NovelToon NovelToon
Istri Dadakan Mr. Gynophobia

Istri Dadakan Mr. Gynophobia

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Janda / Anak Genius
Popularitas:4.6M
Nilai: 5
Nama Author: kenz....567

Update Setiap hari!

Arvian Ken Sagara, seorang CEO tampan yang mengidap Gynophobia. Dimana, orang pengidapnya memiliki ketakutan tak rasional terhadap wanita. Setiap kali wanita yang mendekat padanya, Arvian menunjukkan sikap yang sangat berlebihan hingga membuat wanita yang mendekat padanya merasa sakit hati. Jika ada yang menyentuhnya, tubuh Arvian akan mengalami gatal-gatal. Bahkan, mual.

Namun, bagaimana jika dirinya terpaksa harus menikahi seorang janda yang di cerai oleh suaminya? demi mendapatkan hak asuh keponakannya dari keluarga adik iparnya. Apakah Gynophobia Arvian akan bereaksi saat di dekat wanita bernama Aluna Sagita janda tanpa anak itu?

"Sudah baik aku mau membantumu, dasar Mr. Gynophobia!" -Aluna Sagita.

"Onty tantik! Calangeee!!" ~Arega Geofrey Sagara.

"Jangan mendekati ku! Aku Alergi berada di dekat kalian para wanita!" ~Arvian ken Sagara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ada apa dengan Arvian?

Aluna menatap tak percaya pada Arvian yang mengatakan dirinya tidak sehat. Apakah pria itu baru saja menolaknya? Jika iya, bukankah ini keinginan pria itu? Sungguh, Aluna tak mengerti dengan jalan pikir suaminya. Dia pun hanya bisa tertawa hambar dan berkacak pinggang dengan menatap tajam pada Arvian yang masih berdiri menatap ke arahnya.

"Kalau aku godain suami orang, baru wajar kamu nanya begitu! Aku pakai begini buat kamu, malah di tanya sehat apa enggak. Udah deh! Niat mau bujuk kamu malah di buat kesal." Aluna berbalik, dia berniat akan beranjak dari sana untuk mengganti pakaiannya. Namun, tak di sangka. Justru, Arvian menahan lengannya dan menariknya hingga wanita itu berbalik dan menabrak tubuh tegap sang suami.

Tatapan keduanya bertemu, saling menatap dengan sorot kata yang dalam. Jantung Aluna berdegup kencang, dia merasakan usapan lembut Arvian pada punggung belakangnya. Wanita itu memejamkan matanya sejenak saat Arvian mendekatkan wajahnya dan berbisik lirih di telinga wanita itu.

"Baiklah, aku akan menerima bujukanmu ini." Bisik Arvian. Lalu, dengan tiba-tiba dia menggendong Aluna yang mana membuat wanita itu memekik terkejut.

Arvian membawa tubuh Aluna ke ranjang, perlahan dia merebahkan tubuh istrinya itu di sama dengan lembut. Aluna hanya diam, dia membiarkan Arvian melakukan apapun padanya. Perlahan, Arvian mendekatkan tubuhnya pada Aluna. Dia meng3cup kening dan kedua mata Aluna yang terpejam. Namun, tiba-tiba, pria itu menghentikan kegiatannya. Raut wajahnya berubah pucat, nafasnya terdengar sangat cepat.

"Arvian." Ujar Aluna saat melihat pria itu tiba-tiba terdiam.

Arvian tak menyambut panggilan Aluna, pria itu justru beranjak dari atas tubuh istrinya itu sembari menggelengkan kepalanya. "A-aluna maafkan kan aku, maaf. Tidurlah lebih dulu." Seru Arvian dengan gugup.

Lalu, pria itu beranjak keluar dari kamarnya. Meninggalkan Aluna yang terkejut atas perbuatannya barusan. Sejenak, Aluna terdiam. Dia mencoba mencerna apa yang terjadi. Ekspresi Arvian tiba-tiba berubah begitu cepat, seakan seperti orang yang sedang ketakutan.

"Ada apa dengannya? Beberapa hari ini dia justru menjailiku dengan obrolan meminta hak nya. Lalu sekarang? Kenapa dia justru terlihat takut." Gumam Aluna.

.

.

.

Pagi hari nya, Aluna mencari keberadaan Arvian. Semalaman ini pria itu benar-benar tak kembali ke kamar. Sehingga, Aluna hanya tidur sendiri tanpa Arvian yang menemaninya di hari pertama mereka tidur satu kamar. Wanita itu pun memutuskan untuk mencari keberadaan Arvian di ruang kerja. Benar saja, pria itu tidur di sofa yang ada di ruang kerjanya.

"Semalaman, dia tidur disini?" Gumam Aluna.

Perlahan, Aluna berjalan mendekati Arvian. Dia mendudukkan dirinya di sofa single yang ada di sebelah sofa yang pria itu tiduri. Mata Aluna tak sengaja menangkap sebotol obat yang ada di atas meja. Dengan tatapan bingung, Aluna mengambil obat tersebut dan melihatnya dengan seksama.

"Obat apa ini." Gumam Aluna.

"Eemm." Arvian terbangun dari tidurnya, dia menyipitkan matanya saat melihat keberadaan Aluna.

"Aluna?! Ngapain disini?!" Pekik Arvian dengan tatapan terkejut.

"Ini obat apa?" Bukannya menjawab pertanyaan Arvian, Aluna malah bertanya tentang obat yang ia pegang.

Melihat itu, Arvian segera mendudukkan dirinya. Dia lalu merebut obat yang berada di tangan Aluna dan menyimpannya dalam saku piyamanya. "Bukan apa-apa." Jawab Arvian.

Aluna hanya diam, dia tak lagi membuka suara. Matanya menatap lekat pada Arvian yang terlihat gugup saat ini. Aluna tak akan lupa, tentang kejadian malam tadi. Dimana raut wajah dan sikap Arvian berubah drastis saat mereka akan melakukannya. Seakan, pria itu tengah ketakutan.

"Semalam, aku minta maaf." Lirih Arvian secara tiba-tiba.

"Kenapa? Kenapa responmu seperti malam tadi? Apa karena sebelumnya aku janda? dan kamu merasa tidak tertarik?" Tanya Aluna dengan tatapan lekat.

Arvian menggeleng tegas, "Bukan, aku tidak mempermasalahkan itu. Sungguh, bukan karena soal itu." Ujar Arvian dengan cepat.

"Lalu, kenapa tadi malam kamu tiba-tiba seperti itu? Seakan, kamu tidak mau menyentuhku. Apa, kamu khawatir tentang alaergimu?" Perkataan Aluna tak mampu Arvian jawab. Seakan, pria itu tengah menyembunyikan sesuatu dari istrinya tersebut.

BRAK!

"CAYANGNA AKUUU!!"

Di tengah perdebatan mereka, terdapat sosok bocah menggemaskan yang membuka pintu dengan lebar hingga pintu tersebut menabrak tembok. Tanpa rasa bersalah, bocah itu dengan riangnya menghampiri Aluna yang menyambut kedatangannya dengan tersenyum lembut.

"Cenangna dalam hati, punya ictlii duaa ... kalau bica dua kenapa halus catu. Iya kan cayangkuu!!" Seru Arega setelah dia berada di pangkuan Aluna.

"Enggak boleh banyak-banyak, satu aja." Tegur Aluna.

"Bica dua kenapa halus catu?! Cepuluh juga bica," ujar Arega yang mana membuat Aluna terkekeh pelan.

Arvian tak lagi marah pada kedua orang berbeda usia itu. Pria itu pun beranjak berdiri dari duduknya, dia membenarkan piyamanya yang sedikit tersingkap. Lalu, matanya menatap ke arah Aluna yang sedang bercanda dengan Arega.

"Aku mandi dulu." Putus Arvian.

Aluna mengangguk singkat, dia kembali bermain bersama Arega. Tanpa memperdulikan kepergian Arvian dari ruangan itu. Setelah memastikan Arvian pergi, Aluna mengeluarkan ponselnya yang selalu dia bawa di dalam saku bajunya. Wanita itu bergegas menghubungi seseorang yang sangat dirinya kenal.

"Reza, bisa kita bertemu?"

.

.

.

Saat ini Aluna berada di kafe dekat kantor Arvian, dia sengaja berada di sana untuk bertemu dengan Reza. Setelah memastikan Arvian dan Arega berangkat, dia pun bergegas pergi dari rumah tanpa izin dari suaminya itu. Melihat kedatangan Reza, Aluna segera melambaikan tangannya.

"Kamu gak waras yah?! Kenapa kamu mengajakku bertemu?! Kalau Arvian tahu, dia akan menganggap kita selingkuh." Cetus Reza sabri mendudukkan dirinya tepat di hadapan Aluna.

"Maaf, aku hanya ingin bertanya padamu tentang Arvian. Lagian, mana mungkin aku mengajakmu selingkuh di kafe dekat kantor suamiku. Akal sehatku masih jalan Reza." Ujar Aluna yang mana membuat kening Reza mengerut dalam.

"Apa yang ingin kamu tanyakan?" Tanya Reza.

"Sepertinya Arvian memang tidak normal. Semalam, dia seakan takut menyentuhku. Raut wajahnya pun terlihat pucat, seperti orang yang sedang ketakutan." Terang Aluna yang mana membuat Reza terdiam.

Aluna menegakkan tubuhnya, dia melipat tangannya di depan d4d4 dan menatap Reza dengan tatapan lekat. "Apa kamu tahu sesuatu tentangnya? Tadi pagi juga aku menemukan botol obat berwarna putih. Bisa kamu jelaskan obat apa itu? Kamu asisten pribadinya, pasti kamu tahu banyak tentang Arvian." Ujar Aluna dengan raut wajahnya yang terlihat dingin.

Reza menghela nafas pelan, dia mengalihkan pandangannya sejenak pada jendela kafe itu. Lau, pria itu kembali menatap Aluna yang sedang menantikan jawabannya.

"Obat itu, adalah obat penenang."

"Apa?!" Pekik Aluna dengan tatapan tak percaya.

Reza menghela nafas kasar. "Dia sudah lama tak meminumnya. Aku juga tidak tahu kenapa dia kembali meminumnya. Mungkin, karena ...." Perkataan Reza terhenti, membuat Aluna pun kesal di buatnya.

"Karena apa? Bicaralah! Jangan setengah-setengah!" Pekik Aluna dengan kesal

"Maaf, aku tak bisa menjelaskannya. Lebih baik kamu temui Vion di rumah sakit. Dia yang selama ini menangani kondisi suamimu, dan dia juga yang tahu lebih jelasnya seperti apa." Perkataan Rezae membuat perasaan Aluna semakin tak menantu.

"Ada apa sebenarnya." Lirih Aluna.

____

Jangan lupa dukungannya🥰🥰

1
Modish Line
ngakak bgt ini bacanya liat bocah dangdutan sambil loncat2an mana cadel lagi 😂😂😂😂😂😂
Modish Line
👍👍👍👍👍
Erna Masliana
jangan terlalu kejam lah
Erna Masliana
iya aja dah 🤣🤣🤣🤣🤣
Erna Masliana
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣Jula keren 👍👍👍
Erna Masliana
waduh Jelome ketabrak kah?
Erna Masliana
hahahaha kalo Jelome bisa ngomong auto viral dong Jula🤣🤣
Erna Masliana
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 balikin ke pohon jambu aja Jelome nya
Erna Masliana
astaganaga ayam pake popok /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Erna Masliana
benar2 murid Arega 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Erna Masliana
ini muridnya Arega 🤣🤣🤣🤣
Erna Masliana
gpp biar Nalendra gimana rasanya di rusuhin 🤣🤣🤣🤣🤣
Erna Masliana
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 kakaknya usil gak boleh mp
Erna Masliana
terlalu kecewa sampe sakit hati ibumu itu Fen... durhaka kamu
Erna Masliana
iya sih benar.. mungkin dg cara gini dia akan sadar..
Erna Masliana
lagi kurang banyak tampar 10x😁
Erna Masliana
sokor.. Arvian tidak bertindak ada orang lain yg bertindak sebagai karma... tapi kasian jg sm Hans nya..
Erna Masliana
nacib nacib 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Erna Masliana
Hah/Facepalm//Facepalm/ /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Erna Masliana
mengenaskan 🤣🤣🤣/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!