Fabby Alexandrina merupakan putri tunggal dari pengusaha kaya raya. Kedua orang tuanya meninggal karena mengalami kecelakaan, dan saat ini Fabby tinggal bersama Neneknya.
Neneknya ingin sekali melihat Fabby menikah hingga akhirnya Neneknya pun menjodohkan Fabby dengan seorang sekuriti. Awalnya Fabby menolak, namun Neneknya tetap memaksa.
Akankah Arga mampu membuat Fabby jatuh cinta kepadanya? dan apakah Fabby akan luluh dengan kesabaran Arga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28 Mendatangi Nindi
"Lapor polisi, aku gak mau tahu orang-orang yang sudah mencuri barang-barangku harus menerima hukumannya!" bentak Fabby.
"Kami sudah membuat laporan Bu, Mudah-mudahan pelakunya segera tertangkap," ucap Pak Farid.
Fabby terduduk lemas, membuat Poppy panik dan Poppy pun segera memberikan minuman untuk Fabby. "Minum dulu Bu, biar tenang," ucap Poppy.
"Kenapa semua ini harus terjadi kepadaku, Poppy? perusahaanku mengalami kerugian yang fantastis," lirih Fabby.
"Yang sabar Bu, pihak kepolisian sedang mengurus semuanya semoga si pelaku segera tertangkap," sahut Poppy.
Fabby terdiam sejenak. "Apa yang mencurinya Nindi lagi?" gumam Fabby.
Fabby mengepalkan kedua tangannya, dia pun bangkit dari duduknya. "Pop, aku pergi dulu nanti kamu urus saja semuanya," ucap Fabby.
"Ibu mau ke mana?" tanya Poppy khawatir.
"Aku mau ke tempat Nindi, aku yakin kalau dia yang berada di balik semua ini," sahut Fabby.
Fabby dengan cepat masuk ke dalam mobilnya dan segera meninggalkan pabrik itu. Selama dalam perjalanan, Fabby benar-benar sangat emosi pokoknya dia akan membuat perhitungan dengan Nindi.
"Brengsek kalian berdua, kalian sudah menghancurkan perusahaanku. Pokoknya aku tidak akan pernah mengampuni kalian berdua," geram Fabby.
Sementara itu, di rumah Andin terlihat Andin sangat terkejut mendengar berita pencurian berlian itu. Andin sangat sedih, bahkan dia tidak tahu apa Fabby bisa mengatasi kerugian semuanya atau tidak. "Nenek kenapa?" tanya Arga.
"Berlian yang siap dipajang di pameran berlian ternyata hilang," sahut Nenek Andin lemas.
"Hah, maksud Nenek hilang bagaimana?" tanya Arga tidak mengerti.
"Ada yang nyuri Arga, nenek tidak tahu apa Fabby bisa mengatasi kerugian perusahaan atau tidak. Soalnya perusahaan kita sudah tanda tangan kontrak dengan penyelenggara pameran dan jika pada saat pameran terlaksana, Fabby tidak bisa memamerkan berliannya, perusahaan kita akan mendapatkan penalti," jelas Nenek Andin.
"Astaga, siapa lagi yang sudah melakukannya?" geram Arga.
Arga sangat khawatir dengan keadaan Fabby, dia pun berusaha menghubungi Fabby namun Fabby sama sekali tidak menjawab panggilan dari Arga. Lalu Arga pun menghubungi Poppy dan mendapat kabar jika Fabby akan mendatangi perusahaan milik Nindi.
"Nek, Arga pergi dulu sebentar," ucap Arga.
Andin sangat lemas, dia hanya bisa menganggukkan kepalanya. Arga pun dengan cepat memesan ojek online dan segera pergi menuju perusahaan milik Nindi. Arga takut jika Rangga dan Nindi akan melakukan hal yang macam-macam.
Sementara itu, Fabby baru saja sampai di perusahaan milik Nindi. Dia hendak masuk, namun sekuriti langsung menahannya. "Maaf ibu mau ke mana?" tanya Sekuriti.
"Aku mau bertemu dengan pemilik perusahaan ini," sahut Fabby dingin.
"Apa ibu sudah membuat janji sebelumnya?" tanya Sekuriti kembali.
"Minggir kamu, aku mau bertemu dengan si Nindi!" bentak Fabby emosi.
"Tidak bisa Bu, saat ini Bos kita sedang rapat," sahut Sekuriti.
Fabby menatap tajam ke arah Sekuriti, lalu tanpa rasa takut sedikit pun dia langsung masuk ke dalam kantor. Tapi lagi-lagi sekuriti menahannya dan tidak membiarkan Fabby masuk ke dalam ruangan Fabby.
"Bu, lebih baik sekarang ibu pergi dari sini secara baik-baik atau saya akan mengusir ibu secara kasar?" ancam Sekuriti.
"Jangan macam-macam kamu, kamu itu hanya sekuriti jadi jangan coba-coba menyentuhku!" bentak Fabby.
Fabby kembali melangkahkan kakinya tapi kali ini si Sekuriti tidak bisa tinggal diam, dia pun menahan tubuh Fabby dan menyeretnya untuk keluar. "Lepaskan aku! Nindi, keluar kamu!" teriak Fabby.
Pada saat Fabby diseret, bersamaan dengan Nindi dan Rangga yang baru saja keluar dari ruangan rapat. "Nindi, keluar kamu!" teriak Fabby.
"Lepaskan dia, Pak," seru Nindi.
Si Sekuriti pun melepaskan Fabby dan Fabby dengan cepat menghampiri Nindi. "Apa yang membuat kamu mampir ke perusahaanku?" tanya Nindi sinis.
"Dasar manusia licik, wanita tidak tahu malu. Kamu ingin menang, tapi kamu melakukannya dengan cara kotor, yaitu dengan mencuri semua barang-barang berharga milik perusahaan ku!" bentak Fabby dengan mata yang memerah.
"Jaga ucapanmu Fabby," ucap Rangga yang langsung menjaga Nindi.
Mata Fabby sudah sangat memerah menahan emosi, tanpa aba-aba Fabby pun langsung menampar Rangga membuat Rangga membelalakkan matanya.
"Kamu bukan manusia Rangga, aku menyesal dulu sempat mencintai pria seperti dirimu. Ternyata kamu dengan wanita itu tidak ada bedanya, Sama-sama rendahan. Wanita itu rela menghalalkan segala cara supaya dia menang termasuk mencuri punyaku, dan kamu pria tidak punya harga diri yang rela melakukan apa pun demi mempunyai pasangan yang kaya raya, kalian memang cocok karena kelakuan kalian sama-sama menjijikan!" bentak Fabby.
"Jaga ucapanmu, Fabby!" bentak Rangga.
Rangga melayangkan tangannya hendak menampar Fabby, tapi seketika tangan Rangga tertahan karena Arga datang tepat waktu. "Jangan pernah menyentuh Fabby, atau aku akan mematahkan tanganmu!" sentak Arga.
"Siapa kamu? berani sekali melawanku?" geram Rangga.
"Kamu tidak perlu tahu siapa aku, yang jelas aku adalah orang yang akan menjadi garda terdepan untuk Fabby," sahut Arga sembari menghempaskan tangan Rangga.
"Apa kamu pacarnya wanita itu?" tanya Rangga.
Rangga memperhatikan penampilan Arga dari atas hingga bawah, lalu dia pun tersenyum sinis dan merangkul pundak Nindi. "Apa kamu tidak salah, mempunyai pacar seperti ini? semenjak putus dari aku, selera kamu jadi kampungan seperti ini. Jangan memaksakan diri Fabby, jangan sampai kamu mempermainkan pria ini hanya demi menutupi status kamu yang seorang perawan tua," ledek Rangga.
Air mata Fabby pun menetes, Arga semakin geram dan mencengkram kerah baju Rangga. "Jaga ucapanmu Rangga, atau aku akan membuatmu menyesal!" bentak Arga.
Nindi menjentikan jarinya, seketika beberapa sekuriti menghampiri. "Usir mereka berdua dari kantorku!" titah Nindi.
Sekuriti itu pun menyeret Fabby dan Arga keluar. "Awas kamu Nindi, kalau sampai kamu yang melakukan ini, aku tidak akan memberimu ampun!" teriak Fabby.
"Dasar cewek gila," geram Nindi.
Para sekuriti itu mendorong tubuh Fabby dan hampir Fabby terjatuh namun Arga dengan sigap menahannya. "Kamu tidak apa-apa 'kan?" tanya Arga.
Fabby dengan cepat melepaskan diri. "Ngapain kamu ke sini?" geram Fabby.
"Aku hanya takut kamu kenapa-napa saja," sahut Arga.
"Mulai sekarang, jangan memperlihatkan wajah kamu lagi di hadapan aku. Urus surat perceraian kita karena aku sudah tidak mau hidup sama kamu lagi!" bentak Fabby.
"Istighfar Fab, aku gak mau cerai sama kamu," ucap Arga.
"Tapi aku mau cerai! kalau kamu tidak mau mengurus surat perceraian itu, biar aku saja yang urus," tegas Fabby.
Fabby pun dengan cepat masuk ke dalam mobilnya dan pergi meninggalkan Arga. Sedangkan Arga, hanya bisa terdiam mematung mendengar ucapan Fabby. Hatinya begitu sakit saat Fabby meminta untuk menceraikannya.
