NovelToon NovelToon
Turun Ranjang

Turun Ranjang

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Cinta setelah menikah / Ibu Pengganti / Pernikahan Kilat / Beda Usia
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lin_iin

Geya dipaksa menikahi kakak iparnya sendiri karena sang kakak meninggal karena sakit. Dunia Geya seketika berubah karena perannya tidak hanya berubah menjadi istri melainkan seorang ibu dengan dua anak, yang notabenenya dia adalah keponakannya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lin_iin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menghindar

***

Begitu sampai di kamar, aku langsung mengambil alih Alin dari gendongan Mas Yaksa. Dia tidak langsung diam begitu sudah berpindah ke gendonganku, aku masih harus berusaha menenangkannya. Mencoba untuk menunjukkan sesuatu tapi tetap tidak berhasil membuatnya berhenti.

Alin baru berhenti menangis saat aku memberinya asi. Ragu-ragu aku melirik Mas Yaksa yang kini berdiri tak jauh dariku. Suasana mendadak sedikit akward selama beberapa saat.

Sebenarnya aku bermaksud menyuruh Mas Yaksa untuk turun duluan dan sarapan bersama Javas. Tapi entah kenapa rasanya aku begitu gengsi untuk sekedar untuk membuka suara.

"Kayaknya Alin haus makanya nggak mau diem dan nangis," ucap Mas Yaksa memecah keheningan, yang langsung aku angguki dengan setuju.

Sepertinya memang benar. Kuperhatikan ia nampak kehausan. Tanpa sadar aku tersenyum sambil mengelus rambutnya penuh kasih sayang.

Merasa diperhatikan, aku kemudian mengalihkan pandanganku ke arah Mas Yaksa yang sedang menatapku, atau mungkin sedang menatap putri kecilnya.

"Mas turun aja duluan," ucapku sambil melirik Mas Yaksa sekilas lalu kembali fokus kepada Alin.

"Kenapa?"

"Kan Alin masih minum asi, kalau nunggu aku nanti kelamaan kamu ngantornya, ntar Javas juga bisa kesiangan ke sekolahnya."

"Bukan karena kamu masih marah soal tadi?"

Aku langsung menatap Mas Yaksa dengan wajah agak kesal karena tuduhannya, yang sebenarnya tidak sepenuhnya salah juga.

"Mas nggak salah kan?" tanya Mas Yaksa memastikan kalau asumsinya benar.

Aku menghela napas. "Memang nggak sepenuhnya salah, tapi bukan berarti aku mau membenarkan. Terserah Mas Yaksa mau mikir gimana, atau mau bagaimana," balasku kemudian.

"Memang Mas salah apa sih, Geya? Mas cuma mau yang terbaik buat kamu, Alin, dan kita. Sesusah itukah kamu memahami maksud dan tujuan Mas?"

Kali ini aku menatap Mas Yaksa datar. "Menurut Mas sendiri bagaimana? Apa sangat mudah memahami aku sampai Mas sebegitu yakinnya kalau keputusan yang menurut Mas terbaik itu baik juga buat aku?"

Raut wajah Mas Yaksa terlihat berubah saat aku membalikkan pertanyaan. Alin secara tiba-tiba mengalihkan pandangannya kepada sang Ayah, buru-buru aku menutup dadaku menggunakan jilbab instanku, tidak langsung mengancingkan dasterku, sedangkan Mas Yaksa langsung memalingkan wajah secara reflek.

Hening selama beberapa saat.

Alin tampak kebingungan menatap aku dan Mas Yaksa secara bergantian. Seolah paham dan peka kalau sedang ada yang tidak beres dengan kami berdua.

Mas Yaksa kemudian membuka suara. "Kalau gitu Mas turun duluan ke bawah," ucapnya langsung keluar kamar.

Sedang Alin menatapku bingung lalu kembali melanjutkan kegiatan menyusunya.

"Hehe, maafin Mama sama Ayah yang barusan ya," ucapku dengan perasaan bersalah sambil mengelus rambutnya pelan.

Sedangkan Alin tetap fokus pada kegiatannya, menyusu sambil memainkan kakinya. Meski dia ini perempuan, tapi Alin cukup susah disuruh anteng kalau sedang menyusu. Ada saja kegiatan yang dilakukan oleh tangannya. Kadang memainkan kakinya, terkadang memainkan wajahku, atau kadang memainkan jilbab atau rambutnya sendiri.

"Dek, kakinya yang sopan dong, jangan diangkat-angkat gitu," tegurku sambil sedikit terkekeh, "iih, kamu ini perempuan loh. Ayahmu kalem begitu, Bundamu juga lumayan anggun, kamu masak anaknya begini," ledekku dengan nada mengejek sambil berpura-pura hendak mengigit tangannya yang tadi ia gunakan untuk memainkan kakinya.

"Mama gigit nih," ancamku dengan nada main-main.

Bukannya takut, Alin malah terbahak senang.

***

"Assalammualaikum!"

Reflek tubuhku seketika menegang saat mendengar suara Mas Yaksa. Javas sudah kembali ke kamarnya baru saja, begitupun dengan Alin. Aku baru selesai menidurkannya setelah tadi sempat rewel karena jam tidurnya sempat mundur. Aku pikir Mas Yaksa akan pulang telat seperti kemarin makanya aku berniat mau menonton acara televisi sebelum mengantuk. Tapi kenapa Mas Yaksa ternyata sudah pulang?

Jujur, aku masih merasa enggan mengobrol dengannya. Apa aku pura-pura tidur saja ya? Pikirku ngawur.

"Assalamualaikum."

Suara Mas Yaksa terdengar semakin dekat.

"Wa'alaikumsalam," jawabku dengan suara pelan. Aku kemudian pura-pura memejamkan kedua mataku tak lama setelahnya.

Semoga tidak ketahuan. Pintaku dalam hati.

Dapat kudengar helaan napas berat dari Mas Yaksa. Aku semakin harap-harap cemas saat menyadari langkah kakinya terlihat semakin mendekat.

"Geya," panggil Mas Yaksa dengan suara pelan dan penuh hati-hati, takut kalau membuatku terkejut mungkin.

Aku masih pura-pura tertidur.

"Pindah kamar saja, Geya, jangan tidur di sini. Nanti leher kamu sakit."

Dapat kurasakan tangan Mas Yaksa menyentuh pundakku. Aku tersentak kaget reflek langsung bangun dari posisi berbaringku dan pura-pura menatap Mas Yaksa kaget.

"Eh, maaf, Mas ngagetin kamu ya?" tanya Mas Yaksa merasa bersalah.

"Mas Yaksa udah pulang? Udah makan belum? Mau disiapin makan sekarang?"

Meski dengan kesal terhadapnya, tetap saja aku tidak boleh melupakan kewajibanku sebagai istri. Yaitu melayaninya.

Tanpa sadar Mas Yaksa mengulas senyum tipis. "Nggak usah, kamu tidur aja di kamar. Nanti Mas bisa ambil sendiri."

Oh, jadi Mas Yaksa juga masih kesal denganku karena masalah tadi pagi?

"Ya sudah kalau nggak mau," ucapku dengan nada sedikit kesal.

Mas Yaksa langsung menyadari itu. Sebelah alisnya terangkat. "Mas salah lagi kah? Sekarang bukan perkara Mas mau atau nggak mau dilayani, Geya. Tapi Mas cuma nggak mau kamu memaksakan diri, Mas lihat kamu keliatan lelah jadi selagi hal itu masih bisa Mas lakukan sendiri, Mas nggak papa melakukan itu sendiri. Kenapa kamu terus-terusan salah paham dengan maksud Mas sih? Mas harus gimana biar kamu berhenti salah paham sama Mas?"

"Salah paham gimana? Di mana yang bikin aku salah paham, Mas? Dan soal salah lagi? Memangnya Mas tahu kesalahan Mas apa?" tanyaku dengan nada sedikit sinis.

Oke, kalian memang benar. Apa yang aku lakukan memang sangatlah tidak sopan, apalagi mengingat kondisi Mas Yaksa yang baru saja pulang dari kantor, yang posisinya lelah fisik dan juga mungkin mental. Tapi aku terlanjur kesal.

Mas Yaksa menggeleng cepat. "Enggak. Mas nggak tahu salahnya Mas di mana. Tadi pagi atau pun sekarang."

"Kata aku mending Mas mandi, biar aku siapin makan malam untuk Mas," ucapku menyarankan.

Awalnya, Mas Yaksa terlihat seperti ingin protes. Tapi pada akhirnya ia mengangguk pasrah lalu segera naik ke lantai atas menuju kamar kami. Sementara aku bergegas menuju dapur untuk menyiapkan makan malam Mas Yaksa.

Tak butuh waktu lama, Mas Yaksa kembali turun dengan pakaiannya yang terlihat lebih santai. Ia tampak mengenakkan kaos polos berwarna abu-abu dan juga sarung. Sepertinya ia baru saja menunaikan kewajiban sholat isya' nya.

"Silahkan, Mas, Geya mau ke atas dulu. Nanti kalau sudah selesai dibiarin saja. Biar aku beresin."

Terdengar helaan napas berat dari Mas Yaksa. "Masih mau menghindar?" sindirnya sambil menatapku datar.

"Aku mau liat Alin sebentar."

Mas Yaksa tidak membalas dan hanya membiarkan aku meninggalkan dirinya di dapur sendirian.

Benar. Aku masih ingin menghindar.

To be continue,

1
Reni Anjarwani
lanjut thor , doubel. up thor
LISA
Luar biasa
LISA
Awal yg bagus
LISA
Aku mampir Kak
Reni Anjarwani
doubel up thor
Ita Putri
eh......beneran udah di unboxing ya
Ita Putri
kapan ....apa ada yg kulewatkan ya part mana sih yg ada unboxingnya geya sm yaksa
Ita Putri
harusnya yaksa gk egois sm geya
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor
Quinn Cahyatishine
semangaaat nulisnyaaaa, aku udah tenggelam nih di kehidupan yaksa geya, 😂
Quinn Cahyatishine
baru baca bab satu aja udah langsung cinta, lanjuuuut
Lin_iin: mksh dukungannya, jadi semangat ngedraf ini🥰🥰🥰
total 1 replies
Quinn Cahyatishine
kebawa suasana banget dooong
Pecinta_Oppa
seru jg, uwu gemes😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!