Hidup penuh penderitaan sedari kecil, itu sudah makanan sehari-hari Leticia, gadis imut berumur duapuluh tiga tahun.
Karena hutang kedua orang tua angkatnya, Letisia terpaksa dinikahkan pada seorang Ceo arogan, yang kabarnya seorang playboy kelas kakap.
Damian Jhonson, Ceo yang terkenal arogan sangat membenci pernikahan yang tidak diinginkannya.
Dan, terpaksa menikahi Leticia karena desakan Ibunya untuk segera menikah.
Di karenakan usia Damian yang dikatakan tidak muda lagi, tiga puluh enam tahun.
Damian yang tidak mau terikat dengan pernikahan, berencana akan menjadikan Leticia sebagai pembantu dirumahnya.
Dan membuat perjanjian nikah kontrak pada Leticia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 5.
Leticia mengambil keranjang sampah.
"Saya sudah bersihkan semuanya Tuan...saya permisi dulu!" sahut Leticia membungkukkan badannya sedikit dengan sopan.
Lalu berbalik membawa keranjang sampah menuju pintu kamar.
"Siapa suruh kau pergi!" kata Damian lantang. Dia berkacak pinggang memandang Leticia.
Leticia menghentikan langkahnya, dia tetap waspada dan mencoba tetap setenang mungkin.
Dia berbalik menghadap Damian, tapi tetap menundukkan kepalanya dengan sopan.
"Apakah ada yang akan saya kerjakan lagi Tuan?" tanyanya sopan.
"Siapkan sarapanku dimeja makan!" kata Damian dengan nada dingin.
"Baik Tuan!" jawab Leticia sopan, sekali lagi membungkukkan badannya dengan sopan, "Saya permisi dulu Tuan!"
Leticia merasa lega setelah keluar dari kamar Damian, diapun menghela nafas panjang, seolah tadi tidak bisa bernafas didalam kamar Damian.
Leticia kemudian bergegas turun untuk membuang sampah.
Diruang tamu wanita tadi masih juga duduk menunggu Damian turun, dia duduk bertopang kaki sambil mengkotak-katik ponselnya.
Wanita yang gigih, pikir Leticia tersenyum melihat wanita cantik tersebut sepertinya sangat mencintai Damian.
Semoga mereka berjodoh, dan menikah! bisik hati Leticia berdoa, semoga apa yang dipikirkannya terjadi.
Leticia pergi membuang sampah, setelah membuang sampah Leticia mencuci tangannya.
Dia masuk ke dapur untuk menyiapkan sarapan Tuan Arogan Damian Jhonson, kalau tidak bisa bahaya, emosinya bisa meledak.
"Nona Leticia...biarkan aku yang mengerjakannya! " sahut Janet.
"Tidak, biarkan aku yang melakukannya, tadi Tuan Damian sudah menyuruhku untuk menyiapkan sarapannya" kata Leticia.
Saat Leticia masuk ke ruang makan, benar saja si Tuan Arogan sudah masuk ke ruang makan.
Dibelakangnya tampak wanita cantik tadi mengekor, melihat Damian duduk di kursi, wanita tersebut pun ikut duduk disebelah Damian.
Leticia meletakkan sarapan Damian dihadapannya, dan kemudian juga gelas jusnya.
"Kenapa sarapanku saja, dia juga sajikan sarapannya!" kata Damian dengan nada datar.
"Baik Tuan!" ucap Leticia patuh.
Dia bergegas kembali ke dapur, mengambil sarapan untuk Kekasih Damian.
Dengan sopan Leticia meletakkan sarapan wanita cantik tersebut dimeja, dan juga segelas jus untuk Kekasih Damian.
"Silahkan Nona, selamat menikmati" ucap Leticia dengan sopan, menundukkan tubuhnya sedikit, lalu keluar dari ruang makan tersebut.
Setelah Leticia keluar dari ruang makan, Damian bangkit dari duduknya.
Meninggalkan Kekasihnya yang akan menyuapkan sarapannya kedalam mulut.
Wanita itu mengurungkan suapannya, dia melihat Damian meninggalkan ruang makan tanpa sedikitpun memakan sarapannya.
"Damian!" panggilnya, dia pun bangkit.
Dia bergegas mengejar Damian yang akan pergi kekantor tanpa menyentuh sedikitpun sarapannya.
"Pulang! jangan mengikuti ku lagi!" kata Damian tajam pada Kekasihnya tersebut.
"Tidak, aku tidak mau pergi kalau kau masih marah padaku!" kata wanita itu, dia memegang tangan Damian.
"Jennie!!" sentak Damian mulai emosi, dia sudah mulai kesal lagi.
"Baik...baiklah!" sahut wanita itu, dia takut Damian mengamuk lagi.
Jennie wanita cantik tersebut menuju mobilnya, lalu pergi meninggalkan Mansion Damian.
Damian menuju mobilnya, dengan sopan Jenson asistennya membukakan pintu mobil pada Damian.
"Ayo cari tempat sarapan!" kata Damian begitu duduk di dalam mobil.
"Baik Tuan!" angguk Jenson.
Jenson merasa heran Bosnya sarapan diluar pagi begini, biasanya dia sarapan di rumah lalu berangkat ke kantor.
Jenson tidak berani bertanya, dia mengikuti saja apa yang diinginkan oleh Tuannya tersebut.
Sementara itu Leticia sangat heran dengan sarapan diatas meja, sedikitpun tidak disentuh Damian.
Leticia tidak mau ambil pusing, bukan urusannya Damian tidak mau sarapan atau sarapan. Mereka hanya orang asing satu sama lain.
Bersambung....