Apa jadinya jika dalam suatu pernikahan hadir orang ketiga?
Begitulah nasib Mayang yang harus menghadapi kehidupan pernikahannya yang penuh dengan lika-liku.
Mertua, dan ipar menganggapnya sebagai benalu.
Ditambah dengan lima tahun pernikahannya dengan Adam, mereka belum juga dikaruniai buah hati.
Sanggupkah Mayang menghadapi semua kemelut kehidupan?
Akan kah Mayang memilih untuk meninggalkan suaminya atau tetap bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marina Cs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Setelah mas adam pergi. Seperti biasa aku mulai membuka aplikasi gagang hijau untuk melihat pesanan yang masuk kemudian aku me-list nya dan mengirim kan nya ke sofi.
Apa pun masalah yang sedang aku hadapin. Sebisa mungkin aku harus kuat. Aku tidak mau menjadi perempuan yang lemah dan bergantung kepada laki-laki.
Ting.
Notifikasi m-banking dan pesan dari sofi masuk ke dalam hp ku. Dan juga notifikasi dari pembayaran aplikasi menulis. Itu tandanya gajian sudah masuk.
Aku langsung membuka m-banking. Wow sudah berapa digit nol di belakang nya. Alhamdulillah. Penghasilan yang sudah aku kumpulkan tanpa sepengetahuan mas adam sudah bertambah.
Jatah bulan dari mas adam masuk ke dalam rekening yang berbeda dengan penghasilan ku yang lain. Aku tidak mau hanya karena ini menjadi bumerang dalam kehidupan ku.
Berbekal dari cerita novel yang aku baca. Aku berusaha untuk mencegah hal-hal yang tidak mengenakan nanti nya.
("Sofi... makasih ya say. Uang nya udah masuk. Semoga lancar terus usaha nya.")
(Sama-sama nek.. semangat terus ya promosiin nya. Biar semakin tambah banyak penghasilan nya") balas sofi
("Aamiin say.. bye sofi cantik may yang cantik mau bocan dulu ya.. muaacch") balas ku dengan ketawa kecil.
("Siap may.. met bocan ya. Kapan-kapan kita hang-out bareng. Muaaach")
("Ok siap sof..")
Setelah membalas pesan dari sofi aku langsung menyelesaikan cerbung untuk menambah pundi-pundi penghasilan.
Tak terasa waktu mulai sore aku langsung membersihkan diri. Lalu membantu mbok jum menyiapkan makan malam yang istimewa. Makanan kesukaan ibu mertua dan juga ipar ku putri.
"Assalammualaikum, maay." Teriak ibu mertua
"Wa'alaikum salam, bu." Langsung ku cium punggung tangan nya. Dan membantu untuk membawa koper ke dalam kamar yang akan di tempati oleh ibu mertua.
"Masak apa may?" Tanya ibu mertua
"Masak kesukaan ibu , putri dan mas adam. Yuk makan bu. Minum kesukaan ibu juga sudah may sedia kan di meja makan" ucap ke sambil mengajak ibu untuk ke meja makan.
Setelah semua nya kumpul aku langsung menyiapkan nasi dan lauk kesukaan mas adam ke piring nya. Kami makan sambil menghayatin. Tidak ada obrolan saat makan. Karena itu perintah ibu mertua. Sehabis maka aku membereskan dan membersihkan serta mencuci piring-piring lalu menata nya di rak piring.
Aku mengambil gelas kosong dan teko sedang yang sudah berisi air putih untuk di letakkan di kamar ibu mertua dan putri.
Tak lupa juga aku menyiapkan nya juga untuk di kamar tidur kami.
"May, buatin mas kopi ya. Taruh aja ruang nonton. Mas pengen nonton tv." Ucap mas adam.
"Iya mas." Jawab ku. Aku langsung membuat kopi untuk mas adam. Tak lupa juga untuk diri ku. Serta tak lupa pula cemilan dan minuman untuk ibu mertua dan putri.
"Ini bu. Minuman dan cemilan nya. Mas ini kopi nya."
"Makasih ya may." Ucap ibu dan mas adam
Membawa gelas dari minuman kesukaan ku. Aku berjalan ke taman belakang rumah. Sambil menikmati malam. Setiap mas adam dan ibu ngumpul di ruang tv aku pasti selalu disuruh menjauh. Dan aku pun cuek karena aku sudah memasangkan cctv tercanggih di setiap sudut rumah tanpa sepengetahuan mas adam. Hanya aku yang bisa mengakses nya.
Daripada memikirkan apa yang sedang mereka bahas. Aku memilih untuk membeli kebutuhan buat rumah yang mungkin akan aku tempati.
Setelah puas memilih semua kebutuhan. Aku masuk kedalam sambil membawa gelas bekas ku minum. Dan merapihkan meja di ruang tv. Lalu mencuci nya. Biar tidak menumpuk.
Aku masuk ke dalam kamar dan melihat mas adam sedang senyum senyum sambil menatap hp nya.
"Senyum senyum terus mas. Ada apa sih? Kayak nya seru tuh?" Tanya ku ke mas adam.
"Oh.. ga pa pa may. Ini chat grup alumni sekolah. Lagi pada bercanda." Jawab mas adam
"Besok berangkat jam berapa mas?" Tanya ku
"Pagi, seperti nya mas. Bangun in mas ya. Biar gak kesiangan."
"Kalau mas bangun. Kalau gak bangun gimana? May siram ya pake air"
"Jangan dong may. Masa sama suami sendiri begitu."
"Iya nanti may bangunin. Udah mas tidur biar tidak kesiangan".
Tak berapa lama terdengar suara dengkuran kecil dari mas adam. Untuk masalah perselingkuhan mas adam dengan wanita yang bernama novi yang merupakan rekan kerja satu kantor mas adam tidak aku pedulikan selama wanita itu atau mas adam tidak mencari gara-gara sama aku.
Seperti biasa saat adzan berkumandang aku membersihkan diri dan sholat. Tak lupa untuk membangunkan mas adam serta menyiapkan segala kebutuhan mas adam selama di bandung.
Mas adam membersihkan diri. Aku keluar kamar menuju dapur untuk menyiapkan sarapan pagi dan juga bekal untuk di perjalanan ke bandung.
Saat semua siap aku memanggil mas adam, ibu dan putri untuk sarapan bersama. Sehabis sarapan mas adam, ibu dan putri membawa koper ke mobil untuk di bawa ke bandung. Selesai semua mereka bergegas berangkat.
Karena bingung di rumah mau ngapain aku langsung menganti pakaian dan membawa semua berkas-berkas penting yang sudah aku sembunyikan. Pamit ke mbok jum dan mengendarai mobil ke salah satu kawasan perumahan elit yang aku punya.
Dengan membunyikan klakson pintu pagar terbuka. Aku langsung memasukan mobil ke dalam.
Aku buka pintu mobil, dari dalam rumah keluar ART yang sudah aku suruh untuk membersihkan dan menjaga rumah ini. Nama nya bibi ummah.
"Non may.. ya allah bibi kangen. Udah lama non tidak kemari". Ucap bi ummah
"Maaf bi, may tidak bisa kemari. Karena may tidak bisa ninggalin rumah tanpa ijin mas adam" jawab ku.
"Iya non. Non udah makan. Mau bibi siapkan makan siang. Atau mau bibi siap kan kopi kesukaan non dan cemilan nya." Tanya bibi
"Mau banget bi.. makasih ya bibi" jawab ku sambil kupeluk bi ummah dari samping.
Bi ummah dan mbok jum mereka berdua ART yang sudah lama bekerja dengan Alm. Papa dan Alm. Mama. Karena aku anak satu-satu nya hampir semua peninggalan papa dan mama jatuh ke tangan ku. Papa meninggal saat usia ku remaja. Karena penyakit yang sudah lama di derita papa. Sedang kan mama meninggal sebelum aku menikah dengan mas adam. Setelah mama meninggal rumah peninggalan mereka tidak aku tempatin. Aku memilih tinggal di apartment.
Sedangkan rumah lama di jaga oleh bi ummah dan mbok jum.
Sehabis menikah aku meminta mbo jum untuk menemani ku di rumah yang disediakan oleh mas adam. Dan bi ummah menjaga rumah kedua orang tua ku. Dan rumah yang aku dapat dari bonus kerja di kantor lama ku.