SEQUEL LENTERA DON GABRIEL EMERSON
Meskipun menikah atas dasar perjodohan, Zeda Humaira Emerson dan Arsyad Ibrahim menjalani pernikahan dengan cinta yang tulus.
Arsyad adalah seorang pria yang sholeh, pintar, dermawan, pendiri sekolah TK gratis, dan tentu Arsyad juga sangat tampan, tidak ada alasan bagi Aira untuk menolak perjodohan itu.
Cintanya pada Arsyad tumbuh semakin besar saat Arsyad tak mempermasalahkan Aira yang tak kunjung hamil setelah 5 tahun pernikahan mereka berjalan.
Namun, Aira tertampar sebuah kenyataan pahit saat ia menemukan fakta, bahwa sang suami telah menikah lagi dengan salah satu guru TK-nya, bahkan istri kedua suaminya itu kini tengah mengandung.
Sementara Arsyad, ia sangat mencintai Aira lebih dari apapun, Aira adalah wanita muslimah yang begitu taat pada agama, orang tua, dan suami. Namun, ia terpaksa menduakan Aira karena sebuah alasan yang tak bisa ia tolak.
Apakah karena Aira yang tak kunjung hamil?
Atau ada alasan yang lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SkySal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MC Zeda Humaira #6 - Kebenaran
Dengan hati yang resah dan terasa begitu sesak, Arsyad kembali ke restaurant. Ia tidak tahu bagaimana harus menatap mata Aira setelah ini, mata yang sejak dulu selalu menatapnya penuh cinta, mungkin akan berubah menjadi penuh benci jika Aira tahu apa yang Arsyad lakukan.
Arsyad menghampiri Aira yang saat ini sedang berbincang dengan beberapa staff restaurant.
"Sayang...." panggil Arsyad dengan suara lirih.
Aira langsung menoleh dan ia tersenyum saat melihat suaminya itu. "Sudah selesai urusan pentingnya?" Tanya Aira dengan lembut, bahkan matanya tetap berbinar saat menatap mata Arsyad dan ia tidak terlihat curiga sedikitpun.
"Kita ke ruanganku, ya," ajak Arsyad sembari menggengam tangan Aira.
"Mas, tanganmu dingin," kata Aira cemas sembari mengusap tangan suaminya itu. "Kamu sakit?"
"Nggak, mungkin karena AC di mobil tadi," jawab Arsyad berusaha tersenyum. "Kita ke ruanganku, ya." ia kembali mengajak Aira, bahkan setengah menarik Aira yang membuat Aira sedikit bingung dengan tingkah laku suaminya.
"Kalau kamu kedinginan, aku bisa buatkan teh hangat, atau jus jeruk hangat, bagaimana?" Tawar Aira namun Arsyad menggeleng.
Sesampainya di ruangannya, Arsyad langsung memeluk Aira dengan erat yang membuat Aira semakin bingung. "Mas, ada apa?" Tanya Aira setengah berbisik.
"Aku lelah," lirih Arsyad, ia menghirup aroma manis istrinya itu, aroma yang selalu menjadi favoritnya dan seolah membawa ketenangan untuknya.
Aira membawa Arsyad ke sofa dan Arsyad langsung merebahkan kepalanya di pangkuan Aira, kemudian Arsyad mengulurkan tangannya hendak membuka cadar Aira namun Aira langsung mencegahnya. "Nanti ada yang lihat, Mas," kata Aira.
"Nggak akan ada yang masuk ke ruangan ini sembarangan, Sayang," jawab Arsyad, Aira pun membiarkan suaminya itu melepas cadarnya.
"Kenapa sih? Tumben," cetus Aira sambil tersenyum dimana senyum itu berhasil membuat hati Arsyad menghangat.
"Nggak apa-apa, cuma kangen dengan wajahmu ini," kata Arsyad sembari membelai pipi Aira.
"Katanya lelah, tidur aja,nanti aku bangunin," kata Aira kemudian. Arsyad langsung mendesakkan wajahnya di perut Aira dengan manja.
Aira menatap suaminya itu dengan sendu, Aira bisa merasakan ada yang berubah dari sikap suaminya itu belakangan ini, Aira ingin bertanya ada apa sebenarnya namun ia menahan diri sampai Arsyad mau bercerita sendiri.
...***...
Saat seorang pria akan menjadi ayah, harusnya saat itu menjadi saat yang paling membahagiakan dalam hidupnya, apalagi dia akan menjadi ayah dari anak pertamanya. Namun Arsyad? Ia justru bingung, di satu sisi ia senang akan menjadi seorang ayah, namun di sisi lain, Arsyad tidak akan bisa berbahagia di atas penderitaan istri tercintanya.
Setelah makan malam dan membersihkan dapur, Aira bergegas masuk ke kamarnya karena ia merasa sangat mengantuk.
"Ini sudah malam, Mas. Kok Ummi belum pulang, ya?" Tanya Aira sembari merangkak naik ke atas ranjang.
"Masih jam 9, Sayang. Namanya ibu-ibu, setelah pengajian pasti masih sibuk ngobrol," jawab Arsyad, ia menyelimuti istrinya itu dan mengecup keningnya. "Tidur aja, Ummi pasti sudah makan di luar."
"Aku memang sangat mengantuk,"gumam Aira.
Arsyad menarik Aira ke dalam pelukannya, ia membelai rambut Aira dengan lembut sampai Aira tertidur nyenyak.
Arsyad yang juga merasa lelah pun akhirnya ketiduran juga namun beberapa saat kemudian ia terbangun saat mendengar ketukan pintu yang di susul dengan suara Umminya.
Perlahan Arsyad turun dari ranjang dan membuka pintu.
"Ada apa, Ummi?" Tanya Arsyad, namun bukannya menjawab, Ummi Ridha justru langsung memeluk Arsyad dan ia tampak sangat bahagia.
"Arsyad, Ummi benar-benar bahagia, ini hari paling bahagia dalam hidup Ummi, akhirnya Anggun hamil, Arsyad..."
...TBC... ...