NovelToon NovelToon
TURUN RANJANG

TURUN RANJANG

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Duda / Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor
Popularitas:35.8k
Nilai: 5
Nama Author: Kikan Selviani Putri

Annisa memimpikan pernikahan yang bahagia bersama lelaki yang dicintainya dan mencintainya. Tetapi siapa sangka dirinya harus menikah atas permintaan sang Kakak. Menggantikan peran sang Kakak menjadi istri Damian dan putri mereka. Clara yang berumur 7 tahun.

Bagaimana nasib Annisa setelah pernikahannya dengan Damian?

Mampukah Annisa bertahan menjadi istri sekaligus ibu yang baik untuk Clara?

Temukan kisahnya hanya di sini!^^

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan Selviani Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CEO BARU

DONE

Damian menatap layar komputernya, senyum tipis menghiasi wajahnya. Meskipun Annisa sebelumnya sudah menolak ide ini—bahkan menyebutnya gila—Damian tetap bertekad melanjutkan rencananya. Dia baru saja menyelesaikan perpindahan nama untuk perusahaan yang baru dia beli.

Perusahaan tempat Annisa bekerja.

Hari ini, ia akan memberi kejutan besar untuk Annisa dengan datang langsung ke kantornya sebagai CEO baru.

“Apa Annisa akan terkejut?” pikir Damian seraya membayangkan wajah istrinya. “Aku tidak sabar melihatnya.”

Bagi Damian, ini lebih dari sekadar ekspansi bisnis; ini adalah langkah nyata untuk membangun hubungan mereka. Ia ingin menunjukkan kepada Annisa bahwa ia bersedia untuk berusaha keras, bahkan jika harus menyesuaikan diri dengan dunia Annisa. Damian ingin Annisa tahu bahwa ia serius dalam membangun ikatan di antara mereka.

Ketika Damian tiba di kantor Annisa, semua mata tertuju padanya. Karyawan yang biasa melihatnya sebagai tamu atau orang luar kini menyadari bahwa Damian kini memiliki posisi penting di perusahaan. Beberapa rekan Annisa tampak berbisik, penasaran tentang kehadiran pria itu. Sementara itu, Damian hanya tersenyum sambil menuju ruang rapat, di mana ia tahu Annisa akan segera datang untuk rapat pagi.

Ketika Annisa memasuki ruangan, ia tertegun melihat Damian sudah duduk di kursi utama. Ekspresinya campur aduk antara terkejut dan bingung. Damian menatapnya dengan senyum lebar, lalu berkata, “Selamat pagi, Bu Annisa. Mari kita mulai pertemuan ini.”

Annisa tampak kebingungan, namun Damian hanya menatapnya dengan senyum penuh arti. Meskipun awalnya ia menolak, kini Annisa tak bisa menghindar lagi dari kenyataan bahwa Damian kini adalah CEO dan siap terlibat di dalam setiap langkah pekerjaannya.

“Astaga, dia benar-benar membeli perusahaan ini!” rutuk Annisa dalam hati.

Kabar tentang CEO baru yang tampan segera menyebar di seluruh kantor. Para karyawan mulai saling berbisik tentang Damian, CEO yang baru saja mengambil alih perusahaan. Banyak dari mereka terkesan dengan penampilan dan aura percaya diri Damian, dan tak sedikit pula yang penasaran dengan kehidupan pribadinya.

Saat istirahat makan siang di kantin, beberapa rekan kerja Annisa mulai membahas CEO baru tersebut.

“Eh, kalian tahu nggak? CEO baru kita ternyata lumayan muda dan keren banget!” ujar Gina dengan antusias sambil menyeruput kopinya.

“Iya, dan katanya dia punya pengalaman bisnis yang luar biasa juga,” timpal Donita sambil melirik ke arah Annisa yang tengah mendengarkan sambil tersenyum tipis.

Robert, yang juga ada di meja itu, ikut menimpali. “Keren, sih, tapi kayaknya dia orang yang serius. Pas tadi briefing, kayaknya nggak ada celah buat bercanda.”

Annisa hanya mendengarkan obrolan mereka tanpa banyak komentar. Sesekali ia hanya tersenyum sambil terus menyembunyikan kenyataan bahwa pria yang sedang jadi bahan pembicaraan itu adalah suaminya sendiri.

Gina yang penasaran dengan sikap tenang Annisa akhirnya bertanya, “Nis, kamu kok kalem banget? Biasanya kalau ada yang bahas atasan baru, kamu paling heboh.”

Annisa terkekeh pelan, berusaha menjaga ekspresinya tetap tenang. “Ya, mungkin aku cuma ngerasa kalau dia CEO, pasti punya standar kerja yang tinggi. Jadi, harusnya kita lebih fokus aja buat bekerja dengan baik,” jawabnya, mencoba mengalihkan perhatian mereka dari topik itu.

Namun, Firly yang duduk tak jauh dari mereka ikut menyindir dengan nada ringan, “Ah, jangan-jangan Annisa justru mau coba menarik perhatian si bos. Gimana, Nis? Mau coba saingan sama yang lain?”

Annisa hanya tertawa kecil. “Bukan begitu, Fir. Aku cuma ingin menjaga profesionalitas. Fokus bekerja, itu saja,” katanya, menjaga rahasia statusnya tetap aman.

Obrolan di kantin semakin ramai, dan Annisa hanya bisa tersenyum dalam hati. Ia tahu harus menjaga sikap dan profesionalisme agar status pernikahannya tetap menjadi rahasia di kantor.

Tak lama setelah mereka berbincang, Damian memasuki kantin bersama Jenny, manajer tim mereka. Jenny terlihat antusias di samping Damian, langkahnya sedikit melambat seolah memberi waktu lebih lama untuk berbicara dengannya. Wanita itu tersenyum manis, berusaha tampil anggun sambil sesekali tertawa kecil atas perkataan Damian, meski ia hanya bicara hal-hal ringan.

Annisa memperhatikan keduanya dari kejauhan, merasa campuran antara geli dan canggung. Meski ia tahu bahwa Damian berada di kantor untuk bisnis, melihatnya diapit dengan begitu banyak perhatian dari kolega, termasuk Jenny, menimbulkan sedikit rasa tak nyaman.

Gina yang duduk di sebelah Annisa langsung berbisik, “Wah, kelihatannya si bos cepat akrab, ya, sama Jenny. Lihat deh, Jenny kelihatan banget lagi berusaha menarik perhatian.”

“Iya, Jenny cantik dan muda. Kalau aku cowok juga pasti akan tertarik dengan dia.” Donita ikut menimpali.

Annisa tersenyum kecil, menahan diri untuk tidak memberikan reaksi berlebihan. “Mungkin Jenny cuma ingin menunjukkan sikap ramah pada CEO baru. Itu biasa.”

Tiara, yang duduk di seberang meja, mengangkat alis. “Ah, itu bukan sekadar ramah, Nis. Lihat aja, dia benar-benar ingin tampil elegan, padahal biasanya gaya dia nggak begitu. Kamu nggak tertarik untuk coba ngobrol juga sama Pak CEO?”

Annisa hanya menggeleng pelan. “Nggak, Ti. Aku pikir cukup profesional aja, fokus ke kerjaan. Toh, kita baru sekali ketemu di ruang rapat tadi.”

Saat itu, Damian dan Jenny melintas tak jauh dari mereka. Sesaat pandangan Damian bertemu dengan Annisa, yang segera mengalihkan pandangannya untuk menjaga rahasia hubungan mereka. Ia bisa merasakan tatapan penuh perhatian dari Damian, namun Damian segera mengalihkan fokusnya pada Jenny agar tidak menimbulkan kecurigaan. Damian kemudian memberikan senyum kecil ke arah rekan-rekan yang ada di kantin, sebelum kembali fokus pada obrolan ringan dengan Jenny.

Annisa menenangkan dirinya, berusaha bersikap seolah tak ada yang spesial. Meski dalam hati, ia merasa Damian sengaja memberikan kejutan dan membuat segala sesuatu di kantor ini menjadi sedikit lebih rumit.

•••

Annisa baru saja keluar dari toilet ketika tiba-tiba seseorang menarik tangannya dengan cepat dan membawanya ke arah tangga darurat. Refleks, Annisa mencoba memberontak, namun setelah menyadari bahwa yang menariknya adalah Damian, ia hanya bisa mengikuti langkahnya dengan hati-hati. Ia merasa gugup, takut ada yang melihat.

"Mas... apa yang kamu lakukan?" bisik Annisa sambil melirik ke sekeliling, memastikan tak ada orang yang melihat mereka di tangga darurat itu.

Damian menatapnya, senyumnya samar namun tegas. "Aku cuma ingin bicara sebentar. Jangan khawatir, nggak ada yang lihat."

Annisa mendesah, merasa kesal sekaligus canggung. "Tapi kenapa harus di sini? Kalau ada yang lihat, bisa runyam, Mas."

Damian menatapnya lembut. "Aku nggak tahan hanya melihatmu dari jauh di kantor, Nis. Tadi kamu kelihatan begitu sibuk dan aku… aku cuma ingin tahu kamu baik-baik saja."

Annisa menunduk, mencoba menenangkan perasaan yang berkecamuk dalam hatinya. "Aku baik-baik aja, kok. Tapi kamu kan CEO, kamu seharusnya nggak sembarangan menarikku seperti ini."

Damian mengangguk, sedikit menyesal. "Maaf, aku cuma… merasa kita berjarak sekali di kantor. Mungkin ini bagian dari kejutan yang aku rencanakan, tapi ternyata nggak semudah itu untuk jaga rahasia soal kita."

Annisa tersenyum kecil, lalu berbisik, "Ya sudah, lain kali kalau mau bicara, mungkin lebih baik di luar kantor. Dan, jangan terlalu sering menatapku di depan orang-orang, nanti mereka curiga."

Damian tertawa pelan, mencoba menahan diri untuk tidak merespons berlebihan. "Baiklah, akan kuingat itu. Tapi janji, nanti kita bisa bicara lebih banyak ya?"

Annisa mengangguk, perlahan menghela napas lega saat Damian akhirnya melepaskan genggaman tangannya. “Sekarang kamu harus kembali dulu, nanti orang-orang curiga.”

Damian tersenyum, mengangguk sebelum melangkah pergi, meninggalkan Annisa yang masih merasakan debaran aneh di dadanya. Sambil berusaha mengatur napas, Annisa kembali berjalan ke arah mejanya, berharap tak seorang pun melihat pertemuan singkat mereka tadi.

1
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
resep nasi goreng putih apa nih, spill dong?
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
masih ada kaku kaku percakapan antara annisa dan damian
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
banyak kata terima kasih dari damian
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
ples ples nya disensor teettt
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
si jenny bukan nya tobat, malah makin menjadi
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
apa teman2 annisa bodoh? masa mau terhasut jenny.
mudah banget ya jenny menyebarkan fitnahan.
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
nah kan klo diumumkan mah jd tenang, tidak ada rumor annisa bgn bgt lg
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
to the point aja nih dami, sekalian kamu kasih tau klo annisa istrimu
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
annisa tuh lugu atau apa sih? lagian salah sendiri pernikahan ditutup tutupi, jd menyebabkan orang berpikir buruk
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
cinta akan tumbuh seiring berjalan nya waktu, mknya harus sering bersama nissa dan damian tuh
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
udah izin dari arum dam, buka hatimu untuk annisa, ungkapkan perasaan mu
❀SαmαŇthα❦✟зÄ🦋⃝🐸
Hmmmm... awal bab sdh disuguhi konflik yg ckup menegangkan, adegannya kena banget dng realita yg ada di real, KDRT yg cukup menguras emosii, semangat berkaryanya Ikannnn..
BAROKAH99 HeartNet🔰π¹¹™
Rumah tangga yang tidak ada dasar cinta pasti banyak perselisihan atau perdebatan. apalagi kisah annisa yg menikah karena amanah sang kakak. otomatis sosok yang selama ini dianggap sebagai adik tidak bisa menembus pertahanan cinta kakak iparnya.

Cobaan, cacian, bahkan sakit hati membuat annisa semakin terpuruk. Dia merasa tak dianggap, yang padahal sudah memberikan yang terbaik buat anak Damian, tapi usahanya itu tidak dihargai sama sekali. Damian menganggap annisa belum pantas mengantikan sosok arum. Annisa wanita kuat dan tabah. sudah dicaci maki tetap saja berharap damian bisa menerima status sebagai istri sah

Annisa terlalu cantik, sehingga teman damian saja jatuh hati padanya. Namanya perasaan tidak bisa dipungkiri, namun masih bisa menjaga pertemanan dan bisnis agar tidak putus.

dalam diam dan tangisan, akhirnya damian sedikit ada perubahan sikap. Buah kesabaran mulai membuahkan hasil, walau harus lewat kumpul keluarga. Semoga semua dipermudah dan annisa bisa menjadi bagian hidup damian selamanya. intinya bersabar dalam tiap cobaan, semua akan ada hasilnya.
❤️⃟Wᵃf•§¢•Chiko❣ 🤎: kelihatannya menarik untuk dibaca
total 1 replies
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
kalo ingin menjelaskan rumor itu ya umumkan saja pernikahan kalian
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
damian harus cepat tau rumor yang sedang beredar, kasihan annisa digosipin terus, klo perlu umumin saja pernikahan nya
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
kau belum tau saja jen siapa annisa, klo km tau km akan malu sendiri
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
annisa ini terlalu lugu ya, coba lawan mereka yang suka nyindir2 itu nis
✨Ꮶ͢ᮉ᳟•ᾰ𝕣ຣ𝑦𝐀⃝🥀⏤͟͟͞͞🧸👻ᴸᴷ
masa gak ada yang janggal gitu yaa smaa lelucon begitu secara tiba" kalau aku sih bakal kepo 🤔
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
annisa seperti merasakan ga enakkan ya mau ini itu tuh, padahal kan ke suaminya, apa karena tadinya karena damian terlalu dingin ya!
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
kedekatan annisa dan damian seperti jalan di tempat ya, coba klo skin to skin bisa lebih cepat mendekatkan mereka, misal cium tangan ketika mo kerja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!