Dokter Al yang sudah sukses dengan kariernya berniat untuk membantu semua temannya yang belum sukses. Karna rasa iba dan tak tega. Membuat Al pun berusaha membantu semampu yang dia bisa. Dan itu dengan persetujuan Bee.
Namun pada suatu hari Al tidak sengaja di jebak seseorang. Orang jahat yang ingin menghancurkan lab di rumah sakit yang selama ini Al bangun.
" Apa mau mu ?" tanya Al pada pria bertopeng itu. Saat pria itu berhasil menangkap Al dan membawanya ke suatu tempat yang asing bagi Al.
" Aku menginginkan kehancuran mu dan juga harta mu" jawab pria itu serak. Sambil menatap tajam pada Al. Hingga membuat Al berusaha untuk tetap tenang. Walau ia dalam bahaya.
Dapatkah Al lolos dari para musuhnya...baca di sini ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hidayati Yuyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Al yang duduk di samping tuan Fuad. Hanya tersenyum melihat reaksi Hana. Bukan hal aneh bagi Al, jika anak anaknya itu sangat perduli padanya. Bahkan setiap ada sesuatu yang mencurigakan di rumah. Semua anak anaknya akan menangani masalah dengan baik. Karna Bee melatih mereka untuk bisa menjaga diri. Sehingga saat mereka tumbuh dewasa. Mereka tidak terlalu merepotkan Bee dan Al. Yang selalu sibuk dengan pekerjaan.
" Apa kau terkejut sayang, itulah Al dan Bee. Mereka punya tameng baju zirah yang hebat. Karna keempat anaknya itu sangat pintar dan jenius seperti mami dan papinya. Jadi wajar saja, anak anak mereka seperti itu. Orang tua bilang. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya" kata Arhan.
" Hahaha ...kau bisa saja han. Tapi itulah kenyataannya. Mereka tidak bisa kita kelabui Apalagi Albi, dia itu berpikiran kritis," tawa tuan Fuad yang sangat hafal karakter para cucunya. Karna ia dan mami Aisyah selalu memperhatikan dan mengamati tingkah para cucu cucunya itu dari sejak bayi
" Ya paman, Arhan tahu itu. Sekarang kita makan dulu. Karna ini sudah waktunya makan malam. Pastinya anak anak juga lapar. Anak anak...ayo kita makan sekarang. Ahmet bawa para pengawal Al dan paman, untuk makan malam di rumah samping,!!" kata Arhan
" Baik tuan," kata Ahmet menyuruh Lim dan Juan ikut. Sedangkan Ali akan ikut makan bersama Al dan tuan Fuad.
*************
Paginya seperti biasanya Bee bangun lebih cepat. Pagi ini Bee harus bekerja ke rumah sakit. Karna ada operasi dadakan. Bee harus turun tangan untuk membantu dokter Frans. Bee pun meminta sopir untuk mengantarnya. Namun Rasyid yang mendengar Bee akan kerumah sakit. Menyuruh Bee untuk ikut dengannya.
" Ade ikut dengan Kak Rasyid saja, Jack suruh Ben bersiap dan kau akan mengawal Bee selama dia berada di rumah sakit bersama Bram. Karna aku ingin Bee tetap aman," kata Rasyid. Menyuruh anak buahnya untuk menjaga Bee
" Baik tuan," kata Jack Yang bergegas masuk rumah samping untuk memanggil Bram. Agar mereka bisa mengawal Bee selama di rumah sakit.
Sedangkan Rasyid sambil menelpon tuan Fuad pagi ini. Karna ia di minta papinya untuk mewakili rapat bersama petinggi perusahaan
Selama tuan Fuad di Oman.
" Apa masih lama kak, ayo berangkat," kata Bee sudah siap.
" Ya masuklah dulu, kak Rasyid menunggu Bram dan Jack," kata Rasyid.
" Ya kak" kata Bee yang masuk kedalam mobil Rasyid. Menunggu sambil menelpon Al yang pagi ini sudah selesai sholat subuh.
Cukup lama keduanya ngobrol. Sampai Rasyid masuk ke dalam mobi. Dan mobill mulai berjalan menuju ke jalan raya.
" Bram dan Jack akan mengawal mu hari ini Bee," kata Rasyid yang duduk di sebelah Bee
" Ya kak, lalu pulangnya ?" kata Bee
" Nanti Ben akan mengantar mu pulang" kata Rasyid. Yang mungkin nanti akan pulang agak malam. Karna ada pekerjaan yang harus ia selesaikan.
" Ya baiklah," kata Bee yang menatap ke luar jendela. Hanya satu jam lebih mereka berkendara . Mobil pun akhirnya memasuki halaman parkir rumah sakit dan tiba tiba...
Prank......kaca jendela mobil Rasyid di lempar baru besar. Dari arah depan
" Aaa..." pekik Bee terkejut. Saat melihat pecahan kaca tertahan di tirai baja.
" Jack, Bram. Jangan keluar !! Kita tunggu apa yang ingin mereka lakukan," teriak Rasyid. Saat Jack ingin turun membuka pintu mobil. Untuk mencari dalang pelemparan batu itu.
" Mereka sedang memancing kita tuan" kata Ben. Yang matanya mengawasi sekeliling parkiran yang terlihat sepi.
" Ya ....awas tuan, penembak jitu," teriak Ben. Saat melihat sesuatu menuju mobil.
Door.....
" Aaa...." teriak Bee. Rasyid langsung memeluk erat Bee. Walau bahunya terkena peluru. Sehingga dengan gerak cepat Jack dan Bram keluar untuk mencari si penembak.
" Tuan, nona cepat turun. Mumpung dia lengah ," kata Ben yang tahu Jack dan Bram sedang mengalihkan perhatian si penembak. Sehingga dengan cepat Rasyid menyeret Bee turun.
Dor...dor...dor...
Beberapa peluru memberondong Rasyid yang berlari bersama Bee. Satu tembakan mengenai Rasyid. Yang membuat Bee berteriak memanggil para dokter. Untuk cepat menangani sang kakak.
" Kak bertahan" kata Bee panik. Memeluk Rasyid saat Rasyid meringis menahan sakit
" Kak Rasyid tidak apa apa Bee" kata Rasyid Yang memakai baju anti peluru. Karna ia sudah tahu. Akan ada beberapa musuh saat ia sudah memutuskan hubungan kerja dengan Kevin. Yang tidak lain para mafia, yang juga sedang mengincarnya.
" Tapi ..." kata Bee
" Sudah pergi sana!! Bukannya kau akan mengoperasi pasien. Jack, Bram kawal dia Jangan sampai lengah. Aku baik baik saja, Aku akan kekantor bersama Ben setelah ini ," kata Rasyid membuka jasnya yang sobek karna tembus dua peluru.
" Kak...." kata Bee khawatir. Saat melihat ada sedikit darah di siku Rasyid.
" Tuan Rasyid memakai baju anti peluru nona, jadi tuan akan baik baik saja," Jelas Ben yang juga sudah di peringatkan Rasyid jauh jauh hari. Begitu juga dengan Jack dan Bram yang mengenakan baju anti peluru sebelum berangkat mengawal Bee.
" Syukurlah" kata Bee lega. tahu kakaknya itu sudah berjaga jaga. " Ya sudah Bee keruang operasi dulu ya kak," kata Bee
" Ya pergilah !! Jack, Bram jangan lengah. Berjaga di depan pintu," kata Rasyid.
" Hmm...baik tuan," kata Jack dan Bram kompak
Lalu Bee pun bergegas pergi. Meninggalkan Rasyid. Karna memang niatnya memimpin operasi pagi ini. Karna ada pasien yang mendadak koma. Sehingga dokter Frans meminta Bee membantunya. Karna Al belum kembali.
Sedangkan Rasyid menatap Ben. " Apa kau sudah memberitahu Bill?" kata Rasyid.
" Sudah tuan, Bill dan Ernest sedang menuju kesini. Sedangkan Deni mengecek sisi TV. Untuk melihat siapa orang yang menyerang kita," kata Ben
" Ya itu harus, tangkap mereka. Turunkan anak buah kita sebanyak mungkin. Untuk menangkap pelakunya.," perintah Rasyid
" Baik tuan," kata Ben. Sambil memeriksa pesan masuk. Karna Ben sudah meminta Tio. Untuk menjaga keamanan rumah tuan Fuad. Takut jika ada penyerangan.
Rasyid membuka jasnya. Sehingga tersisa baju anti peluru dan kemejanya. Hingga kulit punggung dan bahunya terkena goresan yang menempel. Hingga Rasyid pun melepaskan baju anti pelurunya untuk melepaskan peluru yang menempel di bajunya.
" Tio sudah siaga tuan," kata Ben.
" Bagus, jangan lengah. Pasti mereka sedang mencari kesempatan," kata Rasyid yang pandai membaca situasi. Karna ia sudah terbiasa saat bertugas di ranah politik. Yang membawanya bertemu dengan almarhum Fatimah.
" Huh...semoga saja mami dan Sasi baik baik saja. Begitu juga anak anak" guman Rasyid dalam hati. Karna tidak ingin keluarganya dalam bahaya. Apa yang selama ini ia lakukan. Rupanya membawa dampak buruk.
" Benar kata papi, aku harus berhati hati. Karena mereka tidak akan puas. Jika belum mendapatkan Al. Apalagi Al berhasil kabur. Bahkan sampai Oman." kata Rasyid bicara sendiri. Karna tidak menyangka ketiga keponakannya itu juga ikut bergabung jadi penyelamat adik iparnya.
" Tuan Rasyid ...!! " pekik seseorang saat melihat Rasyid yang duduk di brankar
Sehingga membuat Rasyid melongo.
Sepertinya para musuhmu belum pada kapok
Karena katanya itu tahun tahun genting
Aku pribadi berharap semoga pekerjaan lancar, rezeki lancar, mencukupi kebutuhan, bisa membantu orang tua /saudara /Smile/
Katanya lho ya, nonton di podcast orang
Semoga Al dan Bee baik2 aja
Musuh terus bergerak ingin membunuh mereka
Lebih banyak istilahnya bertahan hidup
Traumanya bisa membekas hingga dewasa
Dulu anakku karena muka cindo dibully di sekolah juga, jika teringat katanya trauma
Terus ke mana para bodyguard?
yang berpotensi jahat justru orang terdekat