Dokter Al yang sudah sukses dengan kariernya berniat untuk membantu semua temannya yang belum sukses. Karna rasa iba dan tak tega. Membuat Al pun berusaha membantu semampu yang dia bisa. Dan itu dengan persetujuan Bee.
Namun pada suatu hari Al tidak sengaja di jebak seseorang. Orang jahat yang ingin menghancurkan lab di rumah sakit yang selama ini Al bangun.
" Apa mau mu ?" tanya Al pada pria bertopeng itu. Saat pria itu berhasil menangkap Al dan membawanya ke suatu tempat yang asing bagi Al.
" Aku menginginkan kehancuran mu dan juga harta mu" jawab pria itu serak. Sambil menatap tajam pada Al. Hingga membuat Al berusaha untuk tetap tenang. Walau ia dalam bahaya.
Dapatkah Al lolos dari para musuhnya...baca di sini ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hidayati Yuyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Rasyid mengepalkan tangannya menahan emosi. Saat melihat punggung Kevin melewati pintu. Kalau saja dia tidak berada di kantornya. Mungkin saat ini, ia dan Kevin sudah beradu otot.
" Shit...." umpat Rasyid.
" Huh...apa tuan marah, harusnya kita beri pelajaran mereka" kata Ben ikut merasa tersinggung dengan sikap Kevin. Karna bagaimana pun selama ini, tuannya lah yang membantu bisnis Kevin agar berjalan lancar.
"Biarkan saja dia bertingkah. Tapi tarik semua anak buah kita pulang. Rupanya dia tidak bisa di kasih hati. Biar kan dia tersungkur dengan sendirinya. Aku ingin melihat seperti apa ia bisa mendekati Al. Jika aku tidak membantunya lagi" kata Rasyid mencoba menahan diri. Karna tidak mau papinya tahu ia membantu Kevin.
" Baik tuan, itu yang ku tunggu. Harus nya tuan jangan memberi hati pada mereka. Apa dia tidak tahu. Tuan Al bukan orang yang mudah di bujuk. Aku yakin dia akan hancur dengan sendirinya," kata Ben.
" Ya itu pasti, biarkan dia merasa menang hari ini. Tapi jangan harap dia bisa tersenyum selanjutnya," kata Rasyid menarik nafas dalam. Lalu kembali duduk di kursi kebesarannya.
" Ya tuan, saya akan menelpon Frank. Agar dia bisa menarik anak buah kita pulang," kata Ben. Karna selama ini anak buah Rasyid lah membantu keamanan gudang obat Kevin
" Lakukan secepatnya, jika dia ingin datang menemui ku lagi. Katakan pada keamanan perusahaan. Aku sedang keluar negri," kata Rasyid.
"Baik tuan," kata Ben berlalu meninggalkan ruangan Rasyid. Sedangkan Rasyid meraup wajahnya kasar. Karna sedang menahan emosinya.
************
Di rumah Arhan. Al mengobrol cukup lama dengan sepupu istrinya. Lalu Al tertidur di sofa besar milik Arhan. Arhan hanya membiarkannya. Karna tidak ingin mengusik tamunya itu. Karna nanti malam, paman nya pasti sudah tiba. Jadi Arhan berpikir membiarkan Al untuk istirahat lebih dulu.
" Huh...pantas saja paman Fuad turun tangan sendiri. Karna Kak Rasyid membuat ulah. Ada ada saja dia, padahal warisannya sudah cukup banyak. Tapi Al cukup menarik, dia sangat pintar membuat Rasyid kalah jauh darinya. Padahal Al hanya seorang dokter. Bahkan bukan berasal dari keturunan konglomerat," kata Arhan. Yang sempat mendengar cerita Al tentang penjualan obat.
" Biarlah...itu urusan mereka. Aku tidak akan ikut campur," kata Arhan Sembari menekan tombol AC. Agar Al tidak merasa kepanasan.
Sedangkan di kamar. Albi ngobrol dengan gadis cantik putri Arhan yang bernama Sarah
" Apa kau akan tinggal lama disini?" tanya gadis itu yang cukup fasih berbahasa inggris Karna ia bersekolah di sekolah internasional Oman. Jadi tidak mungkin ia mengajak Albi untuk berbahasa Oman. Yang tidak mengerti sama sekali dengan bahasa ibunya. Berbeda dengan abinya yang terbiasa keluar negri.
" Entahlah aku tidak tahu, kami hanya sekedar mampir ke rumah kalian," kata Albi tersenyum. Sedangkan Bian dan Brian sedang tidur. Karna mereka lelah bermain selama di dalam kapal.
" Oh ya, kenapa begitu? Tinggal lah lebih lama disini. Biar aku punya teman," kata Sarah dengan wajah imutnya. Membuat Albi teringat dengan tetangganya.
" Kau lucu," kata Albi.
" Hehehe...kau juga, dan kau sangat tampan," puji Sarah dengan tersipu malu. Karna baru kali ini ia melihat wajah tampan anak pria yang menarik perhatiannya. Karna di Oman kebanyakan anak berkulit hitam. Dan hanya berparas biasa biasa saja Berbeda dengan ketiga bocah lelaki tamu abinya. Yang di atas rata rata. Bahkan Bian dan Brian juga berwajah tampan.
" Apa kau tidak punya saudara?" tanya Albi
Sarah mengeleng. " Aku ingin sekali punya adik biar punya teman. Tapi umi belum mau lagi hamil. Katanya menunggu aku berusia lima tahun dulu," kata Sarah.
" Oh ya, aku dan kakak kakakku hanya terpaut dua tahun kurang. Bahkan papi dan mami ku, tidak merasa keberatan mengurus kami" kata Albi.
" Apa kau tidak mau punya saudari perempuan?" kata Sarah. Sembari menatap mata indah Albi
" Aku sudah punya, nona Aura Queen," kata Albi tersenyum.
" Hah...siapa dia ?"tanya Sarah kepo.
" Dia kakak Perempuanku, kembaran kak Bian dan bang Brian. Bahkan dia di juluki tuan putri di keluarga kami. Karna dia satu satunya anak perempuan papi dan mami," jelas Albi
" Astaga...jadi Brian dan Bian kembar tiga?" kata Sarah tak percaya.
" Ya " angguk Albi tersenyum manis. Membuat Sarah ikut tersenyum.
" Ya ampun kalian beruntung sekali, punya saudara banyak. Aku anak tunggal disini," kata Sarah. Yang memegang tangan Albi.
" Kenapa ?" kata Albi saat Sarah menggenggam tangannya.
" Maukah kau lama tinggal disini Al. Biar aku tidak bosan bermain sendiri, Aku merasa kesepian saat liburan sekolah tiba," kata Sarah memohon.
Albi mengerjap gerjap kan matanya. Saat mendengar permintaan Sarah. Gadis itu memasang raut wajah sedihnya. Yang membuatnya Albi tidak tega, untuk menolak permintaannya.
" Aku tidak janji, tapi aku akan coba melobi papi untuk tinggal beberapa hari disini," kata Albi. Agar Sarah tidak merasa sedih.
" Benarkah? ...alhamdulilah, ayo kita bilang papi mu sekarang," kata Sarah.
" Nanti saja, aku mau istirahat dulu. Papi ku sedang bicara dengan Abi mu. Pasti itu sangat penting. Jadi kita tidak boleh menganggu mereka," kata Albi.
" Ya baiklah, aku temani kau tidur ya," kata Sarah mengedipkan matanya. Membuat Albi tersenyum.
" Ya baiklah," kata Albi yang tidak bisa menolak permintaan anak tuan rumah.
Keduanya pun lalu naik ketempat tidur. Albi memasang guling sebagai pembatas. Agar Sarah tidak menganggu tidurnya. Sedangkan Brian dan Bian tidur di tempat terpisah, di ranjang sebelah mereka. Bahkan mereka sudah terlelap sedari tadi.
" Selamat tidur siang" kata Albi
" Ya " angguk Sarah ikut berbaring.
Seorang pelayan yang sedari tadi mengawasi mereka, dari depan pintu yang tidak tertutup rapat. Tersenyum melihat sikap nonanya itu. Gadis kecil manja itu. Terlihat sangat ramah pada tamunya. Tidak seperti biasanya. Nona kecilnya itu terlihat lebih cuek.
" Aish ...pasti dia sedang jaim, karna kedatangan anak anak pria tampan. Entah apa rencana nona, meminta para tamunya untuk tinggal lebih lama," batin si pelayan sembari kembali kedapur. Sambil mengeleng gelengkan kepala.
" Ada apa Hafsah, mana Sarah?" kata Hana Yang juga ingin pergi kedapur.
" Tidak ada apa apa nyonya, anak anak sudah beristirahat. Mereka sudah tidur, begitu juga dengan nona Sarah," kata pelayan.
" Apa dia sudah kembali kekamarnya?" kata Hana menuju meja untuk mengambil gelas dan mengisi air putih.
" Nona ikut tidur bersama para tamunya nyonya," kata pelayan sembari membantu pelayan yang lain.
" Apa ..ppt ..byur," air putih pun muncrat dari mulut Hana. Untung tidak mengenai para pelayannya yang tentu saja kaget. Karna mereka sedang menyiangi sayur untuk persiapan makan malam.
" Astagfirullah, nyonya kenapa?" kata seorang pelayan senior.
" Tidak apa apa, aku hanya kaget saja. Bagaimana bisa nona mu itu ikut tidur dengan para tamunya. Sedangkan biasanya ia sangat anti dengan anak anak para tamu yang biasanya datang kesini," kata Hana menghela nafas.
" Mereka sepupunya Hana, jadi wajar saja, jika ia menyukainya. Karna mereka berbeda dengan orang lain," kata Arhan yang tiba tiba muncul kedapur
" Tuan ....!!" kata para pelayan menunduk.
" Siapkan makanan istimewa dengan porsi besar. Karna nanti malam. Kita akan kedatangan tamu besar lagi. Hana pergilah belanja jika perlengkapan didapur kurang !!" kata Arhan
" Baik bi, tapi siapa tamunya bi!!" kata Hana
" Paman Fuad " kata Arhan berbalik badan dan kembali ke ruang tengah.
Membuat Hana langsung menutup mulutnya Karna tidak percaya, jika milyarder paman Arhan itu akan datang kerumah mereka. Karna Hana tahu, suaminya lah yang menjaga usaha pamannya itu di Oman. Begitu juga dengan saudara Arhan yang lain. Karna tuan Fuad sangat di segani oleh seluruh keluarga Arhan. Karna dia satu satunya orang yang paling sukses di keluarga Arhan. Sehingga bisa membantu saudara dan juga para keponakannya. Tuan Fuad pebisnis hebat yang merintis bisnisnya dari nol. Hingga mempunyai banyak cabang di mana mana. Dan itu semua di kelola oleh keluarga tuan Fuad.
Apa kalian lupa bagaimana jeniusnya Dok Al, cari gara gara cari penyakit saja kalian
Salut sama Albi kok kepikiran bawa kredit card maminya
Tinggal berjuang keluar dari wilayah musuh, jangan sampai ke tangkap lagi
Semoga Dok Al dan anak anak selamat semuanya
Ga sabar nunggu aksi anak anak menyelamatkan Dok Al