NovelToon NovelToon
Touch Me!

Touch Me!

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Contest
Popularitas:29.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: dewi wahyuningsih

Sebuah rasa cemburu, membuatku melakukan hal yang paling gila. Aku nekat meniduri seorang pria yang sedang koma.

Tahun berlalu dan kini, ada sosok kecil yang membuatku hidup dalam kebahagian. Hingga suatu hari, sosok kecil yang tak lain adalah anakku dan pria yang koma waktu itu, membawaku kembali.

Kembali ke kehidupanku yang dulu. Tempat dimana, aku akan memulai kisah yang baru dari lingkungan yang sama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dasi

Vanya menatap langit-langit sembari merasai tubuhnya yang pegal. Hari demi hari ia lalui dengan semangat tanpa mengenal lelah. Masa depan yang cerah untuk anak semata wayangnya, adalah hal utama yang harus Vanya utamakan. Meski Vanya memiliki cukup uang untuk menghidupi anak nya sampai dewasa,tapi tetap waspada dan menyimpan beberapa uang cadangan adalah yang terbaik.

Vanya memiringkan Tubuhnya sembari meraih ponsel yang tergeletak didekatnya. Ada gambar Ibunya dilayar ponsel Vanya. gambar yang sengaja ia pesan dari seorang pelukis handal. Al hasil, photo Ibu nya yang hanya ia lihat di sebuah liontin, kini juga bisa ia lihat di layar ponselnya. " Bu, aku merindukanmu. Aku sangat merindukanmu. " Vanya memeluk ponselnya. Ada setitik air mata yang jatuh menghiasi sisi matanya.

Bu, aku sangat takut. Dulu, saat aku merasa takut, kau akan datang padaku. Menggenggam tanganku lalu memeluk tubuhku. Ibu akan berkata bahwa semua baik-baik saja. Ibu, aku takut. Aku takut kehilangan Nathan kecilku. Aku bertemu dengan Ayahnya yang ku kira sudah meninggal. Ibu, datanglah ke dalam mimpiku dan peluklah aku.

Tangan kecil dan halus kini mengusap kepala Vanya. Sentuhan demi sentuhan mengalirkan ketenangan. Vanya tersenyum sembari membuka matanya. Nathan kecil yang sedang memandanginya dengan raut wajah khawatir.

" Ibu baik-baik saja?

Vanya meraih tangan Nathan kecil dari kepalanya lalu mencium tangan mungil itu. " Ibu selalu baik-baik saja. Tidak perlu khawatir.

Nathan kecil mengerutkan dahinya. Ibunya hanya terus mengatakan bahwa ia baik-baik saja. Sebagai seorang anak, Nathan justru merasa bersalah. Mereka hanya hidup berdua. Tapi tidak pernah sekalipun Ibunya mengeluh padanya. Nathan tertunduk lesu sembari mengutuk dirinya yang tidak bisa membuat Ibunya merasa nyaman.

" Ada apa? " Vanya meraih dagu Nathan dan membuat tatapan mereka saling bertemu. Melihat putranya murung, Vanya hanya bisa mencoba bertanya dan menghiburnya. Ini adalah sifat alami seorang Ibu kan?

Nathan semakin terlihat sedih saat Vanya bertanya. Apakah dia benar-benar tidak bisa di andalkan? apakah karena ia masih terlalu muda? kenapa Ibunya tidak ingin membagi beban bersamanya? apa karena Ibunya tak mempercayainya?

" Nathan? " Vanya semakin dibuat bingung dengan tatapan Nathan yang terlihat sangat menderita. " Ada apa?

" Ibu, kenapa kau selalu mengatakan padaku jika kau baik-baik saja? aku tidak buta bu. Tidak bisakah kau membagi beban bersamaku?

Vanya menahan tawanya. Anak yang selalu saja di anggap bayi, ternyata sudah sedewasa ini. Tapi tentang membagi beban? memang siapa yang mau membagi beban dengan anaknya sendiri? apalagi anaknya masih berumur empat tahun. Vanya mengelus pipi halus Nathan.

" Ibu hanya merindukan Nenekmu."

Nathan meraih Tangan Ibunya. Lalu meletakkannya di wajahnya.

" Ibu, berjanjilah. Mulai hari ini, kau akan menceritakan hal yang membuatmu sedih dan senang. Ibu adalah satu-satunya yang aku miliki. Aku hanya ingin kita selalu bersama dalam keadaan apapun. "

Vanya mengangguk dengan bendungan air mata haru di pelupuk matanya.

Maaf nak. Ibu akan menceritakan apapun mulai sekarang. Tapi Ibu tidak bisa memberitahu tentang Ayahmu. Semoga kau tidak membenci Ibu karena ini.

Keesokan paginya. Seperti biasa, Vanya mengantarkan Nathan ke sekolah dan langsung menuju tempatnya bekerja. Mulai dari hari ini, Vanya tiba lebih pagi. Setelah pertemuan tak terduga dengan orang yang dia hindari selama ini. Vanya mendesah lega. Akhirnya, mini cafe yang masih sunyi, suana segar di pagi hari, ah...! benar-benar membuatnya tenang. Vanya menolehkan pandangannya ke kanan dan ke kiri. Kakinya melangkah dengan pijakan sedikit ragu. Mengendap mencari sosok yang membuatnya tak bisa tidur tenang semalaman.

" Piuh...! " Vanya menyeka keringat di dahinya sembari tersenyum lega.

" Hahaha......! Aku benar-benar selamat. Aku bisa menikmati kopi Latte ku dengan damai.

" Selamat pagi? " Suara dari balik punggung Vanya, membuat seluruh bulu kuduk Vanya berdiri. Vanya hanya bisa membeku dengan wajah kagetnya.

" Apa kemarin kau tidak menikmati kopi dengan damai? " Suara itu semakin mendekat di telinganya. Vanya hanya bisa semakin bergidik ngeri. Dia mencoba kembali fokus dan menata kembali kesadarannya.

" Ha, haha, haha..." Vanya yang gugup terlihat bodoh saat mencoba untuk berakting. Vanya membalikkan tubuhnya untuk menatap orang dibalik punggungnya.

Sudah kuduga. Kau lagi. Kau benar-benar menghantuiku? bahkan saat kau masih hidup?

" Se, se, se,..." Nath menepuk punggung Vanya pelan.

" Selamat pagi presdir! " Suara yang sedari tadi tertahan karena takut dan gugup, akhirnya berhasil lolos dari bibirnya setelah Nath membantunya.

" Kau datang pagi sekali? " Ada senyum tipis yang menghiasi bibir Nath Membuat Vanya terpana dalam diam. Benar-benar sangat tampan batinnya.

Nath menyentuh dagu Vanya. Menekannya ke atas agar bibir yang sedari tadi terbuka menjadi tertutup. Karena kekaguman sembari menikmati ciptaan Tuhan yang begitu sedap untuk dipandang mata.Jantung Vanya berdetak sangat cepat. hingga Vanya terbatuk saat merasai tangan hangat dan lembut Nathan menyentuh dagunya. Vanya tertunduk menahan malu. Benar-benar tidak tahu malu tubuh ini. Batinnya.

" Ayo kita masuk. Kau akan memesan kopi kan? "

Vanya membulatkan matanya. Ayo kita masuk? kata-kata sederhana yang keluar dari mulut Nath ini kenapa terdengar ambigu batinnya. Vanya meremas tangannya beberapa kali mencoba untuk mencari sebuah alasan yang logis.

" Ah! saya lupa Presdir Nath. Saya ada pekerjaan yang harus diselesaikan pagi ini. " Vanya mencoba untuk kabur dengan cepat. Tapi, karena kakinya yang gemetar karena gugup, Vanya kehilangan keseimbangan dan, bruk....!

Nath dan Vanya saling menatap dengan posisi yang mirip seperti orang sedang berdansa. Ini untuk kali kedua. Vanya jatuh di pelukan pria yang ingin dia hindari. Detak jantung mereka berdetak kencang saling bersautan. Membuat irama-irama cinta yang dibalut dalam keromantisan.Tangan Vanya yang tak sengaja berada tepat di dada Nathan, benar-benar bisa merasakan detak jantungnya yang begitu kuat.

" Kau baik-baik saja? " Pertanyaan Nath membuat Vanya tersadar dengan apa yang terjadi. Vanya mencoba bangkit dari posisinya.

" Te,terimakasih presdir Nath. " Ucap Vanya yang sudah tegak berdiri. Vanya menatap dasi Nath yang berantakan karena ulahnya. Entah keberanian dari mana, Vanya tiba-tiba meraih dasi Nath dan langsung membenahinya.Ada seulas senyum yang terlihat dibibir Nath karena bisa melihat wajah Vanya dari dekat dan sekarang, Nath juga dengan jelas menghirup aroma buah plum dari rambut Vanya.

Vanya memundurkan langkahnya guna melihat hasil dari kerjanya.

" Ah?! ini lumayan. Tidak begitu buruk ternyata. "

Ucap Vanya yang terlihat senang. Namun wajah senang itu menghilang seketika melihat kembali wajah orang yang ia rapikan dasinya.

" Pre, presdir, maaf. Saya tidak termasuk kurang ajar. Saya hanya, "

" Tidak apa-apa. Ayo kita masuk." Vanya hanya bisa mengikuti langkah Kaki Nath dengan wajah gugupnya.

Sementara didalam mobil tidak jauh dari mini kafe. Lexi hanya bisa terdiam sembari membatin melihat semua kejadian yang ia lihat pagi ini.

" Kau sangat berbeda Nath. Kemarin, kau mengusir Gaby dengan kasar. Tapi sekarang? kau bertingkah seperti lalat mabuk yang buta karena cinta. Wanita itu baru saja kau kenal, tapi kau memperlakukanya dengan begitu lembut. Kenapa? apakah Gaby tidak bisa dibandingkan dengan dia? demi Gaby, aku akan mengusahakan yang terbaik untuknya. "

To be continued.

1
Ce Line
thor Poto emak bapaknya mana🤔🤔🤔
Ce Line
🤣🤣🤣
Ce Line
thornyal lucu deh😂😂😂
Metta Widyasmara
Luar biasa
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
terlalu naif kamu lexi...
Muna Junaidi
😂😂😂😂
Miyagi Mitsui
sakit ya jadi vanya
Miyagi Mitsui
menarik
sherly
riweh terlalu banyak ngomong sendiri dlm hati
sherly
oh Nathan sweet banget sih
sherly
betul tu Nathan...
sherly
Luar biasa
sherly
hancurrr hahahahaha
sherly
Lexi cinta buta membuatmu selalu membantu Gaby padahal kalo Gaby jadian Ama nath kamu yg akan sakit..
sherly
kayaknya otak Lexi nih lagi digadaikan, nath itu tau kamu suka Ama Gaby, apakah kamu sanggup liat nath bermesraan dgn Gaby, kesel mana kamu liat Gaby dicuekin apa lg mesraan Ama nath... oh Lexi yg polos plus oon
sherly
kocak banget si Vanya nihlah
sherly
hahahahah lucu ya ibu dan anak nihlah
sherly
vanyaaaa kamu lucuuuuu deh
sherly
tau aja si Nathan kalo ibunya lagi nyari alasan
sherly
malang betul nasibmu Vanya....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!