NovelToon NovelToon
Hak Milik Yang Ternoda

Hak Milik Yang Ternoda

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Teen Angst / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: adelita

SIPNOSIS:
Kenneth Bernardo adalah pria sederhana yang terjebak dalam ambisi istrinya, Agnes Cleopatra. demi memenuhi gaya hidupnya yang boros, Agnes menjual Kenneth kepada sahabatnya bernama, Alexa Shannove. wanita kaya raya yang rela membeli 'stastus' suami orang demi keuntungan.

Bagi Agnes, Kenneth adalah suami yang gagal memenuhi tuntutan hidupnya yang serba mewah, ia tidak mau hidup miskin ditengah marak nya kota Brasil, São Paulo. sementara Alexa memanfaatkan kesempatan itu untuk mendapatkan suami demi memenuhi syarat warisan sang kakek.

Namun, kenyataan tak berjalan seperti yang Agnes bayangkan, setelah kehilangan suaminya. ia juga harus menghadapi kehancuran hidupnya sendiri-dihina orang sekitarnya, ditinggalkan kekasih gelapnya uang nya habis di garap selingkuhan nya yang pergi entah kemana, ia kembali jatuh miskin. sementara Alexa yang memiliki segalanya, justru semakin dipuja sebagai wanita yang anggun dan sukses dalam mencari pasangan hidup.

Kehidupan Baru Kenneth bersama Alexa perlahan memulihkan luka hati nya, sementara Agnes diliputi rasa marah dan iri merancang balas dendam, Agnes bertekad merebut kembali Kenneth bukan karena haus cinta tetapi ingin menghancurkan kebahagiaan Alexa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pilihan yang Terberat

"akan salah. Ini akan membawa kedamaian, bukan hanya untuk kamu, tapi juga untuk semuanya. Jika kamu biarkanDonald atau Arthur yang menang, mereka akan memperkaruhkan nama baik kita, dan akhirnya kita yang akan rugi."

"Tapi ini berbeda, kamu menikah dengan orang yang bisa menjaga martabat kita, yang bisa membuat semuanya lebih baik. Kamu tahu itu."

Alexa diam sejenak, mengerutkan kening, terjebak dalam perasaan yang campur aduk. Dia tidak ingin menikah, tapi suaraDaniel memberikan kesadaran yang menyentuh hatinya.

Alexa dengan suara rendah, lebih lemah dari sebelumnya.

"Tapi...aku tidak siap, Paman.Aku tidak siap menyerahkan hidup ku begitu saja. Tidak ada jaminan apapun dalam pernikahan ini, dan aku...aku tak mau terjebak."

Kata-kata itu keluar dengan kesedihan, meski dia berusaha keras untuk tidak menunjukkannya.

Daniel mendekat dengan langkah tegas, tetapi tetap menjaga suaranya lembut namun penuh makna.

"Aku mengerti, Alexa. Tidak ada yang siap dalam hidup ini, terutama dalam hal yang besar seperti pernikahan. Tapi ini bukan tentang kesiapan semata."

"Pernikahan itu adalah hak setiap wanita untuk bahagia. Kadang, kita harus mengambil langkah meskipun kita ragu. Jangan biarkan keraguan menghalangi kebahagiaanmu. Jangan biarkan dirimu terjebak dalam kesendirian yang tak berujung."

Hening menyelimuti kamar besar itu. Hanya suara detak jam dinding yang terdengar samar di antara empat orang yang kini saling berpandangan. Alexa berdiri di tengah ruangan, menatap tajam ke arah kakeknya, Carlson, yang duduk di kursi dengan aura dingin dan otoriter. Di sisi lain,Daniel dan Parkin- pamannya-dan -Riana istri Parkin- berdiri di dekat pintu, mengamati percakapan yang sedang memanas.

"Aku tidak akan menikah!" Alexa menyuarakan pendapatnya dengan tegas. Suaranya bergetar, bukan karena takut, tapi karena dipenuhi kemarahan yang selama ini ia pendam.

"Kenapa aku harus tunduk pada aturan kakek? Kenapa hidupku selalu diputuskan oleh orang lain? Aku punya hak atas diriku sendiri. Aku bisa menentukan jalanku!"

Carlson mendengus, lalu menatap Alexa dengan sorot tajam. "Ini bukan tentang memutuskan hidupmu, Alexa. Ini tentang waktu. Waktumu sudah tiba untuk mulai memikirkan masa depan yang lebih baik. Sudah saatnya kau berkeluarga, membangun kehidupan di luar lingkaran gelap ini. Kau pikir aku memintamu menikah demi kehendakku semata? Tidak, aku melakukannya demi kebahagiaanmu!"

Alexa mendengus sinis. "Bahagia? Kakek pikir aku akan bahagia dengan menikah? Bagaimana kalau aku bilang aku tidak butuh pernikahan untuk merasa bahagia? Aku bahagia dengan caraku sendiri, hidup seperti ini, tanpa perlu mendengar perintah siapa pun!"

Alexa ingin melanjutkan ucapannya, tetapi suara Daniel memotong dengan lembut namun tegas. "Alexa," katanya, melangkah mendekat.

" Dengarkan kami sejenak. Kami bukan ingin mengatur hidupmu, tapi kau tidak pantas terus hidup dalam bayang- bayang seperti ini. Kau berhak bahagia. Kau tidak bisa selamanya lari dari kenyataan."

Alexa menatap pamannya dengan sorot tajam. "Kenyataan apa, Paman? Bahwa aku harus menikah karena kakek ingin aku meneruskan garis keturunan Graham ? Bukankah itu yang sebenarnya terjadi? Semua ini bukan tentang aku, tapi tentang keluarga ini!"

Carlson mengepalkan tangannya di atas sandaran kursi. "Alexa, jangan berpikir seperti itu. Memang benar, aku ingin ada penerus untuk keluarga Gerham. Tapi aku memintamu menikah bukan hanya untuk itu. Aku ingin kau memiliki seseorang yang mendukungmu, seseorang yang bisa membuatmu bahagia. Kau terlalu keras pada dirimu sendiri. Hidup ini bukan hanya tentang kekuasaan dan tanggung jawab."

Alexa tertawa sinis, hampir mengejek. "Kau bicara tentang kebahagiaan, Kakek? Kalau memang kau hanya ingin aku memberi keturunan, aku bisa melakukannya tanpa harus menikah."

Semua orang di ruangan itu terdiam.Daniel mengernyitkan dahi, tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. "Apa maksudmu, Alexa?" tanyanya dengan nada waspada.

Alexa mengangkat dagunya, menantang. "Aku bisa memiliki anak tanpa menikah. Aku bisa menjadi seorang ibu tanpa perlu sosok ayah. Teknologi sudah cukup maju untuk itu. Aku bisa inseminasi, aku bisa hamil dan melahirkan, lalu kakek punya keturunan seperti yang diinginkan."

"Alexa!" suara Daniel meninggi. "Itu bukan solusi! Kau ingin menghadirkan anak di dunia ini tanpa keluarga, tanpa ayah yang mendampinginya? Kau tidak bisa mengorbankan hidupmu dan hidup seorang anak hanya demi membuktikan bahwa kau bisa melawan!"

Parkin yang sejak tadi diam, akhirnya angkat bicara. "Daniel benar, Alexa. Ini bukan hanya soal garis keturunan atau keinginan kakek. Ini tentangmu juga. Kau tidak bisa terus seperti ini, mengisolasi diri, berpikir kau bisa melakukan segalanya sendiri."

Alexa menghela napas panjang, matanya berkilat marah, namun ada sesuatu di dalam dirinya yang ragu. "Aku tidak meminta siapa pun untuk memahami keputusanku. Aku hanya ingin menjalani hidupku sesuai keinginanku, tanpa harus memikul beban yang selalu kalian taruh di pundakku."

Carlson menatap Alexa dengan sorot dingin yang mulai melembut. "Alexa, ini bukan hanya tentang beban. Ini tentang masa depan. Tentang kebahagiaan yang mungkin belum kau sadari. Tapi jika kau ingin melawan, aku tidak akan menghentikanmu."

Carlson menatap Alexa dengan pandangan tegas yang sulit ditawar. "Ini bukan hanya tentang beban, Alexa. Kau adalah bagian dari keluarga ini, dan sebagai keluarga Graham, kau punya tanggung jawab. Aku memberikanmu waktu satu bulan. Dalam waktu itu, kau harus menemukan seseorang dan menikah."

Alexa melotot, tubuhnya menegang mendengar ultimatum tersebut.

"Tidak!" jawabnya lantang. "Aku tidak akan menikah sesuai rencana kakek. Aku punya kehidupan sendiri, dan aku akan menjalaninya dengan caraku sendiri. Aku bisa memberikan keturunan tanpa menikah. Aku akan membuktikan itu."

" Atau suruh saja anaknya Paman Daniel atau Paman Parkin yang menikah! Kenapa harus aku dan selalu aku!"

" Anak ku masih dibawa umur anak setan! Lebih baik kau saja yang menikah! Aku tidak menganut pernikahan dini!!!" Seru Daniel dongkol berkacak pinggang.

" Emm... betul itu! Anakku juga masih kecil semua baru masuk SMP cuman kamu sama Xander doang yang udah besar." Parkin menganggukkan kepalanya mengiyakan ucapan Daniel.

"Kalau gitu Xander saja! Apa susahnya memaksa ku menuruti kalian!" Sinis Alexa.

"Dia masih berusia 20 tahun! Aku gak mau menjatuhkan warisan ku ke tangan yang salah terutama anak dajjal sepertinya!" Carlson menyahuti marah.

" Apa kau lupa? Donald juga anak mu." Sinis Alexa walaupun Napas Alexa terdengar berat, seolah sedang menahan emosi yang siap meledak kapan saja.

Namun sebelum ia bisa melangkah keluar, suara memecah kesunyian.

"Kamu tidak akan bisa, Alexa," ucap Daniel lirih, namun penuh tekanan. Matanya yang biasanya lembut kini menatap Alexa dengan campuran rasa sakit dan pengalaman pahit.

" Aku tahu apa yang kau pikirkan. Kau ingin membuktikan bahwa kau bisa segalanya sendiri. Tapi menghadirkan seorang anak tanpa keluarga yang utuh? Itu tidak semudah yang kau bayangkan. Aku merasakannya."

Alexa berhenti di ambang pintu, bahunya menegang, namun ia tidak berbalik.

Daniel melanjutkan, suaranya semakin berat. "Aku seorang ayah tanpa seorang ibu di sisi anakku. Anakku kekurangan segalanya, Alexa. Kekurangan kasih sayang, kehangatan keluarga, sosok seorang ibu yang bisa melengkapinya. Kau pikir itu mudah? Itu tidak hanya menyakitkan untukku, tapi juga untuk anakku."

la menghela napas panjang, seolah berusaha menenangkan perasaan yang mulai berkecamuk di dadanya. "Aku tidak ingin keponakanku, atau anakmu di masa depan, mengalami hal yang sama seperti yang aku alami. Jangan membuat keputusan hanya karena amarah dan ego."

Alexa membeku sesaat. Kata-kata Daniel  menyentuh bagian terdalam hatinya, tapi ia menepis perasaan itu. la mendongak, menarik napas dalam, lalu menoleh sekilas ke arah mereka.

"Aku tidak peduli," jawabnya dingin. "Ini hidupku. Kalau aku harus membuktikan bahwa aku bisa melakukannya sendiri, aku akan melakukannya."

Tanpa menunggu jawaban dari siapa pun, Alexa membuka pintu dengan kasar dan melangkah keluar, meninggalkanCarlson ,Daniel , dan Parkin serta Riana yang berdiri disana  dalam diam.

Carlson menghela napas panjang, wajahnya tampak semakin tua dan letih.

"Keras kepala," gumamnya.

Daniel memandang pintu yang tertutup dengan sorot penuh kekhawatiran. "Kita hanya bisa berharap dia tidak jatuh terlalu jauh," katanya pelan.

Parkin yang sejak tadi diam hanya mengangguk kecil, matanya menatap pintu itu dengan penuh arti. "Dia harus belajar dari kesalahannya sendiri."

1
Dinar
kakak aku kirim dua mawar 🌹 sebagai pengantar cinta dari Kenneth untuk istri barunya
Tiramisyuu
kak cover kita sama wkwk , tp untuk ceritaku di platform sebelah
Adelita0305: Oke deh kak
Tiramisyuu: judulnya Kubalas Penghianatan Sahabatku , ada di platform Fi**o hihi .
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!