NovelToon NovelToon
One Night Stand With ( My-Bos)

One Night Stand With ( My-Bos)

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Selingkuh / Cinta Terlarang / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rha Anatasya

Balqis Azzahra Naura atau akrab di sapa Balqis, terpaksa menerima tawaran gila dari seorang pria beristri yang juga CEO di perusahaan tempat dia bekerja sebagai sekretaris. Faaris Zhafran Al-Ghifari, CEO yang diam-diam menyukai sekretaris nya sendiri, saat dia tau gadis itu butuh uang yang tak sedikit, dia memanfaatkan situasi dan membuat gadis itu tak bisa menolak tawaran nya. Tapi setelah melewati malam panas bersama, Faaris menjadi terobsesi dengan Balqis hingga membuat sekretaris nya merangkap juga menjadi pemuas nya. Tapi suatu hal yang tak terduga terjadi, Elma pergi untuk selamanya dan membuat Faaris menyesal karena telah menduakan cinta sang istri. tanpa dia tau kalau Elma dan Balqis memiliki sebuah rahasia yang membuat nya rela menjadi pemuas pria itu. Saat itu juga, Balqis selalu datang memberi semangat untuk Faaris, selalu ada saat pria itu terpuruk membuat Faaris perlahan mulai mencintai Balqis dengan tulus, bukan hanya sekedar nafsu semata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rha Anatasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22

Balqis menghabiskan sarapan nya dengan cepat, dia ingin segera pergi dari dekat Vander. Tatapan Vander padanya membuat tak nyaman, padahal menurut Vander itu tatapan biasa, tapi tidak menurut Balqis.

"Kenapa kau makan sangat cepat, Balqis?" Tanya Vander.

"Tidak, saya hanya tak nyaman dengan pakaian saya. Saya duluan ya, mau ke pasar dulu." Ucap Balqis, dia pergi dengan terburu-buru pergi setelah membayar bubur nya.

"Balqis.." Panggil Vander, dia segera membayar dan pergi menyusul Balqis yang sudah berjalan menjauh. Bahkan Vander harus berlari untuk mengejar Balqis.

"Kenapa anda mengikuti saya, Tuan Vander? Bisakah anda pergi saja?" Ucap Balqis ketus.

"Memang nya ada apa kalau aku mengikuti mu? Kau tak suka."

"Iya, saya tak suka!" Jawab Balqis, dia masih kesal karena masalah tadi. Harusnya Vander tak lancang masuk ke dalam panggilan video yang Faaris lakukan, kalau begini kan dia juga yang di rugikan.

Balqis masuk ke dalam toko pakaian dan membeli dua setel pakaian, yang satu untuk dia pakai hari ini dan yang satunya untuk besok bekerja.

"Kenapa gak beli yang biru?"

Tanya Vander sambil menunjuk blouse berbahan tile, tipis dan menerawang.

"Saya bukan istri yang menjalankan dinas malam, saya hanya sekretaris." Jawab Balqis datar, lalu membayar dua pakaian yang dia pilih.

"Total nya 500 ribu, Nona." Ucap pelayan toko, Balqis mencabut kartu nya dan memberikan pada pelayan toko itu. Dia ingin segera pulang dan terlepas dari Vander, pria itu terus saja menguntit nya.

"Ini kartu anda, Nona." Balqis mengambil nya dan segera pergi, tapi Vander tetap mengintil di belakang nya.

"Cukup Tuan vander, jangan terus mengikuti saya."

"Tapi aku ingin, Balqis." Jawab Vander.

"Menyebalkan.." Gumam Balqis sambil berjalan, kembali ke rumah sakit.

Balqis membuka pintu ruang rawat ibu nya, ternyata ada dokter Ilham yang sedang memeriksa keadaan ibu nya.

"Siang dok.." Sapa Balqis.

"Siang kembali Nona, anda dari mana?"

"Habis beli makan sama beli pakaian ganti, dok. Ada apa? Bagaimana perkembangan ibu saya?"

"Ohh pantesan, tadi pagi saya kesini tapi kosong tak ada siapapun. Keadaan Ibu Nona ada kemajuan, sering-seringlah mengajak beliau mengobrol, berinteraksi Nona."

"Baik dok, terimakasih."

"Kalau begitu saya permisi, tapi dia siapa?" Tanya Dokter Ilham menunjuk Vander.

"Dia.."

"Saya Vander dok, calon pacar nya Balqis!" Vander memperkenalkan dirinya sebagai calon kekasih Balqis, membuat perempuan itu membulatkan kedua mata nya.

"Tidak, dok. Dia hanya rekan bisnis saja, tak lebih."

"Ohh begitu, kalau begitu saya permisi dulu. Masih ada beberapa pasien yang harus saya periksa."

"Baik dok." Dokter Ilham pun pergi dari ruangan rawat Ibu Fatma , menyisakan Balqis dan Vander juga ibu Fatma yang masih belum sadarkan diri juga.

"Apa maksud anda?"

"Apa nya? hanya mengenalkan diri, itu saja. Memang nya kenapa?" Balik tanya Vander dengan ekspresi menyebalkan menurut Balqis. Vander memang tampan, namun tak setampan Faaris. Tapi sifat menyebalkan nya hampir sama, Faaris mesum dan Vander sering berkata sembarangan.

"Jangan buat saya marah, pergilah." Usir Balqis, tapi teryata tidak mempan. Pria itu malah duduk di sofa yang ada di ruangan itu.

'Selain menyebalkan, ternyata pria itu juga tebal muka.' Batin Balqis merutuki tingkah Vander.

Balqis memutar mata nya jengah, lalu dia pergi ke kamar mandi, sebaiknya dia mengganti pakaian nya sebelum aroma asam nya mengganggu indra penciuman. Tak lupa, Balqis mengunci pintu kamar mandi nya, dia tak boleh ceroboh dan membuat nya ada dalam bahaya, cukup Faaris saja yang seenaknya menjamah tubuh nya.

Balqis melucuti satu persatu pakaian nya dan mengganti nya dengan pakaian baru yang dia beli tadi. Tanpa Balqis tau, Vander mengintip dari celah pintu. Dia menelan ludah nya dengan kepayahan saat melihat tubuh Balqis yang hanya terhalang bra dan segitiga, begitu mulus dan putih bersih. Hanya saja di dada nya ada sebuah tanda kemerahan, entah siapa yang membuat nya tapi itu sukses membuat nya iri.

Dia sangat ingin mendobrak pintu dan menjamah tubuh Balqis, tapi dia sadar benar posisi nya sangat tidak menguntungkan. Tak mungkin melakukan nya di kamar mandi rumah sakit kan? Berbeda dengan Faaris yang oke saja dimana pun, yang penting bisa masuk dan dia meledak.

Vander buru-buru kembali duduk setelah melihat Balqis sudah selesai memakai kembali pakaian nya, bisa-bisa perempuan itu mengamuk kalau dia ketahuan mengintip nya. Benar saja, tak berselang lama Balqis keluar dari kamar mandi dengan blouse berwarna merah muda dengan tali di depan nya.

"Masih disini? Saya kira anda sudah pergi."

"Belum, aku masih betah melihat mu." Jawab Vander santai, membuat Balqis mendelik sebal.

'Baru kali ini aku sangat berharap kau segera datang, Tuan Faaris. Tak peduli hukuman apapun yang akan kau lakukan nanti, aku hanya ingin pria ini pergi.' Batin Balqis.

"Kenapa diam, Balqis? Kemarilah dan duduk." Vander menepuk sofa di samping nya, tapi Balqis malah memilih duduk di kursi plastik yang ada di dekat brankar ibu nya.

Balqis menggenggam tangan ibu nya, mengusap nya dengan lembut. Entah kapan ibu nya akan sadar, tapi dia sangat menunggu moment itu, dia berharap ibu nya segera sadar dan bisa menemani nya lagi.

"Ibu, Balqis kangen. Apa Ibu gak kangen sama Balqis? Cepatlah sadar Bu, Balqis janji akan bekerja lebih keras lagi buat Ibu." Ucap Balqis. Tak terasa buliran bening meluncur bebas membasahi wajah cantik nya.

Tiba-tiba saja, Vander mendekat dan menepuk pundak Balqis, membuat perempuan itu mendongak dan segera menghapus air mata nya, dia tak mau terlihat lemah oleh siapapun.

"Jangan menangis Balqis, ibu mu pasti akan baik-baik saja. Dia akan bangun nanti," Ucap Vander berusaha menenangkan Balqis.

"Aku tak menangis, aku tak selemah itu kok." Balqis menyangkal, padahal sudah jelas mata nya memerah.

"Jangan bersikap sok kuat Balqis, aku tau hati mu tak sekuat itu."

"Lalu, apa pedulimu? Kau hanya orang asing yang menguntit ku." Tanya Balqis, dia berdiri dan menatap tajam ke arah Vander.

Vander tiba-tiba memeluk Balqis dan mencium bibir nya dengan paksa, Balqis meronta sekuat tenaga, hingga dia menggigit bibir Vander dengan kuat hingga membuat bibir itu berdarah, refleks Vander melepaskan ciuman nya. Dia meringis karena rasa perih di bibir nya sangat terasa.

Plakk...

Suara tamparan menggema di dalam ruangan itu, siapa lagi yang melakukan nya kalau bukan Balqis. Ini pertama kali nya dia menampar seseorang, bekas tamparan begitu jelas di pipi Vander, cap lima jari.

"Jangan kurang ajar ya, Tuan Vander!" Tegas Balqis dengan nafas yang tersengal, karena emosi nya yang memuncak.

"Maafkan aku Balqis, aku tak bermaksud melakukan ini."

"Lalu? Anda sudah melecehkan saya, merendahkan harga diri saya. Anda puas? Jadi pergilah, aku berharap kita tidak pernah bertemu lagi." Ucap Balqis dengan nada tinggi nya.

"Balqis, aku minta maaf. Aku tak bermaksud merendahkan mu,"

"Silahkan keluar, pintu nya disana." Balqis menunjuk pintu keluar dengan telunjuk nya, Vander pun pergi dengan lesu. Baru kali ini dia merasa bersalah karena mencium seorang wanita, padahal biasa nya para wanita yang datang untuk memuaskan birahi nya.

Balqis masuk ke dalam kamar mandi, dia menggosok bibir nya dengan kuat menghilangkan bekas ciuman Mike di bibir nya. Balqis menatap pantulan dirinya di cermin, bibir nya membengkak karena ciuman Vander.

"Apa aku semenggairahkan itu? Rasanya tidak, bahkan biasa-biasa saja. Tapi kenapa pria itu begitu bernafsu padaku?" Gumam Balqis sambil terus menggosok bibir nya.

Tapi satu yang pasti, dia berani menampar Vander tapi tak melakukan hal yang sama pada Faaris, kenapa dia tak melakukan nya juga? Bukankah Faaris lebih kurang ajar dari Vander, dia bahkan berani menjamah tubuh nya.

"Ada apa denganku? Kenapa aku selalu pasrah saat Tuan Faaris yang melakukan nya? Padahal dia lebih kurang ajar dari Vander." Gumam Balqis. Dia meraba pipi nya yang terasa memanas hanya karena dia mengingat percintaan nya dengan Faaris di tempat ini, meski hanya sekilas.

"Balqis, kau pasti sudah gila karena menyukai suami orang!" Rutuk Balqis sambil menepuk pipi nya. Dia harus sadar diri, kalau Faaris hanya menjadikan nya pemuas nafsu saja tak lebih.

Balqis mencuci wajah nya dan keluar setelah suhu nya mendingin. Tapi tamu lain seperti nya baru saja sampai, Faaris sedang duduk bertumpang kaki di sofa. Matanya memicing saat melihat Balqis yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang nampak asing, tapi tetap cantik jika di pakai oleh Balqis.

"Tuan disini?"

"Ya, kenapa?" Balik Tanya Faaris dengan suara datar nya, membuat Balqis menegang. Balqis bungkam dan lebih memilih duduk di kursi dekat brankar ibu nya, tapi tangan Faaris menarik pinggang balqy hingga perempuan itu terjatuh tepat di pangkuan nya.

Faaris melingkarkan tangan nya di pinggang ramping Balqis, menghirup aroma berbeda dari tubuh perempuan itu.

"Kau ganti parfum? Aroma mu tak seperti biasanya." Tanya Faaris, pria itu membelai lembut wajah Balqis.

"Ti-tidak Tuan, saya memakai parfum yang biasa."

"Lalu? Apa kau memeluk pria lain, lagi?" Tanya Faaris, mata nya menajam.

"Tidak tuan, saya tak melakukan itu."

"Lalu membiarkan dia yang melakukan nya, begitu? Kau belum puas membuat aku cemburu, Riana?" Tanya Faaris, membuat Balqis ketar ketir sendiri.

"Kau diam? Berarti iya, dia memelukmu?"

"Jawab Balqis!" Tegas Faaris membuat Balqis refleks mengangguk.

"Lalu dia melakukan apa lagi?"

"D-dia mencium bibir saya Tuan." Jawab Balqis terbata, dia merasa terintimidasi dengan tatapan tajam Faaris.

"Lalu kau diam saja? Kau menikmati nya, apa tak cukup aku yang mencium mu?"

"Saya menggigit nya Tuan, juga menampar wajah nya." Jawab Balqis

"Bagus, tapi kau sangat nakal. Aku beri hukuman, ayo ikut."

"Kemana tuan? Bagaimana ibu saya?" Tanya Balqis.

"Titipkan pada suster, sekarang waktu nya kau bersama ku." Jawab Faaris, dia menarik tangan Balqis keluar dari ruangan rawat ibu nya dan membawa nya pergi dengan mobil nya.

"Kita mau kemana, Tuan?"

"Ke korea." Jawab Danish asal.

"Wahh, saya mau dong. Kali aja ketemu idol kpop, Jungkook misalnya."

"Mana ada ke Korea, kita ke hotel."

"Ap-apa Tuan? Jangan begitu Tuan, ini masih siang."

"Lalu, apa peduliku? Aku hanya merindukan sarang ku." Jawab Danish.

"Bukan nya tadi pagi sudah?"

"Sambil berdiri, sekarang sambil tiduran." Jawab Faaris, membuat Balqis merinding disko.

Tapi mobil itu berhenti di sebuah butik yang cukup terkenal, Faaris menarik tangan Balqis menbawa nya ke dalam butik itu.

"Ini kan butik? Kenapa kesini?"

"Besok malam kita pergi ke resepsi klien, jadi kau harus memakai gaun yang bagus."

Jawab Faaris, Balqis manggut-manggut pertanda mengerti..

"Selamat datang tuan Faaris.." Sapa pemilik butik itu, Faaris adalah pelanggan VVIP karena sudah berlangganan di butik ini saat masih bersama Elma dulu.

"Miss, carikan gaun pesta yang terbaik untuk dia."

"Baik, mari ikut saya Nona." Balqis mengekor di belakang pemilik butik itu, dia nampak begitu antusias menunjukkan koleksi gaun-gaun cantik rancangan nya.

"Ini sangat cocok untuk anda seperti nya, Nona." Pemilik butik itu merekomendasikan gaun selutut dengan warna ungu pastel.

"Eehhmm, tapi punggung nya terlalu terbuka Miss."

"Ohh ingin yang agak tertutup? Bagaimana kalau yang ini?"

Tawar nya lagi, gaun nya panjang hingga mata kaki, tapi ada belahan yang sampai paha. Balqis nyengir-nyengir geli, lalu menggelengkan kepala nya.

"Tidak juga? Yang ini?"

"Saya ingin melihat yang biru itu, Miss." Pemilik butik itu mengambil gaun itu dan membiarkan Balqis mencoba nya.

"Cantik sekali.." Puji nya, tapi lain lagi dengan Faaris. Dia terlihat tak menyukai gaun yang di pilih Balqis.

"Terlalu sederhana, ini pesta besar-besaran." Ucap Faaris datar, membuat Balqis mendengus kesal.

"Tuan saja yang pilih kalau begitu." Faaris berdiri dan berjalan di antara jejeran gaun-gaun mewah dengan harga fantastis tentu nya.

Pilihan Faaris jatuh pada gaun berwarna pink pastel, panjang hingga menutupi kaki.

"Coba ini." Perintah Faaris, Balqis menurut dan kembali masuk ke ruang ganti. Tak lama, Balqis sudah keluar lagi dengan gaun pilihan Faaris.

Pria itu nyaris tak berkedip saat melihat penampilan Balqis yang berubah 180 derajat. Perempuan yang biasa nya tampil sederhana itu kini berubah bak putri kerajaan.

"Tuan, bagaimana yang ini? Fiks ya, saya capek ganti baju terus."

"Bungkus yang ini Miss."

Perintah Faaris, dia langsung menyukai gaun ini, sangat cocok untuk Balqis, tidak terlalu ketat jadi bentuk tubuh Riana tak terlalu terekspos.

"Baik Tuan Faaris." Jawab pemilik butik itu dengan senang hati. Faaris tersenyum lalu mendekatkan wajah nya, padahal disana ada orang lain.

Balqis refleks memejamkan mata nya, dia berpikir kalau Faaris akan mencium nya.

"Kau cantik Balqis, membuat aku sangat bergairah." Bisik Faaris, membuat wajah Balqis memerah karena sudah salah paham.

"Kenapa memejamkan mata? Kau pikir aku akan mencium mu di depan umum, tentu tidak." Bisik nya lagi, lalu mendorong kening Balqis dengan telunjuk nya.

****

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!