Maisya Fahira, gadis bar-bar dengan segala keunikan yang di miliki nya,rela hidup sebatang kara di ibu kota hingga sukses menyelesaikan kuliah nya berkat bantuan dari sang kakak serta kedua sahabat baik nya, hingga di terima bekerja di sebuah perusahaan besar milik suami dari sahabat terdekat nya,siapa sangka dalam turun naik nya kehidupan yang dia jalani,Maisya justru bertemu dengan seorang pria yang berhasil mencuri seluruh hati nya.
Akan kah perasaan Maisya berbalas sempurna atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melihat Langsung
Saat ini Maisya dan Dila sudah sampai di sebuah cafe tempat mereka membuat janji dengan sahabat Dila.cafe ini menyediakan banyak menu luar biasa dan menjadi tempat nongkrong paling favorit di kalangan anak muda.membuat Maisya bernostalgia saat sewaktu masih gadis yang bebas pergi kemanapun, berbeda jauh dengan kehidupan nya sekarang,selama dua bulan ini Maiysa sudah tidak pernah lagi yang nama nya menikmati waktu nongkrong.karena tidak ingin membuat suami nya marah.
Setelah Dila menerima sambungan telepon dari sahabat nya,mereka berdua berjalan beriringan menuju ke sebuah meja yang sudah di booking oleh sahabat dari Dila.
" Ulfa!" seru Dila sumringah.
" Dila! Makin cantik aja ibu hamil ini." ujar Ulfa memeluk tubuh Dila melepas rasa kangen.walaupun sama-sama tinggal di ibukota, tetapi mereka berdua sulit untuk bertemu.Dila yang sedang hamil besar tidak bisa bebas keluar rumah sedang kan Ulfa sering bolak-balik ke luar kota untuk memperlancar bisnis nya.
" Ini kenalin sahabat gue,yang kemarin gue ceritain sama Lo." ucap Dila memperkenalkan Maisya kepada Ulfa.
Maisya dan Ulfa saling menatap dengan senyuman manis yang menghiasi wajah mereka masing-masing.lalu berjabat tangan sambil menyebut nama .
"Ayok duduk,maaf ya kalau jam ketemuan nya gue majuin,soal nya habis ini gue harus menemani anak gue yang kebetulan ada acara di sekolah ." ungkap Ulfa merasa tidak enak kepada kedua wanita ini.
" Tidak apa-apa Fa! Ini siapa?" tanya Dila ketika melihat ada seorang wanita yang menghampiri meja yang mereka tempati dan seperti nya Ulfa sudah mengenal dekat sosok wanita tersebut.
Ulfa lalu menjelaskan siapa wanita yang ikut bergabung bersama mereka.ulfa tidak bisa berlama-lama karena memang anak nya sedang rewel tidak mau di tinggal, Sehingga dia berinisiatif membawa salah satu orang kepercayaan nya di toko untuk membantu Maisya.
" Dia bisa Lo percaya,gue jamin dia tidak akan macam-macam,kalau sampai dia berani macam-macam! Maka gue sendiri yang akan menghukum nya." ucap Ulfa menatap Maisya dan Sari secara bergantian kemudian mereka semua tertawa lebar.
" Terimakasih banyak bantuan nya Mbak!" kata Maisya yang sangat senang melihat jalan nya di permudah.semoga saja bisnis nya nanti bisa maju seperti bisnis nya Ulfa.
" Gue belum melakukan apapun,sari yang akan membantu Lo,dan satu lagi! Jangan panggil Mbak,kayak nya kita seumuran deh,masa Dila Lo panggil nama sedang kan gue malah di panggil Mbak,gue dulu nikah muda maka nya punya dua anak." Ulfa juga suka bercanda tidak seperti apa yang di duga oleh Maisya sehingga membuat dia merasa nyaman bertukar pikiran dengan wanita ini, walaupun baru mengenal tetapi Maisya dan Ulfa sudah terlihat sangat akrab.
Dila yang sedang lapar malah asyik menikmati makanan nya,maklum lah ibu hamil memang seperti itu,mudah lapar dan porsi makan nya juga sangat banyak.Dila sama sekali tidak berniat untuk menyimak pembicaraan kedua sahabat nya itu,fokus nya saat ini hanya tertuju kepada menu makanan yang begitu menggugah selera nya.
" Ah baiklah,lain kali kalau gue lagi menemui kesulitan,gue boleh kan bertanya sama Lo?"pinta Maisya sangat merasa tertolong dengan sahabat baru nya ini.jika saja Dila tidak memperkenalkan dia kepada Ulfa, entah bisnis seperti apa yang akan dia jalani.Maisya juga bingung karena semua ini masih awam bagi nya yang hanya mantan karyawan perusahaan.
Ulfa mengangguk kan kepala,Ulfa bukan lah orang yang pelit dengan ilmu,dia dulu juga pernah merasakan hidup serba kekurangan.dengan tekad yang kuat hingga dia berhasil membanggakan keluarga nya.
"Gue udah denger tentang kisah Lo dengan pria jahat itu,gue suka melihat lo yang cepat bangkit dan tidak terpuruk dengan ulah pria jahat itu,Lo pasti bisa memulai kehidupan baru Lo dan tetap semangat ya,Sari akan membantu Lo mengembangkan bisnis lo ini,gue yakin Lo pasti bisa sukses.rezeki dan jodoh sudah ada yang mengatur,Lo harus tetap berusaha keras."ucap Ulfa sambil menggenggam tangan Maisya .
Hati Ulfa tersentuh mendengar kisah hidup Maisya,dia langsung setuju ketika Dila meminta dia untuk membantu Maisya.tapi karena kesibukan yang teramat padat,Ulfa tidak bisa turun secara langsung,dia lalu memutuskan Sari yang merupakan tangan nya untuk mengganti kan dia membimbing Maisya dalam memulai dunia bisnis.Sari ini adalah karyawan yang paling jujur dan rajin dalam bekerja,maka nya dia bisa terpilih sebagai tangan kanan Ulfa,namun karena Maisya lebih membutuhkan Sari,Ulfa dengan lapang dada melepas Sari untuk menjadi karyawan Maisya, sedang kan dia sendiri akan mengambil karyawan lain untuk mengganti kan posisi Sari.
Dering ponsel Ulfa berbunyi, setelah berbicara panjang lebar dengan si penelpon,Lalu Ulfa berpamitan kepada ketiga sahabat nya, kehadiran nya di sekolah sang putri sudah di tunggu dan anak bungsu nya pun tidak berhenti menangis memanggil nama nya.
" Lo nggak mau makan dulu?" tawar Dila menatap Ulfa.
" Nggak usah,gue nanti makan di sekolah anak gue aja,maklum emak-emak anak dua emang agak rempong." kekeh Ulfa berdiri di ikuti dengan yang lain nya.
Selepas kepergian Ulfa,Sari mulai mengeluarkan buku catatan yang sengaja dia bawa dari toko.kedua nya tampak sibuk membahas tentang supplier.Dila lagi-lagi menjadi pendengar.
Di saat kedua wanita itu tengah berkonsentrasi penuh, tiba-tiba dari arah lain ,Maisya melihat Digo yang ikut masuk ke cafe dengan seorang wanita seksi yang bergelayut manja di lengan nya.
Dila pun ikut menyadari kehadiran Digo di sana, dengan buru-buru wanita hamil ini menghabis kan makanan nya dan setelah itu mengajak Maisya untuk segera pergi dari cafe ini.
" Lo yang kuat Sya! Lo sangat berharga untuk dia yang begitu murahan." bisik Dila menenangkan Maisya yang terlihat syok.
" Terimakasih Dil,gue aman kok." balas Maisya tanpa senyum.
Karena sudah tidak tahan melihat pemandangan menjijikan itu,Maisya lalu menerima ajakan Dila untuk berpindah lokasi ke ruko yang sudah resmi menjadi milik Maisya.
Sari yang merasa penasaran dengan perubahan raut wajah Maisya pun langsung bertanya kepada Maisya,kerja dalam suasana hati yang tiba-tiba saja berubah membuat Sari merasa tidak nyaman dan tidak di sangka Maisya langsung berkata jujur kepada Sari.
" Tega banget ya pria itu sama Mbak,jangan mau di sakiti lagi sama dia Mbak,Aku yakin Mbak pasti bisa melupakan orang seperti itu." Sari mengusap punggung Maisya agar sahabat nya kembali tenang.
Setelah beberapa menit kemudian, akhirnya pembicaraan yang tadi sempat terputus kembali di lanjut kan, Maisya sangat fokus mendengar ucapan Sari.Maisya pun mencatat hal yang dia anggap perlu pada buku kecil di tangan nya.
Maisya bisa merasakan kalau Sari memang lah orang baik,dan Maisya sangat suka dengan kepribadian Sari.
" Gue pulang duluan ya,tuh laki gue udah datang jemput,kalian berdua lanjutin aja obrolan nya dan nggak perlu ngantar gue ke depan." ucap Dila apa ada nya karena memang mobil Arki sudah terparkir di depan ruko Maisya.
" Iya Dil,makasih ya untuk hari ini." ucap nya tulus.
" Ah Lo kayak sama siapa aja,besok kita ketemu lagi,kita serbu oleh-oleh yang di bawa oleh Bima." ucap Dila mengingat kan Maisya akan kepulangan salah satu sahabat mereka dari liburan yang begitu menyenangkan.
Sayang nya kemarin mereka berdua tidak bisa ikut serta dalam liburan itu,Dila yang sedang hamil besar menjadi pertimbangan kedua nya,kalau Dila tidak ikut otomatis Maisya pun tidak di izinkan untuk pergi bersama Bima.
Maisya terpaksa menerima keputusan Digo,ia pikir suami nya sangat mencintai dirinya maka nya sampai melarang keras Maisya berduaan dengan Bima,rupa nya dugaan itu tidak benar, Digo hanya ingin mengurung dia di apartemen agar menjadi babu untuk menyiapkan seluruh keperluan nya.
Tin...Tin... Klakson mobil mewah milik Arki terdengar menggema dari luar sana, membuat Dila segera keluar dari dalam ruko.
" Hati-hati Dil,jangan lari-lari nanti Lo jatuh." teriak Maisya berlari mengikuti Dila dengan mulut yang terkekeh kecil.
" Gue nggak apa-apa,gue pulang dulu ya, lihat tuh wajah nya masam sekali." bisik Dila pada telinga Maisya , membuat Maisya menahan tawa mendengar Dila yang begitu berani membicarakan suami nya yang galak.
Dila masuk ke dalam mobil lalu duduk di samping suami nya dalam diam,dila menatap kesal wajah Arki yang sudah membuat keributan.
Arki yang sudah paham jika sang istri sedang menahan kesal, lebih memilih diam hingga mobil berhenti di depan rumah mereka tetapi Dila masih saja misuh-misuh tidak jelas hingga membuat Arki bingung untuk menghadapi istri nya ini.
" Kenapa Kamu ngomel-ngomel kayak gitu sayang?" tanya Arki.
" Gara-gara Kamu dan sepupu gila mu itu,tadi di cafe kami bertemu dengan...." Langsung menjelaskan apa yang sudah terjadi di cafe dan hal itu membuat Arki ikut meradang mendengar nya.
Padahal dulu dia sengaja menyetujui Digo mendekati Maisya atas saran dari om dan Tante nya juga,dia pikir Digo bisa melupakan masa lalu dan meninggalkan kebiasaan buruk nya, ternyata Digo tidak bisa berubah,selain mengkhianati Maisya dengan masa lalu nya,Digo juga semakin terang-terangan bermain wanita.
" Terus Kamu juga! Lain kali tidak perlu membunyikan klakson jika ingin menjemput ku,bunyi klakson mu itu membuat Anak kita menjadi kaget." lanjut Dila masam.
Arki tertawa mendengar ucapan istri nya barusan.membuat Dila semakin kesal kepada suami nya itu.
" Kenapa Kamu malah tertawa?"ketus Dila .
" Padahal aku sudah menunggu Kamu selama setengah jam lebih,kalau tidak di bunyi kan klakson mobil nya,Aku yakin Kamu pasti belum mau keluar juga dari dalam,jangan menggosip terus kerjaan Kamu itu,anak kita tidak akan kaget karena dia masih berada di dalam perut ibu nya."kekeh Arki
" Atau lain kali Aku jemput aja Kamu ke dalam ruko itu? Bagaimana?" tanya Arki sengaja menggoda istri nya.
" Awas saja kalau sampai Kamu berani melakukan itu,Aku tidak akan mau lagi tidur dengan kamu dan selama dua tahun harus berpuasa." ancam Dila.
" Mana bisa kayak gitu sayang,maka nya lain kali langsung keluar jika Aku sudah mengirim pesan sama Kamu." Arki langsung menutup mulut karena merasa takut dengan ancaman istri nya.
" Udah terserah Kamu saja,Aku mau mandi dulu."ujar Dila.
" Aku ikut sayang!" seru Arki berlari mengejar Dila , setelah berhasil mensejahterakan langkah kaki nya,Arki menggendong Dila masuk ke kamar mandi.
Kekesalan Dila semakin bertambah dua kali lipat,Arki malah kembali mengerjainya habis-habisan hingga membuat tubuh nya terasa amat lelah.
" Itu suami nya Mbak Dila ya Mbak?" tanya Sari kepada Maisya.
" Iya Sar! Sahabat gue yang satu itu sangat beruntung sekali hidup nya,suami nya begitu mencintai dia dan selalu memperlakukan Dila dengan manis,jauh berbeda dengan kehidupan rumah tangga gue, Sar!" Sari yang mengerti kemana arah pembicaraan Maisya langsung mendekati Maisya dan memeluk sahabat yang mulai hari ini sudah dia anggap sebagai kakak nya sendiri.
Sari menenangkan Maisya yang jiwa nya sedang tergoncang.walaupun belum pernah mengalami hal semacam ini, tetapi Sari bisa menebak seperti apa sakit nya menjadi seorang Maisya dan Sari begitu salut kepada Maisya yang masih mampu berpikir jernih di tengah kerapuhan hati nya.
"Mbak nggak apa-apa kan?" tanya Sari berbisik.
"Nggak apa-apa kok Sar! Ke depan nya akan banyak bukti lagi yang harus Mbak lihat,ini belum seberapa dan Mbak yakin Tuhan punya rencana tersendiri untuk hidup Mbak."balas Maisya menghapus setetes air mata yang sempat terjatuh di pipi.
Karena sudah selesai membahas tentang bisnis,kini Sari mengajak Maisya untuk membersihkan ruko agar Maisya bisa melupakan masalah bersama suami nya.
Maisya pun setuju lalu mengambil sapu yang sudah dia beli satu hari yang lalu.sambil membersihkan ruko mulut Maisya tidak berhenti bercerita tentang banyak hal kepada Sari.
Kedua wanita ini nampak sangat serasi sekali sebagai partner kerja,canda tawa saling bersahut-sahutan dari ruko dua lantai ini.
Maisya sudah bisa bernafas lega dengan kehadiran Sari di samping nya.
" Lain kali kalau mau mesum jangan di tempat umum,kasihan istri Lo dan istri gue yang udah melihat kelakuan bejat Lo itu." pesan yang Arki kirim kepada nya membuat Digo terdiam dan sedetik kemudian langsung mengumpat kesal.
Digo mendorong paksa tubuh wanita yang masih berada di atas pangkuan nya sampai membuat wanita itu tersungkur ke atas lantai.
" Pergi dari sini!" usir Digo membenarkan pakaian nya lalu meninggal kan begitu saja wanita yang menjadi teman kencannya hari ini.wanita ini juga yang dia bawa makan siang di sebuah cafe yang berakhir ketahuan oleh Maisya.
Tetapi aneh nya Maisya tidak sampai melabrak dia yang jelas-jelas tengah berduaan dengan wanita bayaran nya, hingga dia tidak sadar kalau Maisya ternyata juga berada di tempat yang sama.
Di cafe itu juga Digo menikmati ciuman panas yang wanita bayaran itu berikan kepada nya.sungguh Digo sudah tidak punya rasa malu lagi.
" Kok bisa Maisya ada di cafe itu? Bukan kah tadi dia bilang ingin mencari pekerjaan?" gumam Digo memukul setir mobil.
Tujuan Digo kali ini adalah apartemen tempat mereka berdua tinggal,dia harus segera menjelaskan tentang kejadian di cafe kepada istri nya .mulai sekarang Digo akan lebih berhati - hati lagi dalam bermain dengan wanita nya.
Maisya tidak boleh sampai minta cerai dari nya dan dia pun tidak akan kehilangan wanita bayaran nya sebelum Laura kembali di temukan.
Bersambung...