Nyonya Misterius itulah julukkan yang diberikan oleh Arzian Farelly kepada Yumna Alesha Farhana.
Hari yang paling mengejutkan pun tiba, Yumna tiba-tiba meminta Arzian menikah dengannya. Arzian tidak mungkin menerima permintaan wanita itu, karena wanita yang ingin Arzian nikahi hanyalah Herfiza, bukan wanita lain.
Demi melanjutkan misinya hingga selesai, Herfiza memaksa Arzian menikah dengan Yumna demi cintanya. Untuk cintanya, Arzian mampu melakukan apapun termasuk menikah dengan Yumna.
Mampukah Arzian mempertahankan Cintanya kepada Herfiza, atau ia malah terjebak pada cinta Nyonya Misterius yang tidak lain adalah Yumna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Donacute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MNM -23- Ruang Rahasia Yumna
"Ada makanan buat pelayan doang, Ar. Makanannya yang untuk keluarga udah abis tak tersisa, kita kira loe udah makan siang di luar. Jadi milih langsung istirahat aja di kamar," jelasnya.
Arzian menghela nafas. "Kalau loe mau di masakin sendiri sama koki bisa kok, request aja mau makan apa," tambahnya.
"Kalau nungguin masak dulu kayaknya kelamaan deh, gue makan yang ada aja." Arzian langsung bergegas ke ruang khusus pelayan, ia akan makan di sana bersama dengan pelayan. Toh walau posisinga sekarang adalah majikan, tetapi makan bersama dengan pelayan tidak akan menyalahi aturan. Pelayan dan majikan juga sama aja sebenarnya, sama-sama manusia biasa.
Arzian makan dengan lahap bersama dengan para pelayan, walau tadi banyak pelayan yang agak canggung dengan kedatangan Arzian. Dulu memang Arzian sama seperti mereka, tetapi sekarang Arzian bukanlah pelayan lagi. Bahkan majikan mereka. Bahkan tadi Arzian tidak perlu mengantri seperti biasanya, ia langsung bisa mengambil makanan tanpa perduli antrian. Sebenarnya Arzian tidak mau itu, tetapi para pelayanlah yang memaksanya.
"Loe itu memang lebih pantes makan di sini, sama kayak yang sejenis loe tau enggak." Orang yang mengeluarkan hinaan pada Arzian adalah Arveeta, tadi ia tidak sengaja lewat ruang khusus pelayan. Ia malah melihat Arzian, jadi Arveeta memutuskan untuk masuk dan menghina Arzian. Arzian sendiri masa bodo dengan apa yang keluar dari mulut Arveeta, ia malah asyik makan.
Tidak ada balasan dari Arzian, perempuan itu kesal sendiri. Tanpa perduli apapun, Arveeta merebut piring Arzian dan dibanting di depan Arzian langsung. Hingga semua makanan jadi jatuh berceceran. Ingin tidak mengiraukannya, tetapi Arzian sudah mulai kesal.
"Sebenarnya apa sih mau kamu, Nona Arveeta? Pasti Anda tidak akan sudi kan saya panggil nama saja?" tanya dengan nada meledek.
"Mau tau apa mau gue yang sebenarnya?" Arzian mengangguk.
"Gue mau loe segera pergi dari mansion ini, karena loe sama sekali enggak pantas tinggal di sini apalagi jadi bagian keluarga Kavendra. Loe itu adalah pria beruntung yang sudah dipungut sama Kak Yumna, sama sekali nggak berarti sekali." Arzian bukannya marah, ia malah bertepuk tangan untuk Arveeta.
"Oh begitu ya, sayangnya anda sama sekali tidak punya hak untuk mengusir saya. Apa anda lupa siapa saya? Saya adalah suami Yumna, istri saya tinggal di sini jadi saya juga berhak tinggal di mansion ini. Terlepas saya pantas atau tidak, tetapi kenyataanmya saya punya hak," balasnya tanpa takut.
Arveeta mengepalkan tangannya karena kesal mendengar balasan dari Arzian. "Yaudah, kamu bawa saja pergi istri kamu sekarang."
Arzian tertawa ngakak. "Anda mengusir Yumna istri saya? Apa anda tidak salah, bukankah pemilik kekayaan ini semua adalah Yumna. Jika harus ada yang pergi diantara kami, tentunya itu adalah ada Nona Arveeta. Bukan saya atau istri saya.".
Arveeta tidak membalas lagi ucapan Arzian, ia malah pergi dengan kekesalan memuncak. Setelah kepergian Arveeta, Arzian diambilkan lagi makanan baru oleh Reni yang juga tadi makan.
"Makasih, Ren," ujarnya tulus.
"Sama-sama, Tuan. Kalau ada yang Tuan perlukan, anda bisa meminta pada saya atau pelayan yang lain. Kami dengan senang hati akan melayani anda, Tuan Arzian." Arzian hanya mengangguk, walau belum kenal lama dengan Reni. Jujur ia pun tidak suka diperlakukan terlalu over oleh Reni dan Dodi, yang sudah dianggapnya teman dekat.
Setelah makan, Arzian berjalan-jalan. Sebenarnya ia sedang butuh sedikit udara segar sekarang, jadi memilih untuk jalan-jalan ke sekitar taman yang ada di mansion.
Ia melihat ada mawar dengar berbagai warna, Arzian walau adalah laki-laki, tetapi ia suka bunga. Suka bukan berarti lain, ia hanya suka meluhat bunga yang indah bermekaran.
Sudah cukup puas di taman, Arzian memutuskan kembali ke kamarnya. Merasa gerah sekali, Arzian mandi lagi.
Saat Arzian sedang mematutkan diri di depan cermin besar yang ada di depannya, ia mendapati seperti ada yang salah dengan cermin itu. Tentu pria itu sangat penasaran, mencari tahu apa yang ada di balik cermin itu. Arzian merasa seperti itu.
Tak perlu susah payah, Arzian akhirnya bisa membuka pintu rahasia yang terdapat belakang cermin. Tanpa perduli apapun, Arzian masuk pintu rahasia itu. Jelas ia sangat penasaran sekali.
Setelah masuk pintu itu, ternyata membawanya ke sebuah ruangan rahasia. Ruangan yang berisi foto-foto, ada foto Yumna di sana. Namun, lebih banyak lagi foto orang-orang yang tidak Arzian. Apalagi foto besar, terlihat wanita cantik dan pria tampan dengan pose mesra seperti tengah foto pernikahan atau sekadar prewed. Berikutnya, Arzian melihat pria itu lagi, tetapi wanitanya berbeda. Wanitanya adalah Yumna.
Arzian bisa menyimpulkan beberapa hal, sesuai dengan cerita Reni sebelumnya. Arzian bisa menebak, foto itu adalah Yumna, mantan suami Yumna, serta istri pertama suami Yumna. Ruangan ini jelas sekali adalah ruang rahasia Yumna.
"Ini ruang rahasia Yumna? Apa mungkin hardisk yang bisa digunakan untuk menghancurkan Yumna, disimpan di sini." Arzian bermonolog, lalu segera tersadar untuk mencari tahu lebih lanjut. Dari pada hanya menduga-duga saja, tidak akan ada gunanya. Ia langsung bergegas memeriksa ruang rahasia itu. Siapa tau hardisknya benar-benar di sana.
Setelah beberapa jam, Arzian belum menemukkan apapun. Ia melihat jam yang ada di tangannya. Hari sudah sore, mungkin sebentar lagi Yumna pulang dari kantor.
Ketika Arzian ingin pergi dari ruang rahasia, ia malah melihat sebuah brangkas di sana. Arzian yang penasaran langsung menghampiri brangkas itu, ia memandangi brangkas yang terkunci itu. Sambil memikirkan cara untuk memecahkan passwordnya.
Arzian mana tahu angka apa yang digunakan sebagai password brangkasnya, ia dengan Yumna pun tidak sedekat itu. Pria itu mengambil ponselnya di saku, digunakanlah untuk mencari informasi di internet. Barang kali ada tanggal-tangan penting yang Yumna gunakan sebagai password.
Pertama, Arzian menggunakan tanggal lahir Yumna sebagai password, tetapi tebakkannya salah. Passowrdnya salah, Arzian harus memutar otak kembali agar bisa membuka brangkasnya.
"Selain tanggal lahir Yumna? Tanggal apa lagi yang biasa digunakan sebagai password oleh orang-orang, apalagi password sebuah brangkas penting?" tanyanya pada diri sendiri.
Arzian mencari diinternet tanggal pernikahan Yumna dan mantan suaminya. Entah kenapa kini lidah Arzian kelu, saat hendak menyebutkan nama mantan suami Yumna yang telah tiada. Seperti orang cemburu, tetapi pria itu tidak akan mau mengakuinya. Tanggal pernikahan Yumna sudah dicoba tetap gagal, tinggal satu kali lagi kesempatan yang Arzian punya. Kalau gagal lagi, brangkas tidak akan bisa dibuka selamanya. Kecuali dengan bantuan teknisi yang ahli tentunya.
Perasaan Arzian mendadak tidak enak, ia merasa Yumna sudah kembali dan sedang perjalanan ke kamar. Karena ketahuan Yumna dirinya sudah tahu ruang rahasia, bahkan sempat ingin membuka brangkasnya. Arzian buru-buru keluar dari ruang rahasia, setelah keluar pria itu berusaha bersikap biasa saja.