TAMAT 03 FEBRUARI 2024
Demi bisnis Mahesa yang hampir bangkrut, ia harus mau menikahi anak gadis milik konglomerat yang dulu pernah menjadi tunangannya: Snowy.
Sekarang, karena ulah menolaknya dahulu, Snowy menjadi membencinya. Menjadi tak lagi respect padanya.
Tugas pertama Mahesa setelah menikah adalah, harus mengatasi banyak lelaki yang masih berstatus sebagai pacar Snowy White Rain.
Sialnya lagi adalah, Mahesa mulai menyukai gadis bermata biru itu. Gadis bodoh yang memiliki banyak pria bodoh di hidupnya.
Snowy mungkin tidak sadar, jika dia sedang dimanfaatkan para kekasihnya, diperdaya para lelaki yang mengincar sesuatu darinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DUA TUJUH
"Kak Esa ngambek?"
Belum sempat dijawab, pintu lift terbuka dan Mahesa reflek meraih jas dari lantai untuk pakaikan menutupi tubuh seksi Snowy yang diam bergelendot di dadanya. Sesekali ia tersenyum menyapa customer di hotel MCG.
Melihat Mahesa yang cemburu, Snowy justru sengaja tersenyum pada semua orang. Apa lagi pura-pura gerah dengan membuka jas yang melekat di punggung mulusnya.
Mahesa geram jujur saja, istrinya ini selalu membuatnya naik darah. Kemarin bertemu Demian, sekarang menggoda orang-orang di depannya.
Sampai di lantai bawah, Mahesa tarik istrinya keluar dan menuju parkiran basement. Ada satu mobil kuning paling mencolok, dan itu milik istri cantiknya yang binal tentu saja.
Dia membuka pintu. Kesabarannya terlalu tipis hingga saat Snowy mundur tak mau masuk dia segera menggendong wanita itu lalu memaksanya duduk.
Kalau bisa wanita seksi itu dia lipat, mungkin sudah Mahesa lipat agar tak merepotkan jalannya. Tak ada yang menatap kemolekan tubuhnya.
Mahesa berlari berputar ke belakang dan duduk di kursi penumpang, bersisian dengan Snowy sebab rupanya Snowy datang ke sini bersama satu orang sopir perempuan.
Snowy melepas jas yang membuat dirinya seperti santri, lalu kembali bergelayut manja pada dada bidang lelaki itu. Lama tak pulang, suaminya ini membuat dirinya seperti jablay pengkolan.
Mahesa beku di posisinya, meski terus Snowy merayunya dengan raba tangan meresahkan lelaki itu tahan untuk diam sampai ke gedung apartemen dan masuk ke griya tawang yang terletak di lantai paling atas.
Lagi-lagi Mahesa dibuat gerah, Snowy masih menyunggingkan senyum manis pada setiap pria yang dia jumpai tak sengaja. Apa lagi kalau tampan, Snowy tak segan mengedip mata untuk pria itu.
Kekesalan Mahesa sudah di ubun-ubun, pria itu menyeret istri tengilnya masuk ke lift khusus hingga tiba di penthouse dan menghempaskan tubuh istrinya di sofa.
"Kamu mau mereka menyerang mu?"
Snowy tersenyum, sedari tadi dia ingin mendengar suara Mahesa dan baru kali ini dia mendengarnya. "Kalo ada yang berani, boleh juga. Lama nggak ada yang belai."
Mahesa mengendorkan dasi, matanya tertuju pada paha mulus wanita itu. Snowy membuka seluruh pakaian tipisnya dan hanya tersisa CD juga bra.
Wanita itu merayunya dengan membuka paha dan menggigit bibir bawahnya. Mahesa sudah berdiri tegak sedari tadi tapi perihal kemarin masih membuatnya kesal.
Biar saja Snowy gatal, dia tidak akan meladeni istrinya malam ini. Mahesa membuka sepatu dan membuangnya sembarangan, melipat lengan kemejanya lalu masuk ke dapur untuk mencuci tangan.
Snowy mendengus, sudah lama tak disentuh, suaminya pulang-pulang malah lebih acuh dari sebelum-sebelumnya. "Ngambeknya lama banget sih?!" protesnya.
Snowy meraih lagi kimononya, memakai tanpa mengenakan dress dalamnya. Wanita itu memberengut duduk di kursi meja makan.
Terlihat Mahesa menatapnya tajam dari depan pintu lemari es. Kalau Snowy pikir-pikir kembali, Mahesa dan Kulkas seperti kembar.
"Sebulan loh Snowy dicuekin gini. Masih nggak puas juga ngambeknya? Mau dikasih ke kucing ya Snowy nya?"
Tak peduli omongan istrinya, Mahesa meneguk telak satu gelas air hingga tandas lalu menatap wanita itu lagi. "Kemarin ketemu sama pacar kamu kan?" sinis-nya.
"Udah mantan."
Snowy berniat putus, tapi kemarin Demian benar-benar membuatnya bingung, nanti saja Snowy ceritakan semuanya, saat ini dia sudah rindu sentuhan dan hujaman pria balokan es itu.
Mahesa meletakkan gelasnya di meja dapur, ingin ngeloyor masuk. Tapi, dua tangan Snowy merentang menghalanginya.
Mahesa terpaku saat wanita itu kembali membuka kimononya. "Siang tadi Snow spa loh. Beneran nggak mau nyicip?"
Bisikan meresahkan Snowy membuat Mahesa gregetan. Tanpa basa-basi lagi, Mahesa menaikan Snowy ke meja dapur, menyerang bibir itu dengan lahapnya.
Siapa suruh merayunya sampai sedalam ini, "kalau tiba-tiba dia berontak, jangan nangis!"
Snowy melenguh.
Bra, CD, semua itu Mahesa hempas. Makan malamnya dimulai dari sini, seharusnya setelah meeting mereka makan malam bersama Papi Rega, tapi tidak, karena Mahesa ingin segera bawa pulang istri nakalnya.
Mahesa melepas dasinya ke atas, membuka kancing baju dan gesper celananya dengan bantuan Snowy. Di meja marmer itu, seperti sudah dirancang untuk ini, Mahesa tak alami kesulitan saat menuju ke dalam tubuh Snowy.
Seperti biasanya, Snowy suka diajak main- main kasar. Bahkan, menarik sebelah tangan Mahesa untuk diarahkan ke leher juga rambutnya saat dihujam.
Keduanya masih sama-sama belum menjelaskan masalah yang sedang mereka hadapi, tapi candu yang melingkupinya itu, cukup menenangkan keduanya, menghapus rindu yang menggunung berminggu-minggu.
Cukup lama Mahesa berinovasi di dapur itu, tak bisa disebut satu persatu, yang pasti Mahesa paling suka saat Snowy memakan lolipop miliknya.
Sampai di menit ke empat puluh dari pertama Mahesa memulainya, mereka menyudahi karena sudah harus meledak saat itu juga.
Lama sudah tak lakukan hal ini, ritme yang tak keruan membuat Mahesa tak pandai jaga ketahanannya.
Ini terlalu sulit ditahan, harus keluar sekarang juga dan beruntung Snowy memakluminya, Mahesa pasti capek, yang biasanya berpuluh-puluh menit, sekarang tidak.
Mahesa selalu melakukan ritual ini, mengecup kening Snowy sebentar lalu menarik celananya ke atas dan berjalan menuju single sofa di sudut tempat.
Snowy memunguti satu persatu CD, bra, lalu kimononya kembali. Dia pakai lantas datangi suaminya sambil mengikat rambut ikalnya.
Snowy duduk di pangkuan pria yang masih masam mukanya. Memaksa tangan Mahesa memeluknya. "Snowy kangen deh, gumussh!"
Mahesa masih diam saja, meski dua cubitan geram Snowy menarik dua pipinya. Dia hanya membalasnya dengan menggigit pipi mulus wanita itu.
"Snow udah putus loh." Snowy menyengir lebar demi mencari ampunan suami. Dan agaknya Mahesa percaya karena Snowy dinilai jarang berbohong.
Sampai sebuah desah terdengar dari meja dapur sana. Snowy terkikik, pasti Mahesa was-was karena nada dering ponselnya tak bisa diganti.
Mahesa membiarkan istrinya duduk sendirian, sedang dirinya berjalan menuju meja dapur. Rupanya Gladys yang telepon.
"Hmm?" Dia angkat dengan sekali geser.
📞 "Lo kok nggak ngomong kalo Dewa udah dijodohin sama bocil?!"
"Hah?" sentak Mahesa. Jodoh? Mahesa bahkan tak tahu apa pun soal ini. "Siapa?"
📞 "Kalian udah nggak nanggep Gue temen? Mana yang katanya toleransi? Sialan semua Lo pada!"
"T-tunggu..." Gladys sudah mematikan panggilan teleponnya. "Jodoh? Bocil?"
^^^Bersambung...^^^
...📌Cerita ini dibuat ringan seperti kapas, yang merasa kurang greget, mending nonton film India yang kalo terjun ke jurang lama bgt ga sampe²....