NovelToon NovelToon
Menantu Hina Menjadi Penguasa

Menantu Hina Menjadi Penguasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Menantu Pria/matrilokal / Kebangkitan pecundang / Dokter Ajaib / Pusaka Ajaib
Popularitas:9.2M
Nilai: 4.5
Nama Author: dina Auliya

Vindra adalah menantu yang tinggal di rumah keluarga istrinya dan selama itu juga, Vin selalu mendapatkan hinaan dan di rendahkan karena kastanya yang rendah.

Namun suatu hari, tanpa sengaja ia mendapatkan batu permata dan mengaktifkannya kembali yang membuatnya memiliki kemampuan medis dan berhasil menyelamatkan seorang anak yang berada diambang Kematian. Berkat pertolongannya membuat Vin mendapatkan black Card yang mampu mengubah hidupnya.


Bagaimana kisah Vindra, Mengubah hidupnya dari menantu hina menjadi Penguasa tak tertandingi bersama batu permata dan keahlian Medis yang dimilikinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dina Auliya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32.Sudah cukup atas penghinaan

Mengetahui jika lelaki tua itu sedang keracunan, Vin segera mengambil jarum akupuntur untuk mengunci racun yang ada dalam tubuh sang kakek.

Vin menusuk beberapa titik akupuntur dengan jarum peraknya. Dengan harapan setelah ini sang kakek bisa mengeluarkan racun dalam tubuhnya agar bisa melewati masa kritis.

Saat sedang melakukan pengobatan akupuntur, Orang tua Mateo baru saja keluar dan melihat apa yang sedang di lakukan Vin.

Mereka yang tidak suka dengan Vin, pasti akan selalu punya bahan untuk menyindir Vin, termasuk apa yang dilakukannya saat ini saat mendekati Vin.

"Oh, setelah membuat masalah di dalam, sekarang mau jadi pahlawan dan ingin menyelamatkan orang lain? jangan sampai modus ingin menyelamatkan tapi akhirnya malah membuat celaka dan membuat kakek tua itu kehilangan nyawanya."Sindir Rani, yaitu ibunya Mateo.

Sindiran Bu Rani tidak di hiraukan, Vin masih terus menusukan jarum perak ke setiap titik.

Sifa yang mendengar kata-kata Bu Rani mulai kuatir, dan takut hal buruk terjadi.Sifa sadar jika suaminya bukanlah ahli medis, jadi seharusnya tidak sembarangan mengobati.

" Vin hentikan pengobatan mu. Lebih baik kita pergi. Aku gak mau kamu mengobati orang lain lagi. Kamu bukan dokter Vin, yang ada kamu malah akan membunuhnya," ucap Sifa dan menarik tangan Vin untuk menjauh dari kakek tua itu.

"Tunggu Sifa, sebentar lagi aku selesai, tinggal tiga jarum lagi dan selesai," bujuk Vin yang merasa tanggung dan ingin segera menyelesaikannya.

Tiba-tiba lelaki tua yang terbaring di lantai itu batuk, dan pernafasannya tidak stabil, terlihat dari dadanya yang naik turun secara drastis.

Wanita yang bernama Susi itu segera menopang tubuh kakeknya dengan ketakutan.

"Apakah ada dokter di sini? tolong selamatkan kakek ku, atau tolong panggilkan tim medis untuk datang." Teriak Susi.

"Berhentilah untuk berteriak ketakutan, Aku akan menusukkan tiga jarum ini maka kakek mu akan melewati masa kritis. "ucap Vin yang masih ingin menyelesaikan pengobatannya. ia masih tetap berjongkok di depan lelaki tua itu dan menusukkan jarum yang tinggal tersisa tiga.

Sifa yang masih tidak yakin pun, terus menarik tangan Vin untuk menghentikan. Namun dengan susah payah Vin berhasil menusukkan satu jarum lagi di bagian dada sang kakek.

" Lebih baik bawa pergi suamimu daripada dia membuat masalah. Banyak saksi di sini jika terjadi sesuatu pada kakek tersebut suamimu pasti akan masuk penjara. Dasar belagu, tidak punya keterampilan masih sok ingin menyelesaikan pengobatan," ucap Rani yang terus menerus menyindir. Vin yang mendengar hanya bisa mengepalkan tangannya. Vin harus fokus untuk meletakkan dua jarum yang tersisa.

Tanpa sengaja Susi menepis tangan Vin hingga membuat jarum terakhir yang ingin di tusukkan terjatuh. Ternyata Susi terpengaruh dengan kata-kata Bu Rani yang membuat Susi marah,

"Apa yang dikatakan ibu itu benar. Kamu bukan dokter kan? tidak seharusnya kamu melakukan hal ini, apa kamu sengaja ingin membunuh kakekku? Seharusnya dalam keadaan panik aku masih bisa membedakan mana yang ingin menyelamatkan dan mana yang ingin membunuh. Jangan lanjutkan lagi, atau aku akan memanggil polisi untuk menyeret mu ke penjara."

Mendengar sindiran yang bertubi-tubi, membuat telinga Vin juga terasa panas. Awalnya Vin yang ingin mengabaikan, akhirnya buka suara untuk membela diri.

"Aku hanya ingin menolong kakek mu, karena aku masih punya rasa peduli. Jika aku ingin membunuhnya, tidak perlu aku repot-repot menusukkan jarum akupuntur, membiarkannya saja dalam waktu lima belas menit pertama kakakmu pasti sudah akan mati. Lihatlah wajahnya yang menghitam kini terlihat normal kembali, itu artinya racun yang ada di dalam tubuh kakek mu sudah terikat." Jelas Vin dengan kesal.

Tiba-tiba Sang kakek memuntahkan semua makanan yang menjadi sumber keracunan dan saat itu juga sang kakek menjadi lebih mendingan.

Tak lama, tim medis pun datang setelah mendapatkan telepon darurat.

"Pergi dari sini. Kakek tidak butuh pertolonganmu. Semua omongan mu itu hanya bualan saja." Susi mendorong Vin hingga terjengkang.

Sifa segera membantu Vin, dia tidak terima wanita lain merendahkan Vin padahal Vin sudah berusaha membantunya. Sifa ingin melawan Susi, namun lagi-lagi Vin menahan. Vin tidak mau istrinya itu mendapatkan masalah jika membantu dirinya.

"Aku tidak papa Sifa, jangan terpancing emosi, Biarkan aku yang memberi penjelasan, kamu cukup melihat saja." cegah Vin.

"Tapi Vin-" ucapan Sifa terhenti saat Vin menggelengkan kepala untuk tidak membantah.

Saat tim medis memeriksa kondisi sang kakek sudah mulai stabil dan akan membawanya ke rumah sakit untuk tindakan selanjutnya.

Mendengar kabar itu membuat Susi sangat senang dan berterimakasih pada tim medis karena sudah menyelamatkan kakeknya.

"Sudah aku katakan kakek mu keracunan dan butuh satu jarum akupuntur, maka kakek mu akan melewati masa kritis. percayalah padaku, aku tidak mungkin ingin membunuh orang." Vin berusaha membujuk, sangat tanggung pengobatan yang di lakukan Vin, jika ia bisa meletakkan satu jarum akupuntur yang terakhir untuk menyelesaikan pertolongannya.

Namun kata-kata Vin tidak di tanggapi Susi sama sekali. Susi yang menganggap kata-kata Vin hanya bualan, ingin menampar Vin agar bisa diam.

Saat Susi mengangkat tangannya untuk menampar Vin, dengan sigap Sifa menahan tangan Susi tak membiarkan Wanita lain menyakiti suaminya.

"Berani kamu menampar suamiku, aku akan membuat perhitungan denganmu. Tidak ada yang boleh menyakiti dia, termasuk kamu,"ucap Sifa dan mencengkeram tangan Susi sebagai peringatan. Setelah mengancamnya Sifa pun melepaskan tangan Susi dengan kasar dan menatapnya dengan tajam.

Susi ingin membalas, namun tim medis hendak membawa kakeknya pergi, terpaksa Susi memilih pergi untuk mengikuti Kakeknya.

Di satu sisi orang tua Mateo sangat senang menyaksikan Vin yang tidak di hargai itu.

"Makanya jadi orang jangan sok ingin membantu, lihat kan hasilnya. Jangankan dapat ucapan terimakasih, yang ada dimaki." celetuk Bu Rani sambil terkekeh.

"Puaskan saja tawa anda nyonya, karena sebentar lagi saya akan membungkam mulut anda agar tidak bisa menghina saya lagi. Sudah cukup saya diam karena saya pikir anda akan sadar diri, tapi nyatanya tidak. Daripada anda sibuk mencari kesalahan orang lain, lebih baik pikirkan penyakit AIDS yang nyonya sembunyikan dari suami Nyonya,"ucap Vin membuat Bu Rani seketika terdiam, wajahnya langsung pucat dan bergetar.

Tuan Kim tercengang mendengar ucapan Vin mengenai kondisi istrinya.

"Apa maksudmu? apa buktinya jika istriku terjangkit AIDS?" tanya Tuan Kim.

"Tanyakan saja langsung pada istri tuan. Dari perubahannya saja sudah bisa membuktikan jika ada yang di sembunyikan." Jelas Vin. Tuan Kim menatap istrinya untuk memberinya penjelasan, Bu Rani yang gugup tak bisa berkata apa-apa, setiap ingin menjelaskan ia tergagap, membuat Tuan Kim semakin yakin, kalau kata-kata Vin benar.

Seketika Tuan Vin melayangkan tamparan di wajah istrinya, karena merasa kecewa telah di bohongi dan sekarang ingin menularkan penyakit tersebut padanya.

Bagaimana reaksi Sifa, melihat perubahan sikap vin? Apakah Sifa akan memilih untuk tetap mempertahankan hubungannya dan tak membiarkan Vin menceraikannya atau malah sebaliknya?

To be continued ☺️☺️☺️

1
gempi
j
DPras
semangat thor
Adri Pratama
lanjutkan thor, yg semangat
Budi Hermawan
gaul LG SM Shifa ketotolan vinra yg hakiki bakal kambuh LG..
Ban Jar
kenapa di tampilkan ini Tiffany,bikin alur cerita greget kayak Indosiar aja
Ape Azza Ajeng
lanjutkan n ttap semangat tuk up date 👍🏻👍🏻💪💪💪
Idrus Akbar
.
Budi Hermawan
ceritanya luar biasa bagus tp syng beribu sayang ceritanya dirusak habis2an dgn hubungan istrinya yg menjadikannya tolol ga ada obatnya
Djo M
Lanjuut lagi ya thor
Auliya
siap🫡
class of clans
banyakin up
Ban Jar
nunggu cerai gak cerai
Ban Jar: kirain nunggu kiamat
Auliya: bab 100 ke atas cerainya 😁
total 2 replies
Ban Jar
keluarga ghoblok MC ghoblok lama-lama ini cerita aku laporkan,biar Angus kalau gak bercerai
Budi Hermawan
tolol yg TDK ada obat
Ban Jar
kapan di ceraikan itu wanita sialan,bikin keluarga itu cewek menyesal bukan ttp bertahan,
Ban Jar
kelamaan bercerai,bikin itu keluarga menderita,jangan bikin cerita selalu menderita MC nya,terlalu plin plan kayak Indosiar acara tv terghoblok
Hfizar Raffa khoiri
sangat bagus
Budi Hermawan
buka lapak sayur
OI
lama2 eneuk juga baca karakter mc yg slalu ngalah,, loooss ah
Budi Hermawan
baru 1 hari om dominixx sekarat ketiban lampu2 di rumah sakit, skarang SDH gagah LG...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!