Menjadi bahan taruhan untuk dijadikan mainan oleh pria terpopuler di kampusnya membuat Naina terperangkap dalam cinta palsu yang ditawarkan oleh Daniel.
Rasa cinta yang semakin berkembang di hatinya setiap harinya membuat Naina semakin terbuai akan perhatian dan kasih sayang yang pria itu berikan hingga Naina dengan suka rela memberikan kehormatannya pada pria itu.
Nasib buruk pun datang kepada Naina setelah ia mengetahui niat buruk pria itu menjadikannya kekasihnya hanya untuk barang taruhan semata. Karena setelah itu Naina pun dinyatakan hamil. Dan untuk menutupi aib anaknya, orang tua Naina pun beralih untuk megalihkan fakta jika anak Naina adalah anak mereka dan adik dari Naina.
Ikuti cerita lengkapnya di sini, yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku diterima!
Setelah keluar dari perusahaan Alexander, Naina pun segera mengendarai motornya menuju perusahaan lainnya untuk mengajukan lamaran. Seharian itu Naina habiskan untuk memasukkan lamaran dan berkeliling sekiranya masih ada lowongan yang bisa ia ajukan. Senja pun mulai menyambut. Setelah cukup lelah seharian berkeliling, Naina pun memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Di dalam hatinya Naina berharap agar salah satu dari lamarannya mendapatkan hasil sesuai dengan yang ia harapkan.
"Lelah sekali..." Keluh Naina saat turun dari motornya.
"Tak..." Suara Zeline terdengar mengalun dari depan garasi.
"Zel..." Ucap Naina membalikkan tubuhnya dan menatap pada Zeline yang sedang menatap punggungnya. Naina pun segera memarkirkan motornya lalu melepas helm di kepalanya.
"Tak... Dali mana? Lama sekali puyang..." Tanya Zeline saat Naina sudah berada di depannya.
Naina tersenyum. Lelah di tubuhnya hilang seketika saat melihat wajah putrinya.
"Ndong..." Pinta Zeline merentangkan kedua tangannya.
"Iya, iya..." Naina pun segera menggendong tubuh Zeline. Lalu membawanya masuk ke dalam rumah.
"Kakak baru pulang?" Tanya Amara saat Naina masuk ke dalam rumah sambil menggendong Zeline.
Naina mengangguk lalu mendudukkan tubuh Zeline di atas sofa.
"Lama banget pulangnya, Kak." Tanya Amara merasa kasihan melihat guratan lelah di wajah Naina.
"Iya... Tadi masukin lamaran ke beberapa perusahaan yang ada lowongan pekerjaan." Terang Naina.
"Tak... Ndak jadi main taman sole ni, ya..." Keluh Zeline menatap sendu pada Naina.
"Maaf ya... Kakak sibuk hari ini." Balas Naina merasa bersalah. Sepertinya putrinya itu terlihat sangat berharap bisa bermain di taman seperti kemarin.
"Besok main di taman sama Kak Amara saja, ya." Timpal Amara.
"Kak Mala nda sekolah?" Tanya Zeline.
Amara menggeleng. "Enggak... Besok Kakak libur." Balasnya tersenyum.
Senyum di kedua sudut bibir Zeline terkembang. "Asyik... Besok main ya, Tak." Serunya yang diangguki cepat oleh Amara.
Melihat senyum di wajah putrinya kembali terbit, Naina pun merasa lega.
"Kakak ke kamar dulu ya, Dek. Tolong jagain Zeline." Ucap Naina yang diangguki oleh Amara.
*
"Ibu... Ayah... Amara..." Naina nampak mengembangkan senyumannya saat baru saja keluar dari dalam kamarnya.
"Naina... Ada apa, Nak?" Tanya Ibu merasa penasaran.
"Lamaran pekerjaan Nai diterima di perusahaan Alexander dan besok Nai sudah bisa untuk mulai bekerja, Bu." Ucap Naina begitu senang.
"Yang benar, Nai?" Tanya Ibu begitu senang. Begitu pula dengan Ayah dan Amara.
"Benar, Bu... Baru saja Nai mendapatkan email dari perusahaan Alexander." Balas Naina dengan tersenyum senang.
"Syukurlah..." Ucap Ibu, Ayah dan Amara hampir berbarengan.
"Bukankah perusahaan Alexander termasuk ke dalam perusahaan besar di kota ini, Kak?" Tanya Amara ketika mengingat sesuatu.
"Ya. Perusahaan Alexander termasuk ke dalam sepuluh perusahaan terbesar di negara ini." Balas Naina.
"Kakak memang hebat. Dalam sehari Kakak sudah mendapatkan pekerjaan di perusahaan besar."
Naina tersenyum. Ia pun juga benar-benar tidak menyangka jika diterima bekerja di perusahaan Alexander mengingat banyaknya orang yang melamar pekerjaan yang sama dengannya tadi pagi.
Keesokan harinya dengan penampilan barunya, Naina sudah nampak rapi dengan kemeja putih dan rok span hitam yang melekat indah di tubuh mungilnya.
"Tak mau kemana?" Tanya Zeline yang baru saja bangun dari tidurnya.
"Hari ini Kakak mau bekerja, Dek..." Ucap Naina menghentikan kegiatannya yang sedang memoleskan lip di bibirnya.
***
Banyakin dulu komen, vote dan likenya, yaa... Nanti aku up lagi deh😁