NovelToon NovelToon
Mas Duda Next Door

Mas Duda Next Door

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Ibu Pengganti / Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / Terpaksa Menikahi Murid
Popularitas:1.1M
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Naas, kemarin Ceren memaksa hatinya untuk menerima Gilang, si teman sekolah yang jelas-jelas tidak termasuk ke dalam kriteria teman idaman, karena ternyata ia adalah anak dari seorang yang berpengaruh membolak-balikan nasib ekonomi ayah Ceren.

Namun baru saja ia menerima dengan hati ikhlas, takdir seperti sedang mempermainkan hatinya dengan membuat Ceren harus naik ranjang dengan kakak iparnya yang memiliki status duda anak satu sekaligus kepala sekolah di tempatnya menimba ilmu, pak Hilman Prambodo.

"Welcome to the world mrs. Bodo..." lirihnya.


Follow Ig ~> Thatha Chilli
.
.
.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MDND ~ Bab 23

Gadis itu pintar, iya pintar..pintar membuat Hilman kesal.

Ia begitu lambat sekali menyuapkan nasi, bahkan mungkin tiap butiran nasinya ia perhatikan dengan seksama takut ada benda asing yang masuk ke dalam perutnya nanti.

Huft. Hilman beberapa kali meloloskan nafas jenuhnya, bener-bener ngeselin nih bocah satu! Sanggupkah ia nanti berumah tangga dengan gadis ini? Belum apa-apa ia sudah banyak ngurut jaja! (dada) Piyeeee?!

"Kamu cacingan? Atau takut abis, makannya sebutir-butir gitu?" tanya Hilman akhirnya buka suara. Sadar jika aksinya sudah diketahui musuh, akhirnya Ceren buka suara membalas si bapa kepsek galak itu, "kan tadi bapak bilang saya bisa jawab kalo abis makan. Makanya saya lambatin makannya, karena jawaban saya belum siap...masih ta godok dulu biar mantep gitu loh!" balasnya tak mau kalah sengit.

Haruskah Hilman tertawa dengan kelakuan adik ipar sekaligus calon istrinya itu?

"Apa terlalu sulit untuk bilang iya?" tanya Hilman, mesti sampe nunggu wangsit dulu.

Ceren menyengit mendengar dan mencermati pertanyaan Hilman, dimana kata tidak-nya? Hanya ada kata iya saja disana.

"Saya mesti tanya bapak dulu, pak. Masa iya, nikah kaya mau beli lotre...ngga pake restu orangtua dulu!"

Yang benar saja gadis itu, beli lotre pake restu orangtua....kini bibir Hilman sudah berkedut, ia memilih menyumpal mulutnya dengan sebatang rokok saja daripada kehilangan kewarasan.

"Waktu saya ngga banyak, sore ini saya harus jemput Kaisar dari rumah ibunya."

"Ya udah. Anterin Ceren ke rumah bapak sekarang! Kali aja nanti pak Bodo di timpuk bata sekarung!" ujarnya sukses menaikan alis dari bapak kepala sekolahnya itu.

Mobil melaju masuk ke dalam gang rumah dimana Ceren tinggal, "bapak ngga usah mampir." Ucapnya ketika ban mobil berhenti tepat di halaman rumah, lantas ia segera keluar dari mobil dengan membanting pintunya cukup kencang.

"Sh..." Hilman mengusap wajahnya kasar, sepertinya rumah tangga yang setuju ia bina kembali tak akan jauh dengan rumah tangganya saat bersama ibunda Kaisar, karena sikap kekanakan wanita itu.

Sejenak Hilman terdiam disana sembari berpikir, apakah kegagalan rumah tangga akan ia terima kembali? Ataukah lebih baik ia batalkan saja perjodohannya dengan Ceren? Karena sebuah pernikahan sejatinya menemukan sosok yang cocok dan jelas Ceren bukanlah wanita yang tepat untuknya.

Baru saja ia menurunkan tangan dan kembali memegang stir, dari teras gadis itu sudah kembali berteriak, "bapak ngapain masih disini, pulang pak!" usirnya.

Cih, kurang asyemmm seumur-umur baru kali ini muridnya sendiri mengusir kepala sekolah, minta di D.O.

Hilman memilih waras, tanpa menanggapi teriakan Ceren yang mengusirnya ia memilih memutar mobilnya dan pergi.

"Bapakkk!" jeritnya masuk kembali ke dalam rumah.

(..)

Brakkk!

"Semprull!"

Ceren menggebrak meja, membuat bapak terkejut, "kaget iki! Ngapain to nggebrak-nggebrak meja?! Hemm?! Bisa ganti kalo rusak?!" tanya bapak tak kalah judea dan galak membuat Ceren nyengir.

"Biar kaya di tv-tv to pak. Kalo ngambek tuh nggebrak meja sampe belah..." jawabnya ber-peace ria. Akan bapak boikot acara sinetron yang memberikan pelajaran unfaedah macam itu, kasian bapak-bapak kalo istrinya nanti ngambek gebrak-gebrak meja, auto bikin kaya toko meubel.

"Tanah kuburan suamiku aja masih basah pak, masa sekarang keluarganya udah sibuk pinang aku buat kakaknya?!" Ceren menyayangkan hal itu, ditambah ia tak bisa menerima Hilman dengan semua sifat dinginnya.

Bapak melihat anak gadisnya itu, "bapak menyerahkan semua keputusan sama kamu nduk," namun sejurus kemudian bapak menyerahkan ponselnya, dimana Hilman mengirimkan rekaman suara wasiat Gilang yang rupanya sempat Hilman rekam.

Suara Gilang, Ceren rindu akan itu....tanpa terasa hatinya kembali dilingkupi rasa rindu.

"Wasiat suamimu. Tapi jika kamu ndak mau, bapak dukung kamu. Untuk kali ini...bapak tidak mau menukar nasibmu dengan pekerjaan bapak. Apapun keputusan untuk masa depanmu, bapak dukung."

Ceren menthesah berat, seolah sedang menanggung dosa rakyat Indonesia, ia beranjal dari kursi meja makan menuju kamarnya. Ia jatuhkan dirinya ke atas kasur beserta seluruh beban di hati.

"*Dear Gilang, seminggu lalu aku ikhlas menerimamu. Namun kini takdir seperti sedang mempermainkanku dengan membuatku menjadi ibu sambung untuk Kai, mampukah aku*?"

"Kenapa kamu mesti bikin wasiat begitu, Lang...andai aku tau alasanmu..." gumamnya.

...\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*...

"Saya terima nikah dan kawinnya Cerenia Aqila Yumna...."

"Sahhh!"

Tempatnya sama seperti saat ia mendengar Gilang mengucapkan ijab kabul untuknya, hanya saja kali ini rasanya ia lebih sesak karena harus kembali bermanuver menghianati hati yang sudah tertambat pada Gilang. Bahkan Kaisar saja berulang kali bertanya-tanya kenapa sang ayah megang-megang bu'leknya. Padahal bukan mahrom dan itu tidak diperbolehkan! Namun sepertinya ibu mampu membungkam mulut Kai dengan getuk dan onde-onde.

Hilman sempat terdiam sesaat memegang tangan Ceren, ketika netranya menangkap cincin nikah Ceren dan Gilang masih tersemat di jemari Ceren. Entah sengaja atau tidak namun sepertinya Ceren ingin menunjukan jika Gilang belum dapat tergantikan di hatinya.

Hilman tak ambil pusing, ia mengganti jemari tengah dan merujuk pada jari manis, namun alisnya kembali mengernyit dan menukik tajam pada gadis yang kini nyengir, "kenapa to mas?" tanya nya tanpa rasa bersalah.

Yang benar saja, mendadak jemarinya penuh oleh benda berkilau maupun handcraft, lantas dimanakah Hilman perlu sematkan cincin darinya? Dasar bocah tengil! Belum apa-apa sudah menyusahkan.

Akhirnya Hilman mengambil inisiatif dengan sikap otoriternya, melepaskan semua benda yang tersemat disana termasuk cincin pemberian Gilang.

"Pak, itu---" saat cincin Gilang dilepas paksa.

"Mulai hari ini, bukalah lembaran baru. Bukan berarti melupakan. Namun menyimpan sebagai kenangan..." Hilman menaruh cincin nikahnya bersama Gilang di telapak tangan Ceren lalu menutup telapak tangan Ceren, sementara benda handcraft lainnya ia biarkan berserakan di karpet membuat si empunya syok setengah kesal.

Kaisar mendadak ngambek, bocah itu bahkan melipat kedua tangannya di dada, ia mogok pulang bersama Hilman.

"Kai, dengar yanda...."

"Ndak mau! Yanda sama bu'lek kok gitu, bukan mahrom, ndak boleh barengan gini!" tunjuknya menjauhkan posisi duduk ayahnha dan Ceren.

Ceren tak berniat membujuk bocah itu, ia bahkan cengengesan mendukung Kaisar lebih marah lagi.

"Kai," tegur pak Baras.

"Yandamu dan bu'lekmu sudah menikah. Jadi yandamu itu ya mahrom bu'lek....panggil bu'lekmu dengan sebutan ibunda."

"Uhukkk!" Ceren menepuk-nepuk dadanya yang tersedak onde saat mendengar panggilan untuknya.

Kaisar menatap sengit setiap orang termasuk Ceren, membuat Ceren menggeleng, "ngga ikutan."

"Bu'lek kok gitu?! Bu'lek kan istrinya pa'lek...nanti pa'lek Gilang marah di sana, terus gentayangin bu'lek!"

"Kaisar!" tegur Hilman.

.

.

.

.

.

.

1
🌽Mrs.Yudi🍇𝐙⃝🦜
Woah...akhirnya bisa juga sampe disini, setelah sempat mini hiatus gantian sama mbksin wkwkwk
happy ending buat pasangan mas bodo dan cerenia, happy selalu bersama keluarga...makasih mbk sin, udah bikin novel yg greget kayak maa bodo
next, going to the next novel, gio adik bontotnya mas tama ya
Bubble
paaak,, y ampun..bawa2 fisik niih mentang2 aji item dekil 😁😁
oca rm
ditunggu extra partnya kak
dhani mnz
ya Allah.. Baca ginian pas bosen dengerin meeting. mau ngakak tp takut dosa.. ya Allah racun tenan. /Smirk/
dwi alfiah
blm sampai tempat tujuan kak shin
Ratna Nur Prihatiningsih
Luar biasa
Bubble
kiw.. kiw... 😁😁
Bzaa
otor... cerita mas rambut mangkok gak ada boncapnya nih... 😉
kopi sudah otewe ya..
Bubble
Luar biasa
Bubble
kok aku ngakak,, bayangin Aji mkn dpn kepsek yg modelan kulkas 2 pintu 🤣🤣🤣
Dizzah Afkar
thorrrr kasi bonus extra prat nya dongggggggggggggggggg
Marliyanipratama
ya Allah kenapa kesan nya kok merasa mau tamat yah...?? sedih ya Allah Ampe segukan ke aku yg ngalamin😭😭😭😭
🌽Mrs.Yudi🍇𝐙⃝🦜
wkwkwk kai...kai....
🌽Mrs.Yudi🍇𝐙⃝🦜
speechless aku di episode ini 🤐
abhipraya
yakinnnn...aku g caya,goyah goyah ndak usah sombong deh musuh terbesar manusia adalah nafsu diri sendiri
Riska Saputri Saputri
Luar biasa
🌽Mrs.Yudi🍇𝐙⃝🦜
ya ampun mel, mel, kelakuanmu semoga dimaafkan sama para korban dan keluarga, dasar murah sih!
🌽Mrs.Yudi🍇𝐙⃝🦜
walah...ada aja cobaan kalean yang mbksin berikan ya...hmmmm
🌽Mrs.Yudi🍇𝐙⃝🦜
asyemm wkwkwk
🌽Mrs.Yudi🍇𝐙⃝🦜
kalo bisa ga merokok depan ceren dan kai, ya ayolah mas, ga usah merokok juga saat keduanya ga bersama, cari me time yang sehat aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!