"Aku menyukainya. Tapi kapan dia akan peka?" ー Asami
"Aku menyukaimu, tapi kurasa orang yang kamu sukai bukanlah aku" ー Mateo
"Aku menyukaimu, kamu menyukai dia, tapi dia menyukai orang lain. Meski begitu, akan aku buat kamu menyukaiku lagi!" ー Zayyan
.
.
.
Story © Dylan_Write
Character © Dylan_Write
Cover © Canva
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dylan_Write, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dilema Dua Hati
Waktu berjalan begitu cepat. Serah terima jabatan OSIS sudah dilaksanakan dua Minggu lalu dan sekarang Asami sudah naik semester dua yang artinya angkatannya lah yang memimpin OSIS untuk setahun ke depan.
Jabatan Asami di OSIS pun masih sama, yaitu sebagai wakil sekretaris. Bedanya sekarang ia bekerja untuk Mateo. Ya, Mateo yang jadi sekretarisnya.
Asami pun bingung kenapa tiba-tiba Mateo ditunjuk jadi sekretaris. Tapi melihat chemistry antara Mateo dan Asami yang sudah sangat terbentuk, wajar saja jika anggota OSIS lain menunjuk mereka berdua sebagai satu tim.
Tentu Asami jadi lebih giat bekerja untuk OSIS mengingat rekan kerjanya adalah crushnya sendiri. Dan karena jabatan yang sama, Asami punya alasan cukup kuat untuk terus bersama Mateo.
Di sisi lain, Mateo nampak tidak masalah dengan hal tersebut. Ia malah merasa aneh jika ada satu hari saja tanpa kehadiran Asami. Kadang mereka pun saling mencemaskan satu sama lain.
Seperti ketika Asami kembali kecelakaan. Kali ini ia menabrak mobil karena tiba-tiba mobilnya berhenti mendadak. Hal itu membuat bagian depan motornya hampir copot, tapi yang lebih penting adalah mentalnya yang kembali goyah.
Mateo menunggu momen dimana ia dan Asami hanya berdua saja. Barulah Mateo bertanya tentang kondisi Asami.
"Emang tadi kamu jatuh lagi?" Tanyanya lembut.
Asami menggaruk tengkuk lalu mengangguk gugup, "iya...."
"Kena apa lagi?"
"Tadi saya di belakang mobil, tiba-tiba mobilnya berhenti dan saya posisi lagi kencang, nggak bisa rem dadakan jadi nabrak deh."
"Terus kamu nggak apa-apa?"
Semburat merah jambu langsung menghiasi wajah Asami begitu mendengar pertanyaan itu keluar langsung dari mulut Mateo. Asami memalingkan wajah, "m-motor saya kenapa-kenapa." elaknya.
"Motor mah bisa diperbaiki. Tapi bagus deh kamu nggak apa-apa."
Asami makin blushing mendengarnya.
..............
Begitupun saat Mateo tidak masuk sekolah karena kakinya cedera akibat main bola. Engsel kaki kanannya bergeser, membuatnya tidak bisa berjalan. Asami khawatir tentu saja tapi sikap Asami yang terang-terangan tidak terlalu disukai Mateo.
"Kakimu udah baikan?" Tanya Asami ketika mereka ada kesempatan pulang bareng dari sekolah.
"Masih sakit sebenernya, tapi kalo nggak dipaksa nggak akan sembuh-sembuh." jawab Mateo agak tidak suka cederanya dipertanyakan.
Mendengar jawaban Mateo yang nampak tidak nyaman, Asami pun enggan untuk buka suara lagi. Ia lebih memilih diam dan berimajinasi dapat mengusap-usap kepala Mateo daripada harus membuatnya badmood.
...ΩΩΩΩΩ...
Asami memarkirkan motornya di teras. Ia merebahkan bokong ke kursi teras sembari menghela napas berat. Ia lelah berkendara dari sekolah ke rumah yang membutuhkan waktu setengah jam kurang, apalagi di jalan macet karena bertepatan orang-orang pulang kerja.
Ibu Asami muncul dari dalam seraya membawa sebuah plastik hitam besar dan menyerahkannya pada Asami. Asami mengernyit bingung.
"Apa ini?"
"Coba lihat."
Asami membuka kantong tersebut, terlihat di dalamnya terdapat dua buah nanas besar yang masih utuh. Maniknya membulat kaget. Kini tatapannya beralih pada sang ibu.
"Ini beli?" Tanya Asami penasaran. Sang ibu menggeleng, "bilang makasih aja sama Zayyan." Kemudian berlalu seraya membawa kembali plastik besar itu.
Asami mengerjap-ngerjap, masih berusaha mencerna perkataan sang ibu. Buru-buru ia mengambil handphone dan mengechat Zayyan.
...----------------...
^^^Asakyuunn^^^
^^^Hei. Nanas itu ulahmu?^^^
Human
Hah?
^^^Asakyuunn^^^
^^^Nanas besar dua buah itu. Jangan pura-pura nggak tau!^^^
Human
Udah dimakan? Manis nggak?
^^^Asakyuunn^^^
^^^Duh nggak tau! Tapi itu ulahmu bukan?^^^
Human
Hehe iya. Itu hadiah ulang tahun dariku sebagai ganti kemarin aku nggak bisa datang
^^^Asakyuunn^^^
^^^Orang bodoh mana yang ngasih hadiah ulang tahun nanas utuh?^^^
Human
Aku😁
^^^Asakyuunn^^^
^^^Memang bodoh^^^
Human
Kenapa? Itu buah favoritmu kan? Ibumu bilang kamu bisa makan nanas satu buah sendirian. Jadi aku membelikan dua untukmu agar kamu puas makannya
^^^Asakyuunn^^^
^^^Ya tapi nggak yang masih sama kulitnya juga!^^^
Human
Btw udah pake aku-kamu sekarang ya😆
^^^Asakyuunn^^^
^^^Berisik!^^^
...----------------...
Asami mengakhiri obrolan. Ia mengusap wajahnya yang sudah merah merona. Tidak ada yang menyangka ternyata Zayyan diam-diam memberikan hadiah ulang tahun padanya. Apalagi hadiahnya adalah hal yang sangat sangat Asami suka.
Zayyan dan Mateo sama-sama orang yang kelakuannya tidak bisa diduga.
...ΩΩΩΩ...
Asami menutup buku. Ia merapikan peralatan tulis serta bukunya, mengembalikannya ke meja belajar lalu merebahkan diri ke kasur.
Matanya memandang jauh ke langit-langit kamarnya. Pikirannya mulai berisik akan hal-hal yang mungkin ada baiknya tidak ia ketahui atau mungkin ada baiknya tidak ia cari. Terlintas di pikirannya tentang dua orang yang sekarang memenuhi hatinya.
Mateo, crush pertama yang paling ia sukai. Asami berpikir apakah rasa sukanya pada Mateo sebenarnya hanya rasa suka atau sebuah obsesi belaka. Karena Asami begitu ingin mendapatkan atensi dari Mateo meski Mateo tidak selalu memberikan atensinya pada Asami.
Di sisi lain, ada Zayyan yang selalu ada jika Asami butuh. Menjadi pendengar setia, bahkan teman yang selalu oke jika diajak kemana saja. Sosok yang sangat menyukai Asami dan mencoba menunjukkannya pada sikapnya. Orang pertama yang maju paling depan jika itu berkaitan dengan Asami.
Seharusnya tidak ada Zayyan dalam ruang hatinya karena Zayyan adalah orang yang ia benci. Mengingat masa lalunya yang buruk. Tapi entah kenapa, Zayyan semakin hari semakin membangun memori bagus dalam benak Asami, membuat Asami jadi bimbang dan galau.
Ia harus memilih salah satu diantara dua orang ini. Tapi kemudian Asami memikirkan hal yang sebenarnya akan jadi bumerang untuknya di masa depan.
"Kan aku bisa mencoba mengejar Mateo sambil mendekati Zayyan. Dengan begitu, aku bisa dapat perhatian dari dua orang. Sekali dayung, dua pulau terlampaui hihihi."
...******...
Semangat ya🙂
pasti dia ngerasain hal itu tapi tetep berusaha buat nahan rasa sakitnya tanpa harus di luapkan.
Tak bisa berbicara juga tak ingin merasa sakit/Scowl/
semangat Zayyan kamu pasti bisa membuat Asami jatuh hati sama kamu. . .
masih jauh...saling support yaa
Ini karya pertamaku di sini. Hope this book can make all of you enjoy reading!
Masih banyak kekurangan dalam buku ini, tapi aku selalu berusaha memperbaikinya hari demi hari.
Mohon dukungannya~!
smgt thor💪