NovelToon NovelToon
Naii: Jangan Panggil Aku Janda

Naii: Jangan Panggil Aku Janda

Status: tamat
Genre:Tamat / Spiritual
Popularitas:4.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Siti H

Nai, seorang wanita yang menjadi janda diusia yang masih muda dan memiliki dua orang anak yang berusia enam tahun dan tiga tahun.

Suami tercinta meninggalkannya demi wanita lain. Tudingan dan hinaan dari para tetangga acap kali ia dengar karena kemiskinan yang ia alami.

Akankah Naii dapat bangkit dari segala keterpurukannya?

Ikuti kisah selanjutnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

lima belas

"Dasar kau, Janda siaalann," teriak Maya dan Rani saat merasakan tubuhnya lengket karena cairan telur-telur yang melekat ditubuh mereka.

Rasa kesal semakin membuncah saat melihat Naii seolah tak merasa bersalah dengan melenggang pergi begitu saja. Hal ini justru semakin membuat keduanya berang. "Liat saja nanti, aku kerjain si janda sialan itu!" Rani menimpali ucapan Maya yang mana rasa ingin membalas dendam sangat begitu nyata. Sorot matanya penuh api kemarahan.

Keduanya beranjak bangkit dari lantai toko sembako dan orang-orang memperhatikan keduanya dengan senyum yang ditahan.

Maya dan Rani bangkit sembari memegangi pinggangnya terasa sakit.

Sementara itu, Naii mempercepat langkahnya, ia sangat tidak ingin bertemu dengan kedua wanita yang selalu saja merendahkannya.

Setibanya dirumah kontrakan ia bergegas menuju dapur, dan Aliyah menyambutnya dengan senyum yang lebar. "Bu, ana ajan?" tanyanya dengan terus mengekori sang ibu ke dapur.

"Ada, sabar, ya," Naii menenteng kantong kreseknya, lalu meletakkannya dilantai dapur.

Ia membongkar isi belanjaan, dan mencari dua kotak kecil susu cair ke sukaan dua buah hatinya.

"Nih, satu lagi bagi dengan Kak Ahnaf, ya," pesan Naii sembari memberikan dua kotak susu cair kepada Aliyah.

"Ma-acih, Bu," ucapnya dengan sangat senang, lalu berlari menuju kamar sang kakak yang saat ini sedang terbaring.

Terlihat Ahnaf sedang memegang phonsel pintar yang waktu itu sempat diberikan oleh Joe sebagai rasa empati karena merasa bersalah. Ia ingin Ahnaf tidak merasa bosan karena berbaring seharian tanpa bergerak. Bocah itu sedang membuka Al- Quran digital, lalu menghafal ayat-ayat pendek tanpa bersuara.

"Tak, ini cucuu," ucapnya dengan nada cadel, lalu mengulurkan sekotak kecil susu cair ke pada Ahnaf-kakaknya.

Ahnaf mengakhiri hafalannya, lalu menerima kotak kecil pemberian Aliyah. Ia tak sabar ingin menyeruputnya.

"Liyah, sini," panggil Naii dari arah dapur.

"Iya, Bu," sahutnya, lalu beranjak keluar dari kamar dan menemui sang ibu.

"Sini, Sayang. Bantu ibu susun ini ya," pinta Naii kepada bocah perempuan itu. Naii mencontohkan cara menyusun barang-barang yang dibelinya.

"Andai saja aku memiliki lemari es, pasti akan lebih memudahkanku untuk menyimpan bahan-bahan daganganku," Naii bergumam dalam hatinya.

Ia lalu berniat membeli lemari es yang mana dengan barang second juga tak masalah, yang terpenting mesinnya masih bagus.

Ia menghitung sisa uang pemberian orang yang telah memberikan kompensasi untuk Ahnaf. Tetapi jika itu ia belikan, maka ia harus mencari uang yang banyak untuk biaya perobatan Ahnaf ke depannya. Andai saja Hardi tak mengambil uang jaminan perobatan untuk puteranya, maka ia tidak akan pusing untuk hal ini.

Naii mendenguskan nafasnya dengan berat. Ia melihat lembaran sisa uang tersebut hanya sebesar lima ratus ribu rupiah. Mungkin ada lemari es second yang seharga itu, tetapi ia harus memikirkan biaya perobatan untuk Ahnaf.

Ia kembali menyimpan uang tersebut ditempat yang tidak diduga oleh Hardi ataupun maling.

Naai mulai menyiapkan bahan-bahan untuk diolahnya esok subuh. Ia harus berdagang kembali, agar dapat menghidupi anak-anaknya.

****

Pukul 3 pagi dini hari Naii sudah terbangun untuk mengolah bahan dagangannya. Tak lupa ia shalat tahajjud dua rakaat untuk mengharapkan ke ridhaan sang Rabb agar memberikan rizki yang luas padanya hari ini.

Setelah selesai dengan ibadahnya, ia mulai mengolah bahan dagangannya, berharap ada keajaiban hari ini.

Setelah menyelesaikan semuanya, ia mulai menata dagangannya dengan dibantu Aliyah yang tampak sangat bersemangat.

"Ibu berangkat jualan, ya. Jangan nakal, jagain kakak dirumah, kalau lapar ambil dimeja yang ibu letak dikamar," pesan Naii sebelum berangkat berjualan.

Ia telah menyiapkan makan siang dan juga minum untuk Ahnaf dimeja belajar yang sengaja ia dekatkan dengan posisi Ahnaf.

Aliyah menganggukkan kepalanya. Ia mencoba memahami apa yang ibunya katakan.

Naii memasuki kamar, memberikan kecupan hangat pada puteranya dan juga sang buah hatinya. Kemudian menatap cermin dan membuka kantong kresek yang diberikan oleh mbak Fhitry. Mungkin saran wanita itu ada benarnya, jika wanita itu setidaknya harus terkesan bersih dan juga rapih, apalag ia berdagang makanan.

Setelah merias diri seadanya, ia beranjak keluar rumah, dan mulai menjajakan makanannya.

Lingkungan yang padat penduduk itu tetapi tampak tidak begitu peduli dengan apa yang dijajakannya. Apakah mereka tak ingin menolongnya, dengan cara membeli dagangannya? Entahlah, nyatanya mereka terlihat acuh.

Hatinya hampir menangis. Ia merasa sedih disaat para tetangganya tak.ada satupun yang membeli barang dagangannya. "Ya, Rabb... Jangan uji aku diluar kemampuanku, tetapi jika Kau menganggapku mampu, maka titipkanlah rasa sabar dan ikhlas dihatiku," gumamnya lirih.

Ia sudah berjalan selama dua jam lamanya, tetapi tidak ada satupun pembeli yang membeli dagangannya.

Saat keterputusasaannya, terlihat mbak Fhytri baru saja pulang dari berbelanja, itu terlihat dari barang belanjaan yang sangat banyak. Ia menghampiri Naii dan mengehentikan motornya.

"Naii, kamu dagang kue lagi?"tanyanya, lalu ia melirik wajah wanita bergelar janda yang tampak bersedih, dan ia menyingkap keranjang yang dibawa oleh Naii. "Bungkuskan untuk mbak kuenya 20 ribu," ucap Fhitry.

Seketika wajah Naii berubah sumringah. "Beneran, Mbak?" tanyanya tak percaya.

Fhitry menganggukkan kepalanya. "Bener, masa Mbak bercandyaa," jawab Mbak Fhitry dengan berkelakar, seolah ingin menghibur hati Naii yang lagi sedang bersedih.

Naii tertawa mendengar kelakar dari Mbak Fhitry, lalu memasukkan kue yang dipesan oleh wanita berhati malaikat itu.

"Nih, Mbak.. Makasih, ya," ucapnya bahagia, dan tak lupa ia melebihkan dua potong kue untuk sahabatnya itu.

"Nih uang kuenya. Nih ada lima ribu untuk jajan anak-anakmu," ucap Mbak Fhitry, yang saat tadi melihat Naii memasukkan lebihan dua potong kue pada kantong kreseknya.

"Makasih banyak, mbak.. Murah rezekinya," ucap Naii haru.

Fhytri tersenyum tipis. "Aamiin, Doa yang sama untukmu," balas Mbak Fhitry. Wanita itu beranjak dari tempatnya, tetapi ia kembali memutar tubuhnya, "Naii, besok mbak bisa buatkan kue dua ratus potong? Sebab esok mbak ada acara syukuran, bawa sekalian anak-anakmu," ucap mbak Fhity.

"Bisa, mbak, nanti malam akan saya mulai kerjakan sepulang dagang," sahut Naii senang.

"Baiklah, laris manis, ya," doanya lagi, sebelum pergi.

"Aamiin," sahut Naii.

Setelah Mbak Fhitry pergi, Naii menganggap jika Mbak Fhitry sebagai pembuka dasar dari dagangannya. Ia semakin bersemangat.

Naii kembali menjajakan dagangannya kepada orang-orang yang melintas. Ia berharap barang dagangannya habis sebelum sore tiba. Ditangan kanannya ia membawa keranjang berisi kopi dan minuman sachet lainnya, dengan termos berisi air panas. Sedangkan ditangan kirinya, ia membawa keranjang berisi kue-kue sebagai camilannya.

Sinar mentari berada ditengah ubun-ubun manusia, pertanda jika sudah tengah hari.

Naii mencoba beristirahat disebuah mesjid, sembari menunggu adzan dzuhur berkumandang. Ia tidak mungkin menjajakan dagannya ditengah hari, karena itu waktu syeeetan berkeliaran.

Saat ia menuju mesjid terdekat. Tiba-tiba saja Maya dan Rani melintas dari hadapannya.

Melihat Naai membawa barang dagangan, Maya dan Rani berniat untuk membalaskan dendam mereka saat ditoko sembako.

1
evvylamora
bisa kali thor jng kebanyakan kata2 "Kau" buka pintu Kau, ksh makan Kau, keluar kamar mandi Kau, marah jg Kau 🙄🙄🙄
evvylamora
maaf nih ya, bukannya yg kecelakaan Joe ketemu sm Naii trus ksh uang buat pengobatan jg donor darah, kan si Naii yg tlp mnt tlg cariin darah AB kl ga salah.. bingung.. /Sleep//Sleep//Sleep/
evvylamora
ustadz koq msh cinta sm perempuan lain.. kasian banget Ahnaf udh 2 bln ga dijenguk ibunya, itu si Nai lupa apa gimana sih??
evvylamora
maaf nih, koq skrg Afnah skrg ga pernah ada, kmrn ibunya nikah lg dia g ada
evvylamora
Pas Nikah Ahnaf koq ga dtg yaa.. adeknya si Joe yg di pesantren jg ga dtg
evvylamora
lagian bkn sholat dirumah, ato minimal di mall yg rame..
evvylamora
bukannya adeknya cewek yaa
evvylamora
Nai ga kenal, hrs nya Joe kenal dong, kan dia lama loh berinteraksi waktu kecelakaan Ahnaf
evvylamora
masa si Nai ga ngeh, ini si Joe yg nabrak Ahnaf kan
evvylamora
kl udh malam ya ga ush ngambil pesenan lah
evvylamora
bingung sm ceritanya, ga tau kpn bahagianya, masa udh dipenjara bs keluar cm krn Pamannya polisi, enteng amat thor ngetiknya
evvylamora: trus motor hilang ga mo lapor polisi, berasa sultan banget ya?? alasannya ngejelekin polisi banget thor
total 1 replies
evvylamora
Nama mertuanya yg bener Jumi apa Numi??
evvylamora
mintanya teh koq yg dtg kopi??
evvylamora
kl nipu kasian banget
evvylamora
males banget, br mo bahagia author ksh lagi masalah 🙄🙄🙄
evvylamora
artinya tolol si Nai
evvylamora
ini kl berhasil, emang sadis sih Authornya.. sdh di Masjid loh itu, dirumah Allah
evvylamora
lama2 males, baca novel, PU Perempuannya dibuat bodoh
As Thyen
Thor ceritami penuh dengan drama membosankan
Siti H: jangan nangis jika baca sampai akhir
total 1 replies
Latri Oktafiyani
jumi ap sumi thor,knpa ad nma2 yg diganti tdk sprti ya awl🤦
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!