Seorang gadis 24 tahun, seorang guru SD berparas cantik dan selalu berpakaian tertutup, tanpa sengaja menemukan seorang gadis kecil yang sedang menangis di pinggir jalan.
"Mama...!"
Gadis kecil itu memanggilnya dengan sebutan Mama, membuatnya terkejut dan kebingungan. Ia tak mengenal anak itu sama sekali.
Meski begitu, gadis kecil itu bersikeras memintanya untuk membawanya pergi bersama. Penampilannya tidak menunjukkan bahwa ia anak terlantar. Lantas, siapa sebenarnya gadis kecil ini? Apa rahasia di balik pertemuan ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur dzakiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ingin memilikimu
Sebuah alarm berbunyi tepat jam 04.30 beriringan dengan suara Adzan subuh dari handphone, yang sebelumnya sudah di atur. Perlahan Khyra membuka mata, kepalanya terasa sakit, semalam ia tidur setengah dua mungkin karena itulah kepalanya sakit.
Khyra kembali mengingat kejadian semalam, untungnya tidak terjadi apa-apa pada dirinya, Khyra mengucapkan rasa syukur dan berterimakasih kepada Allah yang telah menolongnya. Khyra berbalik melihat Lea, gadis kecil yang ternyata sudah tidak memiliki orang tua, rasa sakit terasa di hatinya. Lea anak yatim piatu. Untungnya, Shaka mengangkat Lea dan menjadikannya anak yang hebat, meski Shaka tidak memberikan Lea perhatian penuh kasih.
Khyra mengusap rambut Lea membuat Lea menggeliat merespon sentuhan Khyra, dan melanjutkan tidurnya. Khyra mengecup kening Lea, berharap Lea menemukan ibu yang mencintainya sepenuh hati ketika Shaka menikah.
Perlahan Khyra turun dari kasur dan melangkah ke kamar mandi, membasuh wajahnya dengan air menghilangkan kantuk, dan dilanjutkan mengambil air wudhu. Khyra melihat wajahnya di cermin. Wajah sembabnya akibat menangis semalam, matanya lumayan bengkak. Lagi-lagi momen mengerikan bersama Shaka tadi malam muncul di benaknya.
Khyra mengusap kembali wajahnya menggunakan air, tidak ingin mengingat momen menakutkan itu.
Kemudian Khyra keluar dari kamar mandi, memasang mukenanya dan membentangkan sajadahnya. Khyra mulai mengambil rakaat pertama, hingga dimana Khyra sampai pada rakaat terakhir dan menutupnya dengan kedua salam.
Khyra mulai bertasbih di hadapan Allah, meminta maaf jika dia berbuat kesalahan, dan lagi-lagi mengucapkan rasa terima kasihnya. Hanya Allah lah, tempat meminta segala sesuatu. Hanya Allah lah yang ada bersama tiap umat Islam. Khyra yakin akan itu. Makanya, dengan kerendahan hatinya dan berteguh kepada Allah SWT. Khyra tidak berhenti meminta kepada Allah, dan yakin Allah mengabulkan tiap do'a nya.
Khyra meraih Al-Qur'an nya, Al-Qur'an berwarna putih, yang pertama kali ia beli ketika masuk agama Islam. Al-Qur'an yang menjadi saksi tiap perjuangannya selama ia berjuang masuk Islam. Banyak hinaan dari keluarga, dan di rendahkan oleh beberapa teman.
Namun Khyra bisa merasakan perubahan setelah ia menjadi umat muslim, dirinya selalu terhindar dari mara bahaya, orang-orang yang selalu mencoba melecehkannya dan menerornya hilang begitu saja.
Suara begitu merdu dan lembut mengucapkan tiap ayat suci Al-Qur'an, membacanya begitu khusyuk dan tanpa sadar suara terdengar jelas hingga Shaka dan Lea dapat mendengarnya di dalam tidurnya.
Khyra lagi-lagi merintikkan air mata ketika momen kejadian semalam muncul di benaknya, Khyra tidak tahu bagaimana lagi jika itu benar-benar terjadi. Lagi, Khyra mengucapkan syukur di dalam hati.
Tanpa sadar langit mulai menampakkan Cahya nya, suara riuh dari burung-burung terdengar. Khyra menutup Al-Qur'an nya dan merapikan kembali alat sholat nya.
Perlahan Khyra membuka pintu, dan berjalan menuruni anak tangga satu persatu menuju dapur. Khyra mulai berkutat dengan bahan-bahan, ia memutuskan untuk membuat sandwich.
Karena di kulkas semua adalah bahan premium, maklum milik orang kaya, Khyra membuat beberapa hidangan lainnya. Cukup lama berkutat dengan kesibukannya, akhirnya beberapa jenis hidangan telah selesai.
Khyra mulai menghidangkan sarapan tersebut di atas meja, untungnya Shaka muncul setelah semuanya selesai bersama Lea. Mungkin Shaka sudah tahu Khyra ada di dapur, jadinya dia naik membangunkan Lea dan membantunya bersih-bersih.
Kedua anak ayah itu terlihat segar, Shaka dan Lea melihat Khyra yang masih sibuk menyusun sarapan di atas meja.
"Selamat pagi Mamah.." ucap Lea dan berlari agar lebih cepat tiba di meja makan.
"Pagi Tuan putri.." Khyra menarik kursi lalu mempersilahkan Lea duduk.
Shaka menarik kursi lalu ikut duduk, ia melihat semua sarapan yang tersaji begitu mewah dan juga lengkap, di atas meja terdapat hidangan dengan bahan premium dan berkualitas. Salmon segar yang di panggang dan di campurkan saus alpukat, smoothie buah-buahan, juga sandwich sayur dan tidak mengurangi gizi protein, Khyra juga membuat roti chia seeds.
Shaka melihat Khyra, gadis yang semalam menangis karena dirinya. Yang sekarang tetap menyiapkan sarapan enak, seolah tidak terjadi apa-apa. Lagi-lagi Shaka kagum pada Khyra.
"Ini Tuan," ucap Khyra sembari menyodorkan secangkir teh herbal, karena mengingat tadi malam Shaka sangat mabuk dan Khyra memukulnya dengan sapu. Teh herbal bertujuan untuk menyegarkan tubuh Shaka.
"Hati mu terbuat dari apa? kenapa kamu begitu baik? Entah kamu sudah memaafkan perbuatan ku atau tidak, tapi.. Kamu melakukan semua ini membuat diri ini tidak tahu malu, malah semakin ingin memilikimu." Batin Shaka menerima cangkir teh herbal yang Khyra sodorkan, mata Shaka dan Khyra bertemu, namun Khyra segera mengalihkan pandanganya.
Di tengah sarapan yang tadinya hening Shaka membuka obrolan.
"Kalian ingin kemana?" tanya Shaka tiba-tiba, Lea dan Khyra secara bersamaan melihat Shaka.
"Aku tanya mau jalan kemana? Kalian sekarang lagi liburan kan?" tanya Shaka lagi dengan jelas.
Khyra dan Lea saling menatap dan memancarkan senyuman, kebetulan mereka ada di kota Beijing, Khyra dan Lea saling memberikan isyarat untuk mengatakan mereka ingin jalan kemana. Khyra mendominasi, menyuruh Lea segera mengatakannya.
"Jingshang Park, Lea dan Mama ingin kesana!" ucap Lea begitu semangat.
"Baiklah, aku sudah memesan tiket," jawab Shaka membuat Khyra dan Lea kaget.
"Tiket? Jadi ayah sudah tahu?" tanya Lea sesuai dengan pertanyaan yang ada di pikiran Khyra.
"Kebetulan saja," ucap Shaka kembali menyeruput teh herbal nya dan menikmati sarapan lainnya.
"Kapan kita akan pergi Tuan?" tanya Khyra menunduk, masih tidak berani melihat Shaka.
"Besok, karena masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan." ujar Shaka.
Kemudian mereka kembali menikmati sarapan pagi dengan tenang. Lea dan Khyra merasa senang, karena mereka akhirnya akan jalan-jalan ke jingshang Park.
Kemudian Shaka beranjak dari duduknya setelah selesai menikmati sarapan paginya.
"Aku berangkat dulu," ucap Shaka merapikan kembali jasnya. Pertama kalinya Shaka pamit untuk pergi kerja.
"Iya Ayah.." jawab Lea masih menikmati sarapannya.
Shaka terdiam sebentar lalu melirik Khyra, namun Khyra tidak memberikan respon, gadis itu fokus dengan sarapannya, padahal Shaka berharap Khyra mengatakan sesuatu. Namun Shaka sadar dirinya telah berbuat kesalahan. Dirinya tidak pantaskah mengharapkan sesuatu dari Khyra. Kemudian dengan lemas Shaka meninggalkan ruang makan dan segera ke garasi.
"Mama.. bagaimana kalau kita main di kolam sebentar?" tanya Lea tiba-tiba kepikiran. Dia ingin menikmati pagi ini bersama Khyra.
"Emm.. Gimana yaahh.." ucap Khyra sembari berpikir.
"Ayolah maa.. Yah.. Yah..!" Lea kembali memasang wajah memohonnya yang begitu imut, menyerang Khyra dengan mata berbinar membuat Khyra tidak dapat menolak.
"Baiklah Tuan putri.." jawab Khyra, membuat Lea semakin bahagia.