NovelToon NovelToon
Ketika Xinyu Terbang Bersamaku

Ketika Xinyu Terbang Bersamaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Identitas Tersembunyi / Perperangan / Persahabatan / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Xiao Chuhe

Seorang jenderal wanita pertama dari Kota Yunan bernama Liang Xinyu, terlibat aksi perampokan di dalam Kantor Jiandu, dia menyelamatkan perampoknya yang ternyata adalah pemuda dari dunia persilatan yang memiliki reputasi tinggi, Yi Xuan.

Karena merasa memiliki maksud yang sama, Yi Xuan memutuskan untuk membantu Liang Xinyu memecahkan masalahnya.

Padahal sebenarnya, Pendekar berjulukan Weihu Zhengyi ini memiliki niat tersembunyi dari kemunculannya. Dia adalah putra dari Wang Qingshu, seorang pengkhianat yang dipenggal karena membantai 57 orang Keluarga Liang dalam semalam.

Dia menjelajah dunia persilatan untuk menegakkan keadilan demi ayahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xiao Chuhe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menyelidiki Kasus Mayat Hilang

Pelayan yang mengantar membungkuk setelah mengantar Xinyu hingga depan pintu kamar Yi Xuan. Sebelum membuka pintu, Xinyu mengetuknya terlebih dahulu.

"Yi Xuan, kamu tidak sedang telanjang, kan?" dia bergumam cukup keras di depan pintu kamar.

Pintu tiba-tiba berderit terbuka, menampilkan Yi Xuan yang hanya bertelanjang dada di hadapan Xinyu yang matanya sudah melotot terkejut.

"Hei!" Xinyu refleks menutup matanya dan berbalik.

Dua orang pelayan laki-laki yang sedang membersihkan halaman kamar Yi Xuan menoleh heran, kenapa tamu perempuan di halaman mereka menjerit seperti melihat ular?

Yi Xuan menutup rapat kembali pintunya, "Maaf, kukira bukan kau."

"Aku sudah mengetuk pintu dan mengeluarkan suara. Apa kamu tidak mendengar suaraku?" Xinyu berseru protes.

Yi Xuan membuka pintu dan menyuruh Xinyu masuk setelah dirinya berpakaian rapi, "Aku tidak mendengar suaramu. Maaf."

Xinyu termenung, dia melihat tubuh Yi Xuan yang terlihat lebih keren dari biasanya. Bayangan saat Yi Xuan tidak mengenakan baju beberapa menit lalu kembali memenuhi kepalanya.

Dia baru menyadari, kalau Yi Xuan tidak hanya tampan dari luar, dalamnya pun juga sangat tampan. Dia terkekeh geli, kemudian mendudukkan tubuhnya di atas kursi panjang.

Yi Xuan menuangkan teh panas, "Kenapa kamu melamun saja?"

Xinyu menggeleng cuek, "Terakhir kali sebuah tombak runcing menusuk punggungmu hingga berlubang, kupikir kamu sedang sekarat, ternyata baik-baik saja."

Yi Xuan menarik kembali cangkir teh yang hendak dia letakkan di depan Xinyu, dia melotot kesal, "Kalau kamu begitu ingin aku sekarat, kenapa tidak menempelkan sabukmu itu di kulitku? Bukankah mempercepat keinginanmu terkabul?"

Xinyu menunduk, menatap sabuk yang melingkar di pinggangnya, itu adalah Pedang Linghuo yang dia sembunyikan sejak awal.

"Bagaimana kamu tahu kalau ini adalah Pedang Linghuo?" Xinyu jadi teringat waktu itu Yi Xuan menarik paksa pedang ini dari tubuhnya. Yi Xuan pasti sudah mengetahuinya sejak lama.

"Sejak kita bertarung di Desa Bandit." Yi Xuan menjawab tak peduli.

Xinyu terdiam, berharap Yi Xuan melanjutkan jawabannya dengan penjelasan.

Yi Xuan mendengus, "Kamu juga waktu itu sudah sekarat, melawan puluhan bandit sendirian. Kamu hampir mati di tangan mereka, tapi belum juga menggunakan jurus pamungkasmu untuk menumbangkan semuanya sekaligus.

"Saat itu aku menduga kamu sengaja meninggalkan Pedang Linghuo di kediamanmu. Tapi aku ingat saat malam mengejar pembunuh yang menangkap Yueya, kamu tidak ragu mengeluarkan pedang itu karena tahu yang dikejar adalah pembunuh.

"Sementara saat di Desa Bandit, kamu sama sekali tidak berniat menghabisi mereka. Hanya menyerang untuk mengulur waktu hingga pasukanmu tiba.

"Tapi ternyata mengukur waktu pun dapat menguras tenaga, kamu nyaris saja mati, tapi masih bertahan tanpa mengeluarkan Pedang Linghuo. Karena bagimu mereka hanya tunawisma yang tak punya keluarga saja."

Yi Xuan mengembuskan napas, dia meletakkan cangkir teh itu di depan Xinyu lagi, "Saat aku menghampirimu, kulihat kamu hampir saja mengeluarkan pedang itu. Tanganmu terus memegang ikat pinggang yang sedang kamu pakai.

"Kupikir tak berarti apapun. Setelah beberapa hari, aku lihat kamu tidak pernah mengganti atau melepas sabuk itu. Saat itulah aku menyadari, yang di pinggangmu ini bukanlah sabuk biasa. Melainkan Pedang Linghuo yang mematikan milik seorang Jenderal Agung. Kamu lebih sering memakainya di medan perang."

Xinyu mengangguk, dia meneguk isi cangkir yang diberikan Yi Xuan, "Tebakanmu memang benar. Tapi aku tidak mengerti, bagaimana Racun Linghuo yang begitu mematikan ini, tidak berdampak apapun bagi orang-orang yang menyerang kita waktu itu?"

"Kita benar-benar masih dikasihani Langit. Rumah mewah yang kita lihat itu ternyata adalah kediaman Kepala Desa Hantu. Dia sesuai dengan reputasinya. Pendekar Wanita dari Wanshang. Bahkan bisa menyembuhkan lukaku yang cukup parah ini."

"Kamu mengenalnya?" Xinyu bertanya heran.

"Saat kita bertarung bersama orang-orang itu di atap rumahnya, ternyata itu mengganggunya yang sedang beristirahat.

"Lalu dia melihat kita yang sudah tergeletak di jalanan di dekat rumahnya, lalu membawa kita masuk. Dia mengutus Tabib untuk mengobati kita. Obat ajaib milik tabib kediamannya benar-benar menghilangkan racun di ujung tombak yang sudah memasuki bagian vital dalam tubuhku. Entah bagaimana kita akan membalas utang nyawa ini." Yi Xuan menghela napas panjang.

"Kenapa repot-repot memikirkan tentang membalas utang nyawa? Bukankah kita datang untuk menyelidiki kasus mayat hilang? Kepala Desa tidak meninggalkan tempat ini sudah pasti karena masih menyelidiki kasus itu.

"Bagaimana pun dia harus membawa warganya kembali ke Desa. Bukankah begitu? Ini sungguh menyelam sambil minum air, Yi Xuan. Kita bisa menyelidikinya terang-terangan dengan alasan membantu Kepala Desa untuk memecahkan masalah di dalam desanya." Xinyu tersenyum lebar.

"Idemu bagus sekali. Aku juga memanfaatkan reputasiku untuk menghasilkan uang. Bagaimana pun uang yang diberikan Yi Yusha tidak cukup untuk makan hingga dua hari ke depan. Nanti kamu berpura-puralah menjadi muridku. Murid tunggal Pendekar Weihu Zhengyi. Bukankah keren?"

Xinyu terpaksa menurut. Bagaimana pun, menurut peraturan yang sudah ditetapkan sekak 20 tahun lalu, orang-orang pemerintah tidak diperbolehkan ikut campur urusan dunia persilatan.

Yang dia lakukan ini melanggar aturan, tapi tujuannya bukan itu, melainkan untuk mencari Xianwei dan mengungkap rahasia dibalik kematian keluarganya.

Sementara dia berperan kecil membantu Yi Xuan membereskan urusan mayat hilang ini sebagai balasan karena Yi Xuan membantu membereskan urusannya.

Kerja sama tim ini saling menguntungkan satu sama lain.

"Kepala Desa meminta kita untuk pergi menemuinya jika kamu sudah sadar, Yi Xuan, apa kamu mau pergi sekarang?" Xinyu teringat ucapan Kepala Desa itu sebelum dirinya pergi menemui Yi Xuan.

"Baiklah. Kita pergi sekarang saja, sekalian mendiskusikan masalah mayat hilang ini." Yi Xuan berdiri setelah meneguk secangkir teh.

"Ada sebuah kebiasaan unik di dalam kediaman ini kau tahu?" Xinyu terkekeh saat teringat bagaimana dia bisa menemukan Halaman Barat ini.

"Apa itu?" Yi Xuan bertanya basa-basi.

"Nanti akan kuperlihatkan padamu." Xinyu keluar lebih dulu dari gerbang Halaman Barat, lalu mencari jalan yang ramai pelayan untuk menanyakan di mana tempat tinggal Kepala Desa.

Mereka berpapasan dengan seorang pelayan wanita yang tengah membersihkan taman, Xinyu bertanya, "Aku ingin menemui Kepala Desa. Di mana aku bisa menemuinya?"

Pelayan itu membungkuk terlebih dahulu sebelum menjawab, "Kepala Desa sudah menunggu di Aula Utama. Pergilah ke Halaman Utara terlebih dahulu, bertanya pada pelayan yang lewat, kamu akan langsung diantar menemui Kepala Desa di Aula Utama."

Xinyu tersenyum. Dia mengucapkan terima kasih sebelum berlalu meninggalkan pelayan yang dia tanyai. Dia melirik Yi Xuan sedikit, tampaknya pria di sebelahnya ini belum memahami apa yang sedang terjadi.

Saat tiba di Halaman Utara, mereka berhenti sebentar sebelum mulai menelusuri Halaman Utara ini.

"Ke mana kita harus berjalan jika ingin menuju Aula Utama?" Yi Xuan terlihat bingung dengan empat jalan setapak yang masing-masing menuju pintu gerbang yang berbeda.

Xinyu terkekeh, "Bukankah tadi pelayan itu bilang, kalau kita harus bertanya pada pelayan yang lewat."

"Pelayan yang lewat?" Yi Xuan mengulang kalimat itu dengan wajah kebingungan.

Xinyu mengabaikannya, lalu berjalan memasuki Halaman Utara, mencari apakah ada pelayan yang lewat untuk bertanya ke mana jalan menuju Aula Utama.

Seorang pelayan pria baru saja keluar dari sebuah pintu sambil membawa dua ember berisi air. Xinyu menghentikannya dan bertanya, "Kami diminta untuk menemui Kepala Desa di Aula Utama. Di mana kami bisa menemukan Aula Utama?"

Pelayan pria itu juga membungkuk dulu sebelum menjawab, "Silakan kalian berdua melewati Gerbang Qing Long untuk menuju Aula Utama. Bertanya pada pelayan yang lewat, kalian berdua akan langsung diantar menemui Kepala Desa."

"Terima kasih." Xinyu mengangguk, membiarkan pelayan itu melanjutkan pekerjaannya lagi.

Yi Xuan tertawa pelan, "Jadi, inikah yang kamu maksud kebiasaan unik itu? Setiap tamu akan bertanya pada pelayan yang lewat untuk menemui seseorang di dalam kediaman."

Xinyu mengangguk, "Aku yakin kediaman lain tidak begitu disiplin seperti di kediaman ini. Setidaknya ini satu-satunya kediaman yang menerapkan keamanan dalam terbaik di seluruh dinasti kita."

"Wajar saja bagiku. Ini kediaman Kepala Desa. Dia tidak khawatir penjahat akan memasuki rumahnya jika memakai sistem keamanan seperti ini. Jika ada tamu asing yang tidak bertanya pada pelayan yang lewat, para pelayan yang tidak ditanyai itu akan langsung mencurigai si tamu asing ini. Lebih baik kita patuhi saja." Yi Xuan membalas anggukan Xinyu.

Mereka pergi memasuki Gerbang Qinglong, tiga gerbang lainnya Zhuque, Baihu dan Xuanwu. Juga menuju ke tempat yang berbeda.

Setelah bertanya pada pelayan yang terakhir, mereka diantar langsung ke dalam Aula Utama dan bertemu dengan Kepala Desa.

"Dua hari tak sadarkan diri, bagaimana kabarmu sekarang, Tuan Pendekar?" Kepala Desa tersenyum sambil mempersilakan kedua tamunya duduk.

Pelayan yang berada di dalam segera menuangkan teh dan meletakkan piring-piring kecil berisi kue kering.

Yi Xuan mengangguk, "Kondisiku sudah sangat membaik, Nyonya."

"Namaku Meng Yao, panggil aku Nyonya Meng." Nyonya Meng menyebutkan namanya.

"Terima kasih, Nyonya Meng sudah menyelamatkan nyawa kami. Tidak tahu bagaimana kami akan membalas utang nyawa ini." Yi Xuan mengaitkan kedua telapak tangan untuk memberikan hormat.

Meng Yao mengembuskan napas, "Hari itu, perlawanan kalian cukup baik juga. Beberapa pendekar persilatan tidak mampu bertahan satu jam saat melawan orang-orang Wuye. Tapi kalian melawannya berjam-jam hanya berdua saja. Kalian pendekar yang tangguh."

Yi Xuan tersenyum, "Namaku Yi Xuan, orang-orang memberiku julukan Pendekar Weihu Zhengyi. Gadis ini adalah murid yang baru saja kuangkat, Yi Xinyu."

Xinyu melotot kesal, dalam hatinya mungkin, "Kenapa sesuka hati saja mengganti marga seseorang? Kupikir aku mau, satu marga denganmu?"

Yi Xuan mengedipkan mata, memberi kode pada Xinyu untuk menuruti saja apa yang dia katakan.

"Ah ... rupanya kamu adalah pendekar yang sangat terkenal itu. Tapi aku baru tahu kalau Tuan Muda Yi sudah menerima seorang murid remaja. Apakah kemampuan bela dirimu sebagus itu, sehingga sudah berani menerima murid?" Meng Yao tersenyum licik, dia seperti sengaja membuat Yi Xuan kehilangan harga diri di depannya.

Yi Xuan membalasnya dengan senyuman yang lebih manusiawi, "Nyonya Meng, apakah sebuah akademi, atau sekte bela diri hanya mengajarkan ilmu bela diri pada muridnya? Meski bela diriku tidak sebaik kau, setidaknya aku bisa mengajarkan kepada muridku cara mencari jejak yang baik, cara melindungi warga yang butuh perlindungan, cara menyelidiki kasus dengan adil, dan cara bersopan santun sebagai seorang pendekar. Itu termasuk ilmu yang harus diajarkan oleh detektif-detektif bayaran seperti kami."

Xinyu mencebik pelan, dia tidak menyangka wanita ini cukup banyak bicara juga. Dia akhirnya akan bicara, "Nyonya, kami tidak suka berutang budi kepada orang lain. Terlebih kepada orang berpangkat besar sepertimu.

"Kami adalah detektif bayaran yang tersesat di pegunungan. Sepanjang perjalanan kami mendengar bahwa desa ini sedang diterpa musibah.

"Beberapa mayat pemuda yang baru dikubur tiba-tiba menghilang dari kuburannya, awalnya kami tidak percaya, memutuskan berjalan ke arah desa ini, dan menemukan bahwa berita itu benar.

"Jika tak salah menebak, kamu tidak ikut pergi bersama warga yang lain adalah karena merasa bertanggung jawab atas mayat-mayat yang hilang, dan masih berusaha untuk menyelidikinya, namun belum juga mendapatkan jawaban yang diinginkan.

"Jika berkenan, kami bisa membantu dan tidak mengharapkan imbalan, demi membalas budi baikmu kepada kami. Bagaimana menurut Nyonya?" Xinyu tersenyum tipis sambil menatap ekspresi datar Nyonya Meng.

"Di mana kalian mendengar rumor mayat hilang ini?" nada bicara Nyonya Meng malah terdengar menusuk dan menyemburkan aura menegangkan.

"Sepanjang perjalanan, kami terus mendengar tentang masalah ini, Nyonya. Barulah memberanikan diri memeriksanya sendiri," Yi Xuan menjawabnya dengan ekspresi tetap tenang.

Meng Yao mengembuskan napas, "Karena kalian sudah datang ke sini, aku hanya bisa mengizinkan kalian menyelidikinya. Jika hasil yang didapatkan lebih baik dari yang kuinginkan, kalian tidak hanya berhasil membayar utang budi ini, aku juga memberikan imbalan besar." Meng Yao meregangkan tangannya, lalu memiringkan kepala sambil tersenyum, suaranya mengecil saat tiba di baris kalimat terakhir.

Ekspresi orang ini tidak terlihat normal, Yi Xuan sudah menyadarinya ketika baru memasuki Aula Utama ini beberapa menit yang lalu.

Dia menatap warna teh di depannya yang tidak seperti warna teh pada umumnya, dia menatap Xinyu sambil mengangkat cangkir teh menggunakan dua tangannya, lalu menyilangkan kedua telunjuk di depan cangkir, berharap Xinyu melihatnya dan tidak meminum teh yang disajikan di dalam aula ini.

Tapi sepertinya Xinyu tidak memahami kode sederhana itu. Lalu meneguk cangkir teh di depannya tanpa ragu.

Yi Xuan mendengus, "Apakah seorang Jenderal Agung tidak bisa membedakan mana racun mana minuman?"

1
dezzweet
niat banget pengen jodohin ziquan sama nona liu
Floricia Li
serem banget ...
Floricia Li
benar benar penciuman anjing (keinget inuyasha XD)
Floricia Li
waaah sangat kerenn!
dezzweet
Cerita ini, cerita terbaik yang saya baca di novel toon. Harapan saya sebagai pembaca semoga authornya sehat dan sukses selalu untuk ke depannya. Aamiin
Kangee
hiat?
Xiao Lianhua: haha kelewat sibuk😭
total 1 replies
Kangee
lanjut2😁🥱
NurAzizah504
Aku sedih baca part ini
NurAzizah504
Kenapa kamu jdi kejam begini, heh?
Xiao Lianhua: Yongheng: Jangan sembarang menilai dulu.🤣🤣
total 1 replies
NurAzizah504
Mampus
NurAzizah504
Masalahnya rumit sekali, tapi seru
mama Al
pasti pendekar yang sedang di bicarakan
mama Al
kagak pegel tuh kepala di putar
Kangee
lnjutkan.. tambahin lagi gregetnya..😁
Xiao Lianhua: sippp makasi penyemangat🤩🤩
total 1 replies
NurAzizah504
Kenapa harus ditangkap?
Xiao Lianhua: musuh bebuyutannya itu lohh, 20 tahun sejak nanhu hancur, si kaisar yunan masih dendam aja🤣
total 1 replies
NurAzizah504
Apa itu putra mahkota?
Xiao Lianhua: yesss, mereka akan jadi suami istri nantinya🤣
total 1 replies
NurAzizah504
Aaaa, aku suka aku suka /Joyful/
Indah Sae
lanjuuut
NurAzizah504
Bersaing ga tuh? /Facepalm/
NurAzizah504
ASTAGA! DEMI APA /Facepalm/
NurAzizah504: Nikahin aja lah mereka berdua /Sob/
Xiao Lianhua: demi cinta Yi Xuan kepada Xinyu🤣
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!