Perjuangan seorang pemuda yang bernama Barata untuk balas dendam karena di hina oleh tunangannya.Dia dianggap tidak cocok oleh tunangannya yang merupakan murida dari salah satu perguruan terkenal.Karena bercita-cita ingin menjadi kuat dan tidak mau di remehkan ia pun mencoba mendaftarkan diri ke suatu perguruan.Namun di tengah jalan tanpa dia sadari tiba-tiba ada sebuah cahaya yang menabrak dirinya hingga membuatnya pingsan.Hal itulah yang membuat dirinya terlambat untuk mendaftar sebagai murid baru.
Secara pelan tapi pasti Barata terus berlatih dan melangkah dari titik lemah sampai menuju ke titik yang paling kuat.Dia pun akhirnya menemukan sebuah perguruan yang mau menerima dirinya dan menjadi murid utama di sana.
Setelah berlatih beberapa bulan akhirnya ia pun oleh gurunya diikutsertakan dalam sebuah pertandingan yang mana di sana ia bertemu dengan tunangannya yang juga ikut dalam pertandingan itu.Bagaimana cerita selanjutnya ikuti saja dalam sang penerus.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kelana syair( BE), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di bawah guyuran hujan bgn 2
"Jika kau tidak percaya itu hak mu Jatiwaringin ."Ucap Warisapana.Dengan acuh.
"Jatiwaringin tidak perlu kita berbasa basi sebaiknya kita cari saja gadis itu,aku yakin dia pasti ada di dalam."Ucap Sarwati.
Warisapana langsung terkejut mendengar perkataan perempuan yang ada di depannya itu,ia dapat menebak pasti wanita itulah yang pernah datang kemarin bersama dengan dua muridnya seperti yang diceritakan oleh Laras beberapa waktu lalu.
"Kau pasti perempuan yang waktu itu datang bersama dengan dua orang murid mu!"Bentak Warisapana.
"Kau benar Warisapana,sebaiknya cepat kau serahkan anak perempuan mu itu pada kami dan kami akan segera pergi dari sini dengan baik baik."Ucap Sarwati.Sambil menyipitkan matanya karena merasa geram.
"Hai perempuan gila,kau pikir aku orang tua macam apa yang mau menyerahkan anak perempuannya pada orang lain."ucap Warisapana dengan marah.
"Kalau begitu tunggu apalagi mari kita serang dia "Teriak Sarwati.Dengan menggenggam erat tongkatnya.
" Ayo kita serang dia, aku ingin tahu bagaimana kesaktian pendekar tingkat raja tahap akhir itu."Ucap Ki Bayarana.
Setelah berkata seperti itu Ki Bayarana langsung melesat menerjang Warisapana.
"Majulah kalian, tapi ingat sekali pedang ku keluar dari warangkanya hanya darah dan kematian yang dapat menyuruhnya masuk kembali."Ucap Warisapana , seraya mencabut pedangnya sreeeeng....!!
Dengan jurus pedang terbang membelah karang Warisapana bersiap menghadapi gempuran kelima orang itu.
Pertarungan pun langsung berjalan dengan sengitnya, kelima orang itu menyerangnya dengan ganas.Serangan mereka seperti samudra yang bergelombang terus datang tanpa henti membuat Warisapana bergerak cepat menghindari dan menangkisnya.
Warisapana yang merupakan pendekar tingkat raja tahap akhir itu dapat mengimbangi kecepatan mereka berlima yang masing diantara mereka adalah pendekar tingkat raja tahap menengah, kecuali sungsang yang masih di tingkat pendekar tingkat atas tahap pertama.
Pedang di tangan Warisapana menyambar nyambar dengan dahsyat membuat kelima orang itu harus berhati hati.
Bajra dan Pasopati yang melihat pertarungan itu merasa takjub dengan kesaktian yang di tunjukkan oleh Warisapana, bagaimana tidak ia mampu menahan gempuran dari kelima orang tingkat raja sekaligus.
Hiiiaaaaat traaaang... traaaang.. terdengar bunyi pedang Warisapana berbenturan dengan pedang milik Ki Bayarana.Dalam benturan itu Ki Bayarana di buat terkejut merasakan pedangnya seperti membentur dinding tebal.
Hiiiaaaaat.. Dess tendangan liar Warisapana membuat Ki Bayarana terpental dan terjatuh.Baru saja membuat Ki Bayarana terjatuh tiba-tiba tongkat Sarwati datang menyambar yang di barengi dengan serangan tiga orang lainnya.
Warisapana segera mengayunkan pedangnya hiiiaaaaat.. Weeees.... traaaang... serangan ketiga orang itu berhasil di patahkannya.
Warisapana langsung memutar tubuhnya dan dengan cepat memberikan tendangan pada Sarwati yang posisinya lebih dekat dengan hiiiaaaaat.. ..!!Deees...!!!
Aaakh.. Terdengar jeritan keras dari Sarwati dengan menahan sakit di bagian perutnya.
"Bangsat."Maki Sarwati karena merasakan mual pada bagian perutnya.
Ki Jatiwaringin bersama Wisangkara dan Sungsang terus menggempur guru besar perguruan pedang terbang itu.Pertarungan tingkat tinggi pun mereka sajikan.
Ki Jatiwaringin melancarkan serentetan pukulan harimau apinya, begitu pula dengan Wisangkara dan Sungsang, mereka berdua juga menggempurnya dengan jurus pukulan seribu kematiannya.
Serangan mereka itu membuat Warisapana harus bekerja keras.Dengan jurus pedangnya ia mampu menangkis setiap serangan yang mereka kirimkan.
Duuuuuaaaarr.. Duuuaaarrr......!!! ledakan di hujan deras masih terdengar keras.
Ki Jatiwaringin dan Wisangkara serta Sungsang mundur beberapa langkah setelah ledakan itu.Mereka diam diam mengagumi kehebatan lawannya itu.
"Apakah cuma begini kemampuan orang orang dari perguruan Harimau Api dan perguruan naga hitam."Ucap Warisapana dengan mengejek mereka bertiga.
"Kurang ajar jaga mulut mu Warisapana, malam ini juga kau harus mampus di tangan ku."Ucap Wisangkara.
"Sungsang ayo kita serang dia."Teriak Wisangkara.
Wisangkara dan Sungsang kembali menerjang Warisapana, mereka berdua langsung bahu membahu menyerang Warisapana secara bersamaan dengan jurus pukulan seribu kehancurannya.
Kerja sama kedua orang itu membuat Warisapana sekilas tampak kerepotan karena serangan mereka itu sangat teratur dan rapi.
Sebagai orang yang sudah makan asam garam kehidupan dunia persilatan Warisapana dapat melihat celah dalam kerjasama Wisangkara dan Sungsang itu.
Kelemahan itu terletak pada diri Sungsang yang mana gerakan sungsang itu masih sedikit kurang cepat dan kurang bertenaga, tidak seperti yang dilakukan Wisangkara .Hal itu di sebabkan oleh tingkat mereka yang berbeda jauh.
Melihat celah itu Warisapana tidak menyia-nyiakannya,ia kemudian melesat ke atas dan melemparnya pedangnya kearah Wisangkara.Pedang itu berputar seperti gasing membuat Wisangkara bergerak mundur beberapa langkah.
Warisapana tersenyum berhasil memisahkannya Wisangkara dari Sungsang.Kemudian ia menarik pedangnya hingga pedang itu berubah arah menuju Sungsang.
Warisapana kemudian melesat cepat menyambut pedangnya yang melayang di depan Sungsang.Melihat gerakan Warisapana yang sangat cepat itu Sungsang ternganga dan tidak sempat bergerak apa lagi menghindarinya.
"Celaka."Seru Wisangkara ketika melihat Sungsang dalam keadaan bahaya.
Wisangkara langsung bergerak cepat menyambar muridnya itu dan berhasil menarik tangannya.Tapi sayangnya pergerakan Warisapana lebih cepat hingga akhirnya kreeeeees...!!! Pedang Warisapana berhasil menggores tangan kirinya hingga putus.
Aaaaaakh... terdengar jeritan keras dari mulut Sungsang karena merasakan sakit yang luar biasa.
"Ta..tangan ku guru...!!"Teriak Sungsang kemudian pingsan.
Semua orang yang ada tempat itu sangat terkejut melihat kejadian itu, bagaimana nanti mereka harus mengatakannya pada jenderal Bagaswara mengenai kejadian ini.
"Sungsang.... !!!!"Teriak Wisangkara.Ia langsung menatap tajam ke arah Warisapana yang berada di depannya.
"Berani sekali kau melukai anak dari jenderal besar Warisapana!!"Teriak Wisangkara.
"Dari awal aku sudah bilang pada kalian semua , setelah pedang ku keluar dari warangkanya tidak dapat kembali sebelum ada darah yang tertumpah atau kematian yang terjadi.Perlu aku tegaskan pada kalian aku tidak perduli mau dia anak jenderal atau anak raja sekalipun itu bukan urusan ku. Karena pedang ku tidak punya mata untuk memilih korbannya"Ucap Warisapana.Tegas dan sangat berani.
"Bajra dan Pasopati cepat kalian bawa Sungsang pergi menyingkir dari sini."Teriak Ki Jatiwaringin.
"Baik guru."Sahut Bajra dan Pasopati Dengan segera berlari ketempat Sungsang tergeletak.
"Mari kita serang dia."Teriak Ki Jatiwaringin.
"Majulah aku tidak akan gentar pada kalian semua."Ucap Warisapana dengan pedang terhunus.
Keempat orang itu lalu menyerang kembali dengan senjata andalannya,Ki Jatiwaringin mengeluarkan pusakanya yang berupa trisula emasnya yang dulu di dapatnya di hutan limbung.
Keempat orang itu langsung menyerang Warisapana dengan cepat dan ganas, senjata mereka berseliweran mengincar tubuhnya bagaikan seekor elang mengincar mangsa.
Dengan jurus pedang terbang membelah karang Warisapana menangkis serangan serangan itu.
Wisangkara yang sudah di bakar api amarah terus menyerangnya dengan sangat ganas, tebasan pedangnya bergerak secepat kilat menusuk dan menyambar.
Tapi Warisapana juga tidak kalah sigap, ia bergerak dan menangkis dengan gesitnya.Sehingga membuat Wisangkara semakin kesal dengannya.Hingga pada kesempatan tak terduga sapuan kaki Warisapana berhasil mendepak Wisangkara hingga membuatnya jatuh berguling guling.
Setelah berhasil menjatuhkan Wisangkara, Warisapana langsung bergerak kesamping kanan menghindari dua serangan yang datang bersamaan.Weeees.... traaaang.... traaaang....pukulan tongkat Sarwati dan terisula Ki Jatiwaringin berhasil di tangkisnya.
Warisapana kemudian melesat setinggi tiga tombak sambil menyabetkan pedangnya kearahnya mereka berempat weeees...... selarik sinar meluncur deras kearah mereka wuuuus......! Mereka berempat buru buru melepaskan pukulannya untuk meredam serangan itu wuuuuss duuuaaarrr....!!!!
Warisapana kemudian bergerak cepat memanfaatkan ledakan itu weeees... hiaaattt. Deeees.. Deeees.. Dengan memberikan tendangan beruntun kepada mereka berempat.
Keempat orang itu langsung berjatuhan dengan merasakan sakit di bagian dada mereka.
kenapa d jadikan film layar lebar sieh?
pasti banyak yg akan nonton film ini