tahu kau kecewa dengan putra Jendral Kun Jin..." ucap Prof Hanson.
"Mana mungkin aku mengorbankan Guru . Aku memang marah pada mayor bodoh itu. Tapi aku tidak mungkin membuat Guru malu. Guru yang sudah ku anggap Kakekku sendiri..." ucap Kirana lembut .
"Trimakasih nak...maaf...orang tua ini berfikiran sempit..." jawab Sang Guru . Profesor Hanson terharu mendengar jawaban Kirana.
"Jangan meminta maaf guru...aku muridmu , Kirana tahu Guru tidak enak pada Mereka... ayo kita pergi..." ucap Kirana . lalu mereka berdua langsung pergi ke rumah sakit.
Kirana dan Prof Hanson berjalan masuk kedalam rumah sakit. Ternyata Dokter Bram telah berada di lobby rumah sakit menunggu kedatangan mereka . Dokter Bram terlihat berdua bersama Dokter Leo. Untung saja Kirana sudah memakai masker sejak keluar dari tempat Prof Hanson tadi. Mereka langsung berjalan menuju ruang ganti untuk memakai baju operasi. Sedangkan Dokter Bram dan Dokter Leo meminta para perawat yang ikut dalam operasi untuk membawa Jendral Kun kedalam ruang Operasi. Tak butuh waktu lama bagi Kirana dan prof Hanson untuk bersiap Diri. Tak berapa lama terlihat mereka berjalan menuju ruang operasi. Ketika mereka sampai di sana , Mereka melihat Istri Jendral Kun Jin sudah ada di sana bersama pria paruh baya yang Kirana lihat di rumah Nenek Miara dan juga Dua wanita muda mungkin Putri dari Jendral Kun Jin.
"Selamat pagi tuan Kun Huo Li , nyonya Kun Jin..."sapa prof Hanson.
"Selamat pagi juga Prof...ini Ak..?" tanya Tuan Huo Li sambil menatap Kirana yang berdiri di sebelah Prof Hanson.
"Benar...dia muridku Ak..." jawab Prof Hanson.
"Pagi tuan Li nyonya Kun Jin..." sapa Kirana datar.
Mendengar suara Kirana , nyonya Kun Jin maupun tuan Huo Li menyangka kalau Kirana masih marah pada mereka .
"Pagi Nak..." ucap Tuan Huo Li dan Nyonya Kun Jin hampir bersamaan.
"Kalau begitu kami masuk dulu.." ucap Prof Hanson.
"Silahkan Dok..." ucap tuan Huo Li.
Mereka berdua segera masuk kedalam ruangan. Sedangkan Dokter Bram dan Dokter Leo sepertinya sudah kembali ke ruangannya. Sebab mereka sudah tidak ada di tempat itu. Sedangkan di luar ruangan, ternyata Mayor Yun tiba- tiba datang
"Yun..kenapa kau datang...?" kata sang Paman dengan wajah kaget .
"Aku tidak bisa tinggal diam Paman.. bagaimana Yun bisa tenang kalau sekarang Papa di dalam ruang operasi. Di sana bisa saja terjadi masalah yang tidak kita inginkan bukan...?" ucap Pria tampan itu dengan wajah cemas. Ternyata pria ini masih tidak percaya pada Kirana. Dia berfikir gadis muda seperti Ak apa mampu mengalahkan Dokter Dewasa seperti Dokter Bram. Atau mungkin mereka hanya ingin menipu saja. Sebenarnya yang melakukan operasi adalah Prof Hanson. (dasar Mayor Yun 😡)
"Kau masih tidak mempercayai Ak...?" kata Sang Paman sambil memandang Mayor Yun dengan tatapan tak senang. Terlihat Mayor Yun diam , terlihat ada kemarahan di wajah tuan Huo Li.
Tiga jam berlalu dengan cepat. Namun lampu di depan kamar Operasi masih menyala. Bertanda operasi masih berjalan. Mereka menunggu dengan cemas di depan ruang Operasi. Hampir empat jam kemudian, terlihat lampu padam. Melihat itu Keluarga Jendral Kun Jin terlihat berdiri dengan perasaan berdebar. Tak lama terlihat pintu ruang operasi terbuka dan dua orang yang mereka tunggu keluar . dengan cepat Tuan Huo Li mendekati Prof Hanson.
"Bagaimana hasilnya Prof... bagaimana keadaan Kakak saya....?"Tanya Tuan Huo Li dengan hati berdebar .
"Bukankah aku sudah bilang, kalau Muridku yang melakukan operasi itu, pasti berhasil.." ucap Prof Hanson bangga. Dia melihat Kirana yang berjalan pergi meninggalkan mereka. Prof Hanson tahu gadis ini enggan bersama mereka. siapapun akan marah bilah kita di remehkan.
"Oo..Syukurlah.." Ucap tuan Huo Li sambil menghela nafas lega .
"Apakah benar yang melakukan operasi ini murid anda Prof...?" tiba- tiba terdengar suara Mayor Yun menyela. Mendengar suara itu, Kirana berhenti.
"Yun...jaga mulutmu...!" seru Tuan Huo Li.
"Andai guru tidak berhutang nyawa dengan keluargamu, sampai kau menangis darah aku tak akan mau merawat Jendral. kau meragukan diriku, berdoa saja jangan sampai kau meminta tolong padaku..." ucap Kirana dingin. Dia lalu berjalan pergi meninggalkan tempat itu dengan perasaan kesal.
Terlihat Prof Hanson menatap Mayor Yun dengan tatapan marah.
"Kau fikir aku mengatakan kalau kami curang.. kau fikir aku yang melakukan lalu mengatakan kalau Muridku yang mengakuinya... kau fikir kami sehina itu mayor...tuan Huo Li...kau mengecewakan aku..." ucap Prof Hanson dingin.
"Prof ...maafkan kami..." ucap Tuan Huo Li merasa kecewa dengan perbuatan Mayor Yun.
"Ya sudah aku pergi dulu.. sebentar lagi Jendral Kun Jin akan di pindah kan ke ruangannya. Jadi tunggu saja.. dan tolong kau didik keponakanmu dengan benar. Aku fikir seorang Mayor memiliki fikiran terbuka.." ucap Prof Hanson. Dan dia melihat Mayor Yun sebelum dia pergi dengan tatapan marah.
"Maafkan Putra kami...Saya pribadi mengucap kan Terimakasih Prof... berkat batuan anda Suami saya akan sehat kembali..." ucap Nyonya Kun Jin.
"Jangan berterimakasih pada Saya.. Bukan saya yang melakukannya. Jika itu saya, tangan saya yang tua ini mana sanggup melakukan operasi. Tangan tua ini sudah gemetar memegang pisau bedah... Ya sudah saya pergi dulu... " ucap tuan Hanson sambil melangkah meninggalkan tempat itu. Sedangkan Kirana terlihat berjalan menuju ruang ganti. Sesampainya di sana, Kirana langsung melepas baju operasinya. tak berapa lama terlihat Prof Hanson masuk kedalam.
"Cepat sekali kau jalan Ka..." ucap Prof Hanson .
"He He He. Maaf Guru...habisnya Ak kesal melihat wajah Mayor Yun tadi. Ingin rasanya memukul sekali saja wajah itu...sudah di batu, malah berkata yang bukan - bukan..." ucap Kirana dengan wajah terlihat masih kesal.
"Ha ha ha . Kau dendam pada Dia... Awas lo Ka.. Jangan terlaku marah Pada Dia. Bisa- bisa kau jatuh Cinta padanya Lo.." ucap Prof Hanson masih sempat menggoda Kirana. walaupun di dalam hati Dia juga sangat marah.
"Diii...ogah...Wajah dia memang tampan Dok.. Tapi dia bukan tipe idola Kirana..dan sifat meremehkan orang lain sangat Ak benci ...." ucap gadis Cantik itu.
"Dasar gadis pemilih... Sejak kecil kau sudah banyak di sukai orang apalagi sekarang nak.. " ucap Prof Hanson.
"Tidak ada guru..Tidak ada yang suka pada Kirana . buktinya keluarga Kirana tidak mau pada Kirana..." ucap Kirana sambil tertawa sumbang.
Kirana kemarin memang sudah menceritakan masalah kenapa dia menghilang. Dan juga kisah hidupnya di rumah Tuan Xio. Saat mengingat cerita Kirana, seperti juga orang lain yang mendengar, Prof Hanson pun sangat marah. Hingga dia ingin pergi menemui kedua orang tua Kirana yang bodoh itu. Untung saja Kirana bisa membuat Pria itu mengurungkan Niatnya.
"Jangan sebut mereka lagi Ka .. Keluarga bodoh itu tidak layak menjadi Orang tua kandungmu . suatu saat nanti jika mereka tahu siapa kamu, aku yakin mereka akan sangat menyesal..dan aku ingin menunggu saat itu ." ucap Prof Hanson. Mereka segera keluar dari kamar itu setelah selesai berbena diri. Dan saat mereka keluar dari ruang ganti, tanpa sengaja mereka bertemu dengan Alex yang baru datang dan berjalan dengan dua sahabatnya Sam dan Jimi. Mungkin Dia akan menjenguk Lion.
"Kirana..!" seru Pria itu saat melihat Kirana baru keluar dari ruang ganti. Tentu saja Kirana kaget.
"Kenapa Pria ini mengenalku Sich..." ucap Kirana dalam hati.
"Maaf...anda salah orang...saya bukan Kirana saya Ak. Permisi..." ucap Kirana sambil melangkah pergi bersama Prof Hanson.
"Maaf Anda salah Orang tuan...dia murid saya Ak...permisi kami pergi dulu. ." ucap Prof Hanson.
"Sam...apakah aku yang salah ya.. dia Kirana Kan.. !" kata Alex pada sang sahabat.
"Kalau bentuk badannya memang seperti Nona Kirana tuan.. Hanya saja dia terlihat sedikit dewasa dengan dandanannya entah kalau masker di wajahnya di buka. " ucap Sam sambil melihat kepergian mereka berdua. Mereka melihat kedua orang itu sampai hilang dari pandangan.
"Sam coba kau pergi ke ruang CCTV dan kirim rekaman kedatangan mereka..." ucap Alex.
Sedangkan Kirana yang sedang berjalan Keluar, Prof Hanson melihat Kirana yang sedang memain kan Ponselnya sambil berjalan .
"Apa yang kau lakukan Ka...?" tanya Sang Guru.
"Menghapus kedatangan kita guru. "ucapnya dengan tenang.
"Dasar anak nakal...kenapa kau tidak jujur pada Dunia siapa kau sebenarnya .." ucap sang Guru.
"Belum saatnya guru. Lagian Ak tidak ingin di ganggu. " jawabnya dengan santai.
"Dasar kau ini . " ucap prof Hanson sambil mengusap punggung Kirana.
Mereka berjalan menuju keluar rumah sakit. Namun mereka sempat bertemu Dokter Bram dan Dokter Leo. Dan berbicara sebentar dengan kedua Dokter muda tersebut . Terlihat Leo menatap Kirana dengan wajah sangat ramah. Ada kekaguman di mata kedua pria itu saat mendengar operasi mereka berhasil. Dan Kirana berkata kalau Dia akan mengontrol keadaan Jendral dalam beberapa hari kedepan. Setelah mengobrol sebentar, mereka berdua segera pamit pergi. Mereka segera meninggalkan rumahsakit . Kirana membawa Sang guru ke sebuah restoran mahal.
"Ka...kau berani membawa gurumu kemari...? pasti makanan di sini serba mahal " kata Prof Hanson menggoda .
"Sesekali hidup bahagia tidak masalah guru.." ucap Kirana sambil tertawa. Merekapun mulai menikmati makanan mewah yang Kirana pesan. Setelah makan , dengan sengaja hari ini Kirana membawa sang Guru berkeliling melihat keadaan Kota K. Kirana juga membawa sang Guru melihat Apartemen nya .
"Ka...tempat ini aku rasa sangat baik. Kalau bisa Guru ingin tinggal di salah satu Apartemen ini..." ucap sang Guru.
"Lo..memangnya guru akan lama tinggal di Negara K...?" tanya Kirana.
"Benar...mungkin aku akan tinggal di sini beberapa bulan. Atau mungkin sampai satu tahun..." ucap prof Hanson.
"Nanti murid akan coba bertanya guru... Semoga saja apartemen sebelah bisa di sewa. Sebab selama murid tinggal di sini. Murid belum pernah bertemu dengan pemilik apartemen sebelah.. Tempat itu sepertinya kosong " ucap Kirana pada sang Guru.
"Bagus.. guru akan menunggu kabar darimu..." ucap Prof Hanson. Mereka berbincang beberapa waktu. Setelah makan Siang yang di buat Kirana , Prof Hanson Kembali ke Hotel di antar Kirana.
###
Sedangkan di tempat lain, tepatnya di rumah keluarga Sang. Terlihat para tetua keluarga bersama anggota keluarga besar Sang sedang berkumpul . Tetua keluarga yang paling di hormati yaitu Tuan Sang Bo Ji terlihat sangat marah.
"Ini apa yang terjadi..hampir satu bulan yang lalu tiba- tiba perusahaan BCG menarik semua investasi mereka pada perusahaan kita. Mereka memutuskan hubungan kerja dengan perusahaan kita tanpa masalah. begitu juga dengan keluarga Dong... apa sebenarnya yang terjadi. Tak lama satu persatu para investor kita menarik diri saat melihat Keluarga Bastian memutuskan hubungan kerja dengan kita...!" teriak tetua Sang dengan marah.
" Kami juga tidak tahu Ayah..." ucap tuan Sang Hao Ma . Putra Tertuanya yang menjadi penanggung jawab Perusahaan.
"Kau sebagai kepala keluarga seperti tidak ada guna. seharusnya kau tahu masalah ini sejak awal. Tapi aku melihat kau terlalu lambat bergerak...!" teriak pria tua itu. Dan saat itulah seorang pemuda masuk kedalam ruangan.
"Chu Sin...kenapa kau baru datang.. ?!"Seru tetua Sang marah.
"Maaf Ayah... Aku mencari permasalahan kenapa Keluarga Bastian memutuskan hubungan kerja dengan kita. Ucap Pria muda itu. Dia anggota keluarga termuda dari keluarga Sang. Kakak tertuanya yang memegang kendali keluarga. Dan Dia yang paling Muda menjauhkan diri dari masalah keluarga. Dia memilih meniti karir di industri hiburan . Menjadi aktor menjadi pilihannya. Mendengar ucapan Chu Sin membuat mereka menatap Pria tampan itu.
"Lalu apa yang kau dapatkan...?"tanya sang Ayah.
"Semua ini karena putra bungsumu kak Hao Ma...Dia yang membuat masalah ini..." ucap Chu Sin.
"Jangan memfitnah keponakanmu Chu Sin... jangan kau bawa- bawa dia dalam masalah perusahaan...!" teriak Hao Ma marah.
"Bagaimana aku tidak akan membawa dia dalam masalah ini...kau tahu.. aku hampir mati di tangan mereka. Lihat ini..kau fikir apa yang terjadi denganku. Dalam tiga minggu ini aku di rawat di rumah sakit karena masalah Putra bungsumu itu..." seru Chu Sin dengan wajah marah. Dia menunjukkan balutan kain kasa di dadanya dan juga lengannya.
Untung saja mereka tidak merusak wajahnya yang merupakan modal seorang Aktor.
"Apa yang terjadi denganmu Sin'er..." ucap tetua Sang sambil berjalan kearah Chu Sin.
"Putra kesayangan kak Hao Ma telah menyuruh para preman untuk menganiaya dan ingin membunuh cucu dari keluarga Bastian yaitu putra bungsu tuan Dong Hui , Tuan Muda Dong Lion. Anak itu hampir mati jika saja tidak di tolong seseorang . Sekarang tanyakan pada kalian semua, apa yang akan kalian lakukan jika Putra kalian akan di bunuh...dan aku yakin kak Hao Ma tahu masalah ini. Karena Putranya selama tiga minggu ini ada di rumahnya sedang sembunyi ..Dan aku mendengar pengacara mereka datang ke kantor perusahaan... "Ucap Chu Sin dengan nada marah. Mendengar apa yang di katakan Chu Sin, membuat semua orang menatap pada tuan Hao Ma yang terlihat berwajah pucat.
"Apa benar yang di katakan adikmu itu Hao Ma ...?"tanya tuan Sang sambil menatap sang Putra .
"I..itu tidak benar...Di sini ada kesalah pahaman Ayah..." ucap Tuan Hao Ma dengan wajah pucat.
"Kesalahan pahaman. ? maksud kakak apa...? Apakah kakak tidak melihat berita di internetan.... Bukanya setelah kejadian itu Kakak menyembunyikan Putra bungsumu...?tapi untung saja Keluarga Bastian tidak menghabisi semua keluarga kita . Mereka hanya ingin membuat kita jatuh, kau dengar kak...kita jatuh. Apa itu artinya kita akan jatuh miskin. Kita miskin bukan karena kita tertipu atau kalah judi, tapi karena tingkah kesombongan Putra Bungsumu.. Siapa kita,..? siapa kita yang berani memprofokasi keluarga Bastian. Siapa kita yang berani ingin membunuh keturunan dari Keluarga bastian...dan kau tahu..karena apa Putramu sampai melakukan itu...? Semua hanya karena seorang Wanita..Putramu mencintai seorang gadis, tapi Gadis itu mencintai Dong Lion . .." ucap Chu Sin dengan wajah marah.
"Cukup Chu Sin...jangan memojokkan Putraku, jangan memfitnah Lo'er...!" triak Tuan Hao Ma marah.
"Memfitnah..? Memfitnah katamu...Kalau kau Ingin mengetahui kebenarannya bawa Jun Lo kemari... Kau akan tahu apa yang terjadi sesungguhnya...!" seru Chu Sin dingin .
"Baik.. Kalau sampai kau terbukti memfitnah Putraku, aku tidak akan Tinggal diam Sin..." ucap Tuan Hao Ma marah.
"Baik... Kau bisa lakukan apapun itu. Tapi ingat, jika Putramu lah yang membuat masalah, aku ingin kau turun dari jabatanmu. Karena aku tidak ingin keluarga Sang Menjadi tercemar hanya karena tingkah laku sombong dari Putra Putrimu.. " ucap Chu Sin sinis . Dia sudah mendengar tentang tingkah laku Putra Putri dari sang Kakak yang tidak terpuji. Selain sombong dan angkuh, Merek juga suka menindas . Lebih baik keluarga dari Kakak keduanya. Kedua Putra sang Kakak, sangat baik, ramah dan baik hati.
"Cukup Sin... Akan kubawa Lo'er kemari. Tapi ingat...jika kau tidak bisa menunjukkan bukti kalau semua ini karena Lo'er... Awas kau...!" Seru tuan Hao Li mengancam . Dia lalu memanggil anak buahnya. Tak berapa lama mereka semua melihat seorang pemuda berumur sekitar empat belas atau lima belas tahun masuk kedalam ruangan . anak itu memang terlihat berwajah lumayan, hanya saja terlihat sekali sikap sombong dan angkuhnya serta tatapan licik di matanya.
"Ayah memanggilku...?" ucap anak itu tanpa ada rasa takut ataupun bersalah di wajahnya.
"Sin...dia sudah ada di depanmu sekarang. sekarang kau bisa menunjukkan kesalahan Putraku.." ucap Tuan Hao Ma dengan marah.
"Baik.. Trimakasih kau telah mengeluarkan Putramu. " ucap Chu Sin .
"Sudah jangan banyak omong , tunjukkan bukti Kesalahan Putraku.. " ucap Hao Ma kasar.
" Baiklah . Sekarang aku ingin bertanya padamu Lo'er dan kau harus menjawabnya dengan jujur. " ucap Chu Sin dengan wajah menatap wajah Jun Lo yang duduk di dekat sang Ayah.
"Silahkan Paman..." ucap anak remaja itu dengan wajah angkuh.
"Jawab dengan jujur... Apakah kau mengenal Dong Lion salah satu cucu keluarga Bastian...?" tanya Chu Sin . Terlihat wajah Jun Lo terkejut saat nama itu di sebut . Namun itu hanya sebentar.
"Tidak...aku tidak mengenal Dia. Tapi aku tahu dia bersekolah di SMP Putra Bangsa..." ucap Jun Lo dengan wajah masih terlihat tenang.
"Bukanya satu sekolah denganmu...?" tanya Chu Sin kembali. Terlihat wajah anak muda itu mulai memucat . Jun Lo terdiam dengan kepala menunduk. Melihat tingkah Jun Lo sang Paman terlihat menatap dia dengan sabar.
"Kenapa diam...jawab..apa benar dia satu sekolah denganmu..?" ucap Chu Sin lagi
"Benar Paman...dia satu sekolah tapi lain kelas.." ucap Jun Lo yang terdengar suaranya mulai tersendat.
"Lalu kenapa kau bermusuhan dengan dia...?" tanya Chu Sin langsung .
"Tidak paman...aku tidak bermusuhan dengannya...!" seru dia mulai ketakutan.
"Cukup Sin...kau mempengaruhi dia untuk mengakui kesalahan yang tidak dia lakukan...!"Seru tuan Hao Ma marah.
"Tunggu kak... Pertanyaanku belum selesai. Kau diam saja.." ucap Chu Sin dengan wajah tenang.
"Tapi pertanyaanmu menyudutkan dia..!" seru tuan Hao Ma Kesal .
"Ayah...bagaimana aku bisa membuktikan kebenaran jika kakak menggangguku..." seru Chu Sin kesal.
"Hao Ma...diamlah...!" seru tuan Sang marah. Seketika tuan Hao terdiam. Ada kecemasan di wajahnya.
"Li'er...kau mengatakan kau tidak bermusuhan lalu kenapa ada rekaman ini..." tiba- tiba semua telfon para tetua dan keluarga berbunyi. Dan terlihat sebuah pesan masuk kedalam ponsel mereka bersamaan . Ternyata pesan itu kiriman vidio dari Chun Sin. Mereka segera membuka pesan tersebut. Ternyata ada sebuah vidio tentang pertengkaran Jun Lo dengan seorang anak muda berumur antar kisaran delapan tahun. Anak itu agak kecil dari Jun Lo.Terlihat Jun Lo sedang mengancam anak itu agar menjauh dari seorang gadis. Seketika semua orang menatap pada Jun Lo.
"Kau bisa menjawab pertanyaan paman
kan...?" ucap Chu Sin dengan tenang.
"Itu...itu..." terlihat kepanikan di wajah Jun Lo.
"Jangan menekan Putraku Sin...!" seru tuan Hao Ma marah.
"Kak...siapa yang menekan Putramu...aku hanya bertanya. Kau diam saja lah..." ucap Chu Sin.
Terlihat Tuan Hao Ma sangat marah, namun dia tak bisa berbuat apa- apa.
"Dan karena gadis itu lebih mencintai Dong Lion kau semakin marah. Walaupun kau tahu kalau Lion tidak menanggapi anak itu. Karena kemarahanmu itu, Kau membawa teman- temanmu untuk membully dia kan ...?tapi sayang sekali. Teman- temanmu kalah , malah kalian yang terluka karena dia. Karena kejadian itulah kau tak puas, kau menyewa para preman yang juga seorang pembunuh bayaran untuk membunuh Dia. Usahamu pasti berhasil jika saja tidak ada seseorang yang menolong Dong Lion.." ucap Chu Sin mengakhiri ucapannya.
"Tidak..itu tidak benar...aku...aku ti..tidak menyuruh... menyuruh orang untuk membunuh dia...!" seru Jun Lo ketakutan.
"Benarkah...? Lalu apa ini...?" ucap Chu Sin sambil tangannya mengeluarkan Ponselnya menghidupkan dan mengeraskan suara. terdengar percakapan di dalam ponsel milik Chu Sin.
"Halo Bos Jun Lo...ada apa bos..." terdengar suara seseorang .
"Kalian Di mana...?" jelas itu suara Jun Lo. Apalagi tadi suara Pria itu menjelaskan keberadaanya.
"Di markas Bos..." jawaban dari suara pria tadi.
"Ada tugas untuk kalian...aku akan membayar mahal kalau kalian bisa melakukannya..."ucap suara yang sangat jelas kalau itu suara Jun Lo.
"Apa itu Bos.." tanya laki- laki itu.
"Membunuh seseorang , tapi buat Dia menderita dulu baru bunuh dia untukku..." ucap Jun Lo dengan suara terdengar dingin.
"Baik Bos...asal harga sesuai..." jawab laki- laki itu.
"Jangan khawatir aku akan memberikan bonus pada kalian kalau sudah melihat dia mati..." ucap Jun Lo.
"Beres Bos...siapa dia..." tanya Pria di dalam percakapan dengan gembira.
"Namanya Dong Lion satu sekolah denganku. Akan aku kirim fotonya pada kalian..." terdengar kembali suara Jun Lo.
"Cukup...Cukup...itu bukan Putraku...!" seru Hao Ma marah.
"Kau masih mengelak Kak... Apakah kau fikir hanya aku yang memiliki rekaman itu.. Ini cuma sebagian saja yang aku punya, tapi keluarga Bastian memiliki lebih dari itu. Karena itulah mereka menarik hubungan kerjasama mereka dengan perusahaan kita. Dan Kalian pasti bisa menduga, kenapa saham kita anjlok.. " ucap Chu Sin sinis. Terdengar seruan dari tetua dam keluarga besar Sang . mereka mencemo dan menyalahkan Sang Hao Ma.
"Dasar anak bodoh, anak durhaka ...kau membuat kami semua jatuh. Kau biarkan anak sombong mu itu membuat masalah besat seperti ini. Bagaimana cara kau mendidik Putrimu ha...!!" teriak Kakek Sang marah.
"Ayah...dia Putraku...mana mungkin aku membiarkan dia masuk penjarah atau mendapat hukuman dari mereka..." ucap tuan Sang Hao Ma.
"Itu kesalahanmu dalam mendidik Putramu. Bagaimana bisa kau memiliki Anak - anak seperti mereka. Aku sudah banyak mendengar perbuatan anak- anakmu . mereka bukan hanya jahat pada orang lain, tapi pada saudara sendiri mereka bersikap sombong , angkuh dan jahat. Dan sekarang beraninya anak sekecil ini membunuh Cucu dari keluarga Bastian. Sekaya dan sekuat apa kita hingga putramu berani melakukan itu pada mereka..!" teriak Tuan Sang marah. Semua orang terdiam mendengar kemarahan tuan Sang.
"Bawa dia meminta maaf pada keluarga Sang. jika mereka tidak terima , bawa putra Sombong mu itu kekantor Polisi untuk melapor..." ucap tuan Sang dingin .
"Tapi Ayah...." tuan Hao Ma merasa tak setuju.
"Apakah kau ingin membawa keluarga besar Sang jatuh hanya karena kesombongan Putra bungsumu..." ucap Tuan Sang dingin.
Mereka semua setuju dengan ucapan tuan Sang Tua. Namun terlihat kalau tuan Hao Ma tidak rela putranya di penjara.
Maaf udahan dulu ya...akan aku sambung besok lagi.
Jangan lupa like , vote dan komennya aku tunggu.
Bersambung.
semangat kk💪💪💪