Dunia kultivator.
Yang kuat menindas yang lemah, yang lemah menjadi abu sehingga setiap orang berusaha untuk menjadi kuat.
Di Klan Qing.
Seorang pemuda yang ternyata memiliki takdir langit terlahir dengan fisik yang lemah, sehigga menjadi bahan ejekan para murid klan lainnya. Keberadaanya yang di pandang sebelah mata tiba-tiba mengejutkan semua orang.
Bagaimana kisah perjalanan hidupnya? Simak terus ya Kak PBTB.
Karya ini hadir terinspirasi oleh author-author keren yang ada di mangatoon. Terima kasih kepada Shujinkouron. 🙏.
👉 Belum di perbaiki. 🙏
Terima kasih. 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Penguasa Muda
Patriak Qiong Di lalu meminta Qing Ruo duduk di kursi utama istana lalu mulai bercerita.
Ribuan tahun yang lalu terjadi perang besar di daratan ilahi sehingga membentuk berbagai faksi. Klan Qiong yang berada di daerah selatan bergabung dengan klan Dewa Luo dan mengabdi padanya.
Saat itu, selain perang besar, perang internal juga terjadi pada klan Luo. Saat itu penguasa agung meminta bantuan pada klan Qiong, tetapi klan Qiong tidak dapat membantu, terutama leluhur Dewa Qiong Chen yang saat itu mempertahankan gerbang istana surga selatan.
Pada saat leluhur Qiong Chen kembali ke klan Luo, perang telah usai tetapi penguasa agung dan putranya Luo Jian menghilang.
Sisa keluarga yang tersisa dan tetap setia kepada penguasa agung tidak ingin melihat alasan keterlambatan leluhur Qiong Chen lalu mengecap kami juga ikut terlibat dalam perang tersebut. selain itu, keluarga kedua terus memburu keluarga klan utama dan para sekutunya termasuk kami, sehingga kami perlu tetap waspada dan berhati-hati.
Saat itu, leluhur kami dewa Qiong Chen memperingatkan kami untuk berhati-hati pada keluarga kedua dan memerintahkan pada kami untuk terus mengabdi pada trah dari penguasa agung.
"Pada saat penguasa muda memasuki istana ini, kami dapat merasakan kekuatan penindasan darah murni dari klan Luo, tetapi kami tidak tahu apakah penguasa muda dari keluarga ke dua atau keluarga utama. Itu sebabnya kami ingin melihat darah penguasa muda sebelumnya" ucap patriak Qiong Di mengakhiri ceritanya.
"Baiklah terima kasih penjelasan kalian". Qing Ruo lalu menggoreskan telapak tangannya lalu setetes darah emas mengambang. "Apakah ini sudah dapat meyakinkan kalian?" tanya Qing Ruo.
"Penguasa muda benar, itu darah trah keluarga utama, karena trah keluarga kedua darah mereka berwarna emas kehitaman."
Darah yang mengambang tersebut melesat menuju kening patriak Qiong Di. Tubuhnya bergetar saat darah emas itu memasuki tubuhnya. Sungguh kekuatan darah yang luar biasa.
"Penguasa muda terima kasih" ucap Qiong Di sambil bersujud pada Qing Ruo.
Dengan diberikannya darah tersebut, maka klan Qing sekali lagi mengabdi dan diberikan kesempatan untuk memulihkan nama baiknya bahkan darah yang diberikan oleh Qing Ruo dapat meningkatkan kekuatannya.
"Ayahku tidak pernah menceritakan hal ini sebelumnya pada ku. Selain klan Qiong, klan apa lagi yang mengabdi pada keluargaku?" tanya Qing Ruo.
"Penguasa, ada banyak klan yang mengabdi pada penguasa agung, tetapi yang benar-benar setia pada penguasa agung setidaknya ada tujuh. Di antaranya klan Murong, Klan Guo, Klan Tian, klan Jiu, Klan Chie, dan klan Yang."
"Penguasa muda, daratan ilahi di bagi kedalam tujuh kekuasaan, sedangkan Penguasa Agung Luo Feng adalah penguasa Wilayah selatan dengan menguasai setidak ratusan bahkan ribuan klan dan wilayah."
Qiong Di menceritakan tentang benua ilahi denga detail. Sehingga Qing Ruo menjadi faham.
"Patriak, terima kasih atas informasinya." ucap Qing Ruo.
"Penguasa muda" ucap Qiong Di bersujud. " "Jangan panggil aku patriak, itu adalah tabu. panggil aku Qiong Di" ucapnya tegas,
"Baiklah" ucap Qing Ruo.
"Baiklah, kami tahu penguasa lelah, oleh karena itu, silahkan penguasa beristirahat"
"Qiong Du, antar penguasa muda ke istana utama!"
"Baik ayah".
Qiong Du lalu membawa Qing Ruo ke sebuah istana megah dan indah.
"Saudara Qiong Du, bawakan istriku untuk datang ke sini!" pinta Qing Ruo.
"Penguasa aku tidak pantas di panggil seperti itu. Aku adalah hambamu. Perlakukan aku sebagai hamba" ucapnya bersujud.
"Aku yang menginginkan kau sebagai saudaraku jadi dengarkan aku sebagai saudara" ucapnya.
"Baiklah, penguasa aku undur diri" ucapnya lalu pergi meninggalkan Qing Ruo.
Di dalam istana, Qing Ruo hanya bisa menggelengkan kepala melihat sikap Qiong Du yang tetap memanggilnya penguasa muda.
Dipenginapan biasa, Qing Ling, Xia Sifa dan Chen Chen sedang berbicara mengenai kultivasi.
"tok... tok.. " tiba-tiba pintu di ketuk. "siapa?" tanya Chen Chen.
"Aku Qiong Du"
"Silahkan masuk" ucap Xia Sifa.
Qiong Du lalu memasuki ruangan tersebut.
"Tuan Putri, penguasa muda meminta anda untuk datang menemuinya" ucap Qiong Du sambil berlutut dengan hormat.
Qing Ling, Xia Sifa dan Chen Chen sangat bingung melihat situasi tersebut. Apakah Qing Ling telah di jadikan tuan putri istana kura-kura. Jangan-jangan Qing Ruo telah terbunuh. pikir mereka.
"Qiong Du ada apa ini" ucap Qing Ling mulai pucat ketakutan.
"Tuan putri jangan salah sangka. Penguasa muda Qing Ruo sendiri yang meminta anda untuk menemuinya. Saat ini dia sedang menunggu di istana utama, dan dia akan menjelaskan semuanya pada anda" ucap Qiong Du.
Qing Ling dan yang lainnya merasa lega. Kini mereka diburu oleh rasa penasaran. bagaimana bisa Qing Ruo menjadi penguasa di dunia kura-kura ini.
"Baiklah, aku akan pergi. Senior Xia, senior Chen aku pergi dulu" ucapnya.
"Tuan putri mari ikut saya " ucap Qiong Du lalu terbang dan di ikuti Qing Ling.
Setelah cukup lama, akhirnya mereka tiba di halaman sebuah istana yang megah dan indah. "Tuan putri, penguasa muda ada di dalam. Aku hanya bisa mengantar sampai disini" ucapnya lalu pergi.
Saat Qing Ling memasuki pintu istana, tiba-tiba Qing Ruo keluar menyambutnya." Ling er, maaf aku tidak menjemputmu" ucapnya lembut.
"Tidak apa-apa" jawab Qing Ling lembut.
Qing Ruo lalu menggendong Qing Ling masuk kedalam istananya.
"Ruo gege kamu semakin berani" ucap Qing Ling tertawa renyah.
___
Kediaman patriak Qiong Di.
"Para tetua apa yang harus kita lakukan pada penguasa muda?" tanya Qiong Di pada para tetua.
"Patriak, kali ini kita akan melakukan apa saja untuk melindungi penguasa muda, tetapi secara diam -diam. Jika kita melakukannya secara terbuka, aku rasa penguasa muda tidak akan senang" ucap tetua yang lainnya.
"Jika demikian aku akan mengirim Qiong Du dan Qiong Da sebagai pelindung rahasianya. Mereka juga bertugas untuk menyelidiki keberadaan penguasa agung."
"Aku masih penasaran dengan identitas penguasa muda ucap tetua agung Qiong Ya. Alasannya adalah nama yang di gunakan. Seharusnya marga Luo, tetapi penguasa muda menggunakan marga Qing?"
"Tetua agung Qiong Ya. Menurutku itu merupakan salah satu cara penguasa agung melindungi putranya dengan menggunakan nama marga ibunya. Aku tegaskan. Tidak ada yang boleh menyelidiki kasus ini, karena ini sangat penting demi keselamatan penguasa muda. Anehnya, penguasa muda juga tidak mengetahui tentang benua ilahi ucap tetua yang lainnya menimpali."
"Selain itu, apakah para tetua meragukan darah yang diberikan padaku serta lencana phoenix yang ditunjukannya pada kita. Satu hal yang harus kita tahu, lencana seperti itu hanya ada dua, yaitu milik penguasa agung dan putranya penguasa muda Luo Jian. Selain itu, lencana itu adalah senjata terlarang. Hanya yang memiliki darah emas Dewa Luo yang dapat menyimpan lencana itu."
Mereka lalu berfikir keras. Jika demikian lalu bagaimana kabar penguasa muda Luo Jian.
___
Tetua Zheng Li, Li Hao dan semua orang yang bersama Qing Ruo di undang ke istana utara. Yaitu istana khusus untuk menyambut tamu luar biasa.
"Saudara semuanya, aku patriak Qiong Di dan tetua agung Qiong Ya beserta tetua lainnya menyambut saudara semuanya. Selamat datang distana kura-kura emas" ucapnya ramah.
Zheng Li dan semua para murid dibuat bingung. Sebelumnya mereka diperlakukan seperti tamu biasa, tetapi saat ini mereka di sambut secara luar biasa.
Patriak, aku Zheng Li. Kami semua yang hadir di sini dalam perjalanan ke sekte gunung emas. Ucap Zheng Li sambil memperkenalkan semua murid.
"Hahah...saudara semuanya, silahkan nikmati jamuan sederhana dari kami. Kami juga minta maaf atas sikap kami sebelumnnya. Karena tidak sempat menyambut saudara secara langsung "ucapnya menjelaskan.
Dalam perjamuan itu, semua murid dibuat bingung. walaupun demikian, mereka tetap mengikuti acara tersebut hingga selesai.
____
Pagi harinya. Qing Ruo ditemani Qing Ling keluar dari istana utama menuju istana pertemuan.
Telah hadir patriak, tetua agung dan para tetua penting lainnya.
Sesepuh Zheng Li dan para murid lainnya juga telah hadir.
"Penguasa muda datang" teriak seorang penjaga.
Patriak, tetua agung serta seluruh anggota klan yang hadir berlutut dengan khidmat.
"hormat pada penguasa muda dan penguasa putri" ucap mereka bersamaan.
"Semuanya berdiri!" ucap Qing Ruo. Patriak dan tetua agung lalu mengiring Qing Ruo duduk di kursi utama.
Sesepuh Zheng Li serta semua orang yang bersama Qing Ruo ternganga. Mereka benar-benar tidak yakin dengan apa yang mereka lihat. Xia Sifa dan Chen Chen yang juga pernah melihat tindakan Qiong Du pada Qing Ling sebelumnya juga tercengang.
"Patriak, tetua agung serta para tetua lainnya. Hari ini kami akan melanjutkan perjalanan kami".
"Kami mohon maaf atas perbuatan kami yang tidak pantas sebelumnnya karena memasuki dunia kecil yang sangat rahasia ini." Sebelum Qing Ruo menyelesaikan kata-katanya. Qiong Di dan tetua agung Qiong Ya langsung bersujud.
"Penguasa muda tidak pantas jika penguasa muda meminta maaf pada kami. Justru kami yang meminta maat atas sikap dan pelayanan kami yang tidak menyenangkan penguasa muda sebelumnnya. Ucap Qiong Di merendah."
Sekali lagi kerumunan itu di buat terkejut. Apa yang telah Qing Ruo lakukan dan latar belakang apa yang telah dimilikinya sehingga patriak dan tetua agung sampai bersujud padanya.
"Sungguh saudara Ruo kita sangat luar biasa" ucap He Long Pada Hye Long bangga.
"Berdirilah!."
"Patriak, tetua agung dan yang lainnya, aku harap kalian menjaga rahasia pertemuan ini serta identitasku" ucap Qing Ruo tegas.
"Penguasa muda, kami akan menjaga rahasia ini dengan nyawa kami" ucap Qiong Di tegas.