One Night Stand With ( My-Bos)
Balqis Azzahra Naura, gadis cantik berusia 25 tahun yang bekerja sebagai sekretaris dari seorang CEO yang memiliki perusahaan paling besar di kota ini. Faaris Zhafran Al-Ghifari, pria tampan berusia 35 tahun yang menjabat sebagai CEO. Faaris memiliki istri bernama Elma Zahira Qanita, tapi sudah 3 tahun ini wanita itu hanya bisa berbaring di ranjang tanpa bisa melakukan apapun.
Jangankan melayani kebutuhan batin suami nya, untuk makan saja dia hanya bisa mengandalkan pelayan untuk menyuapi nya. Hingga membuat Faaris terbiasa mengurusi dirinya sendiri, tanpa bantuan siapapun. Meski pun awalnya dia tak bisa dan banyak bertanya pada sang istri yang bahkan bicara saja tidak bisa, istri Faaris mengalami kelumpuhan syaraf karena kecelakaan hebat 1 tahun silam.
Dulu, Elma adalah seorang pebisnis hebat, wanita karir yang berjaya, tapi kecelakaan itu membuatnya lumpuh seutuh nya. Dokter memvonis kalau wanita itu takkan hidup lebih dari 3 bulan, tapi takdir tuhan berkata lain, Elma mampu bertahan hingga saat ini.
"Sayang, hari ini aku ada meeting pagi. Menurut mu jas mana yang bagus untuk ku pakai hari ini?" Tanya Faaris pada istri nya. Tapi Elma hanya diam, biasa nya dia akan menggerakkan satu jari nya untuk menunjuk pakaian yang dia kira cocok untuk sang suami.
Hari ini Elma terlihat berbeda dari biasa nya, wajah wanita itu terlihat sendu dengan tatapan nanar.
"Kamu baik-baik saja sayang?" Tanya Faaris, pria itu meletakan jas nya dan duduk di sisi ranjang tempat istri nya berbaring selama 3 tahun ini, mengusap rambut wanita itu dengan lembut.
"M-mas.." Elma bicara, dia memang bisa bicara, tapi hanya kata-kata tertentu.
"Ya sayang, ada apa? Kamu baik-baik saja kan? Kamu lapar?" Tanya Faaris lagi, tapi wanita itu hanya menggeleng, air mata nya luruh membasahi wajah nya.
"A-aku le-lah, a-pa aku bi-sa menye-rah?" Tanya Elma terbata. Nafas nya tersengal, seolah bicara beberapa kata itu seperti olahraga yang begitu menguras tenaga nya.
"Tidak sayang, bukan nya kita sedang berobat? Kamu pasti bisa sembuh."
"Per-gilah, a-ku ingin ber-istirahat. Mas a-kan terlambat nan-ti."
"Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu sayang. Jangan menyerah, jangan putus asa, kamu pasti bisa, kamu wanita kuat, aku mencintaimu elmaku." Faaris mengecup singkat kening Elma, lalu mengenakan jas yang menurut nya cocok lalu pergi meninggalkan kamar nya bersama Elma.
"Bagaimana kau bisa sekuat itu mas, sedangkan aku saja ingin menyerah. Aku wanita yang tak berguna, aku tak bisa apa-apa, aku lumpuh, aku bahkan tak bisa melayani suami ku sendiri."
"Apakah cinta mu itu akan bertahan Mas? Aku tak tau apakah aku sanggup jika suatu saat nanti kau memutuskan untuk menikahi wanita lain yang lebih bisa melayani mu sepenuh hati." Batin Elma, air mata nya menetes membasahi bantal.
Elma memang merasa tak berguna, tapi menyaksikan sendiri suami nya menikah lagi, apakah dia akan sanggup? Walau bagaimana pun, Faaris pria yang normal dan sempurna, tak menutup kemungkinan kalau pria itu akan jatuh cinta pada wanita lain suatu saat ini.
"Selamat pagi tuan."
"Ya, Pagi." Jawab Faaris, dia tak pernah membawa mobil nya sendiri, dia selalu menggunakan supir untuk mengantar nya kemana pun. Dia masih trauma dengan kecelakaan 1 tahun lalu yang membuat istri nya lumpuh sampai sekarang.
Ya kedua nya terlibat kecelakaan fatal di tol setelah pulang dari luar kota untuk menghadiri peresmian cabang perusahaan Elma, tapi entah kenapa rem mobil yang di kendarai Faaris blong dan oleng menabrak pembatas jalan hingga membuat mobil itu ringsek parah. Faaris hanya mengalami patah tulang saja saat peristiwa itu, tapi Elma mengalami cedera yang sangat parah, hingga membuat nya tak bisa berjalan hingga saat ini.
Faaris selalu di hantui rasa bersalah setiap kali melihat keadaan istri nya, semakin hari wanita itu kehilangan banyak berat badan nya, mungkin karena mood nya selalu tak baik-baik saja. Faaris selalu merasa kalau ini semua adalah salah nya karena teledor tidak mengecek terlebih dahulu kendaraan nya.
Sepanjang perjalanan, Faaris selalu memperlihatkan ekspresi datar nya. Pria itu berubah sejak kejadian itu, tak ada Faaris yang hangat, hanya ada Faaris yang datar, dingin dan tak tersentuh.
Tapi siapa yang menyangka, di balik sikap dingin nya itu Faaris selalu memperhatikan seorang gadis muda yang tak lain adalah sekretaris nya sendiri. Balqis Azzahra Naura, gadis cantik nan pintar, dia lulusan terbaik di kampus nya dulu. Selain pintar dan cantik, gadis itu juga memiliki hati yang baik, sederhana dan mudah berbaur. Faaris sudah lama menyelidiki tentang siapa Balqis, siapa orang tua nya dan bagaimana kehidupan nya.
Ternyata gadis itu pun hidup dan besar di keluarga yang sederhana, ibu nya bekerja sebagai buruh cuci panggilan, dan ayah nya sudah meninggal saat Balqis masih kecil. Itu informasi valid yang dia dapat dari informan yang dia sewa secara khusus.
"Selamat pagi pak." Sapa Balqis.
"Pagi." Jawab Faaris datar, pria itu sebisa mungkin dia menutupi perasaan nya sendiri.
"Hari ini agenda anda rapat bersama klien dari LV company milik tuan Leon dan masih ada beberapa rapat lain." Ucap Balqis, mengatakan jadwal padat Faaris hari ini.
"Leon? Bukan nya dia mempunyai perusahaan besar, kenapa harus mengajak perusahaan kita bekerja sama?"
"Maaf tuan, setau saya saham mereka anjlok karena ulah penghianat."
"Baiklah. Jadwalkan saja semua nya, lanjutkan pekerjaan mu Balqis." Usir Faaris. berdekatan dengan Balqis membuat jantung nya berdetak tak karuan, seperti remaja yang baru pertama kali merasakan apa yang nama nya jatuh cinta.
"Baik tuan, selamat pagi."
Balqis pergi dari ruangan Faaris dan memulai pekerjaan sebagai sekretaris yang merangkap sebagai asisten pria itu, asisten lama nya di pecat karena terbukti menggelapkan uang perusahaan dengan jumlah fantastis.
Saat makan siang, Balqis, kembali masuk ke dalam ruangan Faaris, untuk mengingatkan tenyang pertemuan nya dengan pemilik LV Company, Leon Vanders Nicholas.
"Selamat siang tuan, sekarang kita ke restoran Bean Paradise untuk pertemuan dengan Tuan Leon."
"Ya, kau duluan Balqis. Aku ingin ke kamar mandi dulu." Jawab Faaris datar.
"Baik tuan, saya menunggu di parkiran." Pamit Balqis lalu pergi meninggalkan Faaris yang masih menstabilkan debaran di dada nya.
"Sial, hanya melihat nya tersenyum membuat ku berdebar. Sadar Faaris, kau punya istri yang selalu menunggu mu di rumah!"
Faaris berusaha meyakinkan dirinya sendiri kalau dia masih sangat mencintai Elma, tapi gadis bernama Balqis itu perlahan mengikis tempat Elma di hati nya.
"Tidak, aku tidak jatuh cinta pada Balqis! Ingat Faaris, Elma adalah istri yang paling kau cintai. Wanita yang akan aku nikahi sekali seumur hidup! Sadar Faaris! sadar!" Gumam Faaris. Tapi yang nama nya perasaan memang tak bisa di tebak, apakah dia bisa melupakan Balqis dan kembali mencintai Elma seperti dulu?
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments