Albert Smirt, mafia kejam yang ditakuti semua orang. Dan yang membuat kita tahu bahwa mafia ini juga sering bermain dengan wanita mal4m maupun wanita pengh1bur untuk memenuhi kebutuhannya. Namun saat ia bertemu dengan seorang wanita yang bernama Bella/Bellinda dari sebuah insiden, membuat dirinya jatuh cinta pada pandangan pertama dan merubah dirinya menjadi pria yang sangat posesif hingga membuatnya candu. Bagaimana selanjutnya?
"Kita mulai yah!" kata Albert.
"Tapi, mungkin ini sakit," ucap Bella.
"Aku tidak akan menyakitimu, Sayang. Jadi kita mulai yah!" ucap Albert sekali lagi yang di jawab anggukan kepala oleh Bella.
penasaran? yukk baca!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aery_your, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal dari rencana Pablo
Semenjak Bella tidak masuk ke kampus ia sangat merindukan sahabatnya yang bernama Raya.
Saat Bella melangkahkan kakinya masuk ke dalam kampus Raya dan Pablo menyapa kedatangannya. Dan disana ada Albert yang mengantar Bella masuk kedalam kampus.
"Siapa mereka?" tanya Albert dingin.
"Dia, Raya dan Pablo," jawab Bella tersenyum.
"Bukan kah dia pria culun yang menyuapi kekasihku? Sial!" gerutu Albert mengepalkan tangannya di bawah sana.
"Ayo! Aku kenalkan," ajak Bella.
"Ah.. Bella. Aku sangat merindukanmu. Kamu sudah baikan kan?" seru Raya memeluk sahabatnya.
"Aku baik kok," jawab Bella.
Albert menarik tangan Bella agar Bella lepas dari pelukan raya. "Aku tidak suka kamu memeluk orang selain aku," geram Albert. Bella mengangguk dengan kikuk.
"Kalau ini, Pablo," kata Bella memperkenalkan pria berkacamata yang ada di hadapannya.
Albert mencibirkan bibirnya ke atas. "Oh.. ternyata namanya, Pablo," gumam Albert.
"Hay, Pablo," sembari mengulurkan tangannya pada Albert.
Namun Albert tak menjawab sapaan Pablo. Dan Pablo kembali menarik tangannya dengan senyum kesalnya.
Sombong.
"Hay, gue, Raya sahabat perempuan, Bella," sapa Raya juga.
Albert hanya berdehem. "Ingat, kamu jangan dekat dengan pria culun itu. Kalau tidak abis dia di tangan aku!" bisik Albert di telinga Bella. Dan Bella mengangguk paham dalam diamnya.
"Ya sudah, Sayang. Aku ke kantor dulu. Kamu jaga diri baik-baik! Dan mereka akan menjaga kamu," sembari menatap bodyguard yang baru saja datang menyusul mereka.
Bella menoleh dan disana sudah ada dua bodyguard yang biasa menjaga Bella saat kemana-mana.
"Kamu hati-hati yah!" kata Bella tersenyum manis.
Dan setelah itu Albert memasuki mobilnya dan pergi. Namun ia tak lupa untuk memasangkan alat penyedap suara di tas Bella dan juga di kantong bajunya tanpa sepengetahuan Bella.
Selama ini, Albert tidak melakukan itu tapi sekarang Albert memasang itu karena ia takut kejadian kemarin akan Bella rasakan. Apalagi Bella sudah terkenal bahwa dia adalah kekasih dari seorang mafia yang menakutkan dan terkenal.
"Bella. Kekasih lo tampan sekali," seru Raya.
Pablo berdecih membuat keduanya menoleh. "Ada apa, Pablo?" tanya Raya.
"Ah.. Bella.. ada sesuatu di rambut lo," elak Pablo mengambil sesuatu di rambut Bella. Ia tidak menjawab pertanyaan Raya.
Saat tangannya menyentuh rambut Bella Boy William sontak mencekal tangan Pablo dan menatapnya dingin.
Bella mundur lalu menoleh Boy dan William. Kedua bodyguard itu langsung melepas cekalannya pada Pablo.
"Jangan berani-beraninya anda menyentuh, Nona Bella," bentak William.
Pablo menaikkan tangannya. "Oke. Sorry. Gue nggak akan sentuh, Bella lagi, puas lo!" jawab Pablo.
"Awas saja lo, Bella akan gue rebut dari Tuan kalian semua," umam Pablo mencibirkan bibirnya ke atas.
"Ya sudah, yukk kita ke kelas," ajak Raya. Mereka pun pergi bersama di susul oleh dua bodyguard Bella. Mata mahasiswa dan mahasiswi itu masih saja seperti biasanya saat melihat Bella dan kedua bodyguard-nya.
Sesampai di kelas, Bella masuk namun Bella terhenti saat ia tahu bahwa bodyguardnya juga ikut masuk kedalam kelas.
"Kalian tidak usah masuk! Sebab aku ada ujian hari ini. Dan aku tidak ingin membuat para mahasiswi menggoda kalian dan membuat aku terganggu!"
"Baik, Nona. Sekali lagi saya peringatkan, kamu jangan menyentuh, Nona Bella. Paham!" tanya William sekali lagi pada Pablo.
"Iya. Santai aja dong," kesal Pablo langsung masuk kedalam kelas
Saat mereka masuk anak-anak di dalam kelas masing-masing berbisik. "Wah.. Bella sudah masuk kampus lagi. Wah.. cantik sekali dia? Wah.. jangan lupa bodyguardnya juga sangat tampan-tampan," cerca para mahasiswa wanita dan pria.
Bella hanya tersenyum saat mendengar mereka satu persatu. Bella mendudukkan bokongnya dengan begitu anggunnya.
"Bell.. lo benar-benar sangat cantik. Gue bahagia banget punya sahabat kayak lo," seru Raya bertepuk tangan.
Pablo berdehem lalu duduk di samping Bella. "Bella. Gue sangat khawatir saat lo sakit kemarin. Tapi sekarang lo sudah baik-baik kan?" tanya Pablo mencoba memberikan perhatian kecil pada Bella.
Bella tersenyum. "Terimakasih, Pablo. Lo benar-benar sahabat gue yang paling perhatian."
Pablo berdecih dalam hati.
Sementara Albert yang mendengar perbincangan Bella, Pablo dan raya sontak kesal. Dia paling tidak suka mendengar perhatian pria culun itu terhadap kekasihnya.
Drtt
"Halo, Tuan," sapa Boy di ujung telepon.
"Kalian berdua harus jaga, Bella! Jangan sampai pria culun itu mendekati milikku!"
"Baik, Tuan."
Albert pun mematikan sambungannya dan kembali melanjutkan pekerjaannya.
"Joe!" panggil Albert.
"Iya, Kak Albert." Joe masuk kedalam ruangan Albert lalu duduk.
"Kamu punya tugas. Sekarang kamu ke kota X disana ada pertukaran. Kamu harus hati-hati!"
"Baik Kak," jawab Joe sontak meluncur ke kota X.
***
Waktu jam pulang Bella sudah tiba. Albert menjemput Bella di depan kampus dan secara bersamaannya Chelsea juga sedang berada disana. Ia melihat Alber di dalam mobil dan segera menghampirinya. Tanpa Albert sadar seseorang masuk kedalam mobilnya. Ia kira itu Bella namun saat ia menoleh dan memberi senyum manisnya ia terkejut karena yang didalam sana itu adalah Chelsea bukan Bella.
"Ngapain kamu masuk kedalam mobilku?" tanya Albert kesal.
Chelsea memeluk tangan Albert dengan erat. "Aku merindukanmu kamu, Sayang. Bagaimana kabar kamu? Apa kamu tidak merindukan goyangan aku?" kata Chelsea mencoba menggoda Albert.
Albert kesal ia langsung menghempas tangan wanita itu. Namun Chelsea kembali memeluk. "Apa-apan ini? Apa kamu tau konsekuensinya apabila kamu tidak ingin mendengar aku?"
Chelsea hanya menjawab dengan gelengan kepala.
"Apa maksud kamu?"
Tok
Tok
Kaca mobil di ketuk dan itu adalah Bella. Albert membuka kaca mobil itu dan Bella terkejut saat ada wanita lain memeluk kekasihnya. Walau ia tau itu adalah Chelsea namun hati Bella terasa teriris apalagi Bella tahu bahwa Chelsea adalah wanita pemuas nafsu Albert sebelum ia bertemu dengannya.
Sial! Apa-apaan ini?
Bella memaki dirinya. Dengan kesal ia pergi dari tempat itu dan memasuki mobil bodyguardnya. Albert yang juga merasa kesal sontak mendorong wanita itu lalu keluar dari mobil menghampiri Bella.
"Buka pintunya!" perintah Albert.
"Jangan! Kalau kalian membuka pintunya, aku akan pergi!" perintah Bella juga.
William yang kebetulan bimbang langsung membuka pintu kaca mobilnya dan berkata. "Maaf, Tuan. Nona tidak mengizinkannya."
"Jalan!" perintah Bella dingin.
"Tapi, Nona--"
"Jalan!" perintah Bella sekali lagi. William yang takut pada tuannya sontak menatapnya. Dan Albert mengizinkannya.
Setelah kepergian Bella Albert kembali ke dalam mobil dimana Chelsea masih berada disana.
"Sayang!" rengek Chelsea.
Bukannya menjawab Albert malah menggertak giginya keras. Ia meremas stir mobil lalu menatap wanita itu marah.
"Sayang, ada apa?" tanya Chelsea.
Plakk
Bukan jawaban perkataan yang Chelsea dapatkan melainkan sebuah tamparan keras di wajahnya.
"Sekarang kamu turun dari mobil aku, atau peluruh panas yang aku bawa menembus kepalamu," ucap Albert.
Chelsea menggeleng. Dan sepertinya Albert mengambil senjatanya di dasbor dan memperlihatkan wanita itu.
Dengan gelagapan Chelsea membuka pintu dan berlari dengan jantung yang memompa cepat.
Sial! Hampir saja aku mati. Dan begitu pun mobil Albert pergi dari sana.
Pablo yang melihat semuanya sontak tertawa. Ia sangat puas melihat pertengkaran Bella dengan Albert. Apalagi saat Albert memohon membukakan pintu untuknya.
"Hahaha! Ini baru awal rencana, Albert. Kita akan lihat hari-hari berikutnya bagaimana hubunganmu dengan, Bella. Aku akan merebut Bella dari kamu."
Sesampai di rumah Bella berlari ke arah kamar untung saja kondisi mansion sepi. Dan para maid juga berada di tempat mereka masing-masing dengan tugas yang berbeda-beda.
Prakk
Pintu kamar di banting keras. Bella menghancurkan vas lalu duduk di sudut tempat tidur.
Apa Bella cemburu? Yah.. Bella sangat cemburu melihat Albert bersama Chelsea.
Sial! Aku kenapa marah? Rasanya panas sekali.
Dan beberapa menit kemudian Albert datang menggedor-gedor pintu kamar Bella.
"Buka pintunya, Bella!"