Honey merasa jengah dengan kehidupannya yang maha sempurna. Ditengah rasa jengah yang melanda, ia mempunyai ide gila; mengajak teman daringnya bertukar posisi. Teman daringnya merupakan anak dari penyelam handal di Barcelona.
Ia pikir setelah bertukar tempat dengan temannya, kehidupannya akan berubah menyenangkan, nyatanya salah. Ia harus menghadapi berbagai masalah, termasuk masalah hatinya yang terpaut pada ayah teman daringnya.
Follow IG Author @ThalindaLena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
"Maafkan aku, Mom," ucap Honey dengan lirih. Ia tidak menyangka pertemuannya dengan James ternyata menimbulkan benih-benih cinta di dalam hatinya.
Alpha merapatkan gigi, gregetan dan juga marah pada Honey. Bagaimana tidak, hari pertunangan sudah di depan mata, dan hari pernikahan tinggal menghitung jari, namun putrinya memberitahukan sebuah fakta yang membuatnya sangat syok.
"Siapa pria itu?!" tanya Alpha dingin.
"James."
"Apa pekerjaannya? Lalu dari keluarga mana?" tanya Alpha lagi, lebih tepatnya mengintrogasi.
Honey menatap ibunya dengan lekat, "dia adalah seorang penyelam handal, dia..." ucapannya terhenti ketika sang ibu menyela dengan lantang.
"Menikah dengan Frank jauh lebih baik dari pada memikirkan hati dan cinta!! Franky, pengusaha kaya raya dan berasal dari keluarga konglomerat! Kehidupanmu akan terjamin, dan dia sederajat dengan keluarga kita!" Alpha menatap putrinya dingin dan tajam. Secara tidak langsung ia memandang rendah pria bernama James karena hanya berprofesi sebagai seorang penyelam.
Ketegangan di kamar tersebut kian terasa. Alpha jika sedang marah sangat menakutkan, aura kepemimpinan dari ibu dengan empat anak itu memang sangat luar biasa.
Bulu kuduk Honey sampai merinding melihat kemarahan sang ibu.
"Mom..."
"Diam! Aku belum selesai bicara!! Penyelam itu bukan pekerjaan! Upah yang mereka dapat tidak seberapa, jadi berpikirlah secara realistis, uang memang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang!! Pikirkan dan tanamkan semua ucapan ibumu ini ke dalam otakmu!" desis Alpha, masih sangat marah seraya menunjuk putrinya dengan penuh emosi. Kemudian keluar dari kamar tersebut dengan perasaan emosi luar biasa.
Honey membeku di tempat. Ia merasa seperti berada di persimpangan jalan dan bingung ingin memilih jalan yang ingin di tempuh.
.
.
Di Galicia.
James membuka lemari kedua orang tuanya yang ia letakkan di gudang bawah tanah. Lemari itu sudah lama tidak di buka atau digunakan. James mengambil setelan jas berwarna hitam milik mendiang ayahnya. Lemari itu seperti peti harta karun untuknya karena banyak menyimpan benda-benda berharga milik mendiang kedua orang tuanya.
"Ayah, aku pinjam jasmu," kata James dengan lirih seraya memandang foto ayahnya yang terpajang di daun pintu lemari. Rasa rindu merebak ke seluruh rongga dadanya, hingga membuat pandangan berkaca-kaca.
Setelah memikirkan dengan matang, ia akan menghadiri pesta pernikahan Honey di Kota Bercelona.
James memandang jas tersebut dengan pandangan nanar karena mengingat masa kecilnya yang penuh warna bersama sang ayah. Ini adalah jas kesayangan mendiang ayahnya, walaupun sudah lama tidak digunakan tapi jas ini masih sangat bagus dan layak di pakai.
Setelah mendapatkan jas tersebut, ia kembali menutup lemari itu dengan rapat tak lupa menguncinya lagi, kemudian ia segera naik ke atas.
"Dad, aku sejak tadi mencarimu, ternyata kau dari gudang," ucap Anna menatap ayahnya yang baru saja keluar dari pintu gudang.
"Iya, aku mengambil jas ini," jawab James seraya menggoyangka setelan jas di tangannya.
"Daddy akan datang ke pesta Honey?" Anna menatap ayahnya dengan pandangan tidak suka. Jujur saja, Anna masih kesal dengan Honey dan keluarganya yang sangat sombong dan jahat. Menyebut namanya saja sudah membuatnya muak dan telinganya sakit.
"Iya, dia mengundang kita 'kan, jadi tidak ada salahnya kalau datang," jawab James memberikan alasan yang tepat. Padahal niatnya datang ke pesta itu untuk melihat Honey terakhir kalinya sebelum gadis itu menjadi milik orang lain.
"Tapi aku tidak mau datang!"
"Kenapa?"
"Tidak mau ya tidak mau!" jawab Anna kekeuh dengan penderiannya tanpa memberikan alasan.