Choki Zakaria atau yang biasa dipanggil 'Jack', adalah ketua geng motor yang ditakuti di kotanya mendadak harus menikah dengan Annisa Meizani karena kesalahpahaman dari para warga.
Annisa, seorang gadis muslimah dengan niqob yang menutupi sebagian wajahnya ini harus ikhlas menerima sikap cuek Jack yang mengira wajahnya buruk rupa.
Sikap Jack berubah setelah tau wajah Annisa yang sebenarnya. Bahkan ketua Genk motor itu menjadi pria penurut dan manja di hadapan istrinya.
Akankah niat Jack untuk bertobat mulus tanpa hambatan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab#20. Choki Kebingungan.
"Y–yakinlah. Kenapa gak yakin?" jawab Choki kikuk. Apalagi saat ini gadis di hadapannya menatap dengan intens ke arahnya.
"Alhamdulillah kalau kamu yakin. Karena, keyakinan dari suami, akan menguatkan hati istri," ucap Annisa lagi.
"Lagipula, apa yang membuatku tak yakin. Kata kamu kan ada Allah yang akan selalu bersama hambanya yang bertaqwa," timpal Choki lagi.
Annisa tersenyum semakin lebar, batinnya mengucap syukur. Setidaknya beberapa kalimat yang ia ucapkan ternyata nyangkut di dalam hati dan juga pikiran pemuda di hadapannya ini.
Seorang laki-laki tampan yang tanpa ia duga, hadir kedalam hidupnya dengan cara yang menegangkan dan hampir saja membuat Annisa tersungkur dalam kesedihan mendalam.
Ketika, nama baik serta kepercayaan orang di sekitarnya luntur perlahan karena sebahu prasangka dan persepsi yang mereka tangkap dari apa yang mereka lihat.
"Kamu benar. Allah akan selalu bersama hambanya yang bertaqwa dan senantiasa sabar serta bersyukur," ucap Annisa dengan senyuman yang tak pernah ketinggalan.
"Kamu, waktu pake kain itu," tanya Choki sambil memperagakan menutupi wajahnya dengan sesuatu. "Apakah juga selalu tersenyum ketika berbicara denganku?" tambahnya.
"Ehem, tentu saja ... tidak," jawab Annisa santai di iringi dengan tawa renyah.
Choki bahkan terpaku menatap wajah di hadapannya ini. Dimana Annisa yang tertawa ternyata menaikkan level kecantikan gadis itu.
Chiko, sekali lagi hanya bisa menelan ludahnya. Meskipun, rasa ketertarikannya terhadap sang istri sudah mulai hadir, namun pemuda ini belum bisa leluasa untuk melakukan sentuhan fisik.
Rasa canggung dan sungkan itu nyatanya masih ada.
"Hari ini kan kamu pulang. Aku mau ambil uang dulu ke ATM, setelah itu mengurus segala keperluan administrasi," ucap Choki sekalian meminta ijin untuk meninggalkan Annisa sebentar.
"Terimakasih ya Allah. Ternyata secepat itu KAU merubah hatinya. Apakah ini hikmah dari rasa sedih serta penyakit yang ku rasakan?" batin Annisa. Berbicara kepada tuhannya.
Sesampainya di ATM yang berada satu gedung dengan rumah sakit tersebut. Choki di kagetkan dengan kenyataan bahwa kartu-kartu yang ia miliki telah di blokir.
Tak mau menyerah, Choki langsung berlari dengan menyewa ojek, untuk langsung mendatangi pusat Bank.
Sampai di sana, benar saja. Choki tak bisa menarik uang tabungan yang selama ini ia simpan sedikit demi sedikit.
"Apa ini semua perbuatan papa?" gumam Choki. Tetapi, kenapa. Ini semua adalah simpanan hasil jerih payahnya sendiri.
Pendiam itu terduduk di teras bank. Otaknya mendadak kusut memikirkan bagaimana cara ia membayarkan biaya perawatan Annisa.
"Keterlaluan! Sampai simpanan yang lain pun terlacak oleh papa. Lalu, darimana aku bisa mendapatkan uang?" gumam Choki di dalam kebingungannya.
Choki mengeluarkan dompetnya. Hanya tersisa beberapa lembar merah dan biru serta hijau di sana. Uang segitu mana cukup untuk membayar biaya perawatan rumah sakit selama tiga hari.
Pemuda itu mengacak rambutnya dan berlari kembali ke tempat dimana para tukang ojek mangkal.
"Bang. Anterin saja ke alamat xxxxx."
"Wah, itu kan daerah underground, Dek. Mau ngapain kesana?" tanya sang pengemudi ojek mengulik.
"Bukan ke markas Genk motornya Bang. I–itu loh, perkampungan yang dekat situ," jawab Choki kikuk. Karena dirinya telah keceplosan menyebut daerah yang menjadi kekuasaannya.
"Oh, kampung rawa celong?" tanya sang pengemudi lagi.
"Iya, yok gass!" titah Choki seraya menepuk bahu si tukang ojek.
Sesampainya di sana.
"Bang Jack!"
"Bang Jack pulang, men!"
"Gila Bray!!"
"Bos kita kambek!!"
Sambut beberapa anak buah yang kegirangan karena kedatangan Choki. Pemuda itu terkenal di komunitasnya dengan panggilan Jack.
"Lo semau baik-baik aja kan?"
"Aman Bang, aman!" jawab, salah satu anak buah Choki yang imut. Tetapi, sangat berani melawan diapain musuh Genk mereka, termasuk Bopeng.
"Gue, dateng kesini mau minta tolong sama kalian semua."
Choki pun menceritakan semua yang terjadi padanya tanpa satu kejadian pun yang ia sembunyikan dari para anak buahnya ini.
Mereka semua terbelalak kaget. Setelahnya menunduk, turut merasakan kesusahan yang Choki alami.
"Jualin ponsel gue. Terserah laku berapa aja, seenggaknya cukup buat bayar biaya rumah sakit."
...Bersambung ...
nya blm sadar pikiran dan hati hanya dunia beserta materi ya hanya doa anak Soleh Solehah ygjelas juga karena Pencipta yg menentukan🙂↕️