Kaiya Agata_ Sosok gadis pendiam dan misterius
Rahasia yang ia simpan dalam-dalam dan menghilangnya selama tiga tahun ini membuat persahabatannya renggang.
Belum lagi ia harus menghadapi Ginran, pria yang dulu mencintainya namun sekarang berubah dingin karena salah paham. Ginran selalu menuntut penjelasan yang tidak bisa dikatakan oleh Kaiya.
Apa sebenarnya alasan dibalik menghilangnya Kaiya selama tiga tahun ini dan akankah kesalapahaman di antara mereka berakhir?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Sandra yang masih kecewa dengan penolakan Ginran memilih mampir ke sebuah cafe Garden. Walau sudah ditolak oleh laki-laki yang dia suka, namun Sandra nggak akan berhenti sampai di situ saja. Dia akan mencari cara agar Ginran jatuh cinta padanya. Cewek itu percaya diri sekali.
Ia sudah duduk lama di dalam cafe Garden tersebut. Cewek itu hanya sekedar bersantai untuk melepaskan penat di tempat segar tersebut, karena tempat ini penuh dengan pemandangan yang indah. Namun raut wajahnya langsung berubah saat melihat sesuatu.
Sandra melihat laki-laki yang dia sukai, yang baru saja dia tembak siang tadi masuk ke dalam cafe itu bersama seorang perempuan. Bahkan tangan Ginran terus memegangi pergelangan tangan gadis yang datang bersamanya tersebut. Namanya kalau tidak salah adalah Kaiya. Yang sejak awal melihatnya Sandra sudah tidak suka.
Seketika hati Sandra menjadi panas. Bahkan Naomi saja tidak pernah ia liat bersama dengan Ginran berdua, apalagi sedekat itu. Siapa sebenarnya gadis itu sih? Apa hubungannya dengan Ginran? Apakah mereka memang sudah saling kenal dari lama?
Kalau memang begitu, seakrab apa mereka dulu? Pacaran? Tidak, tidak mungkin. Sandra membuang pikirannya jauh-jauh. Ia tidak rela. Ia benci memikirkan Ginran yang pacaran dengan perempuan lain selain dirinya. Setahunya Ginran memang menyukai satu perempuan. Tapi itu dulu, waktu pria itu masih SMA, tapi hubungan mereka berakhir karena perempuan yang dia suka katanya selingkuh dan menghilang bak di telan bumi.
Sandra makin geram ketika melihat Ginran yang tampak amat menikmati menatap si cewek bernama Kaiya itu. Tangannya terkepal kuat menahan amarah. Karena tidak tahan lagi, ia berdiri dari kursinya dan memilih menyapa mereka.
"Ginran," panggilannya sukses membuat Ginran yang tengah asyik menatap gadis di depannya terbagi. Namun Sandra bisa lihat perubahan di raut wajah cowok itu ketika melihatnya. Berbeda jauh dengan cara tuh cowok menatap cewek di depannya.
Ginran sendiri merasa terganggu dengan kedatangan orang yang tidak ia harapkan itu. Mengganggu kesenangannya menatap Kaiya saja. Tidak tahu apa dia sampai memikirkan segala cara agar Kaiya mau di bawa ke sini.
Sementara Kaiya yang melihat Sandra merasa tidak enak. Cewek itu baru saja menyatakan perasaannya ke Ginran tadi siang, pasti ia sakit hati melihat Ginran makan dengan perempuan lain. Itulah yang ada dalam benak Kaiya sekarang ini.
"Ginran, lo ada waktu? Gue pengen tanya sesuatu." ucap Sandra asal. Ia memiringkan kepalanya menatap Kaiya dengan raut wajah terancam.
Sandra merasa terancam dengan keberadaan Kaiya. lawannya itu keliatan cukup kuat dalam hal mempengaruhi seorang Ginran. Karena ini kali pertama ia melihat Ginran makan berdua dengan seorang gadis, dan wajahnya juga tampak berbeda sekali dari biasanya. Ginran terlihat bahagia bersama gadis itu. Sudah beberapa kali ini Sandra mengamati perubahan yang terjadi pada seorang Ginran ketika ada gadis itu di dekatnya. Jelaslah Sandra merasa terancam.
Ginran menarik nafas panjang. Tangannya terlipat di dada menatap Sandra. Gadis itu sangat mengganggu. Padahal ia sudah memberi kode keras siang tadi. Pria itu sudah siap-siap untuk bicara, namun terhenti seketika begitu matanya melihat Kaiya berdiri dari tempat duduknya. Pandangannya langsung beralih.
"Mau ke mana?" tanyanya dengan suara rendah. Jenis suara yang bisa mengintimidasi orang.
"Pulang." sahut Kaiya datar dan siap-siap berbalik pergi.
mendengar perkataan itu, Ginran ikut berdiri dari kursinya.
"Ayo aku antar." katanya ringan, tanpa mempedulikan keberadaan Sandra.
Perkataan Ginran membuat Kaiya cukup terkejut. Tidak, kalau dia setuju Ginran anterin dia pulang bisa-bisa cewek di depannya ini makin kesal.
"Nggak usah. Aku bisa pulang sendiri kok." tolak Kaiya halus. Dia juga nggak tahu mau ngomong apa di mobil kalau cowok itu yang mengantarnya. Lebih baik cari aman.
"Lokasi ini masih jauh dari tempat tinggal kamu." balas Ginran.
"Aku bisa pesan taksi online."
"Jangan bantah aku terus Yaya. Aku yang bawa kamu ke sini, aku juga yang akan anterin kamu pulang. Jangan nolak lagi." suara Ginran berubah tegas, menandakan bahwa dia tidak mau ada penolakan. Kaiya pun terdiam. Sandra yang berdiri di dekat mereka seperti tidak dianggap.
Kemudian Ginran mengeluarkan tiga lembar uang seratus ribuan untuk cappucino pesanan mereka, meletakkannya di atas meja dan beranjak pergi dari situ. Lelaki itu menggapai pergelangan tangan Kaiya beranjak keluar dari tempat itu. Ia bahkan tak menatap Sandra sedetikpun.
Kaiya sendiri merasa heran, apa yang terjadi dengan pria itu hari ini? Sikap Ginran sungguh membuatnya kehabisan kata-kata. Kaiya membiarkan pria itu menariknya keluar. Ia tidak mau mereka menyita perhatian yang lain kalau sampai dirinya menolak dan Ginran menunjukkan sifatnya yang tak mau dibantah.
Mereka meninggalkan Sandra yang masih berdiri dengan rahang mengeras dan tangan terkepal kuat. Sialan, Ginran benar-benar tidak menganggap keberadaannya. Kalau cowok itu bukan laki-laki yang populer, tampan, kaya dan menjadi incaran banyak wanita, Sandra juga tidak mau terus mengejarnya.
Tapi ia harus mendapatkan Ginran. Harus. Demi masa depannya yang bahagia. Karena cita-citanya adalah menikah dengan seorang laki-laki perfect. Dan untuk mendapatkan seorang pria sempurna seperti Ginran, yang pertama yang harus dia lakukan adalah menyingkirkan siapapun perempuan yang dekat dengan pria itu. Bagaimanapun caranya. Sandra tersenyum jahat kemudian pergi dari situ. Pelayan yang membawakan pesanan Ginran tadi hanya menatap bingung karena tidak mendapati pasangan itu. Hanya ada beberapa lembar uang yang di tinggalkan di atas meja.
kisah Nauroz sama Amber seru ga terlalu Tegang dan ketawa terus
Untuk kisah Yara juga bagus
Agus sedih Banget Wkwkkwkwk
Agus Dipabel ( Iwak ?? )
A Gus Miftah??
Belom tau pawang nya kaiya 😂😂
Peter diikuti, Ginran diikuti..
hidup cm buat sakit hati
MURI (Museum Rekor Indonesia), ya adanya di Indo aja😭gak sampe luar negeri