Kalila Maizah, seorang gadis yang bercita-cita ingin menikah dengan seorang bule. Saat bermain Instagram, diberanda nya lewat unggahan seorang pengusaha bersama rekannya. Maizah yang pada dasarnya pecinta cowok ganteng langsung gercep mencari Instagram si bule ganteng yang ada di dalam unggahan itu.
Maizah tidak nyangka bahwa dia diikuti balik oleh bule itu! Bahkan dia minta untuk ditampar oleh temannya saking tidak percayanya.
Bagaimanakah kisah Maizah selanjutnya? Bagaimana dia bisa mendapatkan cita bule itu? Mampukah dia mewujudkan impian untuk menikah dengan bule?
Saksikan kisah nya dengan membaca cerita ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mawar Jk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 18
Keesokan harinya, suasana pagi di London terasa cerah dan penuh semangat. Maizah terbangun lebih awal dari yang lain, tidak sabar untuk menjelajahi kota yang telah lama ia impikan.
Di sampingnya, Arvid, suaminya, masih terlelap. Maizah menoleh ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul tujuh pagi. Ia tahu bahwa hari ini adalah hari terakhir mereka di London sebelum kembali ke Indonesia, dan ia ingin memanfaatkan setiap momen yang ada.
Sebenarnya Maizah masih ingin menetap di sana, tapi apalah daya karena ada kewajiban lain yang harus ia jalan sebagai mahasiswa. Tapi mengingat suaminya yang masih memiliki libur membuatnya senang karena dia masih bisa bersama sang suami sebelum LDR-an nanti.
Mengingat itu Maizah jadi sedih lagi. Ah, sudahlah tidak sudah di pikirin dulu. Sekarang dia melepaskan belitan tangan Arvid yang ada di perutnya. Turun di kasur lalu masuk ke kamar mandi.
Tak butuh waktu lama dia pun selesai dengan pakaian rapinya. Maizah mengenakan pakaian berwarna Navy dan Putih. Perpaduan warna yang sangat cantik.
Maizah membangunkan Arvid. "Hubby, bangun! Kita harus segera berangkat sebelum tempat-tempat wisata penuh orang," ujarnya sembari menggoyangkan lembut bahu suaminya.
Arvid mengerutkan dahi, senyumnya merekah saat melihat wajah cantik Maizah. "Oke, oke, aku bangun," jawabnya bangun dan duduk sejenak. Menerima air pemberian sang istri dab meneguknya hingga tandas.
"Ayo sana mandi, aku sudah siapkan baju untuk kamu pakai."
Sembari menunggu suaminya mandi, Maizah melihat penampilannya sekali lagi. Lalu mengambil hp untuk selfi.
Maizah menyambut suaminya dengan senyuman. Tersenyum puas saat melihat penampilan Arvid yang begitu gagah dengan pakaian yang dipilihnya, tentu saja pakaian sang suami senada dengan pakaian.
Saat keduanya turun ke bawah, ternyata keluarganya sudah siap dan menunggu keduanya. Mungkin keluarganya sama seperti dirinya yang begitu excited jalan-jalan menjelajahi keindahan kota London.
"Jadi, kemana kita akan pergi pertama?" Tanya Melati dengan penuh antusias.
"Menurutku, kita harus pergi ke Big Ben dan Houses of Parliament terlebih dahulu," Saran Maizah. Semua setuju, dan mereka pun berangkat.
Setelah beberapa menit berada di mobil, mereka tiba di depan Big Ben yang megah. Semua orang langsung mengeluarkan ponsel dan kamera untuk mengabadikan momen tersebut.
Mereka puas-puaskan dulu foto-foto dan melihat-lihat di sana sebelum pergi ke toko oleh-oleh yang tak jauh dari kedua tempat bersejarah itu.
Melati dan Faridah terlihat sedikit cemas melihat harga-harga barang di sekitar mereka. Awalnya mereka baik-baik saja karena tidak mengetahui harga jika di rupiahkan, tapi saat mencarinya di om Google mereka jadi menciut.
"Hati-hati ya, jangan sampai tergoda untuk membeli barang mahal," Kata Melati, sambil melihat harga souvenir yang terpampang di toko dekat sana.
"Tenang, Ma. Kita hanya akan membeli oleh-oleh yang penting," Jawab Maizah berusaha menenangkan ibunya. Namun, di dalam hati, Maizah pun merasa sedikit khawatir.
Setelah puas di sana, mereka melanjutkan perjalanan ke London Eye. Dari atas, mereka bisa melihat seluruh kota dengan jelas. Semua terpesona melihat pemandangan yang luar biasa. "Ini luar biasa!" Seru Lily, adik Maizah yang masih remaja, sambil melompat kegirangan.
Setelah turun, mereka berjalan-jalan di sepanjang South Bank, di mana banyak kios makanan dan souvenir. "Aku mau beli sesuatu untuk teman-temanku di Indonesia," Kata Lisa, keponakan Maizah.
"Iya," Timpal Lily. Maizah pun setuju untuk membantu kedua anak smp mencari oleh-oleh.
Melati dan Dahlia mulai melihat-lihat barang-barang yang dijual. Mereka terlihat ragu-ragu, terutama Melati, yang khawatir tentang harga. "Maizah, apakah ini tidak terlalu mahal?" Tanya Melati sambil melihat sebuah syal cantik.
"Mam, jangan khawatir. Saya sudah bilang saya akan membayar semua belanjaan kalian," jawab Arvid, berusaha meyakinkan ibu mertuanya.
"Ya, tapi aku tidak ingin merepotkan kamu nak." Kata Melati lagi, meskipun Arvid menantunya ia tetap saja tidak enak.
"Jangan khawatir, mam. Saya malahan senang jika kalian belanja yang banyak. Saya merasa berguna dan bahagia." Tambah Arvid sambil tersenyum. "Aku ingin kalian semua menikmati perjalanan ini tanpa merasa terbebani."
Maizah melihat wajah ibunya yang masih ragu. "Ma, ini adalah kesempatan kita untuk jalan-jalan dan mendapatkan kenangan indah sebelum pulang. Nikmati saja perjalanan ini jangan khawatirkan apapun, ok." Kata Maizah, dan akhirnya Melati mengangguk setuju.
Setelah berkeliling dan memilih beberapa barang, mereka semua berkumpul di sebuah kafe untuk beristirahat. Arvid memesan beberapa makanan khas Inggris untuk mereka nikmati dan tetu saja yang halal. Saat menunggu makanan datang, mereka saling bercerita betapa senangnya mereka saat itu.
"Aku enggak akan lupain momen kita di sini," Kata Dahlia. "Aku senang banget bisa jalan-jalan sama-sama seperti ini,"
Setelah makan siang, mereka melanjutkan perjalanan ke Buckingham Palace. Di sana, mereka melihat upacara pergantian penjaga yang sangat menarik. Semangat mereka semakin tinggi saat melihat para penjaga yang berdiri tegak dengan seragam khas mereka.
"Kalau kita bisa ikut masuk ke dalam istana, pasti seru," Kata Haris, suami Dahlia, sambil bercanda.
"Iya. Bangunan dari sini saja tampak sangat bagus, apalagi dari dekat." Timpal Akhdan.
Maizah tertawa. "Mungkin lain kali kita bisa datang lagi dan melakukan tur di dalam istana."
Hari semakin sore, dan mereka memutuskan untuk kembali ke area perbelanjaan di Oxford Street. Di sana, mereka menemukan banyak toko yang menjual berbagai barang unik. Melati dan Dahlia terlihat sangat antusias. Mereka mulai memilih beberapa barang untuk dibawa pulang.
"Banyak banget ya barang-barang yang cantik di sini," Kata Dahlia. "Pasti para tetangga senang banget di bawain oleh-oleh kayak gini." Lanjut Dahlia.
Setelah berkeliling mereka akhirnya menemukan beberapa barang yang ingin mereka beli. Namun, saat melihat harga, Melati mulai ragu lagi. "Arvid, apakah kamu yakin bisa membayar semuanya?" Tanya Melati, masih merasa bersalah.
"Jangan khawatir mam. Saya hanya ingin membuat kalian semua bahagia," Arvid menjawab dengan tegas, meski Maizah merasa tidak nyaman dengan keputusan suaminya. Lama-lama enggak enak juga, padahal dia juga di kasih kartu sama Arvid. Tapi, pria itu tidak mengizinkannya untuk membayar.
Akhirnya, mereka semua sepakat untuk membeli beberapa barang yang mereka inginkan, dan Arvid dengan lapang dada membayar semua belanjaan mereka.
Setelah berbelanja, mereka berjalan-jalan santai sambil menikmati suasana malam London. Lampu-lampu kota berkelap-kelip, menciptakan suasana yang indah. Mereka berhenti sejenak di jembatan dan menikmati pemandangan sungai Thames yang indah.
"Aku enggak akan melupakan momen ini," Kata Maizah sambil tersenyum. "Aku sangat bersyukur bisa menghabiskan waktu bersama orang-orang tersayang di sini." Lanjutnya.
Akhirnya, mereka kembali ke rumah dengan hati yang penuh kebahagiaan dan kenangan indah. Meskipun mereka akan segera pulang ke Indonesia, pengalaman ini akan selalu dikenang. Maizah merasa bersyukur memiliki suami yang pengertian dan keluarga yang selalu mendukungnya.
Sebelum tidur, Maizah dan Arvid duduk bersama, membahas semua tempat yang telah mereka kunjungi. "Aku senang bisa melihat semua orang bahagia hari ini," Kata Arvid.
"Aku juga. Terima kasih untuk segalannya Hubby." Jawab Maizah, merasa lega.
"Apapun untukmu honey. Jika itu yang membuatmu senang maka dengan senang hati aku melakukannya." Arvid menjawab sambil memeluk Maizah.
Dengan hati yang penuh, mereka pun terlelap dalam mimpi indah, siap untuk pulang ke tanah air dengan segudang cerita dan kenangan dari kota London.
Tbc.
...Jangan lupa like dan komen ya gess ya...
^^^Mawar Jk^^^