NovelToon NovelToon
Kembalinya Sang Penguasa

Kembalinya Sang Penguasa

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Raja Tentara/Dewa Perang
Popularitas:4.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Edane Sintink

Rey Clifford, tuan muda yang terusir dari keluarganya terpaksa menjadi gelandangan hingga dipungut dan direkrut kedalam pasukan tentara. Siapa sangka bahwa di ketentaraan, nasibnya berubah drastis. dari yang tidak pandai menggunakan senjata, sampai menjadi dewa perang bintang lima termuda di negaranya. setelah peperangan usai, dia kembali dari perbatasan dan di sinilah kisahnya bermula.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edane Sintink, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Genus yang perkasa ternyata penakut

...Bab 35...

"Tuanku. Masalah besar. Pasukan kita terus didesak mundur oleh pasukan lawan," lapor seorang panglima kepada lelaki yang dipanggil dengan nama Penguasa tersebut.

"Ubah formasi serangan. Tarik mundur pasukan serangan dekat ke arah tebing. Setelah mereka mundur, perintahkan kepada pasukan pemanah untuk menghujani mereka dengan anak panah!"

"Laksanakan, Tuanku!"

Lelaki tadi segera mundur. Kemudian, dengan melambaikan bendera berwarna merah, para penabuh genderang pun segera menabuh genderang mereka dengan irama tertentu.

Mendengar tabuhan genderang tadi, para prajurit Utara pun segera mundur teratur dan terus merapat ke tepian tebing. Sedangkan pasukan lawan terus mengejar seolah-olah tidak ingin memberikan kesempatan kepada pihak lawan untuk melarikan diri.

"Pemanah siap!" Perintah sang jendral kepada bawahannya.

Para pasukan pemanah yang berada di kawasan berbukit tersebut segera menarik anak panah dari tabung, kemudian meletakkannya pada tali busur dan siap untuk dilepaskan.

"Satu.., dua.., tiga..!"

"Lepaskan!"

Begitu bendera perintah dijatuhkan, langit seakan berubah menghitam dengan ribuan anak panah bagaikan sekumpulan lebah melesat membelah udara dan melesat menjunam mengenai apa saja yang dilaluinya.

Tidak terhitung jumlah prajurit dari pihak musuh yang ambruk akibat terkena tembakan anak panah tadi. Ada yang mati, dan ada yang hanya cedera tergantung bagian mana pada tubuh mereka yang terkena tembakan.

"Bentuk formasi perisai!" Terdengar aba-aba dari pemimpin pasukan lawan.

Begitu perintah jatuh, para prajurit pasukan lawan pun membentuk barisan formasi perisai sehingga saat ini bentuk formasi mereka persis seperti binatang tringgiling dengan perisai sebagai sisiknya. Dengan begitu, setiap anak panah yang disesatkan akan mengenai perisai dan dapat meminimalisir korban.

"Balas dan hancurkan bukit sana dengan balistik!" Seru pemimpin musuh.

Lebih dari dua ratus prajurit tampak mendorong sebuah ketapel raksasa dengan peluru yang terbuat dari batu yang beratnya hampir mencapai satu ton.

Mereka melumuri batu tersebut dengan minyak, membakarnya kemudian melemparkan batu tadi menggunakan alat Balistik/menjanik (alat pelempar batu. Biasa digunakan untuk pertempuran jarak jauh, atau menghancurkan benteng pertahanan lawan sebelum serangan total dilakukan)

Puluhan bola api menderu disertai kepulan asap tebal.

Bola-bola api tadi langsung menghantam bagian bukit dimana pasukan pemanah dari Utara sedang bersembunyi.

Begitu batu-batu berapi tadi mengenai rerumputan yang kering, kebakaran pun terjadi dan langsung membakar semua yang berada di atas bukit tersebut.

Suara teriakan menyayat hati pun bergema. Sedangkan di atas bukit, para prajurit pemanah yang sudah dilalap api tampak berguling-guling berusaha untuk memadamkan api yang membakar pakaian mereka.

Melihat keadaan ini, wajah lelaki yang berdiri di atas bukit tadi menjadi suram. Tepat ketika satu batu mengarah kepadanya, dia langsung meninju batu tadi hingga kembali ke arah dari mana tadi batu berapi itu datang.

Boom..!

Senjata makan tuan tersebut langsung menghantam sebuah Balistik hingga hancur berkeping-keping. Akibatnya, ratusan orang prajurit di pihak musuh pun terbakar.

Pemimpin pasukan musuh yang melihat kejadian ini langsung mengertakkan giginya. Dia segera berdiri di atas gerbong kereta kuda yang menjadi tempatnya memberikan perintah, kemudian berteriak. "Nama penguasa Utara ternyata bukanlah isapan jempol belaka. Sangat menarik andai aku bisa menangkap mu, dan menjadikanmu budak di istana Timur milikku,"

"Begitukah? Aku rasa, kau dan pasukan mu akan terkubur di sini. Itu pasti akan terjadi walaupun aku harus mengorbankan hidupku," jawab penguasa Utara. Kata-katanya tidak terlalu keras, namun, karena suara yang dia laungkan menggunakan tenaga dalam yang tinggi, suara itu langsung bergema dan memantul diantara dinding-dinding tebing.

"Hahaha. Kau terlalu lama dibuai oleh mimpi. Jika itu dulu, mungkin aku akan percaya. Tapi saat ini, apakah kau tidak melihat kekuatan yang aku miliki? Aku memiliki jutaan prajurit dengan kemampuan di atas rata-rata. Pasukan kecil mu ini hanya akan mengantar nyawa saja jika terus nekat melawan. Pilihan ada di tanganmu. Menyerah atau seluruh kerajaan Utara ini akan aku ratakan dengan tanah,"

"Bagaimana jika aku menolak?" Tantang penguasa Utara memprovokasi lawan.

"Kalau begitu, matilah!"

"Serang..! Tidak seorangpun yang boleh hidup,"

Penguasa Utara juga tidak tinggal diam. Dia segera menghunus pedangnya, kemudian bagaikan terbang, dia terjun ke tengah-tengah barisan pasukan musuh dan melakukan pembantaian di sana.

Begitu melihat raja mereka telah terjun langsung ke dalam kancah peperangan, semua pasukan yang tersisa pun segera menggabungkan diri, kemudian menggempur musuh dengan sekuat tenaga.

Tidak ada lagi istilah taktik perang ataupun membentuk formasi. Ini murni pertarungan jarak dekat dengan perkelahian yang brutal. Kehilangan sedikit saja kewaspadaan, maka siap-siaplah kepala terpisah dari tubuh.

Penguasa Utara segera menebaskan pedangnya menuju kearah dimana pimpinan pasukan musuh berada. Kemudian, dengan sigap dia menebas kaki kuda yang menarik kereta kuda pemimpin tersebut hingga kuda tersebut meringkik dan langsung ambruk diikuti gerbong yang juga ambruk.

"Sialan..!" Terlihat satu sosok melesat keluar dari kereta kuda, dan dengan ringan menapakkan kakinya di atas tanah.

"Celaka kau Penguasa Utara!" Umpat pemimpin pasukan lawan sambil menghunus pedangnya.

"Mengapa? Kau ketakutan? Kau hanya tau cara memerintahkan pasukan mu dari belakang. Sekarang, kita telah berhadap-hadapan. Kau takut wahai Genus yang perkasa?" Ejek penguasa Utara sambil mencibirkan bibirnya.

"Sialan kau. Hei kalian! Serang orang celaka ini. Dia hanya sendirian. Bagi siapa saja yang mampu memenggal kepala bangsat ini, aku akan menghadiahkan kalian satu peti besar emas, satu juta batu spiritual, senjata kelas tinggi dan baju zirah. Kehidupan keluarga kalian akan makmur. Bagi yang berkontribusi, tetap mendapatkan hadiah seratus ribu batu spiritual. Apa lagi?"

Mendengar iming-iming hadiah besar dari Genus, lebih dari seratus prajurit mengepung Penguasa Utara dan langsung melancarkan serangan mereka.

Penguasa Utara hanya tersenyum sebelum menebaskan pedangnya.

"Kalian hanyalah segerombolan lalat. Kehormatan bagi kalian bisa terbunuh di ujung pedang ku!"

Setelah berucap, penguasa Utara pun segera menebaskan pedangnya menyamping.

Pedang belum sampai, tapi sinar keemasan terlebih dahulu melesat dan membelah apa saja yang ada dihadapannya.

Tidak sempat menghindar, ratusan prajurit pengepung tadi hanay bisa membelalakkan mata mereka sebelum tubuh mereka terpotong-potong akibat energi yang melesat dari pedang penguasa Utara tadi.

Seperti singa yang terluka, penguasa Utara terus menebaskan pedangnya membabat ke kiri dan kanan. Setiap tebasan pedang yang berada di tangannya, maka beberapa prajurit akan meregang nyawa.

Sialan. Kalian semua tidak berguna. Menghadapi satu orang saja tidak becus!" Umpat Genus sambil mencak-mencak dibelakang para jendral yang mengelilingi dirinya.

"Hahaha. Ternyata Genus yang perkasa takut mati. Nanti, jika kau sudah sampai di akhirat, kau harus merubah sifat mu. Jadilah lelaki yang jantan. Jangan jadi betina jadi-jadian!" Ejek penguasa Utara.

"Keparat busuk. Apa lagi yang kalian tunggu? Bunuh dia!"

Sekali lagi ratusan prajurit melakukan pengepungan dan menyerang penguasa Utara dari berbagai arah.

1
Mas Goen's
tujuan kuliah utk mendapatkan diana sudah terwujud ngapain masih kuliah terus
juli Syaputra
🥰🥰🥰🥰
Awall Pohan
begitulah sebelum rey dan diana main bola.
MR. LaLe
Luar biasa
Cinta Setia
wkwk
Edison Damanik
bangga pula kau Thor babi liat si lion itu dapat peta,, dasar taik babi kau😡😡
Edison Damanik
outhor laknat taik
Edison Damanik
penulis kau ntol
Edison Damanik
makan taik itu Thor laknat, klo gk sekalian mati saja kau
Edison Damanik
mati saja kau penulis babi
Edison Damanik
tilandem Thor babi
Edison Damanik
raja taik,,, sama dgn outhor taik
Okto Mulya D.
terimakasih Author .
Okto Mulya D.
akhirnya Leon harus diadili di Utara
Okto Mulya D.
Yahhh pertarungan berat sebelah nihhh
Okto Mulya D.
sekuat itukah Thoor si Genus, jangan ngadi-ngadi lahhh
Okto Mulya D.
istri Sholehah dari Hongkong, kayaknya tak ada yang sholat perasaan di cerita ini, ntar agamanya apa..hehehehe
Okto Mulya D.
mantab Thor, pertarungan Genus Vs Penguasa Utara yang ke-2 terjadi untuk bebaskan kutukan desa misterius
Okto Mulya D.
Thorrr tidak seruuuu masak matinya para penjahat perang hanya dimakan ular raksasa...ngga serrrruuuuuuu
Okto Mulya D.
tangkap Philips dahulu...dan kasih makan buaya .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!