Diego Murphy, dia adalah seorang pembunuh berdarah dingin, dan dia juga adalah seorang mafia yang telah mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi kepada klan Dark Knight. Bahkan dia telah mendapatkan julukan sebagai The Killer, siapapun yang menjadi targetnya dipastikan tidak akan pernah bisa lolos.
Ketika dia masih kecil, ayahnya telah dibunuh di depan matanya sendiri. Bahkan perusahaan milik ayahnya telah direbut secara paksa. Disaat peristiwa kebakaran itu, semua orang mengira bahwa dirinya telah mati. Padahal dia berhasil menyelamatkan dirinya sendiri.
Setelah beranjak dewasa, Diego bergabung dengan sekelompok mafia untuk membalaskan dendamnya dan ingin merebut kembali perusahaan milik ayahnya.
Disaat dia melakukan sebuah misi pembunuhan terhadap seorang wanita, malah terjadi sebuah insiden yang membuat dia harus menjadi menantu dari pembunuh ayah kandungnya sendiri. Sehingga dia terpaksa harus menyembunyikan identitasnya.
Apakah Diego berhasil membalaskan dendamnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Diwaktu yang bersamaan, terlihat Tuan Aldo yang sedang berpidato. Dengan lantang dia mengatakan apa saja misi dan visinya jika seandainya dia terpilih menjadi seorang pemimpin negara.
"Aku akan menjamin kesejahteraan masyarakat. Bagiku kesejahteraan masyarakat adalah yang paling penting. Aku tidak akan pernah bisa makan dengan enak ataupun tidur dengan nyenyak, jika seandainya ada satu masyarakat saja yang sedang menangis karena kelaparan."
Dan semua pendukung Tuan Aldo pun bersorak dengan penuh rasa gembira. Bahkan mereka terus berteriak memanggil nama sang calon pemimpin negara tersebut.
"Hidup Tuan Aldo!"
"Hidup Tuan Aldo!"
"Hidup Tuan Aldo!"
Mereka sama sekali tidak menyadari di lantai lima, terlihat ada seorang pria yang sedang mengenakan pakaian serba hitam, wajahnya ditutupi oleh masker, dan mengenakan topi berwarna hitam. Pria itu sedang mengarahkan moncong senapan ke arah Tuan Aldo dari kejauhan. Siapa lagi kalau bukan Diego Murphy.
Tuan Aldo tersenyum lebar ketika mendengar semua orang sedang berteriak dengan lantang menyebutkan namanya. Dia sudah berhasil membodohi semua orang. Padahal dia sama sekali tidak peduli dengan nasib orang miskin. Setiap kali dia bersalaman dengan orang-orang miskin, dia harus mencuci tangannya sebersih mungkin, mungkin karena sebenarnya dia sangat merasa jijik bersentuhan dengan orang-orang miskin tersebut.
Diego begitu terlihat sangat tenang sambil mengunyah permen karet, kemudian dia mulai menarik pelatuk.
Satu...
Dua...
Tiga...
Dooorrr!
Peluru yang dilepaskan oleh Diego, melesat dengan sangat cepat. Tepat mengenai kepala Tuan Aldo.
Jleeb!
Membuat tubuh Tuan Aldo ambruk seketika, dengan kondisi kepalanya yang telah bolong dan berlumuran darah.
"Aarrrghh!"
"Arrrghhh!"
Semua orang yang ada disana menjerit histeris. Banyak yang berlarian untuk menyelamatkan diri.
"Tuan Aldo, bangunlah!" Tuan Arthur segera berlari dan merangkul tubuh Tuan Aldo yang sudah tidak bernafas lagi.
Tuan Aldo Aldo telah mati dengan kondisi kedua matanya masih terbuka. Begitu mengenaskan.
Tuan Arthur segera mengedarkan pandangannya untuk mencari siapa orang sudah menembak sahabatnya itu. Dia sangat terlihat marah sekali.
Namun, semua orang yang ada disana dikejutkan dengan sebuah layar yang ada di aula itu tiba-tiba menyala. Dilayar tersebut terlihat dengan sangat jelas tentang pabrik milik Tuan Aldo, bahwa sebenarnya pabrik tersebut adalah pabrik yang mengelola narko-ba dibuat menjadi berbentuk permen. Dan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Tuan Aldo adalah orang yang telah merencanakan kebakaran itu, karena banyak karyawan yang ingin berhenti bekerja dan ingin melaporkan bisnis haram tersebut ke polisi. Dan termasuk bukti-bukti bahwa Tuan Aldo selama ini tidak pernah bertanggungjawab terhadap meninggalnya 63 karyawan pabriknya itu.
"Ada apa ini?"
"Apakah semua itu benar?"
"Apakah mungkin selama ini kamu telah tertipu dengan semua kebaikan yang Tuan Aldo tunjukkan?"
Semua orang yang ada disana sangat terlihat marah sekali. Rupanya selama ini mereka telah mendukung orang yang sangat kejam.
Tuan Arthur terlihat panik ketika melihat layar itu. Mengapa ada orang yang bisa mengetahui semua kejahatan yang telah sahabatnya lakukan? Siapakah orang itu?
Tuan Arthur masih mengedarkan pandangannya, dia mencurigai bahwa orang yang menembak sahabatnya itu ada di lantai lima. Dia pun mengerlingkan matanya kepada Sean.
Sean tahu apa yang dimaksud oleh ayahnya, dia segera menekan earpiece yang sedang dia pakai. Karena dia ditugaskan oleh ayahnya untuk menjamin keselamatan Tuan Aldo. Sean memang memiliki banyak anak buah.
"Cepat tangkap pembunuh itu dilantai lima! Dan tutup semua akses di gedung ini, agar pembunuh itu tidak bisa keluar dari sini!"
Semua bodyguard segera berlarian menuju lantai lima, untuk menangkap Diego.
Di lantai lima. Diego sedang berlari menuju lantai keenam untuk mencari tempat persembunyian. Pria itu segera masuk ke dalam sebuah ruangan, mungkin dia ingin berganti penampilan.
Namun, ketika Diego baru saja masuk ke dalam ruangan tersebut. Dia dikejutkan ketika melihat Vanessa yang sedang berdiri dihadapannya.
"Siapa kamu?" Tanya Vanessa sambil mengarahkan pistol ke arah Diego.
udh ga ada harga itu mah