Skuel ke dua Sang Pewaris dan sekuel ketiga Terra The Best Mother.
menceritakan keseruan seluruh keturunan Dougher Young, Pratama, Triatmodjo, Diablo bersaudara dan anak-anak lainnya.
kisah bagaimana keluarga kaya raya dan pebisnis nomor satu mendidik anak-anak mereka penuh kesederhanaan.
bagaimana kisah mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RUSUH
Hari Sabtu, semua anak memilih bermain di rumah. Para pria dewasa mengerjakan sebagian pekerjaan di rumah mereka masing-masing.
Tak seperti biasanya. Kali ini rumah Terra sepi. Tak ada tawa anak-anak yang berlarian dan mengusili para pengawal. Karena ayah ibu mereka ada di rumah.
"Ah, bete!" teriak Rasya kesal.
"Mama ... ma ... Aya main ke rumah Bariana sih!" pinta Arraya.
"Iya ma Ayi juga!" sahut Arion.
"Sayang,"
Terra menghela napas panjang. Bahkan Dian jadi kebingungan bersama Rosa. Michael, Exel dan Fio apalagi.
"Mashaallah ... biasanya aku mengejar Nona Baby!" keluh Dian.
"Aku rindu triple Starlight!" keluh Exel juga.
Terra selesai memasak. Suami dan dua putranya masih di ruang kerja. Daud memilih pergi ke rumah sakit dan mengecek keadaan di sana.
Sedang di mansion Virgou. Kean dan Calvin sudah pergi, jika Kean pergi ke mansion Herman sedang Calvin ke mansion Dominic.
"Daddy assalamualaikum!" Satrio datang bersama istrinya.
"Wa'alaikumusalam sayang, masuk!" sahut Puspita.
"Mom," Adiba memeluk perempuan berkulit eksotik itu.
"Sayang," Puspita mengecup kening perempuan muda yang bergayut manja padanya.
"Kak," panggil Kaila.
"Hei dia sudah Bu'lek sayang!' peringat Puspita.
"Ah iya ... Ma, Ila boleh pergi nggak?"
"Kakak mau ke mana?" tanya Harun menyelidik.
"Nonton little mermaid," jawab Kaila.
"Jam berapa ini? Beli aja di aplikasi nak!" suruh Puspita.
"Yah ... mommy ... please!"
"No kak, kalo kakak pergi. Aku juga ikut!" ancam Harun.
"Ada apa ini?" sebuah suara berat menginterupsi.
Satrio masih di sana. Ia belum beranjak, ia juga memelototi Kaila yang hendak pergi.
"Rapi sekali baby?" Virgou memindai putri bungsunya.
Affhan dan Maisya berada di ruang kerjanya. Mereka juga tengah sibuk mengerjakan beberapa file yang ditinggal kemarin.
"Ini Dad, kak Ila mau pergi ke mall nonton!" adu Harun langsung.
"Baby?"
"Iya nggak jadi deh. Nonton di rumah!" sungut Kaila cemberut.
"Bagus! Nonton di rumah aja!" sahut Virgou setuju.
Kaila mau tak mau menurut, Adiba menenangkan gadis remaja cantik itu.
"Nanti Bu'lek mau ke sini kok," ujarnya menenangkan.
"Sama Pa'lek?" Adiba mengangguk.
Satrio sudah pergi ke ruang kerja Virgou. Gomesh datang bersama Maria dan lima anaknya.
"Mom, telepon Arraya dan Arion sih!' pinta Bariana.
"Iya sama Benua dan Sky juga!" ujar Domesh.
"Yan walina judha Ommy!" sahut Fael dan Angel. Bomesh mengangguk setuju.
Akhirnya mansion Virgou penuh dengan anak-anak. Semua ada di sana kecuali ayah mereka.
"Akhirnya kita dikerjai lagi!" kekeh Exel.
Pria itu mengikuti kemana pun Horizon berada. Bayi bungsu ketua pengawal ini ada saja tingkahnya.
"Papa dada yan ompat-ompat!' pekiknya melihat katak.
Seruannya itu membuat semua bayi penasaran. Mereka ingin melihat apa yang melompat itu.
"Pa'a yan ompat-ompat?" tanya Faza antusias.
"Eundat pahu?' geleng Horizon.
"Itu katak baby," jawab Exel.
"Tatat?" tanya semua bayi dengan mata bulat sempurna.
Exel menggaruk pelipisnya, ia hendak membetulkan tapi urung dan membiarkannya.
"Iya katak," jawab Exel.
"Tantap papa Pecel!' pinta Arsh.
"Sudah jauh sayang, dia sudah ke kandangnya," jawab Exel.
"Tandan pa'a Papa?" tanya Arsyad.
"Kandang itu tempat tidurnya katak!" jawab Exel lagi.
"Oh ... peulalti lada mumahna don Papa?" sahut Fael nyaring.
"Peulalti pita judha pindal pi dandan!" sahut Xierra.
"Bukan gitu sayang," ujar Exel.
"Woh ... sadhi padhaibana Papa?" tanya semua bayi penasaran.
"Yuk kita duduk di sana, jangan ganggu katak yang sudah pulang!" ajak Exel.
Semua bayi menurut, walau mereka penasaran dengan bentuk katak.
"Rumah manusia bukan kandang atau sarang," ujar Exel mulai menjelaskan.
"Beubental Pulu!' potong Arsh bingung.
"Padhi tatana pandan seutalan salan ... yan beunel yan bana papa?" tanyanya.
"Neunelin papa lulu aypi," ujar Zora memperingati Arsh.
"Oteh!" sahut Arsh.
"Seutalan papa poleh pisala!" lanjutnya bossy.
Exel gemas dengan bayi-bayi pemberani itu. Ia ingat kata ketua jika makin banyak anak-anak lahir. Anak-anak jauh lebih berani dibanding perusuh awal lahir.
"Jadi begini sayang, kandang itu beda dengan sarang begitu juga rumah," jelas Exel.
"Sebenernya papa juga tadi salah. Katak itu pulang ke sarangnya bukan ke kandang," lanjut pria itu.
"Ah ... papa yan beunel yan pana imih!' protes semua bayi.
"Oke ... oke ... sabar Babies," kekeh Exel.
"Kalau kandang itu seperti tempat memelihara hewan, kayak sapi, kambing, domba, Harimau dan hewan-hewan besar lainnya,"
"Jika sarang itu adalah tempat yang dibuat oleh hewan itu sendiri," lanjutnya menjelaskan.
"Pa'a wewan eundat pisa bitin mumah tayat pita papa?" tanya Maryam.
"Tidak bisa baby, tapi ada satu koloni yang bisa membangun rumah bahkan istananya sendiri," jawab Exel.
"Wewan pa'a ipu?" tanya duo Bara antusias.
"Semut," jawab Exel.
"Papa janan nadhi-nadhi deh! sungut Aaima tak percaya.
"Benar sayang, semut itu bahkan bisa membangun kota metropolitan di dalam sarangnya. Ada jalan-jalan kecil dan besar. Koloni dibagi beberapa kelompok," jelas Exel.
Pria itu lalu memberikan ponsel dan memperlihatkan istana semut terbesar yang pernah ditemukan.
"Wah ... meuleta banat ya pa!' ujar Arsh takjub.
"Iya baby," jawab Exel.
"Sadhi patat padhi pindal pi salan ya?' tanya Meghan.
"Iya baby," jawab Exel lagi.
"Kita nggak boleh ganggu binatang ya. Kan kita juga nggak mau diganggu," ujar Exel.
"Pundu Pulu Papa. Talo sisat teunapa pidat bunya tandan apaw salan?" tanya Izzat penasaran.
"Wah ... biya!' sahut semua bayi tercerahkan.
"Teunapa meuleta pindhal pama banusiya?" sahut Al Bara.
'Karena di rumah manusia ada makanan mereka yakni nyamuk," jawab Exel.
"Peulalti mumah pita totol ya papa?" sahut Zizam nyaring. "Talna banat manyutna!'
"Anat amut mi mumah tuuu ... dala-dala Ommy! Alas peulsih-peulsih!' sahut Fael menyanyikan lagu anak-anak.
"Pita palotean yut!' ajak Zizam.
"Yut!' angguk semua bayi.
Semua bergerak ke ruang tengah, ternyata Kaila dan lainnya tengah menonton film little mermaid.
"Eh ... yuk nonton dulu baru mulai nih. Bu'lek Adiba entar lagi bawa popcorn!' ajak Kaila.
Semua anak-anak berbaring. Popcorn tersedia, semua pun makan dengan lahap dan tenang menonton film.
Film selesai, makan siang tersedia, Virgou, Gomesh, Satrio, Pablo dan Fabio turun.
Tak butuh waktu lama semua orang tua juga berada di mansion pria sejuta pesona itu. Usai makan siang anak-anak diminta tidur siang.
"Ma, kita ke kafe ya!' pinta Sean.
"Boleh baby ...," jawab Terra.
"Yes!"
"Dengan pengawal ya!" bahu Sean turun.
"Oteh Ma!' sahutnya kemudian.
"Apa tuan muda sudah bosan kami jaga?" tanya Bambang pada Sean.
"Nggak pa," sanggah Sean tentu tak mau membuat pengawalnya dari bayi itu sedih.
Bambang adalah pengawal setia, ia juga menikahi salah satu anak angkat Herman. Putranya juga jadi salah satu tim perusuh bersama anak-anak lainnya.
"Papa selalu di hati!" rayu pemuda itu.
Bambang tersenyum, ia memang tak akan bisa marah pada semua anak-anak yang telah menganggapnya ayah mereka itu.
"Papa tak akan meninggalkan kalian walau nyawa taruhan papa sayang,"
"Ba bowu pa," ujar Sean.
"Ba bowu pu,"
Bersambung.
Ah ...
next?
pesot tamih pupa..
zah malah pd popo memuana,g' zadhi gosib don.😁😁😁😁😁😁